BAB I PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Pada saat musim penghujan, kondisi tanah akan basah dan berlumpur. Hal
tersebut dapat membuat jalan menjadi licin dan membuat pengendara sepeda
motor akan merasa kesulitan untuk melewati jalan tersebut. Banyak kecelakaan
yang terjadi pada musim penghujan. Salah satu penyebabnya adalah kinerja rem
yang kurang maksimal sehingga membuat kendaraan susah untuk berhenti. Jalan
yang basah dan berlumpur akan berdampak pada rem sehingga kinerja rem kurang
maksimal. Oleh karena itu, penelitian kami akan mencari cara untuk
meningkatkan kinerja rem pada kondisi jalan basah dan berlumpur untuk
mengurangi kemungkinan kecelakaan.
1.2.2 Manfaat yang diperoleh dari penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain:
1. Survei
Akan dilakukan pengambilan data secara daring kepada mahasiswa
ITB.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari dan membaca e-jurnal,
skripsi, dll.
3. Observasi
Pengamatan akan dilakukan terhadap kinerja rem dalam kondisi basah
dan kering. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung waktu
yang menunjukkan kekuatan pengereman.
1. Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat,
metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
Pada bab ini dijelaskan teori-teori dasar yang meliputi cara kerja sistem
fisik yang terkait dengan penulisan ini. Teori-teori yang akan dijelaskan
adalah; teori cara kerja rem, penggunaan rem untuk mencegah kecelakaan,
serta penjelasan performa rem dalam berbagai kondisi pengereman.
3. Bab III : Peningkatan Kinerja Rem pada Kondisi Jalan Basah dan
Berlumpur untuk Mengurangi Kemungkinan Kecelakaan
4
Pada bab ini dibahas kinerja rem pada kondisi basah dan berlumpur,
Pengaruh kinerja rem terhadap pengurangan kemungkinan kecelakaan,
serta pembahasan cara meningkatkan performa kinerja rem dalam kondisi
basah dan berlumpur.
Pada bab ini diberikan hasil analisa yang dilakukan guna menjawab tujuan
penelitian yang telah diberikan. Selain itu diberikan pula saran penulis
untuk perubahan perlakuan terhadap rem dan pengereman untuk
mengurangi kecelakaan yang disebabkan sistem rem.
5
Rem cakram pada sepeda motor terletak pada bagian roda depan. Rem cakram
terdiri dari cakram yang terbuat dari besi dan satu pasang kampas rem yang
berfungsi untuk menjepit cakram. Cara kerja rem cakram pada sepeda motor
sangat mudah. Cakram akan berputar sesuai dengan berputarnya roda depan.
Ketika tuas yang ada di setir ditarik, kawat akan tertarik sehingga kampas rem
akan menjepit cakram lalu terjadi gesekan antara kampas rem dan cakram yang
menghambat putaran roda akibatnya kendaraan akan bergerak melambat.
Pemasangan rem cakram pada roda depan seperti gambar 1.
Rem tromol merupakan sistem rem yang menjadi metode pengereman standar
sepeda motor. Alasannya adalah rem tromol ini sangat sederhana dan harganya
murah. Rem tromol pada sepeda motor terletak pada bagian roda belakang.
Rem tromol tipe single leading shoe merupakan rem paling sederhana yang hanya
mempunyai sebuah cam penggerak untuk menggerakkan dua buah sepatu rem.
Pada ujung sepatu rem lainnya dipasang pasak (Pivot Pin) sebagai titik tumpuan
sepatu rem.
Rem tromol tipe two leading shoe menghasilkan gaya pengereman sebesar
setengah kali tipe singe leading shoe. Rem tromol tipe ini mempunyai dua cam
yang ditempatkan di masing-masing ujung dari leading shoe dan trailing shoe.
Cam tersebut bergerak secara bersamaan ketika rem digunakan melalui batang
penghubung yang bisa disetel. Setiap sepatu rem mempunyai titik tumpuan
tersendiri pivot) untuk menggerakkan cam.
