Anda di halaman 1dari 42

1

Bidang Ilmu : Sosial Ekonomi Perikanan

USULAN PENELITIAN
PENELITIAN PNBP/BOPTN

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN HIAS


DI KOTAMADYA MAKASSAR
SULAWESI SELATAN

IR. ASRIANY, M.SI (KETUA)


NIDN: 0024046905
YUSRI MUHAMMAD YUSUF, S.Pd, M.Pd (ANGGOTA)
NIDN: 0001128201

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP


Februari, 2018
2

Halaman Pengesahan
Judul Penelitian : Analisis Sistem Pemasaran Ikan Hias di Kotamadya
Makassar Sulawesi Selatan
Bidang Penelitian : Sosial Ekonomi Perikanan
Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Ir. Asriany, M.Si
b. NIP/NIK : 19690424 2008 12 2001
c. NIDN : 0024046905
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Agribisnis Perikanan
f. Jurusan/Prodi : LPPM
g. Pusat Penelitian : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
h. Alamat Institusi : Jl. Poros Makassar – Pere Pere KM.83 Mandalle,
Kabupaten Pangkep dan Kepulauan Sulawesi Selatan
i. Telpon/Faks/E-mail : 0410-2312704
: 085255709936
: asriany.azis@yahoo.co.id
Lama Penelitian : 1 (satu) tahun
Sumber biaya PNBP/BOPTN
: Rp. 10.444.000,- (Sepuluh Juta Empat Ratus
Empat Puluh Empat Ribu Rupiah)
: Rp. - / in kind : -

Mandalle, 12 Februari 2018


Mengetahui,
Ketua PPPM Ketua Peneliti,

( Dr. Ir. Dahlia, M.P) ( Ir. Asriany, M.Si)


NIP 196112311993032007 NIP 19690424 2008 12 2001

Menyetujui,
Direktur

( Dr. Ir. Darmawan, M.P)


NIP 196702021998031003

ii
3

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………,,,… i


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..... iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………..... iv
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………...…. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………...…………….... 3
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………… 3
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………….…………….…… 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………….……………..……. 4

2.1 Pengertian Ikan Hias……………………………………..…………. 4


2.2 Pengertian Pemasaran ………………………………................….. 4
2.3 Fungsi Pemasaran ............... ……………………………………….. 5
2.4 Analisa Sistem Pemasaran …. …………………………………….. 7
2.5 Saluran Pemasaran (Tataniaga)..........................……………………. 8
2.6 Lembaga Pemasaran ...................................……………………..… 9
2.7 Struktur Pasar ............. ………………………………………...….. 10
2.8 Konsep Dasar Margin Pemasaran ..................................................... 11
2.9 Analisa Farmer’s Share ..................................................................... 15
2.10 Efisiensi Pemasaran ............................................................................ 16

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………...……….. 17

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………….. 17


3.2 Teknik dan Pengumpulan, Jenis dan Sumber Data.......………… 17
3.4 Metode Analisis ………………………………………………….. 17

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ……………………. 13

4.1 Anggaran Biaya …………………………………………………… 20


4.2 Jadwal Penelitian ………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 21

LAMPIRAN ………………………………………………………...... 21

iv
4

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Anggaran Biaya ………………………………………………. 20


2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian …………………………. 20

v
1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan hias merupakan komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan.


Menurut Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi DKP (2008), potensi ikan hias
Indonesiamencapai 4500 species atau 60 % total jenis ikan hias dunia yang jumlahnya
sekitar 8.000 jenis. Selama ini baru sekitar 500 jenis yang diekspor, sedangkan yang sudah
banyak dibudidayakan masyarakat baru sekitar 50 jenis atau sekitar 450 jenis lagi masih
tergantung pada alam. Artinya, masih banyak potensi budidaya dan ekspor ikan hias di
Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini masih menjadi peluang besar
Indonesia untuk mengembangkan dan pemanfaatan ikan hias. Bahkan optimisme Indonesia
untuk menguasai pasar ikan hias di dunia didukung oleh kenyataan iklim Indonesia yang
tropis, sehingga sangat cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias dan sangat
memungkinkan dapat berproduksi sepanjang tahun.
Keberadaan ratusan ikan air tawar di Indonesia tidak seluruhnya merupakan ikan
hias asli dari alam Indonesia. Sebagian besar adalah ikan yang diimport dari luar negeri
kemudian dikembangbiakkan dan hasilnya sudah banyak diekspor untuk selera para ikan
hias diluar negeri. Dengan sumberdaya yang melimpah, Indonesia cukup optimis menjadi
produsen ikan hias. Sumberdaya itu dapat dijadikan modal peraih pangsa pasar yang lebih
besar. Sayangnya tidak semua orang melihat potensi ikan hias sebagai barang dagangan yang
mampu mendatangkan keuntungan. Dengan teknologi yang sederhana, dan terbatas tidak
lagi menjadi kendala sebab kegiatan ini dapat dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit.
Menurut Daelani (2001), komoditi ikan hias yang dapat diusahakan mempunyai nilai
tambah yang cukup menarik. Ada beberpa faktor yang mendukung dalam menekuni usaha
ikan hias yaitu pembudidayaannya yang relatif mudah dengan biaya rendah. Ikan bersama
aquariumnya tidak lagi terbatas sebagai alat hiburan semata, tetapi tetap berkembang menjadi
sarana pendidikan, penelitian, media maupun keperluan konservasi alam, serta mendekati
nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Sejalan dengan potensi ikan hias dan perkembangan usaha budidaya ikan hias di
Indonesia, selain perkembangan yang cukup besar untuk pulau Jawa, Denpasar dan
beberapa kota lainnya, Sulawesi Selatan untuk usaha ikan hias juga cukup berkembang,
khususnya Kotamadya Makassar, perkembangan cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini
2

dibuktikan dengan berkembangnya pusat penjualan ikan hias yang semakin bertambah
dibeberapa tempat. Adapun pusat penjualan ikan hias yang cukup dikenal di Makassar antara
lain; Pasar Ikan Hias Mangkura yang berada di jalan Sultan Hasanuddin, Pasar Hobi di Jalan
Toddopuli Raya, Pasar Ikan Hias Carefure Jln. Perintis Kemerdekaan dan Batara Indo
Aquatic Jln. Mallengkeri yang dikenal dengan pusat grosir ikan hias terbesar di Makassar,
bahkan masih ada beberapa tempat lainnya.
Pemasaran ikan hias di Makassar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
konsumen di makassar saja, tetapi juga konsumennya berasal diluar kota Makassar antara
lain; Kabupaten Maros, Palopo, Bone, Toraja, bahkan keluar propinsi yaitu Kendari. Untuk
menjangkau pasar yang lebih luas tersebut produsen tidak mampu apabila hanya
mengandalkan penjualan langsung kepada konsumen. Maka dari itu dalam pemasaran ikan
hias melibatkan beberapa lembaga pemasaran agar dapat menyalurkan produk dengan tepat
dan cepat. Peran dari lembaga pemasaran sangat penting dalam rangka menyampaikan hasil
produksi kepada konsumen. Mengingat ikan hias sangat berpotensi untuk lebih di
kembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal inilah yang mendorong
peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemasaran hias di Makassar.
Dalam menjalankan usaha di bidang perikanan khususnya usaha ikan hias , pemasaran
berperan penting kerena akan mempengaruhi tinggi dan rendahnya pendapatan petani
pembudidaya. Produksi yang banyak dengan harga yang rendah tidak akan menguntungkan.
Oleh karena itu tingginya produksi tidak selalu memberikan keuntungan yang tinggi tanpa
disertai pemasaran yang efisien. Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila mampu
menyampaikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan
mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan yang dibayarkan konsumen
kesemua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran.. Kegiatan pemasaran
dalam menyampaikan barang kepada konsumen dari produsen akan membutuhkan biaya,
sehingga akan berpengaruh terhadap harga yang dibayar oleh konsumen dan harga yang
diterima ditingkat produsen. Tingginya biaya itu disebabkan oleh berbagai faktor yang
berpengaruh dalam proses pemasaran antara lain biaya transportasi, biaya retribusi, biaya
resiko dan lain-lain. Proses penyampaian barang konsumsi tersebut oleh produsen atau
lembaga pemasaran bisa disalurkan melalui lebih dari satu saluran pemasaran dan lembaga
pemasaran. Masalah pemasaran ini bukan semata-mata terletak pada panjang pendeknya
saluran pemasaran, tetapi saluran pemasaran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang
paling tinggi dan mampu bersaing di pasar.
3

