Anda di halaman 1dari 31

TUGAS KELOMPOK SURVEI EPIDEMIOLOGI

“GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI TENTANG SADARI DALAM


UPAYA DETEKSI DINI TUMOR PAYUDARA DI ASRAMA PUTRI
SORONG KOTA KELURAHAN YABANSAI”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Alfriyanti Tulak Tandirerung 20160711014127

Yunita Londong 20160711014099

Juan Claudia Rumkorem 20160711014085

Paulin Kodetri Futwembun 20160711014042

Debora Medlama 20160711014174

Chara Iblena Pagawak 20160711014170

Erika Rante Tulak 20160711014105

Jefrisius Sada 20180721014041

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

JAYAPURA

T.A 2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang Selalu
melimpahkan karunianya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas penelitian Survei Epidemiologi ini
dengan baik.

Sejalan dengan dinamika bangsa ini yang masih terus mencari bentuk yang
lebih baik untuk menghasilkan generasi cerdas yang berbudi, maka kami berniat baik
untuk membuat tugas penelitian Survei Epidemiologi tentang ”Gambaran
Pengetahuan Mahasiswi Tentang Sadari Dalam Upaya Deteksi Dini Tumor Payudara
Di Asrama Putri Sorong, KelurahanYabansai”. Materi yang ditampilkan dalam tugas
penelitian ini bertujuan agar mahasiswa mampu, mengembangkan pengetahuan
tentang SADARI dalam upaya deteksi dini tumor payudara.

Kami sadar bahwa tugas penelitian Survei Epidemiologi tentang ”Gambaran


Pengetahuan Mahasiswi Tentang Sadari Dalam Upaya Deteksi Dini Tumor Payudara
Di Asrama Putri Sorong, KelurahanYabansai” yang kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk dapat
menambah kekurangan-kekurangan dari tugas penelitian Survei Epidemiologi tentang
”Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Tentang Sadari Dalam Upaya Deteksi Dini
Tumor Payudara Di Asrama Putri Sorong, KelurahanYabansai” kami sambut dengan
senang hati.

Terima kasih.

Penulis

Jayapura 18 Desember 2018

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .........................................................................................................i
Kata Pengantar ........................................................................................................ii
Daftar Isi ...................................................................................................................iii
Daftar Tabel..............................................................................................................v
BAB I Pendahuluan .................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................3
C. Tujuan .............................................................................................................3
D. Manfaat ...........................................................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................4
A. Kanker Payudara ...........................................................................................4
B. Pengetahuan ....................................................................................................9
C. SADARI ...........................................................................................................12
BAB III Metode Penelitian ......................................................................................15
A. Desain Penelitian .............................................................................................15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................15
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................15
D. Variabel Penelitian .........................................................................................15
E. Sumber Data....................................................................................................16
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................16
G. Teknik Pengolahan Data ................................................................................16
H. Teknik Analisis Data ......................................................................................16
I. Definisi Operasional .......................................................................................17
BAB IV Hasil dan Pembahasan ..............................................................................18
A. Hasil Penelitian ...............................................................................................18
B. Pembahasan ...................................................................................................20
BAB V Simpulan dan Saran ...................................................................................23
A. Simpulan .........................................................................................................23
B. Saran ................................................................................................................24

iii
Daftar Pustaka ..........................................................................................................25
Lampiran ..................................................................................................................

iv
Daftar Tabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 17

Tabel 4.1 Karakteristik Umur ........................................................................... 18

Tabel 4.2 Karakteristik Pendidikan .................................................................. 19

Tabel 4.3 Karakteristik Etnis/Suku ................................................................... 19

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan SADARI ..................... 19

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kanker Payudara,


Pengertian, Waktu, Cara, dan Manfaat SADAR ............................................. 20

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah kanker paling umum terjadi pada wanita baik di
negara maju dan berkembang. Diperkirakan bahwa di seluruh dunia lebih dari
508.000 wanita meninggal karena kanker payudara. Meskipun kanker payudara
dianggap penyakit dari negara maju, hampir 50% dari kasus kanker payudara dan
58% kematian terjadi di negara-negara kurang berkembang. Kasus kanker
payudara lebih banyak terjadi di daerah kurang berkembang (883.000 kasus)
dibandingkan dengan daerah yang lebih maju (794.000 kasus) mulai dari 27 kasus
per 100.000 di Afrika Tengah dan Asia Timur sampai 92 kasus per 100.00 di
Amerika Utara (WHO,2016).
Kanker payudara bisa dideteksi dengan cara Clinical Breast Examination
(CBE). CBE adalah pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan
terlatih. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan
jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Jika ditemukan tumor/ benjolan
tidak normal pada payudara, 67 maka diindikasikan kanker payudara. Di Provinsi
Jawa Timur pada tahun 2016, jumlah perempuan yang diperiksa dan ditemukan
benjolan sebanyak 911 perempuan (1,03%) (Kemenkes RI 2016).
Berdasarkan survey American Cancer Society pada tahun 2012 di Amerika,
kanker payudara menempati urutan teratas dalam jumlah kasus kanker yang terjadi
pada perempuan, mencapai angka 226.870, dengan angka kematian 3 mencapai
72.590. Yulianti et all (2016) membuktikan bahwa (n=40) dalam kelompok kasus
dengan kriteria pasien dengan postif kanker payudara yang didiagnosa secara
klinis kanker payudara terbanyak ditemukan pada umur kelompok kasus kanker
payudara terbanyak ditemukan pada rentang umur >42 tahun dengan jumlah 33
responden (82,5%) dan kasus terendah pada rentang umur <42 tahun dengan
jumlah 7 responden (17,5%).

1
Adapun Upaya deteksi dini atau pencegahan kanker yaitu dengan melakukan
SADARI (Periksa payudara sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini
terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara, metode ini sangat sederhana,
namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara,
karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang
diperlukan. Lubis, U. L. (2017) mengatakan berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum pernah melakukan
pemeriksaan SADARI yaitu sebesar 56 responden (80%) analisis hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku SADARI diperoleh bahwa ada sebanyak 2
responden yang berpengetahuan baik tetapi tidak rutin melakukan SADARI,
sedangkan sebanyak 26 responden (81,3%) berpengetahuan cukup yang belum
pernah melakukan SADARI. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,016 maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
perilaku SADARI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
pengetahuan siswi kelas XI MA Al-fatah Natar adalah cukup yaitu sebanyak 36
responden (51,4%). Tingkat pengetahuan yang cukup ini disebabkan karena
banyak faktor, diantaranya lingkungan, masih kurangnya informasi yang diterima
oleh siswi tersebut baik dari petugas kesehatan maupun dari media online serta
usia karena hampir seluruh responden dalam penelitian ini adalah remaja (15-17
tahun) yang masih terbatas dalam mengakses informasi tentang SADARI baik dari
internet, majalah, brosur ataupun sumber informasi lainnya.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 dimana jumlah
kasus baru serta jumlah kematian kanker payudara terus meningkat yaitu di
wilayah papua terdapat 0,3 % 466 kasus. Sehingga Berdasarkan uraian di atas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan
Remaja Tentang Sadari Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di Asrama
Putri Sorong Kelurahan Yabansai.

2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Tentang Sadari Dalam Upaya
Deteksi Dini Tumor Payudara Di Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan Yabansai ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan mahasiswi tentang sadari dalam
upaya deteksi dini tumor payudara di Asrama Putri Sorong Kota, Kelurahan
Yabansai
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tentang SADARI
b. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tentang kanker payudara
c. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasisiwi tentang pengertian SADARI
d. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tentang waktu SADARI
e. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tentang cara melakukan
SADARI
f. Mengetahui tingkata pengetahuan mahasiswi tentang manfaat SADARI

D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahun dan pengalaman
dalam praktik penelitian secara ilmiah serta menjadikan suatu motivasi untuk lebih
meningkatkan pemahaman mengenai SADARI dalam upaya deteksi dini tumor/
kanker payudara sehingga mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan sendiri
dengan benar dan teratur sebagai salah satu upaya SADARI untuk deteksi dini
tumor kanker payudara.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Payudara
1. Definisi Kangker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang
sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan
bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara (Carcinoma
Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari
parenchyma. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar embuat air
susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara
(Olfah dkk, 2013).
Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering
menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevalensinya
tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih
tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan
diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobtan. Semua ini pada
gilirannya menyebabkan masalah kanker sebagai suatu masalah kesehatan yang
biaya yang mahal (Bustan, 2007).
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara.
Kanker payudara pada umumnya menyerang pada kaum wanita, tetapi tidak
menutup kemungkinan juga dapat menyerang kaum laki-laki, walaupun
kemungkinan juga dapat menyerang kaum laki-laki itu sangat kecil sekali yaitu
1:1000. Kanker payudara ini adalah salah asatu jenis kanker yang juga menjadi
penyebab kematian terbesar kaum wanita di dunia, termasuk di Indonesia.
Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua,yaitu:

