USULAN PENELITIAN
PENELITIAN PNBP/BOPTN
Halaman Pengesahan
Judul Penelitian : Analisis Sistem Pemasaran Ikan Hias di Kotamadya
Makassar Sulawesi Selatan
Bidang Penelitian : Sosial Ekonomi Perikanan
Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Ir. Asriany, M.Si
b. NIP/NIK : 19690424 2008 12 2001
c. NIDN : 0024046905
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Agribisnis Perikanan
f. Jurusan/Prodi : LPPM
g. Pusat Penelitian : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
h. Alamat Institusi : Jl. Poros Makassar – Pere Pere KM.83 Mandalle,
Kabupaten Pangkep dan Kepulauan Sulawesi Selatan
i. Telpon/Faks/E-mail : 0410-2312704
: 085255709936
: asriany.azis@yahoo.co.id
Lama Penelitian : 1 (satu) tahun
Sumber biaya PNBP/BOPTN
: Rp. 10.444.000,- (Sepuluh Juta Empat Ratus
Empat Puluh Empat Ribu Rupiah)
: Rp. - / in kind : -
Menyetujui,
Direktur
ii
3
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN ………………………………………………………...... 21
iv
4
DAFTAR TABEL
v
1
BAB I. PENDAHULUAN
dibuktikan dengan berkembangnya pusat penjualan ikan hias yang semakin bertambah
dibeberapa tempat. Adapun pusat penjualan ikan hias yang cukup dikenal di Makassar antara
lain; Pasar Ikan Hias Mangkura yang berada di jalan Sultan Hasanuddin, Pasar Hobi di Jalan
Toddopuli Raya, Pasar Ikan Hias Carefure Jln. Perintis Kemerdekaan dan Batara Indo
Aquatic Jln. Mallengkeri yang dikenal dengan pusat grosir ikan hias terbesar di Makassar,
bahkan masih ada beberapa tempat lainnya.
Pemasaran ikan hias di Makassar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
konsumen di makassar saja, tetapi juga konsumennya berasal diluar kota Makassar antara
lain; Kabupaten Maros, Palopo, Bone, Toraja, bahkan keluar propinsi yaitu Kendari. Untuk
menjangkau pasar yang lebih luas tersebut produsen tidak mampu apabila hanya
mengandalkan penjualan langsung kepada konsumen. Maka dari itu dalam pemasaran ikan
hias melibatkan beberapa lembaga pemasaran agar dapat menyalurkan produk dengan tepat
dan cepat. Peran dari lembaga pemasaran sangat penting dalam rangka menyampaikan hasil
produksi kepada konsumen. Mengingat ikan hias sangat berpotensi untuk lebih di
kembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal inilah yang mendorong
peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemasaran hias di Makassar.
Dalam menjalankan usaha di bidang perikanan khususnya usaha ikan hias , pemasaran
berperan penting kerena akan mempengaruhi tinggi dan rendahnya pendapatan petani
pembudidaya. Produksi yang banyak dengan harga yang rendah tidak akan menguntungkan.
Oleh karena itu tingginya produksi tidak selalu memberikan keuntungan yang tinggi tanpa
disertai pemasaran yang efisien. Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila mampu
menyampaikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan
mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan yang dibayarkan konsumen
kesemua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran.. Kegiatan pemasaran
dalam menyampaikan barang kepada konsumen dari produsen akan membutuhkan biaya,
sehingga akan berpengaruh terhadap harga yang dibayar oleh konsumen dan harga yang
diterima ditingkat produsen. Tingginya biaya itu disebabkan oleh berbagai faktor yang
berpengaruh dalam proses pemasaran antara lain biaya transportasi, biaya retribusi, biaya
resiko dan lain-lain. Proses penyampaian barang konsumsi tersebut oleh produsen atau
lembaga pemasaran bisa disalurkan melalui lebih dari satu saluran pemasaran dan lembaga
pemasaran. Masalah pemasaran ini bukan semata-mata terletak pada panjang pendeknya
saluran pemasaran, tetapi saluran pemasaran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang
paling tinggi dan mampu bersaing di pasar.
3
Dari uraian diatas menunjukkan, bahwa masalah yang ada pada proses pemasaran
ikan hias akan sangat berpengaruh terhadap sistem pemasaran ikan hias yang ada di kota
Makassar. Oleh karena itu hal ini menjadi penting untuk diketahui dan dianalisa bagaimana
sistem pemasaran ikan hias yang ada, maka perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh
informasi tentang beberapa hal mengenai analisa sistem pemasaran ikan hias serta
permasalahannya.
