Anda di halaman 1dari 12

LIPID

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara
bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan kalau dilihat dari
stukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang dibentuk dari
senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang.
Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu
gliserol dan asam lemak. Lipid merupakan zat hidrofobik yang sukar
larut dalam air. Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam
air, tetapi sedikit larut dalam alkohol, dan larut sempurna dalam
pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, serta pelarut non
polar lainnya.
Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan
cadangan energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel.
Seluruh sel mahluk hidup dibungkus oleh membran yang antara lain
terdiri dari molekul-molekul lemak yang tersusun sedemikian rupa
sehingga isi sel terpisah dari dunia luar.
Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari
gliserol dan lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh
larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hari kita
kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisis ini disebut penyabunan. Ester
dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam karbosilat dengan
alkohol yang dapat dikatalisis oleh asam mineral, misalnya asam
sulfat atau asam klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu
keseimbangan. Biokimia lipid diperlukan untuk memahami banyak
bidang biomedis penting, misalnya obesitas, diabetes mellitus,
aterosklerosis, dan peran berbagai asam lemak tak jenuh ganda
dalam ilmu gizi dan kesehatan. Senyawa yang termasuk kelompok
lipid adalah trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, steroid, terpen,
prostaglandin.

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

1.2 Maksud Praktikum


 Untuk menentukan ada tidaknya gliserol dalam senyawa lipid
berdasarkan terbentuknya bau khas
 Untuk menentukan ada tidaknya gliserol dalam senyawa lipid yang
menghasilkan perbandingan warna antara larutan contoh dan
blanko.
1.3 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami karakteristik dari
kandungan senyawa lipid dengan metode penentuan dari tes
acrolein dan tes kolorimetri

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Lipid (Yunani, lipos=lemak) adalah sekelompok besar senyawa
alam yang tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non
polar seperti n-heksan, kloroform dan dietil eter. Sifat inilah yang
membedakan lipid dari karbohidrat, protein asam nukleat dan
kebanyakan molekul hayati lainnya. Struktur molekul lipid sangat
beragam, sehingga kita harus meninjau banyak gugus fungsi yang
telah kita pelajari sebelumnya. Senyawa yang termasuk kelompok
lipid adalah trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, steroid, terpen,
prostaglandin (Natsir, dkk., 2013).
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak,
minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait yang berkaitan
lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya. Senyawa ini
merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja karena nilai
energinya yang tinggi, tetapi juga karena vitamin larut-lemak dan
asam lemak esensial yang terkandung di dalam lemak makanan
alami. Lemak disimpan di jaringan adipose, tempat senyawa ini juga
berfungsi sebagai insulator listrik, dan memungkinkan penjalaran
gelombang depolarisasi di sepanjang saraf bermielin. Kombinasi lipid
dan protein (lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting yang
terdapat baik di membran sel maupun di mitokondria, dan juga
berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dalam darah. Pengetahuan
tentang biokimia lipid diperlukan untuk memahami banyak bidang
biomedis penting, misalnya obesitas, diabetes mellitus,
aterosklerosis, dan peran berbagai asam lemak tak jenuh ganda
dalam ilmu gizi dan kesehatan (Murray, dkk., 2006).
Pengelompokannya dibagi menjadi dua yang didasarkan atas
identitas dan letak ketiga komponen asam lemak penyusunnya.
Senyawa dengan kandungan asam lemak yang sejenis pada ketiga
posisi gugus hidroksilnya disebut trigliserida sederhana. Trigliserida

