Anda di halaman 1dari 2

MODUL 4 PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

Kegiatan Belajar 2 Dampak Ketunanetraan Terhadap Kehidupan Seorang Individu

 Terdapat 2 miskonsepsi yang saling bertentangan di kalangan masyarakat yang terbentruk


bila orang kehilangan indra penglihatannya. Pertama, banyak orang percaya bahwa bila
orang kehilangan penglihatanya, maka hilang pulalah semua persepsinya kedua, bahwa
secara otomatis orang tunanetra akan mengembangkan indra ke-6 untuk menggantikan
fungsi indra penglihatan.
 Sesungguhnya, sumber –sumber lain yang diperoleh melalui indra selain penglihatan itu
tersedia bagi semua orang, dan hanya apabila sumber utama informasi yang berkaitan
dengan indra penglihatan itu berkurang, maka sumber-sumber lain (persepsi melalui indra
lainnya) itu lebih dihargainya dan keterampilan berdasarkan informasi nonvisual itu
terasa. Jadi, sesungguhnya tidak ada indra keenam sebagaimana dipersepsikan
masyarakat awam dan bahkan juga tidak benar bahwa indra pendengar, perabaa, dan
penciuman orang tunanetra otomatis lebih tajam dari pada orang awas.
 Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari linkungan dan
mengirimkanya ke otak untuk diproses, disimpan, dan ditindaklanjuti. Masing-masing
organ pengindraan bertugas memperoleh informasi yang berbeda-beda. Semua infomasi
yang dipersepsi melalui organ-organ pengindraan itu melewati 3 prosesor dan dikodekan
dalam bentuk liunguistik, nonlinguistik, atau afektif.
 Melalui latihan, pendengaran menjadi peka terhadap bunyi-bunyi kecil seperti tetesan air
dari keran yang bocor, desau komputer yang lupa tidak dimatikan, atau desis kompor gas
yang belum dimatikan secara sempurna. Oleh karna itu, tanpa menggunakan indra
penglihatan, seorang tunanetra dapat menyadari apa yang sedang dilakukan oleh orang-
orang di sekitar Anda – melalui sumber informasih bunyi yang ada.
 Bagi individu tunanetra, tongkat merupakan perpanjangan fungsi indra perabaa. Tongkat
tidak hanya mendeteksi hambatan jalan, tetapi juga memberikan informasih tentang
tekstur permukaan jalan, sehingga orang tunanetra dapat mengetahui apakah yang akan
diinjaknya itu tanah becek, rumput, semen, dll.
 Indra penciuman anak tunanetra dikembangkann untuk membantunya mengenali
lingkungan. Bila seorang tunanetra memasuki pusat pembelajaraan, ia pasti dapat
membedakan aroma toko makanan, toko pakaian, toko sepatu, toko obat, dll.
 Sebagian besar orang yang dikategorikan sebagai tunanetra masih mempunyai sisi
penglihatan dengan tingkat yang sangat bervariasi, begitu pula kemampuan mereka untuk
memanfaatkan sisa penglihatan tersebut. Kondisi fisik secara keseluruhan, jenis gangguan
mata yang dialami, bentuk pengaruh cahaya terhadap mata, dan durasi baiknya
penglihatan, kesemuanya ini akan sangat berpengaruh terhada seberapa baik individu
yang low vision dapat menggunakan sistem penglihatannya.
 Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di dalam lingkunganya
dan membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan menggunakan ingatan visual
(peta mental), ingatan kinestentik, serta persepsi obyek.
 Tidak semua orang tunanetra berhasil mengoptimalkan pengembangan semua indranya
dan tidak seluruh fungsi indra penglihatan dapat digantikan dengan mengoptimalkan
fungsi indra-indra lain. Oleh karena itu, dalam situasi tertentu orang tunanetra masih
memerlukan bantuan orang awas. Namun, sebelum memberikan bantuan, sebaiknya
orang awas bertanya dulu apakah dia membutuhkan bantuan atau tidak.
 Orang awas yang ingin membantu seorang tunanetera, harus mengetahui bagaimana
cara-cara membantunya, seperti cara menuntun orang tunanetra dan megorientasikan
lingkungan, sehingga memberikan kenyamanan bagi orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai