Buku Pedoman Pelayanan Perina
Buku Pedoman Pelayanan Perina
PERINATOLOGI/PICU/NICU
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi .
2. Tujuan khusus :
a. Sebagai pedoman bagi perawat Perinatologi dalam memberikan asuhan keperawatan
di Unit Perinatologi
b. Menjamin safety bagi pasien maupun petugas.
2
2. Lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada empat tingkat pelayanan yaitu
a. Pelayanan Perina ( Pasien yang dirawat yang memerlukan Observasi Ketat dari
bayi baru lahir – 1 bulan)
Merupakan pelayanan neonatus dengan pemantauan yang ketat sehingga diperlukan
perawatan yang lebih intensive berikut indikasi pasien masuk ke ruang perawatan
perinatologi sebagai berikut :
a) Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 minggu dan memiliki berat
badan >1500 gram yang tidak memiliki ketidak matangan fisiologis seperti
apnoe, prematuritas, ketidak mampuan dalam asupan oral atau menderitan
sakit yang tidak diantisipasi sebelumnya.
b) Pasien pasca ventilator selama 7 hari yang memerlukan oksigen nasal dengan
pemantauan saturasi oksigen.
c) Bayi yang memerlukan infus intra vena perifer dan mungkin nutrisi
parenteral untuk jangka waktu terbatas.
d) Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan intensif
e) Level II adalah kondisi gangguan hemodinamik ringan yang membutuhkan
pemantauan hemodinamik dengan Kriteria Fisiologi pernafasan > 60x/menit,
Nadi 140 -160 x/menit, kecukupan oksigen dalam darah dibawah 88%
f) Icterik Neonatorum yang perlu terapi fototherapi dan terapi cairan dengan
hasil bilirubin bayi > 16 mg/dl
i) Kelainan Kongenital.
j) Premature < 37 minggu BBLR < 2000 gram tetapi belum memerlukan
peralatan invasive agresif seperti : ventilator
b. Pelayanan NICU (Neonatus Intensive Care Unit : Bayi baru lahir – 1 Bulan
“Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat”)
Merupakan pelayanan keperawatan neonatus intensif yang memerlukan
pengawasan terus menerus dari perawat dan dokter serta dukungan fasilitas
berteknologi tinggi, berikut indikasi pasien masuk ruang NICU :
3
a) Bayi lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dengan berat lahir < 1000
gram yang memerlukan dukungan ventilasi mekanik dengan kriteria fisiologis
dari hasil foto thorak kesan HMD dengan belum terbentuknya surfaktan.
b) Bayi yang lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dan mempunyai resiko
tinggi untuk gagal nafas
c) Bayi level III adalah kondisi gawat dan reversible, pasca operasi
besar/berlangsung lama atau pasien dengan potensial kegawatan yang
membutuhkan pemantauan yang ketat dan atau terapi/tindakan agresif.
d) Bayi level III adalah pasien yang membutuhkan ventilator, Kriteria
Fisiologis : indikasi gagal nafas, aspiksia berat ( nilai apgar 1-3 ) aspirasi,
GED berat, sepsis berat, premature yang disertai dengan respiratory distress
syndrome (RDS), Aspirasi Meconium, Hypertensi Pulmonal, Pasca bedah
mayor, Kejang lama, Ketidakstabilan sirkulasi, misal : pasca bedah jantung,
pasca dan bayi dengan Ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi
c. Pelayanan Intermedite Anak ( Pasien dengan Usia 1 Tahun – 10 Tahun dengan
tidak menggunakan alat Bantu nafas).
Merupakan pelayanan anak dengan ketergantungan tinggi dimana asuhan
keperawatan pada pasien ini difokuskan pada :
a) Anak dengan kejang berulang, sesak nafas dengan bantuan oksigen lebih dari
5 lpm.
b) Pasien dengan post operasi laparatomy.
c) Pasien yang mendapatkan terapi intravena secara drip (gamaras, albumin)
Indikasi pasien masuk Intermedite anak :
a) Pasien dengan post ekstubasi/ pasca ventilator dengan kriteria fisiologis
pasien sudah lepas ventilator selama 7 hari dengan keadaan umum pasien
sudah nafas dengan spontan dan hemodinamik stabil Frekuensi pernafasan
20x/menit nadi 60 -80x/menit, saturasi > 90 %.
b) pasien yang tidak menggunakan alat bantu nafas seperti kejang demam, DHF,
Febris, anemia, ISPA, BP, diare dll
d. Pelayanan PICU (Peadiatrik Intensive Care Unit : 1 Bulan – 10 Tahun “
Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat”)
Merupakan pelayanan keperawatan pediatrik intensif yang memerlukan pengawasan
terus menerus dari perawat dan dokter, indikasi masuk PICU yaitu :
a) Pasien dengan resiko gagal nafas dan memerlukan batuan ventilasi mekanik
dengan kriteria fisiologis Frekuensi nafas 50 -60 x/menit, nadi 80
4
-100x/menit, saturasi 85 -87 % ada nya retraksi, penggunaan otot bantu
pernafasan.
b) Pasien post operasi jantung
c) Pasien dengan DSS dengan hasil laboratorium trombosit dibawah 50.000
d) Pasien kejang berlanjut.