Dari uraian diatas menunjukkan, bahwa masalah yang ada pada proses pemasaran
ikan hias akan sangat berpengaruh terhadap sistem pemasaran ikan hias yang ada di kota
Makassar. Oleh karena itu hal ini menjadi penting untuk diketahui dan dianalisa bagaimana
sistem pemasaran ikan hias yang ada, maka perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh
informasi tentang beberapa hal mengenai analisa sistem pemasaran ikan hias serta
permasalahannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah yang diambil
adalah :
1. Bagaimana bentuk saluran pemasaran ikan hias air tawar di Kota Makassar ?
2. Bagaimana tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran ikan hias air tawar di Kota
Makassar ?
3. Berapa besarnya biaya, keuntungan dan marjin pemasaran ikan hias di Kota Makassar ?
4. Apakah pemasaran ikan hias di Kota Makassar sudah efisien ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini menganalisis sistem
pemasaran untuk usaha ikan hias, dengan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui pola saluran pemasaran ikan hias di Kota Makassar.
2. Mengetahui tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran ikan hias di Kota Makassar.
3. Menganalisis biaya, keuntungan dan marjin pemasaran ikan hias di Kota Makassar.
4. Mengetahui apakah pemasaran ikan hias di Kota Makassar sudah efisien.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :
1. Bagi pemerintah, sebagai dasar pertimbangan, sumbangan pemikiran, dan evaluasi
terhadap penetapan kebijakan kaitannya dengan pemasaran ikan hias di Kota Makassar.
2. Bagi pembaca dan peminat permasalahan yang sama, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan informasi dan pengetahuan, khususnya dalam sistem pemasaran
ikan hias.
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ikan hias

Ikan hias adalah ikan yang dipelihara untuk dipamerkan dan diperuntukkan untuk
keindahan serta pemenuhan hobi. Biasanya ibn bias ditempatkan di tempat yang bisa dilihat
orang banyak seperti di sudut mangan. Sebagian pecinta Bean hias menganggap beberapa
ikan hias memiliki nilai magis yang dapat membawa keJmtnngan alan hoki lkan hias terbagi
menjadi ikan hias air tawar dan ikan bias air Iaut yang diklasifikasikan menurut jenisnya
masing-masing. Perlakuan pemeliharaan ikan hias air laut dan ikan hias air tawar berbeda.
Pemeliharaan ikan hias air laut lebih memerlukan perhatian khusus daripada ikan hias air
tawar. Namun ikan bias air laut memberikan nilai lebih melalui corak dan wama ikan yang
lebih menarik daripada ikan hias air tawar.
Ikan hias adalah jenis ikan baik yang berhabitat di air tawar maupun di laut yang
dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah taman/ruang tamu.
Panorama bawah laut seringkali dinilai mempesona sehingga banyak orang yang rela
menghabiskanuang banyak untuk menyelam dan menikmatinya. Kini, kemajuan teknologi
memungkinkan orang menikmati panorama air laut di dalam ruangan. Kehadiran ikan hias
didalam rumah masyarakat modern dapat menjadi salah satu alternatif hiburan di tengah
rutinitas yang padat. Ikan- ikan hias ini dipelihara untuk kesenangan, oleh karena itu bentuk,
warna, ukuran, keserasian, dan kebiasaannya benar-benar harus diperhatikan. Hampir 75%
pasokan ikan hias air tawar di dunia berasal dari Indonesia, dan sekurang-kurangnya 363
jenis ikan hias air tawar dari Indonesia telah diekspor ke berbagai negara di dunia. Ikan hias
cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di
Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli
Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan.
Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai
sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur
ataupun menyusun sarangnya.
Menurut Badan Pengembangan Eksport Nasional (1994) dalam M.Nur Purnama
(2004), ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk,warnadan karakter khas
sehingga mampu menciptakan suasana aquarium yang mendukung tata ruang serta mampu
5

memberikan suasana tentram. Dengan kata lain ikan hias menjadi komoditi perdagangan
karena aspek keindahan bukan karena kandungan nutrisi. Gerakan ikan hias umumnya lembut
khas dengan perpaduan tanaman dan pendukung lainnya akan selalu menarik minat
konsumen, khususnya yang memiliki pendapat yang relatif tinggi. Di negara-negara maju
popularitas ikan hias meningkat di sebabkan pengaruh sosial budaya masyarakat yang
semakin individualitis sebagai salah satu jalan keluar mengatasi kendala kehidupan di kota
besar.Ikan hias Indonesia dunia perdagangan di kenal sebagai tropical fish, ikan hias di kenal
bermacam-macam jenis dan secara garis besar di bagi empat,yaitu:
1. Ikan hias yang berasal dari air tawar dikenal sebagaiistilahperdaganganfreshwater
ornamental fish.
2. Ikan hias yang berasal dari air laut di kenal sebagai marine ornamental fish.
3. Tanaman hias dari air tawar di kenal sebagai freshwater ornamental plant atau aquatic
plant.
4. Kerang-kerangan atau biota laut di kenal sebagai invertbrata.
Jenis ikan hias yang hidup di laut mempunyai bentuk dan warna yang sangat indah
sehingga memiliki harga yang sangat tinggi di banding ikan hias air tawar. Dalam kajian
penelitian ini, ikan hias yang berasal dari air tawar (freshwater ornamental fish). Adapun
jenis- jenis ikan hias air tawar yang populer adalah ikan oskar, ikan arwana, ikan mas koki,
ikan cupang, ikan diskus dan ikan mas koi. (Bachtiar 2004).

2.2 Pengertian Pemasaran


Terdapat beberapa pengertian dari pemasaran, diantaranya yang dikemukakan oleh
Philip Kotler (2000:8) adalah :
“Individual and abtain what they heed and want through creasing, offering ang freely
exchanging product and service social of value with others”.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdapat
individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan dan menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Basu Swastha (2001:8) mendefinisikan “Pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menetapkan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, dan ide kepada pasar sasaran agar dapat
mencapa tujuan organisasi”.
Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan dari konsep inti pemasaran yaitu :
kebutuhan, keinginan, dan permintaan ; produk, nilai, nilai biaya dan kepuasan, pertukaran,
6

transaksi dan hubungan; pasar dan pemasaran serta pemasar. Adapun hubungan konsep ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

Kebutuhan, Nilai, Pertukaran,


keinginan, Produk Biaya dan transaksi, Pasar Pemasaran
dan Kepuasan dan dan
permintaan Hubungan Pemasar
Sumber : Philip Kotler (2009) Manajemen Pemasaran
Gambar 2.1 Konsep Inti Pemasaran

Sedangkan manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (2009:9) adalah proses


perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran
gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
individu dan organisasi. Manajemen pemasaran terjadi apabila sekurang-kurangnya satu
pihak pelaku pertukaran potensial berfikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan
tanggapan yang diinginkan oleh pihak pertama itu dari pihak lain. Kita melihat manajemen
pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, menjaga,
dan menambah jumlah nilai pelanggan yang unggul.

2.3 Fungsi Pemasaran


Menurut Philip Kotler mengatakan bahwa fungsi pemasaran :
1. Mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, pesaing serta pelaku dan kekuatan lain
yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran.
2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian.
3. Mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan
dapat dilakukan.
4. Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran.
5. Mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk sampai ke pelanggan
akhir.

Adapun fungsi-fungsi pemasaran yang disoroti dalam tulisan ini adalah :

1. Pembelian (Buying)

Merupakan fungsi yang mengikuti aktivitas-aktivitas mencari dan mengumpulkan


barang-barang yang di perlukan sebagai persediaan memenuhi kebutuhan konsumen. Fungsi
ini pada dasarnya merupakan proses atau kegiatan mencari penjual dan merupakan tibal balik
7

dari kegiatan penjualan (Selling). Untuk itu maka, sangat perlu dipahami kegiatan apa saja
yang dapat mengakibatkan orang melakukan pembelian.

2. Penjualan (Selling)

Mencakup aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mencari calon pembeli produk


yang ditawarkan dengan harapan dapat menguntungkan. Kegiatan penjualan merupakan
lawan dari pembelian. Buying tidak akan terjadi tanpa selling demikian pun sebaliknya.

3. Transportasi

Adalah proses pendistribusian atau pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat
yang lain.

4. Penggudangan/ penyimpanan

Ialah fungsi penyimpanan produk yang dibeli sebagai persediaan agar terhindar dari
resiko kerusakan maupun resiko lainnya.