4
a. Kanker Payudara Invasif
Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding
kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker
dapat bersifat invasif / menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke
simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.
b. Kanker Payudara Non-Invasif
c. Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta
jaringan konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan
bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan
LICS/Lobular Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi justru lebih diwaspadai
karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

2. Gejala dan Tanda Kangker Payudara


a. Gejala Kanker Payudara
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi
karena awal pertumbuhan sel kangker payudara jga tidak diketahui dengan
mudah. Sering kali, gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker
berkembang agak lanjut. Untuk menentukan gejala awal kanker payudara
dapat dideteksi oleh kaum wanita, jadi perlu seorang ahli untuk menemukan
awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat melakukan metode
SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudara untuk
mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara. Adapun beberapa
gejala kanker payudara (Mulyani, dkk 2013):
1) Ditemukannya adanya benjolan pada payudara yang tidak hilang dan
permanen biasanya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau
penebalan pada kulit payudara atau sekitar ketiak gejala awal yang
signifikan dan sering sekali dialami wanita ialah benjolan yang biasanya
ditandai rasa sakit bila dipegang atau ditekan pada bagian payudara.
2) Perubahan pada payudara Biasanya gejala yang terjadi ialah berubahnya
ukuran, bentuk payudara, dan perubahan pada puting. Dimana gejala itu

5
awalnya ditandai dengan tanda pada permukaan payudara akan berwarna
merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk, dan
kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk. Adapula dalam
kasus lain, warna payudaranya berubah orange.
3) Puting mengeluarkan cairan
Pada puting seringkali mengeluarkan cairan yang dinamakan (nipple
discharge seperti darah, tetapi juga terkadang juga berwarna kuning,
kehijau-hijauan berupa nanah.
4) Pembengkakan pada payudara Gejala kanker payudara juga ditandai
dengan pembengkakan payudara tanpa ada benjolan, yang merupakan
gejala umumnya. Bahkan, kadang kadang salah satu payudara pembuluh
darah jadi tlebih terlihat.

Kanker payudara beedasarkan fasenya sebagai berikut:

1. Fase awal
Kanker payudara asimptomatik (tanpa tanda gejala). Tanda dan gejala
yang paling umum dalah benjolan dan penebalan pada payudara.
Kebanyakkan sekitar 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Pada stadium
dini, kanker payudara tidak menimbulkan keluhan.
2. Fase lanjut
Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya Luka
pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah di obati. Eksim pada
puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati. Puting
susu sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air
susu pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.Putting susu tertarik ke
dalam Kulit payudara menegrut seperti kulit jeruk (peud d’orange).

3. Faktor penyebab Kanker Payudara


Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti salah satunya
genetik (keturunan) dan faktor yang belum pasti tidak ada faktor lain

6
mendukung seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan yang berelmak,
obata-obatan yang mengandung hormon estrogen dan zat karsinogen (zat warna
sintesis dan bahan kimia).
a. Faktor Usia, semakin tua usia seorang wanita, maka akan risiko untuk
menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun
adalah kategori usia paling beresiko terkena kanker payudara, terutama bagi
mereka yang mengalami menopause terlambat.
b. Faktor Genetik, ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat
mungkin menjadi faktor resiko pencetus kangker payudara. Bila ibu,
saudara wanita mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk
memilki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita
lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
c. Penggunaan hormon estrogen, penggunaan hormon estrogen (misalnya pada
pengunaan terapi estrogen replacemenet), penggunaan terapi estrogen
replacement mempunyai peningkatan risiko yang signifikan untuk mengidap
penyakit kanker payuadara.
d. Gaya hidup yang tidak sehat, jarang berolahraga atau kurang gerak, pola
makan yang tidak sehat dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi
alkohol akan meningkatkan resiko kanker payudara.
e. Perokok pasif, seseorang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja
menghisap asap rokok yang dikeluarkan olehorang perokok sering kali
didengar perokok pasif terkena risiko dari bahaya asap rokok dibanding
perokok aktif. Perokok asif memiki hubungan erat dengan resiko terserang
penyakit kanker payuadara, oleh karena itu jangan menjadi perokok aktif,
hindarilah orang-orang yang merokok di sekitar anda agar anda tidak
menjadi perokok pasif.
f. Penggunaan kosmetik, bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon
estrogen beresiko menyebabkan peningkatan risiko mengalami penyakit
kanker payudara, sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik
untuk kesehatan diri kita.

7
g. Penggunaan Pil KB, penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat
meningkatkan wanita terkena risiko kanker payudara karena sel-sel yang
sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan
degenerasi jinak atau menjadi ganas dan risiko ini akan menurun secara
otomatis bila penggunaan pil KB berhenti.