1.4 BATASAN OPERASIONAL
1. Berdasarkan pada dokter yang merawat.
a. Perina/Intermendit oleh dokter spesialis anak.
b. NICI/PICU oleh dokter spesialis anak dengan dokter spesialis anak sub spesialis
intensif (Konsultan).
2. Berdasarkan umur pasien.
1) Perina : status untuk bayi 0 -1 bulan.
2) Intermedite anak : status intermedite untuk anak umur > 1 bulan – 10 tahun.
3) NICU : perawatan intensif untuk bayi 0 – 1 bulan.
4) PICU : Perawatan intensif untuk 1 bulan – 10 tahun.
3. Indikasi pasien masuk dari ruang kamar bayi ke ruang perinatologi.
1) pasien dengan RDS dengan kriteria pasien frekuensi nafas diatas 60x/menit
pasien membutuhan oksigen
6
berlakunya Standar pelayanan Medis Indonesia
10. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang
izin praktek bagi tenaga medis.
11. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang
pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan departemen kesehatan.
12. Surat keputusan bersama menteri kesehatan Republik Indonesia dan menteri
dalamnegeri Republik Indonesia No.48/Menkes/SKB/II/1998 tentang pentunjuk
pelaksanaan PP No.7 tahun 1987.
13. SK pemberlakukan buku Pedoman Hemodialisa yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit
Mitra Keluarga Kelapa Gading.
7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1 Pendahuluan
Dalam rangka melaksanakan program pelayanan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Khususnya
pada pelayanan Perina, NICU,PICU, Intermedite Anak, diperlukan tenaga yang memadai agar
pelayanan yang berkualitas, aman, dan nyaman. Dapat terwujud untuk itu pola ketenagaan
diantur sebagai berikut perawat profesional sangatlah dibutuhkan. Untuk menetukan jumlah
kebutuhan tenaga perawat digunakan buku pedoman pelayanan keperawatan dirumah sakit
yang diterbitkan oleh departement kesehatan RI tahun 2005.
9
a. Mendukung dan mengkomunikasikan semua peraturan, prosedur di rumah sakit
kepada semua staf, pasien, keluarga pasien, dan lingkungan.
b. Membuat daftar kerja seefektif mungkin dan merata untuk semua staf.
c. Aktif mengikuti pertemuan-pertemuan yang ada dan membuat laporan.
d. Bertanggung jawab kepada logistik dan administrasi.
e. Bertanggung jawab atas seluruh staf dan pasien yang ada di unitnya.
f. Berkomunikasi dengan bagian lainnya dan dokter.
g. Mengontrol proses pelayanan tiap pasien serta memberi kelengkapan informasi pada
keluarga pasien.
h. Membuat jadwal dinas dan mengatur jadwal cuti.
i. Membimbing dan membina staf yang ada dibawahnya.
j. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kelengkapan peralatan ruangan dan seluruh
inventaris yang ada di ruangan.
k. Mengevaluasi staf secara cawu dan tahunan
l. Memastikan bahwa setiap perawat mampu mengoperasikan alat-alat yang ada di
PICU/NICU/PERINA melalui wawancara lisan dan praktek lapangan serta mencatat
hasilnya di buku penampilan prestasi per staf.
m. Mengusulkan perubahan-perubahan mengenai standar prosedur yang tidak sesuai
dengan perkembangan teknologi dan praktek lapangan
1.9 Wewenang
1. Menggunakan waktu dan ruang untuk untuk pertemuan pembinaan stafnya.
2. Mengajukan usulan perbaikan Standart Prsedur Operational kepada atasannya untuk
perbaikan kualitas layanan.
3. Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, obat, mesin dan alkes guna
kelancaran kerja di unitnya.
1.10 Standar Kerja
a. Kebutuhan tenaga kerja keperawatan terpenuhi sesuai dengan pola ketenagaan
b. Penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan.
c. Asuhan keperawatan dilakukan pada semua pasien sesuai standar.
d. Evaluasi SDM tiap tahun yang diserahkan kepada atasannya serta ada rencana
pengembangan dan pembinaan SDM tiap tahun.
e. Kepala ruang dan penanggung jawab shift mampu mendiskusikan masalah pasien baik
dengan atasannya maupun dengan tim kesehatan lain.