5. Informasi Pasar

Poin ini merupakan fungsi pemasaran yang luas dan penting, karena fungsi ini
memberikan informasi tentang situasi perdagangan pada umumnya yang berhubungan
dengan produk, harga yang inginkan konsumen dan situasi pasar secara menyeluruh. Menurut
Sofjan Assauri (1987: 303) yang dimaksudkan dengan informasi adalah keterangan baik
berupa data atau fakta maupun hasil analisa, pertimbangan atau pandangan dari yang
menyampaikan mengenai kondisi yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pengambilan
keputusan.

2.4 Analisa Sistem Pemasaran


Analisa sistem pemasaran dapat dibahas dari tingkatan deskriptif sederhana hingga
hubungan kuantitatif yang lebih kompleks. Sistem tersebut ditantang untuk mencapai tingkat
efisien yang paling tinggi dan untuk mengkoordinasi apa yang akan diproduksi dengan apa
yang diminta
konsumen.
8

Dalam menganalisa sistem pemasaran dapat digunakan beberapa pendekatan


(Purcell, 1979) yaitu :
1. Pendekatan fungsi (The Functional Approach), yaitu pendekatan yang mempelajari fungsi
pemasaran apa yang dilakukan oleh pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran.
Fungsi –fungsi tersebut adalah fungsi pertukaran, fisik, dan fasilitas.
2. Pendekatan lembaga (The Institutional Approach), yaitu pendekatan yang mempelajari
bermacam-macam lembaga yang terlibat dalam proses penyaluran komoditas dari
produsen ke konsumen. Lembaga-lembaga itu adalah pedagang, spekulan, pengolah, dan
organisasi-organisasi yang memberikan fasilitas pemasaran.
3. Pendekatan barang (The Commodity Approach), yaitu merupakan suatu pendekatan yang
menekankan terhadap kegiatan atau tindakan-tindakan yang diperlakukan
terhadapbarang/jasa selama proses penyampaiannya mulai dari titik produsen sampai titik
konsumen.
4. Pendekatan sistem (The System Approach). Dalam pendekatan ini ada beberapa aspek
yang harus diperhatikan yaitu proses ekonomi yang sedang berjalan dan
kesinambungannya mengidentifikasi pusat-pusat pengawasan dan aktivitasaktivitas yang
sedang berjalan serta mengidentifikasikan suatu mekanisme yang mengintegrasikan
aktivitas-aktivitas dalam suatu proses dan sistem yang sedang berjalan.

2.5 Saluran Pemasaran (Tataniaga)

Saluran tataniaga terdiri dari pedagang perantara yang membeli dan menjual
barang dengan tidak menghiraukan apakah mereka itu memiliki barang dagangan atau hanya
bertindak sebagai agen dari pemilik barang (Hanafiah dan Saefuddin, 1986). Dibandingkan
dengan saluran tataniaga hasil perikanan ”bahan mentah” dan bahan makanan hasil pabrik,
maka umumnya saluran tataniaga hasil perikanan ”bahan makanan” lebih panjang.
Sebaiknya saluran tataniaga hasil perikanan yang berupa bahan makanan harus pendek,
mengingat sifatnya yang mudah rusak (Hanafiah, dan Saefuddin 1986).
Panjang pendeknya saluran pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian barang
atau jasa tergantung pada beberapa faktor antara lain: skala produksi, jarak antara produsen
ke konsumen, banyak sedikitnya jasa yang harus ditambahkan pada komoditi tersebut dan
infrastruktur yang lainnya seperti sarana pengangkutan dan pergudangan dan dipengaruhi
juga oleh jasa yang diberikan (Napitupulu, 1989). Menurut Hanafiah, dan Saefuddin (1986),
9

panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil perikanan tergantung pada
beberapa faktor, antara lain:
1. Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen
biasanya semakin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.
2. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima
konsumen, dan dengan demikian menghendaki saluran pendek dan cepat.
3. Skala produksi. Bila produksi langsung dalam ukuran-ukuran kecil maka jumlah produk
yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal mana akan tidak menguntungkanbila produsen
langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran pedagang perantara
diharapkan, dan demikian saluran yang akan dilalui produk cenderung panjang.
4. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk
memperpendek saluran tataniaga. Pedagang yang posisi keuangan (modalnya) kuat akan
dapat melakukan fungsi tataniaga lebih dibandingkan dengan padagang yang modalnya
lemah. Dengan perkataan lain, pedagang yang memiliki modal kuat cenderung
memperpendek saluran tataniaga.

2.6 Lembaga Pemasaran


Lembaga pemasaran adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau
fungsi pemasaran dimana barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak
konsumen (Hanafiah, dan Saefuddin, 1986). Menurut Atmakusuma (1984), lembaga
tataniaga dapat diartikan sebagai orang/perusahaan/lembaga yang secara langsung terlibat
dalam pengaliran barang dari produsen ke konsumen. Lembaga adalah organisasi atau
kaidah-kaidah baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota
masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya
untuk mencapai tujuan tertentu (Mubyarto, 1989)
Menurut Limbong, dan Sitorus (1987), lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat
dalam proses pemasaran barang mulai dari produsen sampai konsumen dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Pengelompokkan berdasarkan fungsi yang dilakukan, lembaga pemasaran dapat dibedakan
menjadi :
a. Lembaga pemasaran yang melakukan kegiatan pertukaran, seperti pengecer, grosir, dan
lembaga perantara lainnya.
10

b. Lembaga pemasaran yang melakukan kegiatan fisik, seperti pengolahan, pengangkutan,


dan penggudangan.
c. Lembaga pemasaran yang menyediakan fasilitas-fasilitas pemasaran, seperti informasi
pasar, kredit desa, KUD (Koperasi Unit Desa), Bank Unit Desa.

2. Pengelompokkan berdasarkan penguasaan terhadap suatu barang, lembaga pemasaran


dapat dibedakan menjadi :
a. Lembaga pemasaran yang menguasai dan memiliki barang yang dipasarkan, seperti :
pengecer, grosir, pedagang pengumpul, tengkulak.
b. Lembaga pemasaran yang menguasai tetapi tidak memiliki barang yang dipasarkan, seperti
agen, broker, lembaga pelelangan
c. Lembaga pemasaran yang tidak menguasai dan tidak memiliki barang yang dipasarkan,
seperti lembaga pengangkutan, pengolahan, dan perkreditan.

3. Pengelompokkan berdasarkan kedudukannya dalam struktur pasar, lembaga pemasaran


dapat dibedakan menjadi :
a. Lembaga pemasaran yang bersaing sempurna, seperti pengecer beras, pengecer rokok
b. Lembaga pemasaran yang monopolistis, seperti pedagang bibit atau benih
c. Lembaga pemasaran yang oligopolis, seperti importir cengkeh, perusahaan semen
d. Lembaga pemasaran yang monopolis, seperti perusahaan kereta api, perusahaan pos dan
giro

4. Pengelompokkan berdasarkan bentuk usahanya, lembaga pemasaran dapat dibagi menjadi :


a. Berbadan hukum, seperti Perseroan Terbatas, Koperasi
b. Tidak berbadan hukum, seperti perusahaan perseorangan, pedagang pengecer, tengkulak

2.7 Struktur Pasar


Struktur pasar, suatu dimensi yang menjelaskan definisi industri dan perusahaan:
jumlah perusahaan atau pabrik dalam suatu, distribusi perusahaan atau pabrik dengan
berbagai ukuran ”size and concentration: diskripsi product and product differentiation”,
syarat-syarat entry”, dan sebagainya (Limbong dan Sitorus, 1985).
Menurut Dahl dan Hammond (1977), struktur pasar adalah sifat-sifat atau
karakteristik pasar, yang ditentukan oleh empat faktor penentu yaitu : (1) jumlah atau ukuran
11

pasar, (2) kondisi dan keadaan produk, (3) kondisi keluar atau masuk pasar, (4) tingkat
pengetahuan informasi pasar yang dimiliki oleh partisipan dalam pemasaran misalnya biaya,
harga dan kondisi pasar antara partisipan. Struktur pasar dibagi dua, yaitu pasar persaingan
sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibagi lagi
atas pasar oligopoli, oligopsoni, monopoli, dan monopsoni (Limbong dan Sitorus, 1985).
Agar suatu pasar dapat digolongkan dalam struktur pasar persaingan sempurna harus
memenuhi ciri-ciri utama yaitu (1) pada pasar tersebut terdapat banyak jumlah pembeli
maupun penjual (perusahaan); (2) setiap pembeli dan penjual hanya menguasai sebagian kecil
dari barang/jasa yang ada di pasar. Olehkarena itu seorang pembeli dan penjual tidak dapat
mempengaruhi harga pasar; (3) barang/jasa yang dipasarkan homogen, dan (4) pembeli dan
penjual bebas keluar masuk pasar (Limbong dan Sitorus 1987). Menurut Dahl, dan
Hammond (1977), pasar tidak bersaing sempurna dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
pembeli dan sisi penjual. Dari sisi pembeli terdiri dari pasar monopsoni, oligopsoni, dan lain
sebagainya.

2.8 Konsep Dasar Marjin Pemasaran


Marjin Pemasaran merupakan perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam
sistem pemasaran, atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dengan jumlah yang
diterima produsen atas suatu produk pertanian yang diperjualbelikan pada waktu, volume,
dan kualitas yang sama.
Secara matematis :
MP = Pr - Pf
MP = Marjin Pemasaran
Pr = Harga di tingkat pedagang eceran
Pf = Harga di tingkat petani
Komponen margin terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi
pemsaran, yang disebut dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional (functional cost)
2. Keuntungan (profit) lembaga pemasaran.
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem
pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang
diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal,
marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi
12

merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada
konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1
kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak
dalam proses pemasaran.

Nilai marjin pemasaran terdiri dari 2 komponen:


1. Marketing costs, yaitu imbalan terhadap faktor produksi yang dipakai di dalam proses
pemasaran yang terdiri dari upah, sewa, bunga, dan laba (lebih fokus pada biaya
pemasaran).
2. Marketing charges, yaitu imbalan terhadap jasa yang diberikan oleh lembaga pemasaran
mulai dari pedagang pengumpul, pedagang besar, grosir, maupun pengecer (lebih fokus
pada keuntungan pemasaran).

Sebab-sebab marjin pemasaran tinggi :


1. Banyaknya penyediaan layanan pemasaran yang diminta konsumen.
2. Biaya pemasaran yang terlalu berlebihan, karena :
- transportasi yang tidak mencukupi
- fasilitas dan metode penyimpanan dan penanganan yang kurang baik
- kurangnya pelatihan pemasaran dan organisasi yang lemah.

Konsep Produk Referensi


Perhitungan biaya marjin pemasaran pertama kali diperlukan untuk menentukan
apakah perhitungan biaya dan marjin pemasaran cukup beralasan sesuai nilai tambah
komoditas tersebut. Perhitungan marjin pemasarn perlu adanya pendekatan yang konsisten.
Contoh 1kg padi dijual oleh petani menghasilkan sekitar 0,6 kg beras yang dijual pada
konsumen atas dasar keadaan ini kita tidak dapat membandingkan biaya 1 kg padi dengan
biaya 1kg beras oleh sebab itu analis tidak dapat membandingkan perbedaan biaya pemasaran
antara dua keadaan tersebut.

Menghitung Marjin Pemasaran


Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem
pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima
produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran
13

dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi merupakan titik awal
yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani
perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi
karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Ada tiga metode untuk menghitung marjin pemasaran yaitu:
a. Memilih dan mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik,
b. Membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda
c. Mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor tiap jenis pedagang.
Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan.Marjin pemasaran
menurut jenisnya dibedakan menjadi marjin absolut, persen marjin dan kombinasi antara
marjin absolut dan persen marjin. Persentase bagian marjin merupakan suatu pengelompokan
yang digunakan secara populer pada serangkaian angka yang menunjukkan marjin absolut
dari berbagai tipe pedagang atau berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan
harga eceran.
Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran yang
umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya
processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi.
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai
pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail).
Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen
dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah quantitas produk yang
dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin
keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim
pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama
dengan konsep nilai tambah (value added).
Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa
pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran
produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua
yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977). Biaya pemasaran terkait dengan
tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan
berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga
terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan
persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang
14

dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda
memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin
pemasaran.
Marjin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjual dan pembeli
bertemu langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penalaran dan permintaan
secara agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak ada perbedaan antara harga di tingkat
petani dengan harga ditingkat pengecer atau konsumen akhir. Bedasarkan penelitian-
penelitian dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer
(konsumen akhir ) dengan harga di tingkat petani. Perbedaan ini disebut marjin pemasaran.
Marjin dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu :
1. Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima petani. Definisi pertama dikemukakan oleh Daly (1958) dan
diterangka leih anjut oeh Friedman (196).
2. Marjin pemasaran merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai
akibat prmintaan dan penawaran dari jasa - jasa pemasaran.
Definisi kedua ini dikemukakan oleh aite dan Trelogan (1951). Komponen marjin
pemasaran terdiri dari : 1) biaya – biaya yang diperlukan lembaga – lembaga pemasaran
untuk melakukan fungsi – fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya
fungsional (functional cost ); dan 2) keuntungan (profit) lembaga pemasaran. Apabia dalam
pemasaran suatu produk pertanian, terdapat lembaga pemasaran yag melakukan m fungsi –
ungsi pemasaran.
Dengan menggunakan definisi pertama yang menyebutkan bahwa marjin pemasaran
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima
petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut : Harga yang dibayarkan konsumen
merupakan harga ditingkat pengecer , yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan
primer ( primary demand curve) dengan kura penawaran turunan ( derived supply curve ).
Sedangkan harga ditingkat petani petani merupakan potongan antara kurva permintaan
turunan (derived demand curve) dengan kurva penawaran primer (primary supply curve).
Seperti hanya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga hubungan antara
besar marjin pemasaran dengan jumlah penawaran yaitu :
1. Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan marjin pemasaran bertambah maka,
disebut marjin pemasaran bertambah. (M1 > Mo)
2. Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan marjin pemasaran konstan. (M1=Mo)
15

3. Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan marjin pemasaran berkurang (M1<Mo),
maka disebut marjin pemasaran berkurang.
Bedasarkan definisi kedua, marjin pemasaran yaitu marjin pemasaran merupakan
biaya dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekwensi yang berbeda dengan analisi
sebelumnya. Nilai marjin pemasaran (VM ) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga
pemasaran yang teribat dalam pemasaran komodii pertanian ini.nilai marjin pemasaran
merupakan hail ali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani
dengan jumlah yang ditransaksikan. Bedasarkan dimensi waktunya, marjin pemasaran dapat
dilihat dalam waktu yang singkat sekai, yaitu bedasarkan data crhss sectihn atau dalam waktu
yang relatif lama.
Dalam pratek sering kali tidak lah mudah mengumpulkan data margin pemasaran
karena beberapa permasalahan yaitu :
a. Sering kali pedagnag tidak hanya menjual satu komoditi sehingga biaya yang di
keluarkan oleh pedagang tidak mudah untuk dipilah pilah sesuatu komoditi.
b. Biaya yang dikeluarkan setiap kilogram suatu komoditi sangat bervariasi,sehingga penting
untuk menjelaskan perhitungan variasi dari biaya rata-rata.
c. Ada nya produk yang hilang karena penurunan kualitas dan rusak. Hingga saat ini masih
terbatas penelitian tentang hilang nya produk akibat rendah ya kualitas penangan dalam
proses pemasaran.
d. Harga produk pertanian yang relative sangat berfluktuasi menyebabkan kemungkinan
terjadinya perbedaan harga dalam waktu yang relative singkat.

2.9 Analisa Farmer’s Share


Farmer’s Share digunakan untuk membandingkan harga yang dibayarkan konsumen
akhir dan dinyatakan dalam persentase. Farmer’s Share berhubungan negatif dengan marjin
pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka bagian yang akan diperoleh petani
(farmer’s share) semakin rendah. Farmer’s Share dapat dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Pf
Fs = ---- x % 100
Ps
Keterangan:
Fs = Farmer’s Share
16

Pf = Harga di tingkat petani (pembudidaya)


Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir

2.10 Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran adalah seberapa besar pengorbanan yang harus dikeluarkan


dalam kegiatan pemasaran menunjang hasil yang bisa didapatkan dari kegiatan pemasaran
tersebut. Efisiensi pemasaran dapat dicari dengan menghitung rasio “keluaran-masukan”
dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan. Semakin tinggi nilai rasio keluaran-masukan,
maka pemasaran yang dilakukan semakin efisien (Soekartawi, dalam Widyasindy 2010).
Tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi
kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian
keuntungan yang adil dari keseluruhsn harga yang dibayar konsumen kepada semua pihak
yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga (Rahardi, 2000).
Tingkat efisiensi tataniaga juga dapat diukur melalui besarnya rasiokeuntungan
terhadap biaya tataniaga. Rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga didefinisikan sebagai
besarnya keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Semakin
meratanya penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya maka dari segi operasional sistem
tataniaga akan semakin efisien (Limbong dan Sitorus, dalam Purba 2008).
Yang dimaksud dengan Umumnya efisiensi dapat dicapai dengan salah satu di antara
empat cara berikut :
1. Keluaran tetap konstan, masukan mengecil
2. Keluaran meningkat, masukan konstan
3. Keluaran meningkat dalam kadar yang lebih tinggi dari peningkatan masukan
4. Keluaran menurun dalam kadar yang lebih rendah dari penurunan masukan
Perusahan yang sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi 2 syarat yaitu :
1. Mampu menyampaikan hasil-hasil produsen sampai ke konsumen dengan biaya serendah-
rendahnya.
2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen
akhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang.
17

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di beberapa pusat penjualan terbesar ikan hias dan pusat
pembudidayaan ikan hias di Kotamadya Makassar, Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi ini merupakan
tempat berkumpulnya pedagang atau lembaga pemasar dan pembudidaya ikan hias. Waktu
penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Nopember 2018.

3.2 Teknik dan Pengumpulan, Jenis dan Sumber Data


Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu :
dokumentasi, interviuw, dan observasi dengan tujuan mengumpulkan data primer dan
data sekunder yang dibutuhkan dengan alat bantu yang diguinakan berupa kuisioner.
(Setiawan, 2005). Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer data yang diperoleh dari objek penelitian dikumpulkan berupa data yang dibutuhkan
untuk menjawab masalah utama dalam penelitian antara lain; volumevolume, harga dan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran, sedangkan data sekunder
dikumpulkan dari berbagai instansi terkait (BPS, DKP dan lain-lain) baik dari tingkat pusat
maupun propinsi, adapun data ini dibutuhkan sebagai data penunjang dalam penelitian ini
seperti data keadaan umum perikanan khususnya ikan hias.

3.3 Metode Analisis


Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka
metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran ikan hias air tawar di kota Makassar
digunakan analisis diskriptif kualitatif.
2. Untuk mengetahui fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran
ikan hias air tawar di Kota Makassar digunakan analisis diskriptif kualitatif.
3. Untuk menganalisis apakah saluran distribusi ikan hias air tawar sudah efisien atau tidak
di kota Makassar, maka digunakan beberapa alat analisis sebagai berikut :
Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah selisih harga tingkat produsen dan tingkat konsumen akhir.
Rumus : M = Hk – Hp = BM + K
18

Keterangan : M : Marjin
Hk : Harga ikan hias ditingkat konsumen (Rp/ekor)
Hp : Harga ikan hias di tingkat produsen (Rp/ekor)
BM : Biaya pemasaran (Rp/ekor)
K : Keuntungan lembaga pemasaran (Rp/ekor)

Market Share
Hp
MS = --------- x 100%
Ht

Keterangan : Hp : Harga ditingkat pelaku

Ht : Harga Total saluran

Farmer’s Share
Hp
FS = ------- x 100 %
He

Keterangan : FS : Farmer’s Share

Hp : Harga jual ditingkat pembudidaya

He : Harga ditingkat lembaga pemasaran

Untuk mengetahui apakah pemasaran ikan hias di kota Makassar sudah efisien, maka
digunakan analisis efisiensi pemasaran.
Efisiensi ekonomi dari saluran pemasaran dapat dihitung dengan nilai presentase dari
marjin pemasaran dan presentase bagian yang diterima produsen. Nilai presentase margin
pemasaran dari tiap-tiap saluran pemasaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Marjin Pemasaran
He - Hp
19

Mp = (-------------) x 100 %
Hp
Keterangan : Mp : Marjin pemasaran
Pr : Harga di tingkat lembaga
Pf : Harga di tingkat produsen

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bahwa pemasaran ikan hias air tawar
dianggap efisien secara ekonomis adalah tiap-tiap saluran pemasaran mempunyai nilai
persentase marjin pemasaran yang rendah dan mempunyai nilai persentase bagian yang
diterima produsen ikan hias yang tinggi.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1.Anggaran Biaya

Rencana jumlah biaya yang dibutuhkan dari penelitian ini yaitu sebesar
Rp.10.444.000,- (Sepuluh Juta Empat Ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah) dengan
rincian seperti disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Anggaran biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (1 Tahun)
1 Bahan Habis Pakai dan peralatan 4,209,000.00
3 Perjalanan 4,375,000.00
4 Pengeluaran lain-lain 1,860,000.00
Jumlah 10,444,000.00
TOTAL ANGGARAN YANG Sepuluh juta Empat ratus Empat Puluh
DIPERLUKAN (RP) Empat ribu rupiah
20

4.2. Jadwal Penelitian

Rencana kegiatan dalam penelitian ini dijadwalkan sebagai berikut :


Tabel 2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
Bulan ke-
No Tahap dan Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahun Pertama
1 Sosialisasi Kegiatan
2 Penetapan Rencana Kerja
3 Pengumpulan Data Primer dan
Sekunder Tahap I (Aspek
Produksi Ikan,ekonomi dan
kebijakan)
4 Analisis Data
5 Seminar/Pelaporan/Publikasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Dinas Kelautan dan Perikanan. Effendi, Irzal dan Wawan Oktaria. 2006.
Manajemen Agribisnis Perikanan Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonim, 1994. Badan Pengembangan Ekspor Nasional, kajian Peluang Pasar Ikan Hias di
beberapa Pasar Utama (As, Asia, & Eropa). Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, Jakarta

Anonim, 1996. Dinas Perikanan DKI Jakarta, 1996. Kajian Pengembangan Pemasaran Hasil
Perikanan Dalam Perdagangan Global (Ikan HIas). Proyek Survei & Penelitian &
Pengembangan Perikanan; Jakarta 250 hal.

Basu Swastha, 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan. Penerbit
Liberti Jakarta.

Downey, J.D, dan S.P. Erickson. 2007. Manajemen Agribisnis. Erlangga, Jakarta.

Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.


21

Hanafiah, A.M, dan A.M Saefuddin. 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.

Hartono. 2001. Analisis Pemasaran Udang Windu (Panaeus monodon) di Kabupaten Pati.
Skripsi S1 Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak Dipublikasikan.

Kolter, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan dan Pengendalian.


Erlangga.Edisi 13. Jakarta.

Lesmana, D.S. dan Dermawan,I, 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Penerbit :Penebar Swadaya. Depok

Limbong, WH dan Sitorus,1985. Pengantar Tataniaga Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


Bogor.

______________________. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi


Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi ke-3. LP3ES, Jakarta

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Rahardi, et all. 2003.
Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

___________.2004. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta

Nugroho, P 2003. Analisis Finansial dan Pemasaran Ikan Cupang Hias, Slipi, Jakarta Barat.
Skripsi, Institut Pertanian Bogor.

Purnama, Muhamad Nur.2004. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Hias di Desa Cibuntu,
Ciampea-Bogor. Skripsi,Institut Pertanian Bogor.

Rachman, A dan S. Tonnek, 2001. Potensi Pengembanagan Budidaya Laut Berkelanjutan di


Pulau Barrang Lompo. Singaraja, Bali.

Rahim dan Hastuti diah Retno Dwi. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar Teori dan
Kasus). Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 1996. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 2008. Ikan Mas Pembenihan dan Pembesaran. Aneka Ilmu. Semarang.

Sari, Kartika, P. 2001. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Bandeng segar di Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati. Skripsi S1 Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak
Dipublikasikan.

Saragih, S Sadarma,2004. Ksubdit Kelembagaan Pemasaran pada Direktorat Pemasaran Hasil


Laut dan Ikan DitJen PK2P, Departemen Kelautan dan Perikanan. Makalah
Workshop Pengelolaan Raiser Ikan Hias di Bogor 20-21 Desember 2004
22

Soekarwati, 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian; Teori dan
Aplikasinya, Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekartawi. 2003. Agribisnis (Teori dan Aplikasi).Raja Grafindo Persada. Jakarta.

________, 2005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Susanto, dan Lingga.2003. Ikan Hias Air Tawar edisi revisi.Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian. UMM Prees. Malang. Sugiarto, et all. 2001. Teknik
Sampling. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Singarimbun, M dan S. Effendi. 1997. Metode Penelitin Survey. LP3ES. Jakarta.