4. Upaya Pencegahan Kanker Payudara


Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi
kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian
akibat kanker payudara itu sendiri. Pencegahan yang paling efektif bagi
kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini,
begitu pula pada kangker payudara. Adapun strategi pencegahan yang
dilakukan antara lain berupa:
a. Pencegahan primer
Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan
pada orang yang sehat melalui upaya untuk menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko. Pencegahan primer dapat berupa
deteksi dini, SADARI serta melaksanakan pola hidup sehat untuk mencegah
penyakit kanker payudara.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko
untuk terkena kanker payudara. Pada setiap wanita yang normal serta
memiliki siklus haid normal, mereka merupakan populasi at risk dari kanker
payudara. Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini berupa
skrining melalui mammografi yang diklaim memiliki akurasi 90% tetapi
keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat itu
tidak baik karena payudara. Sehingga mammografi dengan pertimbangan.
c. Pencegahan tertier
Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahakan pada individu yang
telah positif menderita kanker payudara. Dengan penangganan yang tepat

8
penderita kanker payudara sesuai dengan stadium kangker dengan tujuan
untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita dan mencegah komplikasi penaykit serta meneruskan pengobatan.

B. Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah responden
melalui alat penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana
penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian pengetahuan manusia di
peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasarkan oleh
pengetahuan akan lebih erak daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Pengetahuan dapat mencangkup domain yang mempunyai 6
tingkatan (Notoatmodjo, 2003:129), yaitu:
a. Tahu diartikan sebagai, mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan ini mengingat kembali
(kecuali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsanganyang telah diterima.
b. Memahami, diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi
tersebut secara benar orang yang telah paham tentang objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpan, meramalkan
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan
materi yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya yang sudah
di alami.

9
d. Analisis, diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi
atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis, Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan
dan sebagainya terhadap suatu teori yang telah ditemukan.
f. Evaluasi, diartikan sebagai suatu yang barkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek,
misalnya dapat membandingkan antara yang cukup gizi dengan yang tidak.

2. Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan.


Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah sebelumnya dan tersedia
sementara orang lain tinggal menerimanya (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan
adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus dilakukan oleh
seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-
pemahaman baru yang berdatangan, ada beberapa faktor yang dapat
memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
a. Usia
Umur pada seseorang dapat memengaruhi terhadap daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik.
b. Status pernikahan
Status pernikahan seseorang yang diukur dari status perkawinan.
Sudah menikah atau belum menikah dapat melihat pengetahuan tenang
SADARI kanker payudara pemahaman dari seseorang yang sudah menikah
lebih luas dapat pengetahuan daripada yang belum menikah. Pengalaman
seseorang dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang

10
lain. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pengetahuan yang
didapatkan seseorang.
c. Suku Bangsa
Suatu golongan suku bangsa pada seseorang yang mengidentifikasi
dirinya dengan sesungguhnya, biasanaya berdasarkan garis keturunan yang
dianggap sama identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan
citi khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama,
perilaku, dan ciri-ciri biologi.
d. Genetik
Pengetahuan seseorang dapat dilihat aspek genetik ada riwayat
keluarga terkena kanker payudara maka seseorang dengan cepat akan
melakukan pencegahan SADARI kanker payudara dengan melakukan
pemeriksaan tiap bulan secara rutin supaya tidak terulang lagi kasus kanker
payudara dengan keturunannya tersebut. Kasus peluang pengelompokkan
kanker umumnya didapatkan dari pewarisan gen yang menyebababkan
sedikit peningkatan risiko suatu kanker payudara, peningkatan risiko kanker
payudara dapat pengaruh lingkungan yang umumnya terjadi. Yang
disebabkan oleh berbagai faktor yang kemungkinan saja disebabkan juga
karena suatu pewarisan gen sehingga membuat seseorang lebih rentan
terhadap lingkungan.
e. Media massa/nformasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat
memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti

11
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut
f. Indeks Pretasi
Indeks pretasi adalah nilai kredit yang merupakan nilai akhir yang
menggambarkan mutu penyelesaian satu program studi. Indeks pretasi
dihitung baik pada setiap akhir semester dengan hasil yang disebut IP
semester maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang.

C. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


1. Definisi SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya suatu gejala kanker payudara pada wanita.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh
wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk
mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari
depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit,
puting berisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah. sejak usia 20
tahun, kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai
berusia 40 tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam
setahun. Meskipun sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa saja
dijumpai, pada seseorang yang berumur di bawah 20 tahun, tetapi potensi
keganasannya kanker payudara sangat kecil (Setiati, 2009).
Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pengembangan
kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini
dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan
oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada siapapun, dan juga tidak
membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan

12
waktunya selama kurang lebih lima menit. Tidak diperlukan waktu khusus,
cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang berbaring.
SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah mengalami
menstruasi. Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk mendeteksi kanker
payudara) dalah sekitar 20-30%. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
untuk mendeteksi suatu kangker payudara adalah cara termudah dan termurah
mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan besar berkembang menjadi
kanker ganas. SADARI atau periksa payudara sendiri dengan rutin merupakan
langkah yang penting untuk deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan melalui
ultrasonografi dan mamografi harus dilakukan secara berkala. Untuk wanita
yang berusia 50 tahun ke atas, disarankan setiap tahun. Sementara yang
berumur di bawah itu, bisa tiga tahun sekali.
Meski begitu, jika ada benjolan, yang terdeteksi kanker payudara dari
lima wanita yang merasa ada benjolan paling hanya satu Dengan melakukan
deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25 -30%. Dalam
melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukan minat dan kesadaran
seseorang akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas yang lebih
baik. Bentuk payudara biasanya berubah-ubah sebelum memasuki masa
menstruasi, biasanya payuadara terasa membesar, lunak, atau ada benjolan dan
kembali normal ketika masa menstruasi selesai. Yang terpenting adalah
mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak keadaan
normal dari payudara sendiri. Pemeriksaan payudar sendiri (SADARI) secara
rutin untuk dapat merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika
terjadi perubahan dapat segera diketahui. Waktu terbai untuk memeriksa
payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi selesai. Pada saat itu,
payudara terasa lunak.Pemeriksaan tidak tepat dilakukan pada menjelang dan
sewaktu menstruasi. SADARI optinum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah
awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan
payudara dalam keadaan lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada
pemebengkakan akan lebih mudah ditemukan.

13
2. Cara Melakukan SADARI
Langkah-langkah tahapan pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan
berbagai macam semasa mandi, berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat
tidur supaya membuat kenya manan Anda untuk melakukan SADARI dalam
setiap bulan untuk mengurangi kematian akibat kanker payudara karena
terlambat mendeteksi dini kangker payudara yaitu sebagai berikut:
a. Semasa Mandi, Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari,
gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap
payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri
dan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan. Periksa dan cari bila
terdapat gumpalan/ kebetulan keras, menebal di payudara.
b. Berdiri di hadapan cermin, dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala,
putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang
nda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan
menolak payudara ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan
seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat
kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan,
picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut
apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandungi darah.
c. Berbaring, untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di
bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan
jari Anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil,
bermula dari bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari
digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk
memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama
pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan
tangan kiri diletakkan di belakang kepala. Coba rasakan sama ada terdapat
sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang atas tulang selangka.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-
sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi yang dijadikan tempat untuk melakukan penelitian dilaksanakan di
Asrama Putri Sorong Di Kelurahan Yabansai.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada 30 November 2018.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh putri/ mahasiswi yang ada di
Asrama Sorong Kota, Kelurahan Yabansai.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tertentu (Sugiyono, 2012). Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode teknik sampling berupa total sampling yaitu pengambilan
sampel secara keseluruhan dari populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh Asrama Putri Sorong Kota yang berjumlah 10 orang.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah faktor yang mempengaruhi deteksi dini tumor
payudara yang meliputi pengetahuan.
2. Variabel terikat
Variabel terikatnya adalah SADARI dalam upaya deteksi dini tumor
payudara di Asrama Sorong Kota, Kelurahan Yabansai.

15
E. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang di peroleh melalui kuesioner. Data primer di
dapatkan langsung dengan menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan.
2. Data Sekunder.
Data Sekunder adalah data yang di peroleh dari internet berupa data kasus
kanker payudara pada wanita.Data ini berdasarkan dari WHO dan Kemenkes.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data meupakan cara yang di lakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner
kepada responden. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang
ditunggu dan langsung dikembalikan pada peneliti. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk di jawab
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah (editing, coding, entry, dan tabulating data).
1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi
maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.
2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan
data.
3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.
4. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti guna
memudahkan analisis data.
H. Teknik Analisas Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis univariat

Analisis univariat (analisis presentase) yaitu analisis yangdigunakan


untuk mendapatkan gambaraan distribusi responden serta menggambarkan
variabel bebas dan variabel terikat.