10
f. Kebutuhan logistik unit terpenuhi dengan pengajuan permintaan melalui formulir
permintaan barang yang diajukan kepada manager keperawatan.
g. Pengembangan staf PICU/NICU/PERINA melalui pelatihan baik internal maupun
eksternal.
h. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dilakukan kepada semua pasien sesuai dengan SPO
dan terdokumentasi dengan benar.
i. Sarana dan prasarana yang ada dalam kondisi siap pakai baik kualitas maupun
kuantitasnya.
2. Penanggung Jwab Shift (PJ Shift)
2.1 Nama Unit kerja : Perinatologi/PICU/NICU
2.2 Nama Jabatan : Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
2.3 Pengertian
Seorang perawat Profesional yang diberikan wewenang dan tanggung Jawab dalam
mengkoordinasi kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatologi/PICU/NICU dan
turut melaksanakan pelayanan keperawatan pada satu unit ruangan perawatan pada sore,
malam dan hari libur.
2.4 Fungsi
Bertanggung Jawab untuk mengkordinasi semua kegiatan atau langkah – langkah asuhan
Keperawatan umum dan intensif untuk sekelompok pasien di Instalasi Perawatan Intensif
yang dilakukan oleh sekelompok /1 Group perawat.
2.5 Persyaratan dan Kualifikasi
1. D3 keperawatan.
2. Memiliki pengalaman kerja di PICU/NICU/PERINA
3. Mempunyai 1 sertifikat : kardiologi dasar atau pelatihan PICU atau NICU atau
sertifikat pelatihan Keperawatan bayi level 1,2,3.
4. Menguasai dan dapat melakukan prosedur keperawatan dengan baik.
5. Dapat mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya.
6. Dapat berkomunikasi dengan baik
7. Mempunyai surat izin perawat.
2.6 Lingkup Tugas
Memberikan Pelayanan keperawatan Gawat Darurat kepada pasien dan keluarga di
Perinatologi/PICU/NICU sampai ke ruang Perawatan Jika perlu dirawat.
2.7 Uraian Tugas
1. Mengecek jumlah tenaga pada shiftnya apakah sudah sesuai dengan jadwal yang ada
(kuantitas dan kualitasnya).
11
2. Mengatasi masalah ketenagaan dan masalah penting pada shiftnya dengan
mendiskusikan kepada supervisor Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
3. Membina staf dikelompokkan agar melaksanakan proses asuhan keperawatan sesuai
Standar Operasional Prosedur.
4. Mengecek pada pasien apakah kebutuhan layanannya sudah terpenuhi minimal 2 kali
selama shift dan memberikan bantuan secepatnya bila ada keluhan kurangnya
pelayanan.
5. Mengontrol hasil penugasan yang diberikan kepada stafnya.
6. Mengontrol kuantitas dan kualitas peralatan, instrumen obat dan alkes yang
dibutuhkan oleh shiftnya.
7. Mendiskusikan kepada dokter spesialis tentang reaksi pengobatan yang penting bagi
pasien di unitnya.Bertanggung jawab atas pekerjaan anggota kelompoknya.
8. Menentukan waktu untuk diskusi dengan kelompoknya sebelum memulai pekerjaan.
9. Jika ada pasien dengan masalah istimewa laporkan koordinator agar membuat
diskusi besar dengan seluruh perawat dibagian tersebut
2.8 Tanggung Jawab
1. Mengetahui dan mengerti kondisi suatu perkembangan semua pasien yang
berada di bawah pengawasannya.
2. Menjadi nara sumber bagi anggota tim dan dapat berfungsi sebagai pelaksana
bila diperlukan.
3. Mengenai seluruh pasien yang ada dibawah tanggung jawabnya dengan
seluruh masalahnya termasuk diagnosa, hasil pemeriksaan penunjang diagnosa yang
abnormal seperti Laboratorium, CT Scan, EKG, USG, Rontgen dan lain-lain.
