VISKOSITAS's Fufa
VISKOSITAS's Fufa
Abstrak. Judul praktikum yang telah dilakukan adalah kekentalan zat cair atau dengan kata lain
viskositas. Dimana yang bertujuan untuk memahami bagaimana gaya gesekan yang dialami benda
yang bergerak dalam fluida berkaitan dengan kekentalan zat cair yang menggunakan Hukum
Stokes. Dalam praktikum ini pula digunakan alat dan bahan berupa gliserin, neraca ohauss 311
gram, tabung stokes, bola pejal (kelereng) 2 buah, mistar, tissue, jangka sorong, thermometer,
aerometer baum dan stopwatch. Sebelum praktikum, tentukan NST untuk setiap alat yang akan
digunakan. Masukkan gliserin hingga meninggalkan sedikit spasi kedalam tabung stokes. Ukur
massa jenis serta suhu gliserin, lalu lakukan praktikum dengan menjatuhkan bola pejal tanpa
adanya kecepatan serambi siap menjatuhkan bola pejal, siapkan stopwatch utuk menghitung waktu
yang digunakan benda tersebut berada di kedalama yang telah ditentukan dengan kecepatan yang
laminar. Lakukan kegiatan tersebut untuk setiap bola penjal yang berbeda massa serta
diameternya.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam fluida
berkaitan dengan kekentalan fluida ?
2. Bagaimana menentukan kefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan
hukum Stokes ?
TUJUAN
1. Memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak delam fluida
berkaitan dengan kekentalan fluida tersebut
2. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes
TEORI SINGKAT
Kekentalan zat cair atau viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan didalam fluida. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir sehingga dapat menyesuaikan diri dengan bentuk wadah apapun dimana zat
tersebut diletakkan. Viskositas Fluida (zat alir) adalah gesekan yang ditimbulkan fluida
yang bergerak atau benda padat yang bergerak dalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa
disebut sebagai derajat kekentalan zat. Koefisien kekentalan fluida yang dilambangkan
dengan 𝜂 didefinisikan sebagai perbandingan dari tegangan geser terhadap laju perubahan
regangan geser
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟
𝜂= ……………….. 1
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟
Atau,
𝑑𝑣
𝐹 = 𝜂𝐴 𝑑𝑦 ………………. 2
Setiap benda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami
gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang
kental akan mengalami gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan zat cair itu.
Bedanya adalah gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam zat cair kental
bergantung pada kecepatan benda. Menurut hokum stokes, gaya gesekan yang dialami
oleh sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental adalah :
𝐹𝑠 = −6𝜋𝜂𝑟𝑉 ……………….. 3
Persamaan 9.3 disebut Hukum Stokes dan dalam penerapannya memerlukan beberapa
syarat sebagai berikut :
1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya jauh lebih besar dibandingkan
ukuran bola)
2. Tidak terjadi aliran turbulensi di dalam fluida
3. Kecepatan v tidak besar.
Perhatikan gambar 9.1 dimana sebuah bola bergerak di dalam suatu fluida, maka selain
gaya gesekan zat cair dengan bola, ada gaya lain yang bekerja yaitu gaya berat dan gaya
Archimedes. Dengan demikian, maka pada sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat
cair yang kental akan mengalami ketiga gaya tersebut atau :
Σ𝑓 = 𝑊 + 𝐹𝐴 + 𝐹𝑆 ………………. 4
Bila selama bergerak lurus beraturan bola memerlukan waktu selama t untuk
bergerak sejauh y, maka persamaan (9.2) di atas dapat diubah menjadi :
9𝜂𝑦
𝑡= …………………6
2𝑔𝑟 2 (𝜌−𝜌0 )
Atau
2𝑔𝑟 2 (𝜌−𝜌0 )
𝑦= …………………..7
9𝜂
Dimana y adalah jarak yang ditempuh bola mulai saat bergerak dengan kecepatan konstan
hingga berhenti, dan t adalah waktu yang ditempuhnya.
METODE EKSPERIMEN
Seperti praktikum lainnya, ukur NST setiap alat yang akan digunakan. Masukkan,
gliserin kedalam tabung stokes, kemudian ukur massa jenis gliserin menggunakan
aerometer baum. Ukur pula massa serta diameter dari bola pejal yang akan digunakan.