Ikan hias adalah ikan yang dipelihara untuk dipamerkan dan diperuntukkan untuk
keindahan serta pemenuhan hobi. Biasanya ibn bias ditempatkan di tempat yang bisa dilihat
orang banyak seperti di sudut mangan. Sebagian pecinta Bean hias menganggap beberapa
ikan hias memiliki nilai magis yang dapat membawa keJmtnngan alan hoki lkan hias terbagi
menjadi ikan hias air tawar dan ikan bias air Iaut yang diklasifikasikan menurut jenisnya
masing-masing. Perlakuan pemeliharaan ikan hias air laut dan ikan hias air tawar berbeda.
Pemeliharaan ikan hias air laut lebih memerlukan perhatian khusus daripada ikan hias air
tawar. Namun ikan bias air laut memberikan nilai lebih melalui corak dan wama ikan yang
lebih menarik daripada ikan hias air tawar.
Ikan hias adalah jenis ikan baik yang berhabitat di air tawar maupun di laut yang
dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah taman/ruang tamu.
Panorama bawah laut seringkali dinilai mempesona sehingga banyak orang yang rela
menghabiskanuang banyak untuk menyelam dan menikmatinya. Kini, kemajuan teknologi
memungkinkan orang menikmati panorama air laut di dalam ruangan. Kehadiran ikan hias
didalam rumah masyarakat modern dapat menjadi salah satu alternatif hiburan di tengah
rutinitas yang padat. Ikan- ikan hias ini dipelihara untuk kesenangan, oleh karena itu bentuk,
warna, ukuran, keserasian, dan kebiasaannya benar-benar harus diperhatikan. Hampir 75%
pasokan ikan hias air tawar di dunia berasal dari Indonesia, dan sekurang-kurangnya 363
jenis ikan hias air tawar dari Indonesia telah diekspor ke berbagai negara di dunia. Ikan hias
cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di
Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli
Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan.
Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai
sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur
ataupun menyusun sarangnya.
Menurut Badan Pengembangan Eksport Nasional (1994) dalam M.Nur Purnama
(2004), ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk,warnadan karakter khas
sehingga mampu menciptakan suasana aquarium yang mendukung tata ruang serta mampu
5
memberikan suasana tentram. Dengan kata lain ikan hias menjadi komoditi perdagangan
karena aspek keindahan bukan karena kandungan nutrisi. Gerakan ikan hias umumnya lembut
khas dengan perpaduan tanaman dan pendukung lainnya akan selalu menarik minat
konsumen, khususnya yang memiliki pendapat yang relatif tinggi. Di negara-negara maju
popularitas ikan hias meningkat di sebabkan pengaruh sosial budaya masyarakat yang
semakin individualitis sebagai salah satu jalan keluar mengatasi kendala kehidupan di kota
besar.Ikan hias Indonesia dunia perdagangan di kenal sebagai tropical fish, ikan hias di kenal
bermacam-macam jenis dan secara garis besar di bagi empat,yaitu:
1. Ikan hias yang berasal dari air tawar dikenal sebagaiistilahperdaganganfreshwater
ornamental fish.
2. Ikan hias yang berasal dari air laut di kenal sebagai marine ornamental fish.
3. Tanaman hias dari air tawar di kenal sebagai freshwater ornamental plant atau aquatic
plant.
4. Kerang-kerangan atau biota laut di kenal sebagai invertbrata.
Jenis ikan hias yang hidup di laut mempunyai bentuk dan warna yang sangat indah
sehingga memiliki harga yang sangat tinggi di banding ikan hias air tawar. Dalam kajian
penelitian ini, ikan hias yang berasal dari air tawar (freshwater ornamental fish). Adapun
jenis- jenis ikan hias air tawar yang populer adalah ikan oskar, ikan arwana, ikan mas koki,
ikan cupang, ikan diskus dan ikan mas koi. (Bachtiar 2004).
transaksi dan hubungan; pasar dan pemasaran serta pemasar. Adapun hubungan konsep ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pembelian (Buying)
dari kegiatan penjualan (Selling). Untuk itu maka, sangat perlu dipahami kegiatan apa saja
yang dapat mengakibatkan orang melakukan pembelian.