4. Mengontrol agenda pasien dan catatan monitoring yang ada.
5. Berkomunikasi dengan bagian lain mendemonstrasikan kepada anggota
kelompoknya, bagaimana memberikan tindakan keperawatan khusus
6. Melaporkan masalah pasien kepada dokter jaga PICU/NICU/PERINA
2.9 Wewenang
a. Menggunakan waktu untuk pertemuan pembinaan dengan stafnya.
b. Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional keja kepada atasannya
untuk perbaikan kualitas layanan.
c. Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat, dan alkes
guna kelancaran kerja di unitnya
2.10 Standar Kerja
A. Tidak ada keluhan kekurangan tenaga pada saat dinas
12
B. Setiap staf mendapat tugas sesuai kompetensinya.
C. Sarana dan prasarana siap pakai saat bertugas.
D. Memberitahu supervisor / kepala ruang / managemen jika ada masaalah.
E. Dapat terselesaikannya semua tugas pada shiffnya.
F. Dapat bertindak sebagai penyelesaian masaalah jika terjadi masalah / komplain baik
internal maupun eksternal.
G. Segera lapor dokter jika terjadi reaksi pada pelaksanaan tindakan atau pengobatan
3. Perawat Pelaksana
3.1 Nama Unit kerja : Perinatologi/PICU/NICU
3.2 Nama Jabatan : Perawat Pelaksana Perinatologi/PICU/NICU
3.3 Pengertian : Seorang Perawat Profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di
Perinatologi/PICU/NICU
3.4 Fungsi : Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap pasien diruang Perawatan Intensif.
3.5 Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan D3 keperawatan
b. Sertifikat minimal RJP Neonatus/anak.
c. Telah mengikuti pelatihan dasar prosedur keperawatan intensif yang
diselenggarakan oleh bagian diklat departemen Keperawatan RSMKKG
d. Menguasai prosedur keperawatan intensif dengan baik.
e. Dapat berkomunikasi dengan baik.
f. Mempunyai Surat Izin Perawat.
3.6 Lingkup Tugas
a. Melaksanakan Layanan Keperawatan intensif secara optimal dan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
b. Menciptakan suasana yang tenang dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya
sehingga kualitas hasil asuhan keperawatan menjadi optimal.
c. Melaksanakan Pemeliharaan peralatan dan inventaris agar siap pakai dalam hal
kualitas dan kuantitas.
d. Menyelesaikan permasalahan pasien dan keluarganya dengan cara diskusi dan
diselesaikan dengan atasanya.
e. Menjalin kerjasama yang solid antara Tim kesehatan di unit keperawatan intensif
dengan unit lain Ruah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
f. Melaksanakan Pelayanan Keperawatan umum dan intensif kepada pasien di Ruang
Perinatologi/PICU/NICU selama berada diunit Keperawatan.
13
3.7 Uraian Tugas
a. Mengetahui dan mengikuti kondisi serta perkembangan semua pasien yang berada
dibawah pengawasannya
b. Menjadi anggota tim dalam proses keperawatan intensif.
c. Memelihara peralatan, mesin alkes dan obat, inventaris ruangan agar jumlah dan
kualitasnya selalu sesuai standar.
d. Memelihara kebersihan alat / instrumen ruangan sesuai SPO.
e. Mengetahui, memahami, dan dapat melaksanakan setiap tindakan keperawatan
sesuai SPO.
f. Merespon setiap keluhan pasien dengan mengkaji terlebih dahulu kemudian
menentukan inventaris atau mendiskusikan dengan dokter jaga diunitnya.
g. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
h. Membuat dan melengkapi administrasi pada setiap prosedur tindakan.
i. Mencatat penggunaan obat dan alkes yang digunakan pada setiap prosedur
tindakan.
j. Bertanggung jawab tentang kesiapan setiap prosedur dan peralatan yang akan
dilakukan.
k. Menjaga tata tertib dan mematuhi kebijakan secara tepat
3.8 Tanggung Jawab
a. Merencanakan, melaksanakan pelaksanaan asuhan keperawatan yang sudah
ditentukan serta dokumentasinya.
b. Selalu melakukan evaluasi dari askep yang telah diberikan
c. Menjaga dan memastikan prosedur keperawatan intensif dilaksanakan sesuai
SPO
d. Sebelum memulai tugasnya harus memperkenalkan diri kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
e. Dapat bekerja sama dengan anggota tim
f. Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
g. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
h. Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
i. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
j. Mengontrol keseluruhan inventaris instrumen, obat, dan alkes.
k. Berkomunikasi dengan baik kepada bagian lain / dokter intensif.
l. Menerima dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan
3.9 Wewenang
14
a. Menggunakan waktu untuk pertemuan evaluasi kerja.
b. Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional kepada atasannya
untuk perbaikan kualitas layanan.
c. Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat, dan
alkes guna kelancaran kerja diuniknya
d. Mengajukan permohonan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sesuai
kebutuhan tugas di ruang intensif.