23

Lampiran I
Rincian Anggaran Penelitian Rutin Tahun 2017

Satuan

No Jenis Kegiatan Rincian Kebutuhan Jenis Volume Harga Jumlah (Rupiah)

A B C D E F G
I. Anggaran untuk komponen peralatan
1 Kuisoner Kelembagaan 5 lembar x 40 eks Eks 200 5,000.00 1,000,000.00
2 Kuisoner Survey Pakar 5 lembar x 20 eks Eks 100 5,000.00 500,000.00
3 Recording Data FGD 3 lokasi Paket 2 50,000.00 100,000.00
Jumlah 1,600,000.00
II. Sewa peralatan
1 Ruangan Seminar Hasil Kali 1 250,000.00 250,000.00
2 Tape Recorder 1 paket Unit 1 100,000.00 100,000.00
3 Ruang Diskusi Kebersihan Hari 3 100,000.00 300,000.00

Jumlah 650,000.00
III. Anggaran untuk bahan habis pakai
1 Alat tulis dan kantor Pensil, pulpen dan buku Paket 1 250,000.00 250,000.00
2 Caltridge Canon MP 258 Paket Unit 2 150,000.00 300,000.00
3 Refill Refill Hitam dan Warna Unit 7 75,000.00 525,000.00
4 Kertas HVS A4 80 gram Bola Dunia Rim 7 35,000.00 245,000.00
5 Kertas Karton Alat couching dan diskusi Lusin 2 32,000.00 64,000.00
6 Buku Data Tabulasi data tahap II Buah 12 12,500.00 150,000.00
7 Dokumentasi (Cuci + Cetak) Dokumentasi kegiatan Roll 5 85,000.00 424,000.00

Jumlah 1,959,000.00
24

IV. Anggaran perjalanan


1 Survey Lapangan

a. Ambil Data Sekunder Sewa kendaraan Hari 7 175,000.00 1,225,000.00


b.Tranportasi Pangkep- Makassar
(PP) Sewa kendaraan Hari 7 500,000.00 2,100,000.00
d. Akomodasi (3 org+Supir) Penginapan dan Konsumsi Hari 7 50,000.00 1.050.000.00

Jumlah 4,375,000.00
V. Pengeluaran lain-lain
1 Administrasi Surat menyurat Paket 1 250,000.00 250,000.00
2 Seminar Hasil Perjalanan Paket 1 350,000.00 350,000.00
3 Analisis Data sosek perikanan Paket 1 350,000.00 350,000.00
4 Laporan tahunan Rekomendasi Paket 1 60,000.00 60,000.00
5 Penelusuran pustaka Internet dan buku Paket 1 250,000.00 250,000.00
6 Fotokopi Data dan referensi Paket 1 250,000.00 250,000.00
7 Publikasi ilmiah Formulasi Kebijakan Jurnal 1 350,000.00 350,000.00
Jumlah 1,860,000.00

TOTAL (I + II + III + IV + V ) 10,444,000.00


25
26

IDENTITAS DIRI
Nama : Ir. Asriany, M.Si
NIDN : 0024046905
NIP : 19690424 2008 12 2001
Tempat dan Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 24 April 1969
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Jabatan Fungsional : Lektor III d
Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
Alamat : Poros Makassar Pare KM.83 Mandalle Kec.Mandalle Kab.
Pangkep
Telp./Faks. : (0410) 2312703, 2312704 fax (0410) 2312705
Alamat Rumah : Komp. Dosen Unhas Blok C no 4 Tamalanrea Makassar
Telp. : 08124299936 / 085255709936 / 0411 - 584576
Alamat e-mail : asriany.azis@yahoo.co.id
Mata kuliah yang diampu : 1. Pengantar Agribisnis, 2. Manajemen Agribisnis, 3. Matematika
Ekonomi, 4. Rizet Operasi, 5. Statistik Bisnis 6.
Manajemen Pemasaran 7. Pemasaran Hasil Perikanan, 8.
Manajemen Sumberdaya Manusia 9. Kewirausahaan 10.
Pengantar Akuntansi 11. Perdagangan Internasional.
RIWAYAT PENDIDIKAN

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Universitas Universitas Hasanuddin


Tinggi Hasanuddin (UNHAS) (UNHAS)
Bidang Ilmu Sosial Ekonomi Agribisnis
Pertanian
Tahun Masuk-Lulus 1989-1993 1995-1997

Judul Skripsi/Tesis/ Prospek Prospek Pengembangan


Desertasi Pengembangan Dan Produksi dan Pemasaran
Pemasaran Jamur Teripang di Kabupaten
Tiram (Studi Usaha Buton (Studi Kasus
Eksperimental Usaha Pendapatan Petani
Budidaya Jamur Nelayan)
Tiram di Kelurahan
Alliritengae Kec
Maros Baru Kab
Maros)
Nama Pembimbing/ Ir.A.Syamsuddin Prof.DR.Ir.H.M.Natsir
Promotor Suryana, M.Si (Pemb. Nessa, MS (Pemb.1) dan
1) dan Ir. Agus Arifin Muh. Toaha, SE, MBA
M. Nu’mang, M.Si (Pemb. 2)
(Pemb. 2)
27

PENGALAMAN PEKERJAAN
No. Pekerjaan
1. Menjadi dosen yayasan Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP) sejak
1994 – 2008
2. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian dan Kehutanan Pada Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian UNHAS sejak tahun 1999 – 2001
3. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian dan Kehutanan Program Ekstensi
UNHAS sejak 1999 – 2001
4. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian Pada Jurusan Agribisnis
Universitas Atmajaya Makassar sejak tahun 2001 – 2005.
5. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian Pada Jurusan Agribisnis
Universitas Islam Negeri (UIM) Makassar sejak 2000 – 2004.
6. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto
(UNCOK) Makassar sejak 1996 – 2000.
7. Sebagai Dosen Luar Biasa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Jaya
(STIMLASJ) Makassar sejak 2001 – 2002

PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka waktu
1998 Pengembangan Keterampilan Dasar Kopertis-Dikti 6 hari
Teknik Instruksional (Pekerti)
1998 Pelatihan Pengukuran Test Penilaian Kopertis-Dikti 3 hari
Hasil Belajar
2002 Pelatihan Program Applied Dikti 14 hari
Approach/Ancangan Aplikasi (AA)
2005 Pelatihan Metode Penelitian Dosen Dikti 3 hari
Yunior
2005 Pelatihan Peningkatan dan Dikti-UIM 3 hari
Pengembangan Laboratorium di
Perguruan Tinggi
2006 Pelatihan Pemanfaatan Proposal Dikti 3 hari
Penelitian Dosen Muda
2006 Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Dikti 5 hari
2009 Orientasi Program Penelitian dan Politeknik 1 hari
Pengabdian kepada masyarakat pada Pertanian
Dosen Muda Pangkep
2011 Pelatihan dan Studi Banding SMEDC UGM- 19 hari
Agribisnis Profect IM-
HERE
Politeknik
Pertanian
Pangkep
2011 Mengikuti Penataran/Pelatihan Kopertis 4 hari
Peningkatan Ketrampilan Dasar
Teknik Instruksional (PEKERTI)
28

PRODUK BAHAN AJAR


Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar( cetak Sem/Tahun
Mata Kuliah
dan noncetak) Akademik.
Manajemen D3 Cetak Awal
Agribisnis TA 2009/2010
Modul: Aspek
Manajemen
Dalam
Agribisnis
Matematika D3 Cetak Akhir
Ekonomi TA 2009/2010
Modul: Matriks
Statistik Bisnis D3 Cetak Awal
Modul : Analisis TA 2011/2012
Regresi dan
Korelasi
Buku Ajar -sda- Cetak Tahun 2012
Sosiologi
Agribisnis
(Ketua)
Modul : Aspek Cetak Sem. Awal
Hukum Dalam -sda- 2012/2013
Bisnis
MK : Studi
Kelayakan
Bisnis
Pengelolaan
Sumberdaya
Perairan
Modul : Aspek Cetak Sem. Akhir
Keuangan -sda- 2012/2013
Bisnis
MK : Studi
Kelayakan
Bisnis
Pengelolaan
Sumberdaya
Perairan
Modul Kerja : Cetak Sem.Akhir
Membuka -sda- 2012/2013
Usaha Baru
MK :
Kewirausahaan
II
29