Menggunakan Neraca Ohauss 311 dan jangka sorong. Kemudian tentukan batas ukur
yang akan digunakan sebagai batas ukur pada gerak jatuh dari bola pejal tersebut, dengan
jarak pertama 10 cm, kemudian jarak keduanya yaitu 20cm. kemudian jatuhkan bola pejal
tersebut ttanpa kece[atan awal dengan memastikan bahwa semua badan dari bola pejal
tersebut tercelup di dalam larutan gliserin.
Identifikasi Variabel
Variabel manipulasi : jarak tempuh
Variabel respon : waktu tempuh
Variabel kontrol : jenis zat cair, massa bola, dan diameter bola
A. Bola I
Massa Jenis Gliserin = | 1,200 ± 0,005 | gram/cm3
Massa Bola I = | 5,66 ± 0,05 | gram
Diameter Bola I = | 2,164 ± 0,02 | cm
B. Bola II
Massa Jenis Gliserin = | 1,200 ± 0,005 | gram/cm3
Massa Bola II = | 19,80 ± 0,05 | gram
Diameter Bola I I = | 2,524 ± 0,02 | cm
Analisis Data
Rambat Ralat
∂V
∆V = | | ∆d
∂d
1
∂ (6 π d3 )
∆V = | | ∆d
∂d
3
∆V = | π d2 | ∆d
6
3
∆V 6
π d2
= |1 | ∆d
V π d 3
6
∆V 3
= | | ∆d
V d
3∆d
∆V = | |V
d
Untuk bola I
3∆d
∆V1 = | | V1
d
3 (0,02 . 10−2 m)
= | | 5,23 . 10−6 m3
2,164 . 10−2 m
= |0,0277| 5,23 . 10−6 m3
= 1,4 . 10−7 m3
∆V1 1,4 . 10−7 m3
KR = . 100% = . 100% = 2,67%
V1 5,23 . 10−6 m3
DK = 100% - KR = 100% - 2,67% = 97,33%
Pelaporan Fisika: | 5,23 ± 0,14 | . 10−7 m3
Untuk bola II
3∆d
∆V2 = | | V2
d
3 (0,02 . 10−2 m)
= | | 8,37 . 10−6 m3
2,524 . 10−2 m
= |0,0237|8,37 . 10−6 m3
= 1,9 . 10−7 m3
∆V2 1,9 . 10−7 m3
KR = . 100% = . 100% = 2,27%
V2 8,37 . 10−6 m3
DK = 100% - KR = 100% - 2,27% = 97,73%
Pelaporan Fisika: | 0,837 ± 1,9 | . 10−6 m3
Rambat Ralat
∂ρ ∂ρ
∆ρ = | | ∆m + | | ∆V
∂m ρV
∆ρ = |(V ) |∆m + |−1 mV −2 | ∆V
−1
∆ρ ∆m ∆V
= | |+ | |
ρ m V
∆m ∆V
∆ρ = [| | + | |] ρ
m V
Untuk Bola I
∆m ∆V
∆ρ1 = [| | + | |] ρ1
m1 V1
0,005 . 10−3 kg 1,4 . 10−7 m3
= [| | + | |] 1082,21 kg/m3
5,660 . 10−3 kg 5,23 . 10−6 m3
= │0,00088 + 0,0267│1082,21 kg/m3
= 29,847 kg⁄m3
∆ρ1 29,847 kg/m3
KR = . 100% = . 100% = 2,75 %
ρ1 1082,21 kg/m3
DK = 100% - KR = 100% - 2,75% = 97,25%
Pelaporan Fisika : |1082,21 ± 29,8| kg/m3
Untuk Bola II
∆m ∆V2
∆ρ2 = [| |+ | |] ρ2
m2 V2
0,005 . 10−3 kg 1,9 . 10−7 m3
= [| |+ | |] 2365,5 kg/m3
19,800 . 10−3 kg 8,37 . 10−6 m3
= [0,00025 + 0,0227]2365,5 kg/m3
= 54,28 kg⁄m3
∆ρ2 54,28 kg/m3
KR = . 100% = . 100% = 2,29 %
ρ2 2365,5 kg/m3
DK = 100% - KR = 100% - 2,29% = 97,1%
Pelaporan Fisika : |2365,5 ± 54,2| kg/m3
Rambat Ralat
∆𝑠 ∆𝑡
∆𝑣 = [| | + | |] 𝑣
𝑠 𝑡
0,05 . 10−2 𝑚 0,07 𝑠
∆𝑣 = [| −2
|+ | |] 0,401 𝑚/𝑠
21,30 . 10 𝑚 0,53 𝑠
= [0,002 + 0,132] 0,401 𝑚/𝑠
= 0,054 𝑚/𝑠
∆v 0,054 m/s
KR = . 100% = . 100% = 13,4 %
v 0,401 m/s
DK = 100% - KR = 100% - 13,4% = 86,6%
Pelaporan Fisika : |0,401 ± 0,54| m/s
Rambat Ralat
∆𝑠 ∆𝑡
∆𝑣 = [| | + | |] 𝑣
𝑠 𝑡
0,05 . 10−2 𝑚 0,1 𝑠
∆𝑣 = [| −2
|+ | |] 0,45 𝑚/𝑠
31,70 . 10 𝑚 0,7 𝑠
= [0,001 + 0,142] 0,45 𝑚/𝑠
= 0,064 𝑚/𝑠
∆v 0,064 m/s
KR = . 100% = . 100% = 14,2%
v 0,45 m/s
DK = 100% - KR = 100% - 14,2% = 85,8%
Pelaporan Fisika : |0,45 ± 0,06| m/s
Rambat Ralat
∆𝑠 ∆𝑡
∆𝑣 = [| 𝑠 | + | 𝑡 |] 𝑣
0,05 . 10−2 𝑚 0,1 𝑠
∆𝑣 = [| −2
|+ | |] 0,52 𝑚/𝑠
42,30 . 10 𝑚 0,8 𝑠
= [0,001 + 0,125] 0,52 𝑚/𝑠
= 0,065 𝑚/𝑠
∆v 0,065 m/s
KR = . 100% = . 100% = 12,5%
v 0,52 m/s
DK = 100% - KR = 100% - 12,5% = 87,5%
Pelaporan Fisika : |0,52 ± 0,06| m/s
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Waktu
B. Kecepatan Bola II
a. Pada jarak |10,70 ± 0,05| . 10−2 m
t1 = |0,5 ± 0,1| s
t 2 = |0,4 ± 0,1| s
t 3 = |0,4 ± 0,1| s
0,5 + 0,4 + 0,4
t= = 0,43 s
3
δ1 = |t1 − t| = |0,5 − 0,43| s = 0 ,07 s
δ2 = |t 2 − t| = |0,4 − 0,43| s = 0,39 s
δ3 = |t 3 − t| = |0,4 − 0,43| s = 0,39 s
δmax = ∆t = 0,39 s
t = |0,43 ± 0,39| s
s 0,107 m
v= = = 0,24 m/s
t 0,43 s
Rambat Ralat
∆𝑠 ∆𝑡
∆𝑣 = [| 𝑠 | + | 𝑡 |] 𝑣
0,05 . 10−2 𝑚 0,39 𝑠
∆𝑣 = [| |+ | |] 0,24 𝑚/𝑠
10,70 . 10−2 𝑚 0,43 𝑠
= [0,004 + 0,83] 0,906 𝑚/𝑠
= 0,755 𝑚/𝑠
∆v 0,755 m/s
KR = . 100% = . 100% = 31,4%
v 0,24 m/s
DK = 100% - KR = 100% - 31,4% = 68,6%
Pelaporan Fisika : |0,24 ± 0,75| m/s
Rambat Ralat
∆𝑠 ∆𝑡
∆𝑣 = [| | + | |] 𝑣
𝑠 𝑡
0,05 . 10−2 𝑚 0,1 𝑠
∆𝑣 = [| −2
|+ | |] 0,35 𝑚/𝑠
21,30 . 10 𝑚 0,6 𝑠
= [0,002 + 0,166] 0,35 𝑚/𝑠
= 0,058 𝑚/𝑠
∆v 0,058 m/s
KR = . 100% = . 100% = 16,5%
v 0,35 m/s
DK = 100% - KR = 100% - 31,4% = 83,5%
Pelaporan Fisika : |0,35 ± 0,05| m/s
1.6
1.4 y = 1.8796x + 0.2233
1.2 R² = 0.9954
1
Jarak
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Waktu
4. Koefisien Kekentalan
A. Bola I
a. Pada jarak |10,70 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0108 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,26 m/s)
−2
= 1,0173 Nm s
b. Pada jarak |21,30 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0108 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,401 m/s)
−2
= 0,659 Nm s
c. Pada jarak |31,70 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0108 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,45 m/s)
= 0,587 Nm−2 s
d. Untuk bola 1 jarak |40,00 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0108 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,52 m/s)
−2
= 0,508 Nm s
e. Pada jarak |50,00 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0108 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,55 m/s)
= 0,480 Nm−2 s
f. Pada jarak |60,00 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0108 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,528 m/s)
−2
= 0,5009 Nm s
B. Bola II
a. Pada jarak |10,70 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0099 m)2 .9,8 m/s 2 (2365,5 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,24 m/s)
−2
= 2,103 Nm s
b. Pada jarak |21,30 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0099 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,35 m/s)
−2
= 1,442 Nm s
c. Pada jarak |31,70 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0099 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,36 m/s)
−2
= 1,402 Nm s
d. Pada jarak |42,30 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0099 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,423 m/s)
= 1,193 Nm−2 s
e. Pada jarak |53,00 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0099 m)2 .9,8 m/s 2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,44 m/s)
−2
= 1,147 Nm s
f. Pada jarak |63,39 ± 0,05| . 10−2 m
2r 2 . g(ρ − ρ0 )
η=
9v
2 (0,0099 m)2 .9,8 m/s2 (1082,21 kg/m3 − 0,12 kg⁄m3 )
η=
9 (0,44 m/s)
−2
= 1,147 Nm s
Rambat Ralat
2 𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑔 )
𝜂=
9𝑣
1 2
2 (2 𝑟) 𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑔 )𝑣 −1
=
9
𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑔 )𝑣 −1
𝜂 =
18
𝜕𝜂 𝜕𝜂 𝜕𝜂
∆𝜂 = | | Δ𝑑 + | | Δ𝑣 + | | Δ(Δ𝜌)
𝜕𝑟 𝜕𝑣 ∂𝜌
∆𝜂 2 Δ𝑟 Δ𝑣 Δ(Δ𝜌)
=| |+| |+| |
𝜂 𝑟 𝑣 Δ𝜌