8
Berbeda dengan saat dalam keadaan hujan dan jalan licin, jarak pengereman
menjadi lebih jauh daripada pada saat keadaan kering. Hal ini disebabkan karena
koefisien gesek lintasan menjadi kecil sehingga terjadi slip dan motor susah untuk
berhenti. Sistem pengereman yang bagus dapat mencegah tabrakan dengan
kendaraan lain maupun suatu objek.
Rumus gaya gesek:
Sumber: https://fisikakoeman2.wordpress.com/2010/04/08/rumus-vektor-melalui-
gambar/
9
Pada hari minggu, 8 April 2018, kami melakukan survei daring menggunakan
website penyedia jasa survei yaitu www.typeform.com. Survei yang kami lakukan
adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan pada kondisi basah terhadap
kinerja rem. Target partisipan kami adalah mahasiswa teknik ITB yang setidaknya
mengetahui prinsip dasar kerja rem. Partisipan yang bersedia untuk mengisi survei
kami adalah 9 orang.
Gambar 5 Hasil survei kinerja rem pada kondisi basah dan berlumpur
Berdasarkan gambar 5, hasil survei yang telah kita dapatkan adalah dari 66.7%
mahasiswa ITB setuju bahwa rem yang basah akibat lingkungan yang basah dan
berlumpur dapat mungurangi kinerja rem. Sedangkan yang lainnya tidak setuju.
Alasan mahasiswa ITB setuju rem yang basah dapat mengurangi kinerja rem yaitu
pada dasarnya cara kerja rem adalah dengan menggesek cakram, jika rem dan
cakram dalam keadaan kondisi basah, akan terjadi slip karena pengurangan besar
koefisien gesek sehingga membuat kinerja rem kurang maksimal.
10
Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati lama putaran roda ketika
diputar dengan kecepatan yang sama lalu di rem hingga berhenti. Kami akan
membandingkan lama putaran roda pada kondisi basah dan kondisi kering.
Pengamatan kami lakukan pada motor salah satu anggota kami. Motor tersebut
menggunakan rem cakram pada roda depan dan rem tromol pada roda belakang.
Pengamatan dilakukan pada pukul 13.21 hari Senin, 16 April 2018, di kos teman
yang terletak di daerah cisitu lama, kota Bandung.
Langkah pengamatan:
a. Kondisi kering
1. Menyiapkan stopwatch dan kendaraan motor yang rodanya akan diamati.
2. Menyiapkan lintasan untuk laju motor.
3. Nyalakan motor.
4. Gas motor hingga kecepatan 20km/jam.
5. Rem roda depan dan hitung lama putaran roda menggunakan stopwatch
hingga roda berhenti berputar.
6. Gas motor hingga kecepatan 20km/jam.
7. Rem roda belakang dan hitung lama putaran roda menggunakan stopwatch
hingga roda berhenti berputar.
8. Mengulang langkah 1-7 sebanyak 5 kali.
9. Menabulasikan data yang didapat.
b. Kondisi basah
1. Menyiapkan stopwatch dan kendaraan motor yang rodanya akan diamati.
2. Basahi roda depan dan belakang menggunakan air dan sedikit lumpur.
3. Siapkan lintasan dan nyalakan motor.
4. Gas motor hingga kecepatan 20km/jam.
5. Rem roda depan dan hitung lama putaran roda menggunakan stopwatch
hingga roda berhenti berputar.
6. Gas motor hingga kecepatan 20km/jam.
11
7. Rem roda belakang dan hitung lama putaran roda menggunakan stopwatch
hingga roda berhenti berputar.
8. Mengulang langkah 1-7 sebanyak 5 kali.
9. Menabulasikan data yang didapat.
Data Pengamatan:
Pengamatan ke- Rem Cakram (Rem depan) Rem Tromol (Rem belakang)
1. 2,30 detik 4,98 detik
2. 2,22 detik 4,53 detik
3. 2,41 detik 4,08 detik
4. 2,79 detik 4,39 detik
5. 2,61 detik 5,30 detik
Rata-rata 2,47 detik 4,66 detik
Tabel I Data pengamatan rem pada kondisi kering
Pengamatan ke- Rem Cakram (Rem depan) Rem Tromol (Rem belakang)
1. 4,18 detik 4,68 detik
2. 3,71 detik 4,40 detik
3. 3,81 detik 4,66 detik
4. 4,32 detik 4,03 detik
5. 4,37 detik 5,25 detik
Rata-rata 4,08 detik 4,60 detik
Tabel II Data pengamatan rem pada kondisi basah dan berlumpur
12
Pembahasan:
Semakin lama waktu yang dibutuhkan roda untuk berhenti berputar menunjukkan
bahwa gaya gesek yang dihasilkan semakin kecil. Gaya gesek yang kecil tersebut
membuat pengemudi menjadi susah untuk menghentikan kendaraan. Kinerja rem
normalnya adalah pada kondisi kering. Dapat dilihat pada tabel I, rem cakram
lebih tinggi kekuatan remnya daripada rem tromol. Pada kecepatan 20km/jam,
massa total beban ±200kg, dan rem dalam keadaan kering, waktu rata-rata yang
dibutuhkan rem cakram untuk menghentikan putaran roda depan adalah 2,47
detik. Sedangkan waktu yang dibutuhkan rem tromol untuk menghentikan putaran
roda belakang pada kondisi yang sama adalah 4,66 detik.
Pada pengamatan rem dalam kondisi basah dan berlumpur, terdapat perbedaan
kekuatan pengereman untuk rem cakram. Hal ini terjadi karena air dan lumpur
membuat permukaan gesek antara kampas cakram menjadi licin sehingga
menurunkan koefisien gesek dan gaya gesek. Perbedaan dapat dilihat pada tabel I
dan II. Selisih rata-rata waktu yang dibutuhkan rem cakram untuk menghentikan
roda pada saat kondisi kering dengan basah adalah 1,61 detik. Hal ini berarti
pengemudi harus mengerem 1,61 detik lebih awal agar berhenti di tempat yang
sama.
Rem tromol memiliki kekuatan pengereman yang hampir sama pada kondisi
basah dan berlumpur dengan kondisi kering. Perbedaan waktu rata-rata yang
dibutuhkan rem tromol untuk menghentikan roda pada saat kondisi kering dan
basah adalah 0,06 detik. Tidak terjadi perubahan yang signifikan untuk kekuatan
rem tromol. Hal ini terjadi karena pemasangan rem tromol didesain tertutup,
sehingga air dan lumpur tidak bisa mengenai kampas dan drum di dalam rem
tromol.
13
Berdasarkan gambar 6, hasil yang telah kami dapat dari survei yang telah
dilakukan adalah 5 orang pernah mengalami kecelakaan akibat kegagalan pada
sistem rem dan 4 orang belum pernah mengalami kecelakaan akibat kegagalan
pada sistem rem. Jika diambil persentase dari data tersebut, sekitar 55,6%
mahasiswa pernah mengalami kecelakaan akibat kegagalan rem.
Dari hasil survei di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja rem sangat berpengaruh
terhadap penurunan kemungkinan kecelakaan. Berdasarkan kajian pertama,
kinerja rem akan menurun ketika lintasan dalam keadaan basah dan berlumpur.
Hal tersebut disebabkan karena koefisien gesek rem menurun sehingga terjadi slip
14
dan roda akan susah untuk direm. Kinerja rem yang baik dapat menurunkan
kemungkinan kecelakaan.
1. Berdasarkan rumus gaya gesek, nilai koefisien gesek berbanding lurus dengan
nilai besar gaya gesek. Jika koefisien gesek material tinggi maka gaya gesek
yang dihasilkan akan semakin tinggi juga. Oleh karena itu, material gesek
harus diganti dengan material yang tidak mengurangi koefisien gesek jika
terkena air. Material tersebut dapat berupa besi yang dilapisi oleh pelapis anti
air khusus yang dibuat dengan koefisien gesek yang tinggi.
2. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, rem cakram mengalami
penurunan kekuatan pengereman pada saat kondisi basah dan berlumpur.