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

dengan kandungan dua atau lebih asam lemak yang berbeda


dinamakan trigliserida campuran (Nurhasanah, 2003)
Lilin atau malam adalah sebagian dari kelompok lipid. Secara
kimiawi, lilin merupakan ester dari asam lemak berantai panjang.
Panjang rantai hidrokarbon asam maupul alcohol pada lilin biasanya
berkisar dari 10 sampai dengan 30 karbon. Lilin adalah padatan
stabil bertitik leleh rendah yang dapat ditemui pada tumbuhan dan
hewan. Spermaseti terdapat dalam kepala ikan paus, karmauba
yang merupakan bahan utama dalam lilin penyemir mobil dan lantai
yang berasal dari daun pohon palem di USA. Lilin lebah yang
sebagian besar berupa mirisil palmitat, adalah ester dari mirisil
alkohol dan asam palmitat. Lilin berguna untuk melindungi
permukaan daun dari penguapan air dan serangan mikroba. Lilin
juga melapisi kulit, rambut dan bulu unggas sehingga tetap lentur
dan kedap air (Natsir, dkk., 2013).
Trigliserida adalah trimester dari asam lemak dan gliserol.
Asam lemak adalah karboksilat berantai panjang, yang umumnya
memiliki jumlah atom karbon genap, jarak yang bercabang, dan
dapat memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua (tidak jenuh). Sifat
fisik maupun sifat kimia dari trigliserida sangat ditentukan oleh jenis
asam lemak pembentuknya. Tingkat kejenuhan dari asam lemak
menentukan titik leleh dari trigliserida yang dibentuknya. Asam lemak
jenuh umumnya rantainya memanjang dan lebih teratur. Jika ikatan
ganda dua cis dalam rantai asam lemak, maka rantainya akan
membelok dan tidak teratur strukturnya (Natsir, dkk., 2013).
Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan titik lelehnya,
pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak
berwujud cair. Titik leleh dari lemak dan minyak tergantung pada
strukturnya, umumnya meningkat dengan bertambahnya jumlah
atom karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon-karbon dalam
komponen asam lemak juga sangat berpengaruh. Trigliserida yang

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

mengandung banyak asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan
linoleat akan berwujud lemak (padat), contohnya lemak sapi. Reaksi
hidrogenasi mengubah minyak nabati menjadi lemak, misalnya pada
industri margarin. Serbuk logam nikel (sebagai katalis) didispersikan
ke dalam minyak panas selanjutnya diadisi dengan hidrogen
sehingga ikatan ganda dua dari asam lemak tak jenuh menjadi jenuh
dan membentuk lemak (Natsir, dkk., 2013).
Lemak adalah suatu ester trigliserida(TG) dari gliserol dengan 3
asam lemak terikat pada rantai utamanya 6. Asam lemak yang
berikatan dengan trigliserida pada dasarnya merupakan rantai
karbon(C) dengan gugus karboksil (COOH) pada salah satu
ujungnya yang dapat bereaksi (berikatan) dengan molekul lain
(Tuminah, 2009).
2.2 Uraian bahan
a. Air suling ( Ditjen POM. FI III, 1979: 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak
berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Alam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
b. KHSO4 ( Ditjen POM. FI III, 1979)
Nama resmi : Kalium Hidrogen Sulfat
Nama lain : Kalium bisulfat
RM/BM : KHSO4/ 136,17
Pemerian : Gumpalan putih, higroskopik.
Penyimpanan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai katalisator
c. Gliserin ( Ditjen POM. FI III, 1979)

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

Nama resmi : Glicerolum


Nama lain : Gliserol
RM/BM : C3H8O3/ 92,10
Pemerian : Cairan seperti sirup; jernih;
tidak
berbau, manis diikuti rasa
hangat.
Penyimpanan : Alam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sampel.
d. Minyak kelapa ( Ditjen POM. FI III, 1979)
Nama resmi : Oleum Cocus
Nama lain : Minyak Kelapa
Pemerian : Cairan tidak jernih; tidak
berwarna
atau kuning pucat.
Penyimpanan : Alam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sampel.
2.3 Prosedur kerja
Tes Acrolein
Kedalam masing-masing tabung diisi 1 mL larutan contoh.
Tambahkan 0,5 gram KHSO4 kedalam masing-masing tabung.
Panaskan tabung dengan api kecil. Bau karakteristik menandakan
adanya gliserol.