PENGALAMAN PENELITIAN
No. Ketua/ang Sumber Dana
Tahun Judul Penelitian
gota Tim
1 2005 Peran Serta Wanita Tani Ketua Dana DIPA Kopertis
Dalam Mendukung Wil IX
Pendapatan Keluarga Melalui Penelitian Dosen
Usaha Budidaya Ikan Lele Muda
dan Pengolahan Kerupuk
Lele (Studi Kasus Pternak
Ikan Lele di Asrama
Wirabuana PHB
Cenderawasih Makassar)
2 2010 Analisis Pendapatan anggota Dana DIPA
Masyarakat Nelayan di Desa Politeknik Pertanian
Punaga Kec. Pangkep
Mangarabombang
Kab.Takalar
3 2011 Daya Saing Rumput Laut anggota Imhere Project b.1
(Cheuma cottonii) di Batch III (Dipa word
Sulawesi Selatan bank) 20011
4 2013 Analisis Faktor-Faktor anggota Dana DIPA
Internal dan Eksternal Politeknik Pertanian
Penyebab Kemiskinan Pangkep
Nelayan di Kabupaten Bone
5 2017 Analsis Pemasaran Untuk Ketua Penelitian
Pengembangan Usaha PNBP/BOPTN
Agribisnis Bandeng (Chanos
chanos) Omega-3 Tanpa
Duri di Sulawesi Selatan

KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2010 Prospek Pengembangan Produksi Teripang di Jurnal Ilmiah Bumi
Kabupaten Buton (Studi kasus Petani Penangkap Kita Volume 9 N0.3
dan Budidaya Teripang) Desember 2010
The Prospect of Production Development of Sea ISSN No. 1412-4173
Cucumber in Buton Regency A Case Study of
Farmers and Farming Sea Cucumber Fishing

2014 Analisis Pendapatan Petani Tambak Ikan Bandeng Jurnal Ilmiah Galung
di Desa Bulu Cindea Biringkassi Kecamatan Tropika Volume 3
Bungoro Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan Nomor 1, Januari
2014
ISSN No. 2302-4178
2014 Daya Saing Rumput Laut (Cheuma cottonii) di Jurnal Ilmiah Galung
Sulawesi Selatan Tropika Volume 3
Nomor 1, Januari
2014
30

ISSN No. 2302-4178


2014 Analisis Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Jurnal Lutjanus
Penyebab Kemiskinan Nelayan di Kabupaten Bone Teknologi Perikanan
dan Kelautan ISSN:
0853-7658 Vo No. 1
Januari 2014
2017 Publikasi Jurnal Internasional : The Relationship Jurnal of
Between Blue-Girdled Angelfish (Pomacanthus Agricultural Studies
Navarchus) Exploitation and Availability for a ISSN 2166-0379
Sustainable Fishery in South Sulawesi 2017, Vol. 5, No. 1

WORKSHOP/SEMINAR/LOKAKARYA
Panitia/
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara peserta/
pembicara
2010 Workshop Penyusunan Proposal Project M-HERE Peserta
Penelitian Jurusan Agribisnis
Perikanan

2010 Workshop Optimalisasi Project IM-HERE Peserta


Pemanfaatan Laboratorium Jurusan Agribisnis
Simulasi Bisnis (Manajemen Perikanan
Ekspor Impor)
2010 Workshop Teknik Penyusunan Project IM-HERE Peserta
Artikel Ilmiah Jurusan Agribisnis
Perikanan
2010 Workshop Penyusunan Proposal Project IM-HERE Peserta
Penelitian Kompetitif Jurusan Agribisnis
Perikanan
2011 Pelatihan Ekspor-Impor Project IM-HERE Peserta
Jurusan Agribisnis
Perikanan
2011 Workshop Kewirausahaan Project IM-HERE Peserta
Jurusan Agribisnis
Perikanan
2011 Workshop Manajemen Agribisnis Project IM-HERE Peserta
Jurusan Agribisnis
Perikanan
2011 Workshop Manajemen Ekspor- Project IM-HERE Peserta
Impor Jurusan Agribisnis
Perikanan
2011 Seminar : Be a Strong Women Ikatan Sekretaris Peserta
Indonesia (ISI) Makassar
31

2011 Seminar Sehari : “Tantangan Mahasiswa Pascasarjana Peserta


Pertanian Di Era Kapitalisme UNHAS Program S3
Global”
2012 TOT Kewirausahaan Dana DIPA Politeknik Peserta

Pertanian Pangkep

2012 Seminar Nasional Kewirausahaan Dana DIPA Politeknik Peserta


Politani Pangkep
Pertanian Pangkep

2012 Panitia Seminar Nasional Dana DIPA Politeknik Anggota


Kewirausahaan Politani Pangkep
Pertanian Pangkep

2012 Seminar Nasional Perikanan Dana DIPA Politeknik Peserta

Pertanian Pangkep

2012 Pelatihan Program Evaluasi Dana DIPA Politeknik Peserta


Internal (EMI) Pada Sistem
Penjaminahn Mutu Perguruan Pertanian Pangkep
Tinggi Politani Pangkep
2013 Seminar Analisis Rantai Nilai dan Dana DIPA Politeknik Peserta
Pewilayahan Agribisnis pada
Produk Perikanan Dalam Pertanian Pangkep
Mendukung Fundamental Ekonomi
Kerakyatan Indonesia
2013 Seminar Nasional Agribisnis Pasca Sarjana Unhas Peserta
Program Pasca Sarjana UNHAS

2013 Pelatihan Pengembangan Diri Dana DIPA Politeknik Peserta


Metode Mengelola Hidup dan
Merencanakan Masa Depan Pertanian Pangkep

2013 Pelatihan Audit Mutu Akademik Dana DIPA Politeknik Peserta


Internal
Pertanian Pangkep

2013 Stimulus Program Peningkatan Dana DIPA Politeknik Peserta


Sumber Daya Penelitian
DITLITABMAS Tahun 2013 Pertanian Pangkep
32

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


No. Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
1 2009 Usaha Pemeliharaan Udang Windu Desa Boddie Kec.
dan Ikan Bandeng Secara Organik Mandalle Kab.
Untuk Meningkatkan Produksi Petani Pangkep
Tambak
2 2009 Penerapan dan Sistem Pemasaran Desa Boddie Kec.
Terpadu dalam Usaha Meningkatkan Mandalle Kab.
Pendapatan Petani Udang Windu dan Pangkep
Ikan Bandeng
3 2009 Perbaikan Efisiensi dan Margin Desa Boddie Kec.
Pemasaran Dalam Meningkatkan Mandalle
Pendapatan Petani Udang Windu dan Kab.Pangkep
Rumput Laut
4 2010 Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Desa Mandalle Kec.
Penerapan Teknologi Budidaya Rumput Mandalle Kab.
Laut Pagkep
5 2010 Pemberdayaan Wanita Nelayan Dalam Desa Mandalle Kec.
Upaya Mandalle
Peningkatan Pendapatan Keluarga MelaluiKab.Pangkep
Usaha Pengolahan Pindan Presto Ikan
Bandeng
6 2010 Perbaikan Saluran Pemasaran Rumput Desa Mandalle Kec.
Laut Mandalle
Dalam Upaya Meningkatkan PendapatanKab.Pangkep
Petani Rumput Laut
7 2010 Peran Lembaga Permodalan Dalam Desa Mandalla Kec.
Peningkatan Produksi Rumput Laut Mandalle
Kab.Pangkep
8 2011 Melaksanakan Penyuluhan Tentang NilaiKelurahan Bira
Tambah (Value Addad) Pada Usaha Kecamatan
Kepiting Rajungan Tamalanrea, Kota
Makassar
9 2011 Melaksanakan Penyuluhan Tentang Kelurahan Bira,
Backyard Hatchery Rajungan: Suatu Kecamatan
Alternatif Usaha Budidaya Kepiting Tamalanrea, Kota
Rajungan Makassar
10 2011 Peran Serta Wanita Nelayan Melalui Desa Pitusunggu
Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan Kecamatan Ma’rang
Dalam Menunjang Perekonomian Kabupaten Pangkep
Keluarga
11 2011 Analisis Efisiensi saluran Pemasaran Desa Pitusunggu
Rumput Laut Kering Hubungannya Kecamatan Ma’rang
dengan Peningkatan Pendapatan Petani DiKabupaten Pangkep
Kabupaten Pangkep
12 2012 Penerapan Sistem dan Saluran PemasaranDesa Manggalung
Terpadu Dalam Usaha Menningkatkan Kabupaten Pangkep
Pendapatan Petani Ikan Bandeng dan
Rumput Laut di Kab. Pangkep
33