Sedangkan rem tromol hampir tidak mengalami perubahan kekuatan. Hal
tersebut terjadi karena rem tromol memiliki penutup yang melindungi kampas
dan drum dari air dan lumpur. Oleh karena itu, rem cakram juga harus ditutup
agar air dan lumpur tidak mengenai cakram.
3. Peningkatan kinerja rem juga dapat dilakukan dengan cara memelihara kabel
rem dan menambah kekuatan cengkeraman kampas. Berdasarkan rumus gaya
gesek, nilai besar gaya normal berbanding lurus dengan nilai besar gaya gesek.
Jika kekuatan cengkeraman kampas rem diperbesar maka nilai gaya normal
akan besar akibatnya gaya gesek menjadi besar. Solusi ini hanya dapat
dilakukan pada saat kondisi basah dan berlumpur saja. Jika dilakukan pada
kondisi kering, rem akan terlalu kuat dan motor dapat berhenti mendadak. Hal
itu juga dapat mengakibatkan kecelakaan.
15
4.2 Saran
Saran kami bagi pengguna kendaraan bermotor roda dua adalah sebagai berikut;
DAFTAR PUSTAKA
Sukmana, Irza., Sustiono, Ade. Pengaruh Kecepatan Putar Indentor Las Gesek
Puntir (Friction Stir Welding) Terhadap Kualitas Hasil Pengelasan Alumunium
1100-H18, 2016.
Raja, Rahmat., Siregar, Barita. Studi Eksperimen Kedalaman Aus dan Koefisien
Gesek Akibat Stick – Slip pada Reciprocating Wear, 2017.
Pembuatan Produk Kampas Rem Non-Asbes Pada Sepeda Motor Dengan Bahan
Perekat Vinylester Resin Type Ripoxy R-802, 2011.
Ikroom & Dafid Wal. Mengurangi Resiko Kecelakaan Lalu-Lintas Melalui Audit
Keselamatan Jalan, 2014.
17
puzzle.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu TK Kusuma Mulya V (2004-
sarjana dan menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara di Institut
Teknologi Bandung.
Kediri, Takmir Masjid Al-Anwar, Pramuka, Unit Voli SMPN 4 Kediri. Prestasi
yang pernah diraih penulis hanya sedikit antara lain semi finalis Electra 6, finalis
SMPN 4 Kediri.
Kontak penulis:
18
Surel : mochammad.izza@students.itb.ac.id
M.Sc. .
Kontak penulis:
19
Surel : azzamyfuad@gmail.com
Sutjahjono, Sp.OG.
sampai saat ini di Institut Teknologi Bandung, FTMD (Fakultas Teknik Mesin dan
Dirgantara).
20
SANWACANA
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan, atas rahmat dan ridho-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peningkatan Kinerja Rem pada
Kondisi Jalan Basah dan Berlumpur untuk Mengurangi Kemungkinan
Kecelakaan” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah.
Kami penulis dalam membuat makalah ini tidak akan membuat kemajuan tanpa
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu yang jual ayam goreng sambal goang di Jalan Tubagus Ismail untuk
menyediakan ayam goreng dengan sambal yang tak ada duanya.
2. Segenap handphone dan jaringan seluler yang memberikan kami jalur
komunikasi untuk mengingatkan satu sama lain atas keberadaaan tugas
TTKI ini.
3. Segenap laptop yang membantu kami membuat dan menyunting karya
kami.
4. Internet yang disediakan oleh ITB yang telah memberi kami akses ke
referensi-referensi yang kami gunakan sekaligus akses media sosial yang
tak kunjung membantu pembuatan makalah ini.
5. Temen-temen di Jakarta yang tetap bersikeras mengajak main game,
makasih loh
6. Internet kosan yang sampai akhir hayat tidak bekerja sesuai kebutuhan
sehingga membatalkan sesi game dan mengembalikan penulis ke makalah.
7. Semua pihak yang membantu dan berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
21
LAMPIRAN
22
CEK PLAGIARISME