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
A. Bola I
a. pada jarak |10,70 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2 ⁄ 3
2 . 0,02 . 10 29,847 𝑘𝑔 𝑚
| |+| |
0,0108 (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 1,10173 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,06 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,26 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,230|] 1,10173 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,334 𝑁𝑚−2 𝑠
0,334 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
1,10173 𝑁𝑚−2 𝑠
= 30,3%
𝜂 = |1,01 ± 0,33| 𝑁𝑚−2 𝑠
b. pada jarak |21,30 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2
2 . 0,02 . 10 29,847 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 0,659 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,054 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,401 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,134|]0,659 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,137 𝑁𝑚−2 𝑠
0,137 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
0,659 𝑁𝑚−2 𝑠
= 20,7%
𝜂 = |1,65 ± 0,13| 𝑁𝑚−2 𝑠
c. pada jarak |31,70 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2
2 . 0,02 . 10 29,847 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 0,587 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,06 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,45 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,133|]0,587 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,152 𝑁𝑚−2 𝑠
0,152 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
0,587 𝑁𝑚−2 𝑠
= 25,8%
𝜂 = |0,58 ± 0,15| 𝑁𝑚−2 𝑠
d. pada jarak |42,30 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
2 . 0,02 . 10−2 29,847 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 0,508 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,06 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,52 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,115|]0,508 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,132 𝑁𝑚−2 𝑠
0,132 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
0,508 𝑁𝑚−2 𝑠
= 25,9%
𝜂 = |0,50 ± 0,13| 𝑁𝑚−2 𝑠
e. pada jarak |42,30 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
2 . 0,02 . 10−2 29,847 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 0,480 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,341 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,55 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,62|] 0,480 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,371 𝑁𝑚−2 𝑠
0,371 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
0,480 𝑁𝑚−2 𝑠
= 7,72%
𝜂 = |0,48 ± 0,37| 𝑁𝑚−2 𝑠
f. pada jarak |63,39 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2 3
2 . 0,02 . 10 29,847 𝑘𝑔⁄𝑚
| |+| |
0,0108 (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 0,5009 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,43 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (1082,21 𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,52 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,82|] 0,5009 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,484 𝑁𝑚−2 𝑠
0,484 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
0,5009 𝑁𝑚−2 𝑠
= 9,66%
𝜂 = |0,50 ± 0,48| 𝑁𝑚−2 𝑠
B. Bola II
g. pada jarak |10,70 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2
2 . 0,02 . 10 52,28 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0126 (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 2,103 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,75 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,24 𝑚/𝑠 ]
= [|0,031| + |0,022| + |0,005| + |3,125|] 2,103 𝑁𝑚−2 𝑠
= 6,69 𝑁𝑚−2 𝑠
6,69 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
2,103 𝑁𝑚−2 𝑠
= 31,8%
𝜂 = |2,1 ± 6,6| 𝑁𝑚−2 𝑠
h. pada jarak |21,30 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
2 . 0,02 . 10−2 52,28 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 1,442 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,05 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,35 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,142|]1,442 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,262 𝑁𝑚−2 𝑠
0,262 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
1,442 𝑁𝑚−2 𝑠
= 18,16%
𝜂 = |1,4 ± 0,2| 𝑁𝑚−2 𝑠
i. pada jarak |31,70 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2
2 . 0,02 . 10 52,28 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 1,402 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,02 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,36 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,055|]1,402 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,135 𝑁𝑚−2 𝑠
0,135 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
1,402 𝑁𝑚−2 𝑠
= 9,62%
𝜂 = |1,4 ± 0,13| 𝑁𝑚−2 𝑠
j. pada jarak |42,30 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2
2 . 0,02 . 10 52,28 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 1,193 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,04 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,42 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,095|]1,193 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,182 𝑁𝑚−2 𝑠
0,182 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
1,193 𝑁𝑚−2 𝑠
= 15,2%
𝜂 = |1, 193 ± 0,182| 𝑁𝑚−2 𝑠
k. pada jarak |42,30 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
2 . 0,02 . 10−2 52,28 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 1,147 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,03 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,44 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,68|] 1,147 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,846 𝑁𝑚−2 𝑠
0,846 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
1,147 𝑁𝑚−2 𝑠
= 7,37%
𝜂 = |1,1 ± 0,8| 𝑁𝑚−2 𝑠
l. pada jarak |63,39 ± 0,05| . 10−2 𝑚
2∆𝑟 ∆𝜌 ∆𝜌0 ∆𝑣
∆𝜂 = [| |+| |+| | + | |] 𝜂
𝑟 (𝜌 − 𝜌0 ) (𝜌 − 𝜌0 ) 𝑣
−2
2 . 0,02 . 10 52,28 𝑘𝑔⁄𝑚3
| |+| |
0,0108 (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
= 1,147 𝑁𝑚−2 𝑠
11,85 𝑘𝑔/𝑚3 0,01 𝑚/𝑠
+| |+| |
[ (2365,5𝑘𝑔⁄𝑚3 − 0,12 𝑘𝑔⁄𝑚3 ) 0,44 𝑚/𝑠 ]
= [|0,037| + |0,027| + |0,010| + |0,022|] 1,147 𝑁𝑚−2 𝑠
= 0,091 𝑁𝑚−2 𝑠
0,091 𝑁𝑚−2 𝑠
𝐾𝑅 = .100%
1,147 𝑁𝑚−2 𝑠
= 7,93%
𝜂 = |1,1 ± 0,09| 𝑁𝑚−2 𝑠
PEMBAHASAN
SIMPULAN
REFERENSI
Paul A. Tipler (terjemahan Las Prasetio dkk). 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi
3 jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Tim Dosen Fisika Dasar 1 Jurusan Fisika FMI,PA UNM. 2009. Modul Pengukuran
Dasar dan Teori Ketidakpastian Pengukuran. Laboratorium Fisika
FMIPA UNM. Makassar