Anda di halaman 1dari 7

Teknologi Quantum Computer &

Pengoprasian QUBIT (Quantum Bit)

DISUSUN OLEH

Kuncoro Triandono Mukti 1103144126

Desti Mina Rahayu 1103144027

Tia Amelia 1103144002

TELKOM UNIVERSITY

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER

BANDUNG

2016
Konsep Quantum Computer
Quantum Computer atau Komputer Kuantum memanfaatkan fenomena ‘aneh’ yang
disebut sebagai superposisi. Dalam mekanika kuantum, suatu partikel bisa berada dalam dua
keadaan sekaligus. Inilah yang disebut keadaan superposisi. Dalam komputer kuantum, selain
0 dan 1 dikenal pula superposisi dari keduanya. Ini berarti keadaannya bisa berupa 0 dan 1,
bukan hanya 0 atau 1 seperti di komputer digital biasa. Komputer kuantum tidak
menggunakan Bits tetapi QUBITS (Quantum Bits). Karena kemampuannya untuk berada di
bermacam keadaan (multiple states), komputer kuantum memiliki potensi untuk
melaksanakan berbagai perhitungan secara simultan sehingga jauh lebih cepat dari komputer
digital. Komputer kuantum menggunakan partikel yang bisa berada dalam dua keadaan
sekaligus, misalnya atom-atom pada saat yang sama berada dalam keadaan tereksitasi dan
tidak tereksitasi, atau foton (partikel cahaya) yang berada di dua tempat berbeda pada saat
bersamaan.

Gambar 1. Perbedaan bits dan qubits

Gambar 2. Ilustrasi register quantum

Gambar 3. Ilustrasi quantum processor


Atom memiliki konfigurasi spin. Spin atom bisa ke atas (up), bisa pula ke bawah
(down). Misalnya saat spin atom mengarah ke atas (up) kita beri lambang 1, sedangkan spin
down adalah 0 (seperti dalam sistem binary di komputer digital). Atom-atom berada dalam
keadaan superposisi (memiliki spin up dan down secara bersamaan) sampai kita melakukan
pengukuran. Tindakan pengukuran memaksa atom untuk ‘memilih’ salah satu dari kedua
kemungkinan itu. Ini berarti sesudah kita melakukan pengukuran, atom tidak lagi berada
dalam keadaan superposisi. Atom yang sudah mengalami pengukuran memiliki spin yang
tetap: up atau down.
Saat konsep ini diterapkan dalam komputer kuantum, keadaan superposisi terjadi
pada saat proses perhitungan sedang berlangsung. Sistem perhitungan pada komputer
kuantum ini berbeda dengan komputer digital. Komputer digital melakukan perhitungan
secara linier, sedangkan komputer kuantum melakukan semua perhitungan secara
bersamaan (karena ada multiple states semua perhitungan dapat berlangsung secara
simultan di semua state). Ini berarti ada banyak kemungkinan hasil perhitungan. Untuk
mengetahui jawabannya (hasil perhitungannya) kita harus melakukan pengukuran qubit.
Tindakan pengukuran qubit ini menghentikan proses perhitungan dan memaksa sistem untuk
‘memilih’ salah satu dari semua kemungkinan jawaban yang ada Dengan sistem paralelisme
perhitungan ini, kita bisa membayangkan betapa cepatnya komputer kuantum. Komputer
digital yang paling canggih saat ini (setara dengan komputer kuantum 40 qubit) memiliki
kemampuan untuk mengolah semua data dalam buku telepon di seluruh dunia (untuk
menemukan satu nomor telepon tertentu) dalam waktu satu bulan. Jika menggunakan
komputer kuantum proses ini hanya memerlukan waktu 27 menit.
Ada satu fenomena ‘aneh’ lain dari mekanika kuantum yang juga dimanfaatkan dalam
teknologi komputer kuantum, yaitu Entanglement.

Entanglement
Penjelasan singkat dari Entanglement, yaitu jika dua atom mendapatkan gaya tertentu
(outside force) kedua atom tersebut bisa masuk pada keadaan ‘entangled’. Atom-atom yang
saling terhubungkan dalam entanglement ini akan tetap terhubungkan walaupun jaraknya
berjauhan. Analoginya adalah atom-atom tersebut seperti sepasang manusia yang punya
‘telepati’. Jika yang satu dicubit, maka pasangannya (di mana pun ia berada) akan merasa
sakit.
Perlakuan terhadap salah satu atom mempengaruhi keadaan atom pasangannya. Jika
yang satu memiliki spin up (kita baru bisa mengetahuinya setelah melakukan pengukuran)
maka kita langsung mengetahui bahwa pasangannya pasti memiliki spin down tanpa kita
perlu mengukurnya kembali. Ini melambangkan sistem komunikasi yang super cepat.
Komunikasi menggunakan komputer kuantum bisa mencapai kecepatan yang begitu luar
biasa karena informasi dari satu tempat ke tempat lain dapat ditransfer secara instant. Begitu
cepatnya sehingga terlihat seakan-akan mengalahkan kecepatan cahaya.