13 2012 Usaha Pemeliharaan Ikan Bandeng dan Desa Manggalung


Udang Windu Secara Orgganik untuk Kabupaten Pangkep
Meningkatkan Produksi dan Pendapatan
Petani Tambak di Kab. Pangkep
14 2012 Melaksanakan Penyuluhan Tentang Desa Boddie
Prosedur Pengusulan dan Pencairan Kredit
Kabupaten Pangkep
Usaha Rakyat (KUR) Kepada Petani
Tambak Untuk Meningkatkan Usaha
Budidaya Ikan Bandeng di Kabupaten
Pangkep
15 2012 Melaksanakan Penyuluhan Tentang Desa Boddie
Penerapan Metode Penjemuran Rumput Kabupaten Pangkep
Laut Untuk Meningkatkan Kualitas
Rumput Laut di Kabupaten Pangkep

16 2013 Penerapan Sistem dan Saluran Desa Pitue


Pemasaran Terpadu dalam Usaha Kabupaten Pangkep
Meningkatkan Pendapatan Petani
Udang Vannamei di Kabupaten
Pangkep
17 2013 Usaha Pemeliharaan Udang Desa Pitue
Vannamei Secara Organik Untuk Kabupaten Pangkep
Meningkatkan Produksi dan
Pendapatan Petani Tambak di
Kabupaten Pangkep
18 2014 Peranan Metode Polikultur Ikan Kabupaten Pangkep
Bandeng dan Udang Vannamae
Dalam Peningkatan Produksi dan
Pendapatan Petani Tambak di
Kabupaten Pangkep
19 2015 Pemberdayaan Kelompok Wanita Kabupaten Gowa
Tani/Nelayan dalam membantu
Ekonomi Keluarga di Kabupaten
Gowa

20 2016 Peningkatan Pendapatan Masyarakat Kabupaten Pangkep


Melalui Usaha Budidaya Ikan di
Lahan Sempit di Desa Coppo
Tompong Kabupaten Pangkep

21 2016 Prosedur Peminjaman Kredit psds Kabupaten Pangkep


Bank untuk Peningkatan Usaha
Petambak di Desa Coppo Tompong
Kabupaten Pangkep
34

JABATAN DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN INSTITUSI


Peran/Jabatan Institusi( Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio, Tahun ... s.d. ...
Manajemen Sistem Informasi Akademik dll)
Ketua Tim Pengabdian Pada Masyarakat Jurusan 2010
Agribisnis Perikanan Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep 2010
Anggota Tim Penjamin Mutu Pendidikan Khusus 2012-2015
Jurusan Tahun 2012
Anggota Panitia Sertifikasi Dosen Politani Pangkep 2012-2015
Tahun 2013
Anggota Tim Seleksi Judul Tugas Akhir Jurusan 2013
Agribisnis Perikanan Perikanan Politani
Pangkep Tim Seleksi Judul Tugas Akhir
Jurusan Agribisnis Perikanan Perikanan
Politani Pangkep
Anggota Pendamping Kegiatan Pengembangan 2016
Karakter Mahasiswa Jurusan Agribisnis
tanggal 24-25 September 2016 di Desa
TaraweangKec. Ma'rang Kabupaten Pangkep

PERAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI PROFESI/ILMIAH


Jabatan/jenjang
Jenis/ Nama Organisasi
Tahun
keanggotaan

2007 - 2011 Pengurus Ikatan Alumni (IKA) Sosial Pembantu Umum

Ekonomi (SOSEK) Pertanian UNHAS

Makassar

2013-2017 Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Sarjana Wakil Sekertaris


Pertanian Indonesia (BPD PISPI) Propinsi
Sulawesi Selatan Periode 2013-2017

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan
apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

Makassar, Maret 2017

Yang menyatakan,

( Ir. Asriany, M.Si )


NIP. 19690424 200812 2001
35

CURICULUM VITAE

A. IDENTITAS DIRI

1.1 Nama Lengkap Yusri Muhammad Yusuf, S.Pd. M.Pd


1.2 Jabatan Fungsional Dosen
1.3 NIP 198212012008121001
1.4 NIDN 0001128201
1.5 Tempat dan Tgl Lahir Soppeng 1 Desember 1982
1.6 Alamat Rumah Permata Sudiang Raya J14/5 Makassar
1.7 No. Tlp/ Fax -
1.8 No. HP 085242387193
1.9 Alamat Kantor Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
1.10 No. Tlp/ Fax
1.11 Alamat Email yusrimuhammadyusuf@yahoo.co.id
yusrimuhammadyusuf748@gmail.com
1.12 Lulusan yang Telah D-3= Orang, D-4 = Orang
dihasilkan
1.13 Matakuliah yang diampu 1. Bahasa Inggris

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

S1 S2 S3
Perguruan Tinggi Universitas Universitas Negeri
Muhammadiyah Makassar
Makassar
Bidang Ilmu/Keahlian Pend. Bahasa Pend. Bahasa Inggris
Inggris
Tahun Masuk-Lulus 2001-2006 2006-2008
Judul Three Phase Building up Student
Skripsi/Tesis/Disertasi Techniue in Vocabullary by using
Teaching Reading derivational
morphemes.
Nama 1. Drs. H. 1. Prof.DR. H.Muis
Pembimbing/Promotor Bachrun Amin, Ba,dulu, MS.
M.Hum. 2. DR. Mansyur Akil,
2. Sulfasyah, M.Pd.
S.Pd. MA
36

C. PENGALAMAN PENELITIAN SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR

No. Thn. Judul Penelitian Posisi Dalam Pendanaan


Tim Sumber Jumlah (Rp)
Efektivitas Media
Gambar untuk
Meningkatkan
Kosa Kata dalam
Pembelajaran
1. 2013 Ketua
Bahasa Inggris
pada Politeknik
Pertanian Negeri
Pangkajene
Kepulauan
Penelitian “Peran
Wanita dalam
Meningkatkan
Pendapatan
2. 2014 Keluarga Nelayan Anggota
di Kelurahan
Sumpang
Binangae
Kabupaten Barru
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Peningkatan
3. 2015 Penjualan Ikan Anggota
Hias Letter Enam
di PT. Agung
Aquatic Marine,
Denpasar, Bali
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Peningkatan
Penjualan Ikan
4. 2016 Ketua
Hias Letter Enam
di PT. Agung
Aquatic Marine,
Denpasar, Bali
Model
Pengembangan
Pembelajaran
Bahasa Inggris
5. 2017 Ketua
Berbasis Problem
Based Learning
Mahasiswa
Politeknik
37

Pertanian Negeri
Pangkep
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No. Tahun Judul Pengabdian Posisi Pendanaan


Kepada Masyarakat Dalam Tim Sumber Jumlah (Rp)
Analisis Usaha
Kebijakan dan
Strategi
1. 2013 Ketua
Pengembangan
Udang Vannamei di
Kab. Pangkep
Melaksanakan
Penyuluhan
tentang Peranan
Lembaga Keuangan
2 2014 dalam Peningkatan Ketua
Produksi Budidaya
Rumput Laut di
Kabupaten
Pangkep
Melaksanakan
Penyuluhan
tentang
Pemberdayaan
Masyarakat Petani
3 2015 Tambak Melalui Ketua
Pola Manajemen
Budidaya Ikan
Bandeng di
Kabupaten
Pangkep
Melaksanakan
Penyuluhan
tentang Denplot
Pembuatan Kolam
4 2016 Ketua
Terpal di Desa
Coppo Tompong
Kec. Mandalle Kab.
Pangkep
Penyuluhan
Kewirausahaan
Dibidang Produk
Pengolahan Abon
5 2017 Ketua Hibah Bersaing Rp. 24.500.000
Ikan Bagi Wanita
Nelayan Dalam
Meningkatkan
Pendapatan
38

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL SELAMA 5


TAHUN TERAKHIR

No. Tahun Judul Artikel Penulis Vol/No Nama Berkala


Ke-
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10

F. PENGALAMAN PENULISAN BUKU

No. Tahun Judul Buku Jumlah Penerbit/ISBN


Halaman
1.
2

G. PENGALAMAN PEROLEHAN HAKI

H. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN

I. PENGHARGAAN YANG PERNAH DIPEROLEH

Semua data yang saya isikan dan tercamtum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Makassar,

Yusri Muhammad Yusuf, S.Pd. M.Pd.


NIP. 198212012008121001

Anda mungkin juga menyukai