3.10 Standar Kerja
a. Adanya catatan yang lengkap di catatan keperawatan dan terlaksana.
b. Adanya Asuhan Keperawatan di setiap pasien yang menjadi tugasnya
c. Sarana dan Prasarana siap pakai dan ada pada tempatnya.
d. Semua stock ruangan siap pakai dan lengkap.
e. Pasien puas/tidak ada komplain dan dilaksanakan sesuai SPO
f. Terjadi komunikasi yang terapeutik dengan dokter, staf, pasien dan keluarga.
g. Tidak ada kekurangan pemakaian stock inventaris ruangan setelah tindakan atau
prosedur pada lingkup tugasnya.
h. Siap dengan obat/alkes di saat merencanakan prosedur tindakan pada pasien
yang menjadi tugasnya
JABATAN KUALIFIKASI
Kepala unit perawatan Kepala unit Dokter spesialis anak 1
perawatan perina, NICU,PICU, konsultan
Intermedite anak
16
BAB III
STANDART FASILITAS
17
1.2 STANDAR FASILITAS
LACI 1
1 Adrenalin 20
2 Meylon/Mbicnat 4
3 Cordaron 2
4 Lanoxin 1
5 Dobuject 250mg 1
6 Dopac 200mg 1
7 Atropin Sulfa 20
8 Xylocain Jelly 1
10 Needle No.18 2
11 Perfusor Tubing 2
12 Disp 3cc 5
13 Disp 5cc 5
14 Disp 10 cc 5
15 Catheter Tip 1
16 Isopas/Pastik 20
LACI 2
1 Tubing Oksigen 1
2 Intafix air 1
4 Neoflon no 26 3
5 IV 300 5 x 5 3
6 Dex 5% 100cc 3
8 IV 3000 7x9cm 1
9 Dicofix Tubing 1
19
10 Vasofix No.18 2
11 Vasofix No.20 2
12 Vasofix No.22 2
LACI 3
2 Suction Connecting 2
20
b) Cantumkan petunjuk cara penggunaan alat medis pada setiap alat
c) Pemeriksaan alat secara berkala dilakukan oleh bagian teknisi
d) Bersihkan dan keringkan alat – alat sehabis pakai sesuai dengan petunjuk
e) Tempatkan semua peralatan ditempat yang aman pada tempat masing-
masing.
3) Perbaikan peralatan kesehatan
a) Periksa peralatan yang ada diruangan Perina/PICU/NICU
b) Laporkan kerusakan yang ada kebagian teknisi dengan mengisi login
maintemen yang tersedia.
c) Catat hasil perbaikan yang meliputi : tanggal perbaikan, nama petugas yang
memperbaiki, serta komponen yang diperbaiki.
4) Hal – hal yang perlu diperhatiakan :
Bila kerusakan tidak dapat diperbaiki/ diganti oleh teknisi manitenance, maka
petugas maintenance menghubungi teknisi luar/ supplier untuk perbaikan alat.
BAB IV
Perina mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang
kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan Perina adalah suatu pelayanan yang
dilakukan untuk kebutuhan pasien yang sakit kritis. Tujuan dari pelayanan adalah memberikan
pelayanan medik berkelanjutan.
1. Prioritas pasien keluar dari Perina berdasarkan pertimbangan medis dengan syarat :
22
2) Pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar (Makan dan minum sesuai
dengan kebutuhan cairan)
1. Ruang Perina
a) Flowsheet.
b) Timbangan bayi.
c) Tempat tidur bayi.
d) Phototerapi.
e) Inpus pump/Syinge Pump.
f) Infant Warmer /Inkubator.
g) Monitor( Nadi, Saturasi Oksigen, pernafasan )
h) O2 Central (peralatan pemberian Oksigen : Oxyhood, kateter nasal)
i) Suction.
j) Termometer.
2. Ruangan NICU.
a) Flowsheet
b) Timbangan bayi
c) Inpus Pump/Syinge Pump
d) Tempat tidur bayi.
e) Incubator/Infant Warmer
f) Monitor lengkap (pengukuran tensi, nadi, saturasi oksigen pernafasan)
g) Oksigen central (peralatan pemberian oksigen : oyhood, kateter nasal)
h) Suction.
i) Termometer
j) Troly emergency yang berisi alat/obat untuk keadaan emergency : airway, laryngoscope,
ambu bag, adrenalin , cairan infus.
k) Ventilator.
23
3. Ruangan PICU
a) Flowsheet
b) Infus Pump/Syringe Pump
c) Tempat tidur anak
d) Monitor lengkap (pengukuran tensi, nadi, saturasi oksigen pernafasan)
e) Oksigen central (peralatan pemberian oksigen : oyhood, kateter nasal)
f) Suction.
g) Termometer
h) Troly emergency yang berisi alat/obat untuk keadaan emergency : airway, laryngoscope,
ambu bag, adrenalin , cairan infus.
i) Ventilator.