2. Penjualan (Selling)
3. Transportasi
Adalah proses pendistribusian atau pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat
yang lain.
4. Penggudangan/ penyimpanan
Ialah fungsi penyimpanan produk yang dibeli sebagai persediaan agar terhindar dari
resiko kerusakan maupun resiko lainnya.
5. Informasi Pasar
Poin ini merupakan fungsi pemasaran yang luas dan penting, karena fungsi ini
memberikan informasi tentang situasi perdagangan pada umumnya yang berhubungan
dengan produk, harga yang inginkan konsumen dan situasi pasar secara menyeluruh. Menurut
Sofjan Assauri (1987: 303) yang dimaksudkan dengan informasi adalah keterangan baik
berupa data atau fakta maupun hasil analisa, pertimbangan atau pandangan dari yang
menyampaikan mengenai kondisi yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pengambilan
keputusan.
Saluran tataniaga terdiri dari pedagang perantara yang membeli dan menjual
barang dengan tidak menghiraukan apakah mereka itu memiliki barang dagangan atau hanya
bertindak sebagai agen dari pemilik barang (Hanafiah dan Saefuddin, 1986). Dibandingkan
dengan saluran tataniaga hasil perikanan ”bahan mentah” dan bahan makanan hasil pabrik,
maka umumnya saluran tataniaga hasil perikanan ”bahan makanan” lebih panjang.
Sebaiknya saluran tataniaga hasil perikanan yang berupa bahan makanan harus pendek,
mengingat sifatnya yang mudah rusak (Hanafiah, dan Saefuddin 1986).
Panjang pendeknya saluran pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian barang
atau jasa tergantung pada beberapa faktor antara lain: skala produksi, jarak antara produsen
ke konsumen, banyak sedikitnya jasa yang harus ditambahkan pada komoditi tersebut dan
infrastruktur yang lainnya seperti sarana pengangkutan dan pergudangan dan dipengaruhi
juga oleh jasa yang diberikan (Napitupulu, 1989). Menurut Hanafiah, dan Saefuddin (1986),
9
panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil perikanan tergantung pada
beberapa faktor, antara lain:
1. Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen
biasanya semakin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.
2. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima
konsumen, dan dengan demikian menghendaki saluran pendek dan cepat.
3. Skala produksi. Bila produksi langsung dalam ukuran-ukuran kecil maka jumlah produk
yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal mana akan tidak menguntungkanbila produsen
langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran pedagang perantara
diharapkan, dan demikian saluran yang akan dilalui produk cenderung panjang.
4. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk
memperpendek saluran tataniaga. Pedagang yang posisi keuangan (modalnya) kuat akan
dapat melakukan fungsi tataniaga lebih dibandingkan dengan padagang yang modalnya
lemah. Dengan perkataan lain, pedagang yang memiliki modal kuat cenderung
memperpendek saluran tataniaga.
pasar, (2) kondisi dan keadaan produk, (3) kondisi keluar atau masuk pasar, (4) tingkat
pengetahuan informasi pasar yang dimiliki oleh partisipan dalam pemasaran misalnya biaya,
harga dan kondisi pasar antara partisipan. Struktur pasar dibagi dua, yaitu pasar persaingan
sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibagi lagi
atas pasar oligopoli, oligopsoni, monopoli, dan monopsoni (Limbong dan Sitorus, 1985).
Agar suatu pasar dapat digolongkan dalam struktur pasar persaingan sempurna harus
memenuhi ciri-ciri utama yaitu (1) pada pasar tersebut terdapat banyak jumlah pembeli
maupun penjual (perusahaan); (2) setiap pembeli dan penjual hanya menguasai sebagian kecil
dari barang/jasa yang ada di pasar. Olehkarena itu seorang pembeli dan penjual tidak dapat
mempengaruhi harga pasar; (3) barang/jasa yang dipasarkan homogen, dan (4) pembeli dan
penjual bebas keluar masuk pasar (Limbong dan Sitorus 1987). Menurut Dahl, dan
Hammond (1977), pasar tidak bersaing sempurna dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
pembeli dan sisi penjual. Dari sisi pembeli terdiri dari pasar monopsoni, oligopsoni, dan lain
sebagainya.
merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada
konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1
kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak
dalam proses pemasaran.
dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi merupakan titik awal
yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani
perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi
karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Ada tiga metode untuk menghitung marjin pemasaran yaitu:
a. Memilih dan mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik,
b. Membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda
c. Mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor tiap jenis pedagang.
Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan.Marjin pemasaran
menurut jenisnya dibedakan menjadi marjin absolut, persen marjin dan kombinasi antara
marjin absolut dan persen marjin. Persentase bagian marjin merupakan suatu pengelompokan
yang digunakan secara populer pada serangkaian angka yang menunjukkan marjin absolut
dari berbagai tipe pedagang atau berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan
harga eceran.
Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran yang
umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya
processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi.
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai
pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail).
Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen
dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah quantitas produk yang
dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin
keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim
pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama
dengan konsep nilai tambah (value added).
Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa
pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran
produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua
yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977). Biaya pemasaran terkait dengan
tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan
berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga
terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan
persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang
14
dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda
memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin
pemasaran.
Marjin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjual dan pembeli
bertemu langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penalaran dan permintaan
secara agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak ada perbedaan antara harga di tingkat
petani dengan harga ditingkat pengecer atau konsumen akhir. Bedasarkan penelitian-
penelitian dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer
(konsumen akhir ) dengan harga di tingkat petani. Perbedaan ini disebut marjin pemasaran.
Marjin dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu :
1. Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima petani. Definisi pertama dikemukakan oleh Daly (1958) dan
diterangka leih anjut oeh Friedman (196).
2. Marjin pemasaran merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai
akibat prmintaan dan penawaran dari jasa - jasa pemasaran.
Definisi kedua ini dikemukakan oleh aite dan Trelogan (1951). Komponen marjin
pemasaran terdiri dari : 1) biaya – biaya yang diperlukan lembaga – lembaga pemasaran
untuk melakukan fungsi – fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya
fungsional (functional cost ); dan 2) keuntungan (profit) lembaga pemasaran. Apabia dalam
pemasaran suatu produk pertanian, terdapat lembaga pemasaran yag melakukan m fungsi –
ungsi pemasaran.
Dengan menggunakan definisi pertama yang menyebutkan bahwa marjin pemasaran
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima
petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut : Harga yang dibayarkan konsumen
merupakan harga ditingkat pengecer , yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan
primer ( primary demand curve) dengan kura penawaran turunan ( derived supply curve ).
Sedangkan harga ditingkat petani petani merupakan potongan antara kurva permintaan
turunan (derived demand curve) dengan kurva penawaran primer (primary supply curve).
Seperti hanya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga hubungan antara
besar marjin pemasaran dengan jumlah penawaran yaitu :
1. Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan marjin pemasaran bertambah maka,
disebut marjin pemasaran bertambah. (M1 > Mo)
2. Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan marjin pemasaran konstan. (M1=Mo)
15
3. Apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan marjin pemasaran berkurang (M1<Mo),
maka disebut marjin pemasaran berkurang.
Bedasarkan definisi kedua, marjin pemasaran yaitu marjin pemasaran merupakan
biaya dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekwensi yang berbeda dengan analisi
sebelumnya. Nilai marjin pemasaran (VM ) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga
pemasaran yang teribat dalam pemasaran komodii pertanian ini.nilai marjin pemasaran
merupakan hail ali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani
dengan jumlah yang ditransaksikan. Bedasarkan dimensi waktunya, marjin pemasaran dapat
dilihat dalam waktu yang singkat sekai, yaitu bedasarkan data crhss sectihn atau dalam waktu
yang relatif lama.
Dalam pratek sering kali tidak lah mudah mengumpulkan data margin pemasaran
karena beberapa permasalahan yaitu :
a. Sering kali pedagnag tidak hanya menjual satu komoditi sehingga biaya yang di
keluarkan oleh pedagang tidak mudah untuk dipilah pilah sesuatu komoditi.
b. Biaya yang dikeluarkan setiap kilogram suatu komoditi sangat bervariasi,sehingga penting
untuk menjelaskan perhitungan variasi dari biaya rata-rata.
c. Ada nya produk yang hilang karena penurunan kualitas dan rusak. Hingga saat ini masih
terbatas penelitian tentang hilang nya produk akibat rendah ya kualitas penangan dalam
proses pemasaran.
d. Harga produk pertanian yang relative sangat berfluktuasi menyebabkan kemungkinan
terjadinya perbedaan harga dalam waktu yang relative singkat.