16
I. Definisi Operasional variable
Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Pengukuran Kriteria Skala


1. Kakateristik Responden
a. Umur Lamanya hidup responden dari waktu kelahi Kuesioner a. 18-22 tahun Ordinal
ran sampai saat berlangsungnya kegiatan
penelitian, dalam hitungan tahun
b. Etnis atau suku Asal suku dimana responden berasal Kuesioner Papua Nominal
c. Pendidikan Jenjang Pendidikan formal terakhir yang Kuesioner a. D3 Ordinal
diselesaikan oleh responden hingga proses b. S1
penelitian
2. A. Pengetahuan Berbagai hal yang diketahui oleh responden Kuesioner a. Baik : Ordinal
mengenai pengetahuan tentang antara lain: Bila responden
1. Defenisi Kanker Payudara menjawab dengan
2. Gejala Kanker Payudara benar >50% dari 21
3. Faktor yang Mempengaruhi Kanker Pertanyaan
Payudara b. Kurang :
4. Penyebab Kanker Payudara Bila responden
5. Definisi SADARI menjawab dengan
6. Tahap Pemeriksaan SADARI benar < 50% dari 21
7. Manfaat Pemeriksaan SADARI Pertanyaan

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Asrama Putri Sorong Kota yang terletak di
Kelurahan Yabansai, Kota Jayapura Provinsi Papua. Asrama ini merupakan
salah satu asrama putri Sorong yang ada di Jayapura, dengan jumlah kamar
16 ruangan.
Penelitian dilakukan pada 10 orang mahasiswi yang berada di asrama
putri tersebut. Berdasarkan hasil wawancara atau bincang-bincang ternyata
diketahui bahwa masih ada mahasiswi yang belum terlalu mengetahui
tentang bagaimana melakukakan SADARI dalam upaya deteksi dini tumor
payudara.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik pada penelitian ini berdasarkan umur, pendidikan dan
etnis/suku responden dapat dilihat pada table-tabel berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswi
Berdasarkan Umur Di Asrama Putri Sorong Kota, Kelurahan Yabansai
Tahun 2018
Umur n %
18 Tahun 1 10%
19 Tahun 3 30%
20 Tahun 0 0%
21 Tahun 3 30%
22 Tahun 3 30%
Jumlah 10 100%
Data Primer, 2018
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan sebagian besar responden berumur
19 tahun, 21 tahun dan 22 tahun yang masing-masing sebanyak 3 orang
(30%).

18
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswi
Berdasarkan Pendidikan Di Asrama Putri Sorong Kota, Kelurahan Yabansai
Tahun 2018

Pendidikan n %
D3 0 10%
S1 10 30%
Jumlah 10 100%
Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan responden menempuh pendidikan
S1 sebanyak 10 orang (100%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswi


Berdasarkan Etnis/ Suku Di Asrama Putri Sorong Kota, Kelurahan Yabansai
Tahun 2018

Etnis/ Suku n %
Papua 8 80%
Non Papua 2 20%
Jumlah 10 100%
Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan sebagian besar responden yang tak
lain adalah mahasiswi di asrama tersebut berasal dari etnis/suku Papua
sebanyak 8 orang (80%) dan etnis/suku non Papua sebanyak 2 orang (20%).

3. Pengetahuan Responden
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang SADARI
dibedakan dalam beberapa indikator yaitu berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tentang Kanker Payudara, Pengertian SADARI, Waktu SADARI, Cara
SADARI, dan Manfaat SADARI dapat dilihat pada tabel berikut.
a. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Mahasiswi Di Asrama Putri Sorong Kota Tahun 2018
Pengetahuan N %
Baik 6 60%
Kurang 4 40%
Jumlah 10 100%
Data Primer, 2018
Berdasarkan data pada Tabel 4.4 tersebut diketahui sebagian besar
mahasiswi yang ada di Asrama Putri Sorong Kota memiliki tingkat

19
pengetahuan baik sebanyak 6 orang (60%) dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 4 orang (40%).
b. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Mahasiswi tentang Pengetahuan Kanker Payudara,
Pengertian SADARI, Waktu SADARI, Cara SADARI, dan Manfaat
SADARI.
No Tingkat Pengetahuan N %
1 Pengetahuan Tentang Kanker Payudara
Baik 8 80%
Kurang 2 20%
Jumlah 10 100%
2 Pengertian SADARI
Baik 6 60%
Kurang 4 40%
Jumlah 10 100%
3 Waktu SADARI
Baik 9 90%
Kurang 1 10%
Jumlah 10 100%
4 Cara SADARI
Baik 1 10%
Kurang 9 90%
Jumlah 10 100%
5 Manfaat SADARI
Baik 7 70%
Kurang 3 30%
Jumlah 10 100%
Data Primer, 2018
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 tersebut diketahui sebagian besar
mahasiswi yang ada di Asrama Putri Sorong Kota memiliki pengetahuan
yang baik tentang waktu SADARI 90% dan tingkat pengetahuan tentang
cara SADARI masih kurang 10%.

B. Pembahasan
1. Tingkat Pengetahuan SADARI
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa secara keseluruhan
Tingkat Pengetahuan Mahasiswi di Asrama Putri Sorong Kota tentang
SADARI adalah kategori baik sebanyak 6 orang (60%) hal ini sesuai dengan
hasil yang kita dapat melalui kuesioner. Menurut Noor (2010), pengetahuan

20
merupakan suatu fakta, konsep, prinsip, maupun suatu prosedur tentang
suatu objek melalui interaksi antar manusia dan lingkungan.
2. Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pengetahuan
Mahasiswi tentang Kanker Payudara adalah kategori baik sebanyak 80%.
Pengetahuan tentang Kanker Payudara termasuk kategori pengetahuan
“tahu”. Menurut Notoatmodjo (2010) “tahu” menunjukan keberhasilan
mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah
kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan
yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali.
3. Tingkat Pengetahuan Tentang Pengertian SADARI
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pengetahuan
Mahasiswi tentang Pengertian SADARI adalah kategori baik sebanyak 60%.
Pengetahuan tentang Pengertian SADARI termasuk kategori pengetahuan
tahu. Menurut Notoatmodjo (2010) tahu menunjukan keberhasilan
mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah
kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan
yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali. Pengetahuan yang baik
mengenai SADARI menunjukan Mahasisiwi mampu mendifinisikan
Pengertian SADARI yaitu pemeriksaan sendiri untuk menemukan adanya
benjolan yang abnormal (Nugroho, 2011).
4. Tingkat Pengetahuan Tentang Waktu SADARI
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pengetahuan
Mahasiswi tentang Waktu SADARI adalah kategori baik sebanyak 90%.
Pengetahuan tentang Waktu SADARI termasuk kategori pengetahuan tahu.
Menurut Notoatmodjo (2010) tahu menunjukan keberhasilan
mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah
kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan
yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali. Pemeriksaan Payudara sendiri
merupakan upaya untuk menemukan atau mengetahui adanya kelainan
yang merupakan tanda dan gejala Kanker Payudara sehingga sebaiknya
dilakukan ketika belum ditemukan adanya kelainan pada Payudara.

21
Mahasisiwi yang didapatkan memiliki kelainan pada Payudara perlu
tindakan yang lebih lanjut dari tenaga kesehatan untuk menangani hal
tersebut, bukan lagi dilakukan SADARI. American Cancer Society juga
menganjurkan wanita usia remaja sampai sampai 35 tahun untuk melakukan
SADARI tiap bulan walaupun tidak ditemukan kelainan apapun pada
Payudara.
5. Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Melakukan SADARI
Berdasarkan analisis diketahui bahwa pengetahuan Mahasiswi tentang
cara melakukan SADARI dengan kategori kurang sebanyak 90%,
pengetahuan Mahasiswi tentang cara melakukan SADARI belum dalam
kategori baik.
Upaya yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker Payudara ini
adalah dengan melakukan SADARI (Melda S, 2008). Upaya remaja putri
dalam pengcegahan Kanker Payudara dipengaruhi oleh pengetahuan remaja
putri mengenai cara melakukan SADARI (Lily, 2008). Menurut Lawrence
Green, pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku individu. Menurut Notoatmodjo (2010) Upaya remaja putri dalam
pencegahan Kanker Payudara secara dini dipengaruhi oleh pengetahuan
remaja putri mengenai cara melukan SADARI. Ozgul Karayut et. Al
menyebutkan bahwa pengetahuan yang baik tentang prosedur SADARI
sangat penting dimiliki oleh remaja putri.
6. Tingkat Pengetahuan Tentang Manfaaat SADARI
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tentang Manfaat SADARI
adalah kategori baik sebanyak 70%. Menurut Notoatmodjo (2010), tahu
diartikan hanya sebagai knowledge ( Ilmu Pengetahuan). Pengertian yang
baik tentang manfaat SADARI yaitu untuk mendeteksi sedini mungkin
adanya kelainan ataupun benjolan pada Payudara. Menurut Dyayadi (2009)
tindakan SADARI sangat penting karena hampir 85% benjolan Payudara
dapat ditemukan oleh pederita sendiri, sehingga merupaka hal yang paling
penting bagi remaja untuk mengetahui tentang SADARI sedini mungkin.
Semakin sering memeriksa Payudara akan semakin mudah untuk
menemukan sesuatu yang tidak normal pada Payudara.

22
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, hasil penelitian ini peroleh
kesimpulan data sebagai berikut :
1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan
Yabansai tentang SADARI adalah kategori baik sebanyak 6 orang (60%).
2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan
Yabansai tentang Kanker Payudara adalah kategori baik sebanyak 8 orang
(80%).
3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan
Yabansai tentang Pengertian SADARI adalah kategori baik sebanyak 6
orang (60%).
4. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan
Yabansai tentang Waktu SADARI kategori baik sebanyak 9 orang (90%).
5. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan
Yabansai tentang cara melakukan SADARI adalah kategori kurang
sebanyak 9 orang (90%).
6. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan
Yabansai tentang manfaat SADARI adalah kategori baik sebanyak 7 orang
(70%).
Berdasarkan uraian hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
Mahasiswi Asrama Putri Sorong Kota Kelurahan Yabansai memiliki
pengetahuan baik yaitu pada point waktu SADARI sebanyak 9 orang (90%)
dan pengetahuan kurang pada point cara melakukan SADARI sebanyak 9
orang (90%).

23
B. Saran
1. Bagi wanita
Wanita baik itu pelajar, mahasiswi, dan ibu rumah tangga hendaknya secara
aktif mencari informasi tentang kesehatan terutama tentang SADARI guna
deteksi dini tumor melalui buku-buku kesehatan, media massa dan meminta
penjelasan petugas kesehatan.
2. Bagi mahasiswa-mahasiswi bidang kesehatan
Mahasiswa-mahasiswi hendanya menjadikan hasil penelitian ini sebagai
informasi tambahan tentang kesehatan reproduksi terutama mengenai
SADARI.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Peneliti yang akan datang hendaknya menyempurnakan hasil penelitian ini
dengan melakukan penelitian dengan metode yang berbeda.
4. Bagi Pemerintah dan Instansi terkait
Dari hasil penelitian ini diharapkan pemerintah dan instansi terkait
(dinkes,puskesmas,RS,dll) membuat sebuah langkah baru dalam upaya
SADARI pada tingkat anak-anak agar upaya deteksi dini kanker payudara
dapat berjalan dengan baik dan pengetahuan tentang SADARI sudah
ditanamkan dari kecil.

24
DAFTAR PUSTAKA
- American Cancer Society. Breast cancer facts & figures 2015-2016. Melalui
https://www.cancer.org/content/dam/cancer-org/research/cancer-facts-and
statistics/breast-cancer-facts-and-figures/breast-cancer-facts-and-figures-
2015-2016.pdf
- Dyayadi, M. T. (2009). Pembunuh Ganas dan ditakuti itu bernama Kanker.
Kalimantan Timur : Riz’ma.
- Kemenkes RI. (2016). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
- Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta :
Balitbang Kemenkes RI.
- Lubis L. Utama, (2017). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri ( SADARI) dengan Perilaku Sadari. AISYAH: Jurnal Ilmu
Kesehatan, Vol 2 No 1, 81-86.
- Lily. Hati-hati, ABG Rentan Terkena Kanker Payudara. 2008. Diakses pada
tanggal 10 September 2011 melalui http://www.Rileks.com.
- Melda S, Byba. (2008). Pengaruh Health Education Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Wanita Dewasa tentang Sadari dalam Upaya Deteksi Dini Ca
Mammae di Kediri. Abstrak, kediri.
- Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
- Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
- Noor, Juliansyah. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada
Medika Group.
- Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika.
- Ozgul Karayurt et al. (2008). Awareness of Breast Cancer Risk Factors and
Practic of Breast Self Examination among High Scholl Students in Turkey.
BMC Public Helath, 8: 359.
- Olfah, Y., Mendri, N. K., & Badi’ah, A. (2013). Kanker Payudara & Sadari
(pertama). yogyakarta: Nuha Medika.
- Setiati, E. 2009. Waspadai Empat Kanker Ganas. Yogyakarta : Andi offset

25
- Yulianti I, Sutiningsih D., & Henry Setyawan S. (2016). Faktor-Faktor Risiko
Kanker Payudara (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras Semarang).
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-journal), Vol. 4 No 4, 401-409.

26

Anda mungkin juga menyukai