Quantum Bit/ Qubit

Ilmu informasi quantum dimulai dengan menggeneralisir sumberdaya fundamental


informasi klasik—bit—menjadi bit quantum, atau qubit. Sebagaimana bit merupakan objek
ideal yang diabstraksi dari prinsip-prinsip fisika klasik, qubit adalah objek quantum ideal yang
diabstraksi dari prinsip-prinsip mekanika quantum. Bit bisa direpresentasikan dengan
kawasan-magnetik pada cakram, voltase pada sirkuit, atau tanda grafit yang dibuat pensil
pada kertas. Pemfungsian status-status fisikal klasik ini sebagai bit tidak bergantung pada detil
bagaimana mereka direalisasikan. Demikian halnya, atribut-atribut qubit adalah independen
dari representasi fisikal spesifik sebagai pusingan nukleus atom atau, katakanlah, polarisasi
photon cahaya.
Bit digambarkan oleh statusnya, 0 atau 1. Begitu pula, qubit digambarkan oleh status
quantumnya. Dua status quantum potensial untuk qubit ekuivalen dengan 0 dan 1 bit klasik.
Namun dalam mekanika quantum, objek apapun yang memiliki dua status berbeda pasti
memiliki rangkaian status potensial lain, disebut superposisi, yang menjerat kedua status
hingga derajat bermacam-macam. Status-status qubit yang diperkenankan persisnya
merupakan semua status yang harus bisa dicapai, secara prinsip, oleh bit klasik yang
ditransplantasikan ke dalam dunia quantum. Status-status qubit ekuivalen dengan titik-titik
di permukaan bola, di mana 0 dan 1 sebagai kutub selatan dan utara [lihat boks di bawah].
Kontinum status antara 0 dan 1 membantu perkembangan banyak atribut luar biasa informasi
quantum.

Algoritma yang digunakan


Algoritma Shor adalah contoh lanjutan paradigma dasar (berapa banyak waktu
komputasi diperlukan untuk menemukan faktor bilangan bulat n-bit?), tapi algoritma ini
tampak terisolir dari kebanyakan temuan lain ilmu informasi quantum. Sekilas, itu cuma
seperti trik pemrograman cerdik dengan signifikansi fundamental yang kecil. Penampilan
tersebut menipu; para periset telah menunjukkan bahwa algoritma Shor bisa ditafsirkan
sebagai contoh prosedur untuk menetapkan level energi sistem quantum, sebuah proses yang
fundamental. Seiring waktu berjalan dan kita mengisi lebih banyak pada peta, semestinya kian
mudah memahami prinsip-prinsip yang mendasari algortima Shor dan algoritma quantum
lainnya dan, kita harap, mengembangkan algoritma baru.

Algoritma Grover adalah sebuah algoritma kuantum untuk mencari database disortir
dengan entri N di O ( N1 / 2 ) waktu dan menggunakan O ( log N ) ruang penyimpanan (lihat
notasi O besar ) . Lov Grover dirumuskan itu pada tahun 1996 . Dalam model komputasi klasik
, mencari database unsorted tidak dapat dilakukan dalam waktu kurang dari waktu linier (jadi
hanya mencari melalui setiap item optimal ) . Algoritma Grover menggambarkan bahwa
dalam model kuantum pencarian dapat dilakukan lebih cepat dari ini ; sebenarnya waktu
kompleksitas O ( N1 / 2 ) adalah asimtotik tercepat mungkin untuk mencari database unsorted
dalam model kuantum linear . Ini menyediakan percepatan kuadrat , seperti algoritma
kuantum lainnya , yang dapat memberikan percepatan eksponensial atas rekan-rekan mereka
klasik . Namun, bahkan percepatan kuadrat cukup besar ketika N besar . Seperti banyak
algoritma kuantum , algoritma Grover adalah probabilistik dalam arti bahwa ia memberikan
jawaban yang benar dengan probabilitas tinggi . Kemungkinan kegagalan dapat dikurangi
dengan mengulangi algoritma .

Implementasi Qubit/ Quantum Computing


Dengan pengaplikasian Qubit pada teknologi dimasa depan akan berpengaruh besar
pada bidang Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Contoh yang dapat diterapkan
pada jaringan saraf tiruan/ jaringan saraf quantum, mesin pencarian karena dengan
kelebihannya pada waktu pencarian atau pengolahan data yang sangat cepat jika
dibandingkan komputer konvensional/ biasa.
Daftar Pustaka

http://adryanepratama.blogspot.co.id/2015/06/pararel-concept.html
http://gregoriousvalentine.blogspot.co.id/2014/06/quantum-computation.html
http://djuneardy.blogspot.co.id/2015/04/quantum-computing-entanglement.html
Jurnal Kajian Tentang Komputer Kuantum Sebagai Pengganti Komputer Konvensional Di Masa
Depan Herlambang Saputra*, Politeknik Negeri Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai