Disusun Oleh :
i
Kata Pengantar
Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada tuhan selain dia. Dia-lah
yang indah, dan hanya dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini. Tidak lupa kepada keluarga, sahabat, serta umatnya sampai akhir
jaman.
Makalah ini merupakan suatu bukti rasa tanggung jawab dalam memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan IPS di Sekolah Dasar.
“Manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan”, untuk itu
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
Daftar Pustaka................................................................................................................... 13
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Prosedur Pemecahan Masalah
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab yang diawali oleh bab Pendahuluan
sampai dengan bab Penutup.
2
II. Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik di SD
3
Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan
bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur
konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan
pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu
ketara dan tidak ditekankan.
Menurut paham dari aliran konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah
tidak boleh dipindahkan dari guru kepada siswa/anak didik dalam bentuk
yang serba sempurna. Murid perlu diberi binaan tentang pengetahuan
menurut pengalaman masing – masing.
Pembelajaran dalam konteks Konstruktivisme merupakan hasil dari
usaha murid itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk murid sesuai
dengan prinsip Student centered bukan teacher centered. Blok binaan asas
bagi ilmu pengetahuan sekolah ialah satu skema yaitu suatu aktifitas mental
yang digunakan oleh murid sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan
pengabstrakan dalam proses pemikiran anak. Pikiran murid tidak akan
menghadapi suatu realitas yang berwujud secara terasing dalam lingkungan
sekitar.
Kenyataan yang diketahui murid adalah realitas yang dia bina sendiri.
Murid sebenarnya telah mempunyai satu set ide dan pengalaman yang
membentuk struktur kognitif terhadap kelanjutan pola pengetahuan dan
pemikiran mereka.
Untuk membantu murid membina konsep atau pengetahuan baru, guru
harus mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila
istilah baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian dari
pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu
pengetahuan dapat dibina. Hal inilah yang biasa dinamakan dengan
konstruktivisme.
4
Karakteristik model pembelajaran konstruktivistik berarti ciri – ciri yang
membedakan pendekatan konstruktivistik dengan pendekatan yang lainnya.
Ciri – ciri tersebut diantaranya:
5
1. Mengembangkan pengalaman menjadi pengetahuan
2. Mengembangkan pengalaman dengan beragam perspektif
3. Mengembangkan pembelajaran dalam konteks nyata
4. Mendorong terbentuknya rasa memiliki terhadap apa yang dipelajarinya
5. Menempatkan proses belajar sebagai proses social
6. Mendorong penggunaan beragam cara dalam belajar sesuai dengan
kebiasaan masing-masing
7. Mendorong kesadaran diri dalam proses mengkonstruksi pengetahuan
6
mengubah tumpuan penyelidikan daripada pembinaan model daripada kaca
mata guru kepada pembelajaran sesuatu konsep daripada kaca mata murid.
Menurut Degeng dalam Aqib (2001) terdapat komparasi mendasar antara
pembelajaran model Behavioristik dengan konstruktivistik. Belajar menurut
behavioristik adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
meningkat-kan pengetahuan kepada yang pembelajar. Adapun belajar
menurut konstruktivistik adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman
konkret, aktivitas kolaboratif dan refleksi serta interaksi. Sedangkan
’mengajar’ adalah menata lingkungan agar pembelajar termotivasi dalam
menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan.
di SD
Dalam evaluasi, sering kali hanya dilakukan pada saat akhir kegiatan
dan tidak pernah dilaksanakan dalam proses. Model portofolio masih jarang
digunakan. Model ini merupakan salah satu alat yang efektif untuk menilai
7
keberhasilan belajar siswa secara komprehensif merekam hamper semua
aspek KBM.
8
konstruktivistik dalam pendidikan IPS di SD, proses belajar nampaknya lebih
penting dari pada hasil. Guru IPS yang melakukan evaluasi proses belajar
yang konstruktivistik dan dengan menggunakan portofolio, harus mampu
mencatat kemampuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam KBM.
Kemampuan dalam mengumpulkan informasi/data, mengolah informasi,
memanfaatkan informasi untuk dirinya serta mengkomunikasikan hasil untuk
berbagai keperluan harus dapat dikembangkan dan dievaluasi dalam
pengajaran IPS yang bersifat konstruktivistik.
9
Beberapa keuntungan strategi ini yang terkait dengan penguasaan informasi
diantaranya :
10
individu. Guru – guru IPS SD perlu menjelaskan ranah kognitif terlebih
dahulu bahwa sikap kompromi, negoisasi, kooperasi, konsesus, persaman
derajat, pengakuan hak asasi, kekuasaan mayoritas merupakan aspek – aspek
penting dan bermakna menuju masyarakat yang demokratis yang menjadi
mainstream di era global. Keterampilan social dalam bekerja sama,
berpartisipasi, mengakui hak orang lain merupakan aspek yang diperlukan
oleh masyarakat global yang semakin demokratis. Strategi pembelajaran
kooperatif dapat dikembangkan lebih lanjut oleh guru – guru SD dalam
proses pembelajaran di kelas sehingga keterampialn social dalam bekerja
sama serta berdemokrasi tidak menjadi sesuatu yang dihafal atau diingat
melainkan dipraktekan dalam kehidupan sehari – hari.
11
III. Penutup
A. Kesimpulan
Karakteristik Pembelajaran konstruktivisme diantaranya adalah :
12
Daftar Pustaka
13