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

BAB III METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,
pipet tetes, pipet skala, rak tabung, gegep, penangas air, gelas ukur,
batang pengaduk dan sikat tabung.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu
minyak goreng, minyak kelapa, wax (lilin), gliserol 10%, aquades,
KHSO4.
3.3 Cara Kerja
Tes Acrolein
3 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 1 ml larutan
contoh yakni wax (lilin), minyak kelapa, minyak goreng dan gliserol
10%, kemudian ditambahkan ± 0,5 gr KHSO4 ke dalam larutan
contoh, lalu dipanaskan dengan penangas air. Timbulnya bau
karakteristik menandakan adanya gliserol.

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Praktikum
Tes Acrolein
NO. contoh 0,5 gram KHSO4 Panaskan (abu)

1 Lilin Tidak bercampur Bau khas lilin berbentuk


dan tidak padat warna cokelat
berwarna
2 Minyak Tidak bercampur Tidak bercampur dan berbau,
kelapa dan tidak berbau warna cokelat
3 Minyak Tidak bercampur Bau menyengat dan berubah
jagung warna
4 gliserol Belum bercampur Busuk , amis dan membeku
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan tes acrolein pada senyawa-
senyawa yang mengandung lipid, contohnya itu lilin, gliserol,
minyak kelapa dan minyak goreng. Sebelum itu, perlu kita
ketahui bahwa lipid merupakan senyawa yang bersifat
hidrofobik yaitu sukar larut dalam air tapi larut pada organik non
polar seperti etanol. Dan tes acrolein adalah senyawa yang
terdapat pada lipid yang jika dipanaskan akan membentuk bau
khas yang biasanya disebut acrolein.
Pertama-tama di uji pada gliserol yang ditambahkan 0,5 gr
KHSO4 tercium bau khas gliserol yang menyengat setelah
pemanasan. Kemudian percobaan kedua pada lilin dengan
perlakuan yang sama tercium bau lilin yang menyengat setelah
pemanasan, dan pada minyak kelapa maupun minyak goreng
tercium bau khas setelah pemanasan. Digunakan KHSO4
karena berfungsi sebagai katalisator pembentukan gliserol, oleh
karena itu KHSO4 tidak ikut bereaksi. Bau khas yang
ditimbulkan sesuai dengan literatur, hal ini terjadi karena adanya
reaksi antara molekul oksigen dengan asam lemak berikatan

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

ganda. Sedangkan pemanasan disini berfungsi agar terjadi


proses hidrasi pada sampel sehingga H2O hilang dan akan
terbentuk akrolein atau akrildehida yang memiliki bau yang khas
yakni bau yang tajam seperti lemak yang terbakar (bau tengik).

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
tes acrolein pada setiap sampel mengandung gliserol karena pada
saat dipanaskan menghasilkan bau khas.
5.2. Saran
Sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktikum telah disiapkan terlebih dahulu agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar.

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Penuntun Biokimia Umum. Makassar : UMI

Murray, Robert K., dkk. 2006, Biokimia Harper Edisi 27.


Jakarta :
Buku Kedokteran.

Natsir, hasnah dkk., 2013, Kimia Organik, UPT MKU. Makassar :


Universitas Hasanuddin.

Ngili, Yohanis, 2013, Biokimia Dasar Edisi Revisi. Bandung:


Rekayasa Sains.

Tuminah, Sulistyowati, 2009, Efek Asam Lemak Jenuh dan Asam


Lemak Tak Jenuh “Trans” Terhadap Kesehatan. Artikel
Puslitbang Biomedis dan Farmasi. XIX.

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081
LIPID

LAMPIRAN

Skema Kerja

Disiapkan tabung reaksi

Diisi 1 ml larutancontoh

Ditambahkan kurang lebih 0,5307 gram KHSO4

Dipanaskan tabung dengan api kecil

Dicium bau yang menandakan adanya gliserol

Gambar

AYU MELINDA HAMDANA RAMLI


15020140081

Anda mungkin juga menyukai