Keterangan : M : Marjin
Hk : Harga ikan hias ditingkat konsumen (Rp/ekor)
Hp : Harga ikan hias di tingkat produsen (Rp/ekor)
BM : Biaya pemasaran (Rp/ekor)
K : Keuntungan lembaga pemasaran (Rp/ekor)
Market Share
Hp
MS = --------- x 100%
Ht
Farmer’s Share
Hp
FS = ------- x 100 %
He
Untuk mengetahui apakah pemasaran ikan hias di kota Makassar sudah efisien, maka
digunakan analisis efisiensi pemasaran.
Efisiensi ekonomi dari saluran pemasaran dapat dihitung dengan nilai presentase dari
marjin pemasaran dan presentase bagian yang diterima produsen. Nilai presentase margin
pemasaran dari tiap-tiap saluran pemasaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Marjin Pemasaran
He - Hp
19
Mp = (-------------) x 100 %
Hp
Keterangan : Mp : Marjin pemasaran
Pr : Harga di tingkat lembaga
Pf : Harga di tingkat produsen
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bahwa pemasaran ikan hias air tawar
dianggap efisien secara ekonomis adalah tiap-tiap saluran pemasaran mempunyai nilai
persentase marjin pemasaran yang rendah dan mempunyai nilai persentase bagian yang
diterima produsen ikan hias yang tinggi.
4.1.Anggaran Biaya
Rencana jumlah biaya yang dibutuhkan dari penelitian ini yaitu sebesar
Rp.10.444.000,- (Sepuluh Juta Empat Ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah) dengan
rincian seperti disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Anggaran biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (1 Tahun)
1 Bahan Habis Pakai dan peralatan 4,209,000.00
3 Perjalanan 4,375,000.00
4 Pengeluaran lain-lain 1,860,000.00
Jumlah 10,444,000.00
TOTAL ANGGARAN YANG Sepuluh juta Empat ratus Empat Puluh
DIPERLUKAN (RP) Empat ribu rupiah
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Dinas Kelautan dan Perikanan. Effendi, Irzal dan Wawan Oktaria. 2006.
Manajemen Agribisnis Perikanan Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim, 1994. Badan Pengembangan Ekspor Nasional, kajian Peluang Pasar Ikan Hias di
beberapa Pasar Utama (As, Asia, & Eropa). Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, Jakarta
Anonim, 1996. Dinas Perikanan DKI Jakarta, 1996. Kajian Pengembangan Pemasaran Hasil
Perikanan Dalam Perdagangan Global (Ikan HIas). Proyek Survei & Penelitian &
Pengembangan Perikanan; Jakarta 250 hal.
Basu Swastha, 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan. Penerbit
Liberti Jakarta.
Downey, J.D, dan S.P. Erickson. 2007. Manajemen Agribisnis. Erlangga, Jakarta.
Hanafiah, A.M, dan A.M Saefuddin. 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Hartono. 2001. Analisis Pemasaran Udang Windu (Panaeus monodon) di Kabupaten Pati.
Skripsi S1 Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak Dipublikasikan.
Lesmana, D.S. dan Dermawan,I, 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Penerbit :Penebar Swadaya. Depok
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Rahardi, et all. 2003.
Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nugroho, P 2003. Analisis Finansial dan Pemasaran Ikan Cupang Hias, Slipi, Jakarta Barat.
Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Purnama, Muhamad Nur.2004. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Hias di Desa Cibuntu,
Ciampea-Bogor. Skripsi,Institut Pertanian Bogor.
Rahim dan Hastuti diah Retno Dwi. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar Teori dan
Kasus). Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, Rahmat. 2008. Ikan Mas Pembenihan dan Pembesaran. Aneka Ilmu. Semarang.
Sari, Kartika, P. 2001. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Bandeng segar di Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati. Skripsi S1 Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak
Dipublikasikan.