C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:
a) Ruang Perina
a. Obserasi keadaan umum pasien tiap 2 jam
b. Observasi tanda – tanda vital tiap 2 jam
c. Pengukuran intake dan output asien tiap 3-4 jam
d. Merubah posisi 2 – 3 jam sekali.
b) Ruang NICU/PICU
1) Observasi keadaan umum pasien tiap jam
2) Observasi tanda – tanda vital tiap 1 jam
3) Pengukuran intake dan output cairan pasien tiap jam
4) Merubah posisi 2 -3 jam sekali.
D. Prosedur Medik
1. Ruangan Perina
2) Pemasangan Stomach Tube
3) Pemasanagan Vena Umbilikal
4) Pemakaian Inkubator/Infant warmer
5) Pemasangan Infus
6) Pengoperasian fototerapi
7) Balance cairan
2. Ruangan NICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan Vena Umbilikal/ vena central
3) Pemakaian Inkubator/Infant warmer
4) Pemasangan infus
5) Pemasangan kateterpengoperasian Fototerapi
6) Intubasi dan perawatannya.
24
7) RJP Neonatus
8) Pemakaian Ventilator
9) Ekstubasi
10) Fisioterapi
11) Suction
12) Balance cairan
13) Penghitungan obat inotropik
14) Pemeriksaan AGD
3. Ruangan PICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan vena central
3) Pemasangan infus
4) Pemasangan Kateter
5) Intubasi dan perawatannya.
6) RJP Anak
7) Pemakaian Ventilator
8) Ekstubasi
9) Fisioterapi
10) Suction
11) Balance cairan
12) Penghitungan obat inotropik
13) Pemeriksaan AGD
14) EKG
25
e) PaCO2 > 60 mmHg
f) Ruang rugi : volume tidal >0,6
2) Penghentian/ weaning Ventilator
a. Proses penyakit yang menyebabkan pemasangan ventilator sudah dapat diatasi/dikurangi.
b. Pasien dalam keadaaan sadar
c. Hemodinamik stabil dan normal.
d. Pada pemberian PEEP tidal lebih dari 5 cmH20atau pada Fi02 50% dapat
mempertahankan Pa02 > 60 mmhg.
e. PaC02 < 45 mmHG
f. Volume Tidal >10 – 15 ml/kg
g. Kapasitas vital paru>10 cc/kg, atau 2 kali lebih besar dari volum tidal
h. Volume semenit < 10 L/menit
i. Tekanan Maksimum Inspirasi < 20 cmH20
j. Laju pernafasan < 25x/menit
k. Secara psikologis pasien udah siap dan kooperatif untuk dilakukan ekstubasi.
26
Infus Pump digunakan untuk pemberian cairan berupa nutrisi maupun cairan ruwatan,
jumlah maksimal yang dapat diberikan kepada pasien yang menggunkan infus pump
adalah 999,9 cc/jam.
c. Suction
Suction digunakan untuk membantu mengeluarkan lendir dari mulut atau alat bantu nafas
pasien, tekanan suction untuk pasien adalah :
a) Bayi dengan tekanan kurang dari 100 cmH20
b) Anak dengan tekanan kurang dari 100- 120 cmH20, atau sesuai dengan SPO/PERI/54
d. Ventilator
Ventilator digunakan sesuai dengan indikasi dan pemakaian ventilator dan cara
pengoperasian sesuai dengan SPO/PERI/91
e. EKG
Untuk pasien dengan gangguan irama jantung dapat dilakukan perekaman EKG dengan alat
yang sama digunakan oleh pasien dewasa atau anak.
f. Monitor
Untuk pasien yang memerlukan observasi tanda tanad vital tiap jam ataupun tiap
15 menit perlu dipakai monitor dan pemakaian aksesoris disesuaikan dengan besar
kecilnya badan pasien.
G. Konsultasi
Orang tua pasien berhak berkonsultasi pada dokter yang merawat pada setiap dokter visit
ataupun konsultasi di poliklinik dengan perjanjian sebelumnya.
I. Pengiriman Pasien
1. Pengiriman ke radiologi/poliklinik
Sebelum pasien dibawa ke radioogi/poliklinik perawat appoitment terlebih dahulu mendaftar
sehingga pasien tidak menunggu lama di bagian radiologi ataupun Poliklinik, pasien yang
memerlukan pendampingan anastesi perawat perlu meminta persetujuan kepada keluarga
terlebih dahulu.