Soekarwati, 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian; Teori dan
Aplikasinya, Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
________, 2005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Susanto, dan Lingga.2003. Ikan Hias Air Tawar edisi revisi.Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian. UMM Prees. Malang. Sugiarto, et all. 2001. Teknik
Sampling. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lampiran I
Rincian Anggaran Penelitian Rutin Tahun 2017
Satuan
A B C D E F G
I. Anggaran untuk komponen peralatan
1 Kuisoner Kelembagaan 5 lembar x 40 eks Eks 200 5,000.00 1,000,000.00
2 Kuisoner Survey Pakar 5 lembar x 20 eks Eks 100 5,000.00 500,000.00
3 Recording Data FGD 3 lokasi Paket 2 50,000.00 100,000.00
Jumlah 1,600,000.00
II. Sewa peralatan
1 Ruangan Seminar Hasil Kali 1 250,000.00 250,000.00
2 Tape Recorder 1 paket Unit 1 100,000.00 100,000.00
3 Ruang Diskusi Kebersihan Hari 3 100,000.00 300,000.00
Jumlah 650,000.00
III. Anggaran untuk bahan habis pakai
1 Alat tulis dan kantor Pensil, pulpen dan buku Paket 1 250,000.00 250,000.00
2 Caltridge Canon MP 258 Paket Unit 2 150,000.00 300,000.00
3 Refill Refill Hitam dan Warna Unit 7 75,000.00 525,000.00
4 Kertas HVS A4 80 gram Bola Dunia Rim 7 35,000.00 245,000.00
5 Kertas Karton Alat couching dan diskusi Lusin 2 32,000.00 64,000.00
6 Buku Data Tabulasi data tahap II Buah 12 12,500.00 150,000.00
7 Dokumentasi (Cuci + Cetak) Dokumentasi kegiatan Roll 5 85,000.00 424,000.00
Jumlah 1,959,000.00
24
Jumlah 4,375,000.00
V. Pengeluaran lain-lain
1 Administrasi Surat menyurat Paket 1 250,000.00 250,000.00
2 Seminar Hasil Perjalanan Paket 1 350,000.00 350,000.00
3 Analisis Data sosek perikanan Paket 1 350,000.00 350,000.00
4 Laporan tahunan Rekomendasi Paket 1 60,000.00 60,000.00
5 Penelusuran pustaka Internet dan buku Paket 1 250,000.00 250,000.00
6 Fotokopi Data dan referensi Paket 1 250,000.00 250,000.00
7 Publikasi ilmiah Formulasi Kebijakan Jurnal 1 350,000.00 350,000.00
Jumlah 1,860,000.00
IDENTITAS DIRI
Nama : Ir. Asriany, M.Si
NIDN : 0024046905
NIP : 19690424 2008 12 2001
Tempat dan Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 24 April 1969
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Jabatan Fungsional : Lektor III d
Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
Alamat : Poros Makassar Pare KM.83 Mandalle Kec.Mandalle Kab.
Pangkep
Telp./Faks. : (0410) 2312703, 2312704 fax (0410) 2312705
Alamat Rumah : Komp. Dosen Unhas Blok C no 4 Tamalanrea Makassar
Telp. : 08124299936 / 085255709936 / 0411 - 584576
Alamat e-mail : asriany.azis@yahoo.co.id
Mata kuliah yang diampu : 1. Pengantar Agribisnis, 2. Manajemen Agribisnis, 3. Matematika
Ekonomi, 4. Rizet Operasi, 5. Statistik Bisnis 6.
Manajemen Pemasaran 7. Pemasaran Hasil Perikanan, 8.
Manajemen Sumberdaya Manusia 9. Kewirausahaan 10.
Pengantar Akuntansi 11. Perdagangan Internasional.
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN PEKERJAAN
No. Pekerjaan
1. Menjadi dosen yayasan Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP) sejak
1994 – 2008
2. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian dan Kehutanan Pada Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian UNHAS sejak tahun 1999 – 2001
3. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian dan Kehutanan Program Ekstensi
UNHAS sejak 1999 – 2001
4. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian Pada Jurusan Agribisnis
Universitas Atmajaya Makassar sejak tahun 2001 – 2005.
5. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Pertanian Pada Jurusan Agribisnis
Universitas Islam Negeri (UIM) Makassar sejak 2000 – 2004.
6. Sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto
(UNCOK) Makassar sejak 1996 – 2000.
7. Sebagai Dosen Luar Biasa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Jaya
(STIMLASJ) Makassar sejak 2001 – 2002
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka waktu
1998 Pengembangan Keterampilan Dasar Kopertis-Dikti 6 hari
Teknik Instruksional (Pekerti)
1998 Pelatihan Pengukuran Test Penilaian Kopertis-Dikti 3 hari
Hasil Belajar
2002 Pelatihan Program Applied Dikti 14 hari
Approach/Ancangan Aplikasi (AA)
2005 Pelatihan Metode Penelitian Dosen Dikti 3 hari
Yunior
2005 Pelatihan Peningkatan dan Dikti-UIM 3 hari
Pengembangan Laboratorium di
Perguruan Tinggi
2006 Pelatihan Pemanfaatan Proposal Dikti 3 hari
Penelitian Dosen Muda
2006 Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Dikti 5 hari
2009 Orientasi Program Penelitian dan Politeknik 1 hari
Pengabdian kepada masyarakat pada Pertanian
Dosen Muda Pangkep
2011 Pelatihan dan Studi Banding SMEDC UGM- 19 hari
Agribisnis Profect IM-
HERE
Politeknik
Pertanian
Pangkep
2011 Mengikuti Penataran/Pelatihan Kopertis 4 hari
Peningkatan Ketrampilan Dasar
Teknik Instruksional (PEKERTI)
28
PENGALAMAN PENELITIAN
No. Ketua/ang Sumber Dana
Tahun Judul Penelitian
gota Tim
1 2005 Peran Serta Wanita Tani Ketua Dana DIPA Kopertis
Dalam Mendukung Wil IX
Pendapatan Keluarga Melalui Penelitian Dosen
Usaha Budidaya Ikan Lele Muda
dan Pengolahan Kerupuk
Lele (Studi Kasus Pternak
Ikan Lele di Asrama
Wirabuana PHB
Cenderawasih Makassar)
2 2010 Analisis Pendapatan anggota Dana DIPA
Masyarakat Nelayan di Desa Politeknik Pertanian
Punaga Kec. Pangkep
Mangarabombang
Kab.Takalar
3 2011 Daya Saing Rumput Laut anggota Imhere Project b.1
(Cheuma cottonii) di Batch III (Dipa word
Sulawesi Selatan bank) 20011
4 2013 Analisis Faktor-Faktor anggota Dana DIPA
Internal dan Eksternal Politeknik Pertanian
Penyebab Kemiskinan Pangkep
Nelayan di Kabupaten Bone
5 2017 Analsis Pemasaran Untuk Ketua Penelitian
Pengembangan Usaha PNBP/BOPTN
Agribisnis Bandeng (Chanos
chanos) Omega-3 Tanpa
Duri di Sulawesi Selatan
KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2010 Prospek Pengembangan Produksi Teripang di Jurnal Ilmiah Bumi
Kabupaten Buton (Studi kasus Petani Penangkap Kita Volume 9 N0.3
dan Budidaya Teripang) Desember 2010
The Prospect of Production Development of Sea ISSN No. 1412-4173
Cucumber in Buton Regency A Case Study of
Farmers and Farming Sea Cucumber Fishing
2014 Analisis Pendapatan Petani Tambak Ikan Bandeng Jurnal Ilmiah Galung
di Desa Bulu Cindea Biringkassi Kecamatan Tropika Volume 3
Bungoro Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan Nomor 1, Januari
2014
ISSN No. 2302-4178
2014 Daya Saing Rumput Laut (Cheuma cottonii) di Jurnal Ilmiah Galung
Sulawesi Selatan Tropika Volume 3
Nomor 1, Januari
2014
30
WORKSHOP/SEMINAR/LOKAKARYA
Panitia/
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara peserta/
pembicara
2010 Workshop Penyusunan Proposal Project M-HERE Peserta
Penelitian Jurusan Agribisnis
Perikanan
Pertanian Pangkep
Pertanian Pangkep
Makassar
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan
apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Yang menyatakan,
CURICULUM VITAE
A. IDENTITAS DIRI
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 S2 S3
Perguruan Tinggi Universitas Universitas Negeri
Muhammadiyah Makassar
Makassar
Bidang Ilmu/Keahlian Pend. Bahasa Pend. Bahasa Inggris
Inggris
Tahun Masuk-Lulus 2001-2006 2006-2008
Judul Three Phase Building up Student
Skripsi/Tesis/Disertasi Techniue in Vocabullary by using
Teaching Reading derivational
morphemes.
Nama 1. Drs. H. 1. Prof.DR. H.Muis
Pembimbing/Promotor Bachrun Amin, Ba,dulu, MS.
M.Hum. 2. DR. Mansyur Akil,
2. Sulfasyah, M.Pd.
S.Pd. MA
36
Pertanian Negeri
Pangkep
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Semua data yang saya isikan dan tercamtum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Makassar,