2. Pengiriman ke kamar operasi
Setelah semua persiapan operasi selesai yang menyangkut administrasi maupun fisik maka
pasien langsung diantar ke kamar operasi.
27
3. Pengiriman rujukan
Setiap pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit lain harus sesuai dengan SPO merujuk ke
RS luar
4. Pengiriman ke kamar jenasah
Setelah 2 jam pasien dinyatakan meninggal oleh DPJP ataupun dokter jaga bangsal, maka
pasien diantar ke kamar jenasah.
J. Rekam Medis
Pasien yang dirawat di NICU bila pulang paksa atau meninggal dunia, status akan
dikembalikan lagi ke rekam medis, atau bila ada pasien lama yang dirawat maka rekam medik
akan memberikan status lamanya
28
d) Laporan tahunan
1) Laporan kegiatan peristi terhadap penanggung jawab peristi
2) Laporan evaluasi pendidikan dan pelatihan perawat
3) Laporan orientasi untuk karyawan baru
4) Laporan kegiatan home visit
5) Program peningkatan mutu pelayanan.
BAB V
LOGISTIK
Penginputan alat kesehatan dilakukan 1 kali satu minggu setiap hari senin dan akan
diambil hari kamis, permintaan dilakukan dengan menginput dibagian farmasi dengan cara
anfrah ke bagian farmasi sesuai stok masing – masing ruangan.
B. Perencanaan Perlatan/Peremajaan
Untuk perencanaan permintaan alat baru dilakukan setelah dipastikan oleh bagian maintenance
medis bahwa tidak bisa digunakan dengan cara membuat kronologis kejadian yang diketahui
oleh manager masing – masing bagian bila sudah disetuji maka dikonfirmasi bagian farmasi
untuk barang – barang yang akan diganti.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1.1 Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien menjadi lebih aman, sistem tersebut meliputi :
4. Asessemen risiko
5. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
6. Pelaporan dan analisis insiden
7. Kemampuan belajar dari rencana tindak lanjut yang telah ditentukan
8. Implementasi solusi untuk meminimalisir terulangnya risiko kembali
1.2 Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Meminimalisir serta menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah
sakit
1.3 Standar Keselamatan Pasien
1. Seluruh unit kerja dirumah sakit wajib menerapkan dan melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang telah ditetapkan
2. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam asuhan pasien di Rumah Sakit harus menjamin
keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan, koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan sejak pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
3. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading menerapkan 7 (tujuh) standar
keselamatan pasien yang terdiri dari :
1) Hak pasien
2) Mendidik pasien dan keluarga
31
3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4) Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
4. Enam sasaran keselamatan pasien Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading
adalah:
1) Ketepatan identifikasi pasien
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5) Pengurangan pasien infeksi terkait pelayanan kesehatan
6) Pengurangan resiko pasien jatuh
5.Setiap pasien yang masuk rumah sakit harus dilakukan identifikasi minimal 2 dari
identitas pasien yaitu nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis.
6.Setiap pasien dilakukan identifikasi pada saat pemberian obat, pemberian transfusi
darah, pengambilan sampel untuk tindakan Laboratorium, pemeriksaan Radiologi
dan tindakan kedokteran
7.Setiap petugas yang menemukan insiden yang berhubungan dengan keselamatan
pasien wajib melaporkan insiden tersebut ke Atasan langsung tempat ditemukannya
insiden dan diteruskan ke sub komite keselamatan pasien maksimal 2 x 24 jam.
8.Setiap insiden yang dilaporkan dan berhubungan dengan keselamatan pasien wajib
dianalisis, ditindaklanjuti dan dievaluasi pelaksanaannya secara bersama oleh tim
komite keselamatan pasien dengan unit kerja terkait.
9.Pelaporan Insiden keselamatan pasien meliputi : kejadian tidak diharapkan (KTD),
kenjadian nyaris cidera (KNC) dan kejadian sentinel.
32
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
B. Tujuan
Keselamatan dan kesehatan kerja /K3 merupakan bagian dari integral dari perlindungan
terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian dari integral dari rumah sakit, jaminan kesehatan
dan keselamatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai dan meningkatkan
produktifitas rumah sakit.
33
Agar pegawai dan setiap orang ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan
selamat.
Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan sebagai efesien.
Agar proses produksi berjalan lancar tanpa adanya hambatan.
34
Pemasangan wizak pada tempat tidur bayi sehingga bayi terhindar dari benturan atau
trauma fisik.
Pelaksanaan kalibrasi pada alat yang seharusnya dikalibarasi sehingga alat yang dipakai
pasien terjamin keselamatannya.
Pemasangan hek tempat tidur pada semua tempat tidur sehingga bayi terhindar dari
jatuh.
Pemasangan alat fototerapi harus sesuai dengan SPO
Pemberian obat – obatan harus sesuai dengan SPO sehingga bayi terhindar dari
pemberian obat – obatan (Biknat, KCL)
Prosedur cuci tangan dijalankan untuk mencegahan infeksi nosocomial
Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi infeksi silang abtara
petugas adan pasien.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1 Pengertian
Pengendalian Mutu adalah sistem pengelolaan terhadap mutu suatu proses atau pelayanan
dalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen atau pelanggan.
35
Merupakan proses penetapan program yang digunakan untuk mengukur efektifitas
pencapaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan oleh unit kerja atau rumah sakit.
Program pengendalian mutu unit pelayanan Perinatologi meliputi :
a. Pengendalian indikator mutu
Indikator mutu adalah sasaran atau target yang ingin dicapai oleh suatu unit kerja
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan unit kerja. Indikator mutu
ditentukan dan ditetapkan setiap tahunnya atas persetujuan Direktur rumah sakit
serta dikontrol pencapaian terkait indikator yang telah ditetapkan setiap
bulannya. Proses pengelolaan indikator mutu berkoordinasi dengan unit QMR
rumah sakit untuk proses pengumpulannya.
b. Pengukuran kepuasan pelanggan
Merupakan proses penilaian yang diberikan oleh pelanggan terhadap pelayanan
serta kinerja petugas rumah sakit, proses pengukuran kepuasan pelanggan ini
dilakukan setiap pasien melakukan pengobatan atau perawatan di rumas sakit
mitra kelaurga kelapa gading, dimana hasil dari proses pengukuran kepuasan
pelanggan akan dianalisa dan dievaluasi pelaksanaanya berkoordinasi dengan
unit pelayanan marketing (humas) setiap bulannya.
c. Pengendalian infeksi rumah sakit
Merupakan suatu proses pengendalian terhadap pengelolaan infeksi dirumah
sakit. Proses pengelolaan infeksi rumah sakit ini berkoordinasi dengan unit
pelayanan PPIRS untuk mencegah terjadinya infeksi serta memberikan
perlindungan baik bagi pasien, keluarga, maupun petugas rumah sakit.
d. Pengelolaan insiden keselamatan paisen
Merupakan proses pengelolaan terhadap insiden yang terjadi terkait dengan
keselamatan pasien, khususnya pelayanan hemodialisa. Setiap insiden yang
terjadi dianalisa dan dievaluasi dengan berkoordinasi dengan sub komite
keselamatan pasien. Setiap terjadi insiden wajib dilaporkan ke kepala ruang dan
sub komite keselamatan pasien maksiman ≤ 2 x 24 jam
e. Pelatihan dan pengembangan SDM
Merupakan suatu proses pengembangan sumber daya khususnya petugas
kesehatan unit pelayanan hemodialisa. Dalam upaya pengembangan SDM,
kepala ruang unit pelayanan hemodialisa berkoordinasi dengan bagian diklat
Rumah Sakit.
f. Penilaian kinerja
36
Merupakan suatu proses penilaian terhadap kinerja petugas kesehatan khusunya
unit pelayanan hemodialisa untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan
suatu pelayanan yang dilakukan oleh petugas kesehatan tersebut terhadap
standar dan regulasi yang telah ditetapkan. Proses penilaian kinerja dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit berkoordinasi
HRD rumah sakit.
3) Implementasi standar mutu
Dalam pelaksanaan kepala ruang bertanggung jawab dalam pengelolaan standar mutu
berdasarkan regulasi dan program yang telah ditetapkan. Proses pelaksanann standar
mutu mengacu kepada standar dan regulasi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
4) Evaluasi standar mutu
Setiap standar mutu dan program mutu yang telah dilaksanakan harus dilakukan analisa
dan evaluasi atas pelaksanaannya. Proses evaluasi ini dilakukan untuk prose
peningkatan mutu pelayanan diperiode berikutnya.
37
BAB IX
PENUTUP
Demikianlah pedoman pelayanan ini disusun agar digunakan sebagai acuan dalam menjalankan
proses pelayanan Perinatologi dengan tujuan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien serta
keselamatan kerja karyawan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2
sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi - baik Akreditasi Nasional
2012 maupun standar Internasional.
Upaya terus menerus untuk mengacu pada standar pelayanan terbaik adalah harapan dari para
konsumen kesehatan. Melalui pelayanan prima diharapkan kulitas hidup para penderita gagal
ginjal kronis dapat ditingkatkan dan dapat berperan produktif pada bangsa dan Negara.
38