PBL Modul 1 Distosia
PBL Modul 1 Distosia
Oleh :
Kelompok 11
Tutor:
dr. Sri Wahyuni Gayatri, DPDKK
Rizna Ainun Budiman 1102120001
Fachrur Rozi Maulida 1102120022
Khaerul Musaid 1102120023
Nur Intan Yusuf 1102120047
Nita Yulyana Putri 1102120048
Kasdianto Bantun 1102120115
Fadhilah Islamiah H. 1102120128
Adinda Falind Afiatry 1102120129
Jihan Asma Putri 1102120134
Nurhandayani S. Dahlan 1102120150
Dwi Shaqilah 1102120151
Andi Arfiah Haj S. 1102120143
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015
Skenario Persalinan Macet
Seorang wanita, usia 33 tahun, tiba di unit gawat darurat RS pukul 07.00
dengan keluhan sakit perut tembus ke belakang. Dari anamnesis diketahui ini
adalah hamil anak kedua dan keluhan sakit perut tembus ke belakang sejak tadi
subuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa tanda vital batas normal,tinggi
fundus 2 jari dibawah prosesus xyphoideus, punggung di kanan ibu, bagian
terendah kepala, perlimaan 3/5. Jarak antara simfisis pubis – tinggi fundus uterus
37 cm, lingkar perut ibu 95 cm. denyut jantung janin 140 x/mnt. His 2 x dalam 10
menit dengan durasi 25-30 dtk. Pembukaan serviks 4 cm, selaput ketuban teraba,
penurunan sesuai dengan hodge 2 dengan kondisi panggul dalam cukup. Pukul
10.00, ibu mengeluh keluar air banyak berwarna jernih dari kemaluan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan denyut jantung janin 130 x/mnt. His 3x dalam 10
menit dengan durasi 25-30 dtk. Bagian terendah kepala, perlimaan 3/5.
Pembukaan serviks 6 cm, selaput ketuban tidak teraba, penurunan sesuai dengan
Hodge 2.
Kata Sulit :
- His ialah suatu kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
fundus uteri
- Hodge ialah garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh
penurunan kepala janin
Kata/Kalimat kunci :
Pertanyaan :
Penyebab Persalinan(1)
Penyebab terjadinya persalinan belum diketahui secara pasti, sehingga timbul
beberapa terdapat beberapa teori antara lain:
a. Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja
sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron menurun. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga menimbulkan His.
b. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
c. Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus
frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya dxoleh kepala
janin akan menimbulkan kontraksi uterus.Induksi partus : partus dapat
ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yaitu beberapa laminaria akan
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus
frankenhauser. Selain itu juga dengan amniotomi atau pemecahan ketuban
serta pemberian oksitosin drips menurut tetesan per infus.
d. Teori prostaglandin : prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi
salah satu sebab mulanya persalinan. Hasil dari percobaan membuktikan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan
extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan.
1. Power: Kekuatan his (kontraksi ritmis otot polos uterus) dan kekuatan
mengejan.
2. Passage: Keadaan jalan lahir, yang terdiri atas bagian tulang panggul, servik,
vagina dan dasar panggul.
3. Passanger: Keadaan janin, meliputi ukuran kepala janin, presentasi letak
kepala, letak, sikap, dan posisi janin.
Tanda-tanda Persalinan(3)
Kala Persalinan(3)
Terdapat empat kala dalam persalinan:
1. Kala I (Kala Pembukaaan) Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan
lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung antara 18-24 jam, terbagi dalam 2
fase yaitu:
a. Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu:
1. Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3 cm tersebut
menjadi 4 cm
2. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek. Mekanisme membukanya seviks berbeda antara pada primigravida
dan multigravida, pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka
terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian
ostium uteri eksternum membuka. Pada multigrvida ostium uteri internum
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan
dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah
dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang
ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah
lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan mencapai 5 cm,
disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila pembukaan seviks uteri
telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam,
sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul, maka
pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan
hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis
dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai
lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primi gravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal
adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500 cc adalah perdarahan
abnormal.
Mekanisme Persalinan Normal(3)
1. Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul.
2. Penurunan Penurunan
adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi akibat
tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi
fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada
tahap kedua persalinan.
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan
kearah dada janin.
4. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap kali
terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan kepala
hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior
oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis
pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
6. Restitusi dan putaran paksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga mencapai
posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi luar
terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
8. Diferensiasi aktivitas uterus
Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda :
a. Segmen atas:
berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan
berlangsung. Segmen atas mengalami retraksi dan mendorong janin keluar
sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas.
b. Segmen bawah:
relatif pasif dibanding dengan segmen atas dan bagian ini berkembang
menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis. Segmen bawah secara
bertahap terbentuk ketika kehamilan bertambah tua dan kemudian menipis
pada saat persalinan. Segmen bawah uterus dan serviks akan semakin
lunak berdilatasi sehingga membentuk suatu saluran muskular dan
fibromuskular yang menipis sehingga janin dapat menonjol keluar.
Miometrium pada segmen atas uterus tidak berelaksasi sampai kembali ke
panjang aslinya setelah kontraksi tetapi menjadi relatif menetap pada
panjang yang lebih pendek. Namun teganganya tetap sama seperti sebelum
kontraksi.
Bagian atas uterus berkontraksi ke bawah meski pada saat isinya
berkurang sehingga tegangan miometrium tetap konstan. Efek akhirnya
adalah mengencangkan yang kendur dengan mempertahankan kondisi
menguntungkan yang diperoleh dari ekspulsi janin dan mempertahankan
otot uterus tetap menempel erat pada isi uterus. Karena pemendekan serat
otot yang terus menerus pada setiap kontraksi segmen atas uterus yang
aktif menjadi menebal di sepanjang kala pertama dan kedua persalinan dan
menjadi tebal sekali tepat setelah kelahiran janin.
9. Involusi Uterus(4)
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini
dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Fisiologi Involusi Uteri Involusi uteri melibatkan reorganisasi dan
penanggalan deci dua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat
implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta
perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochea.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
a. Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus
setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan
menyebabkan serat otot atrofi.
b. Autolysis
Autolysis merupakan proses peghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan
lima kali lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan
sebagai pengrusak secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan,
hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan progesteron.
c. Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk
mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan.
Decidua tertinggal dalam uterus setelah separasi dan ekpulsi plasenta dan
membrane yang terdiri dari lapisan zona spongiosa pada decidua basalis
(tempat implantasi) dan decidua parietalis (lapisan sisa uterus). Decidua
yang tersisa menyusun kembali menjadi dua lapisan sebagai hasil invasi
leukosit yaitu :
1) Suatu degenerasi nekrosis lapisan superficial yang terpakai lagi
sebagai bagian dari pembuangan lochea dan lapisan dalam dekat
miometrium.
2) Lapisan yang terdiri dari sisa-sisa endometrium di lapisan basalis.
Endometrium akan diperbaharui oleh proliferasi epithelium
endometrium. Regenerasi endometrium diselesaikan selama
pertengahan atau akhir dari postpartum minggu ketiga kecuali di
tempat implantasi plasenta. Dengan involusi uterus ini, maka lapisan
luar dari decidua yang mengelilingi situs placenta akan menjadi
nekrotik. Decidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan,
suatu campuran antara darah yang dinamakan lochia, yang biasanya
berwarna merah muda atau putih pucat.
Pemeriksaan Fisis(4)
- Keadaan umum
- Tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
- Penurunankepalajanin
- Portio (lunak atau tidak)
- Pembukaan (1-10cm)
- Bagian terdepan (kepala atau bokong)
- Kesan panggul dalam(cukup atau tidak)
- Ditemukan lendir bercampur darah
- Ditemukan air (ketuban pecah atau tidak)
Pemantauanpersalinan : PARTOGRAF
4. Bagaimana etiologi persalinan macet ?
Jawab:
Persalinan lama, “Distosia” adalah persalinan yang abnormal /sulit, yang dapat
disebabkan oleh salah satu kelainan atau kombinasi dari :(4)
a. Kelainan tenaga/his (Power) his yang tidak normal dalam kekuatan atau
sifatnya, menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat
pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami
hambatan atau kemacetan.
b. Kelainan Janin (Passenger) Persalinan dapat mengalami gangguna atau
kemacetan karena kelainan letak atau dalam bentuk janin.
c. Kelainan Jalan lahir (Passage) kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan
lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan.
Jawab:
Pengaruh distosia terhadap ibu(6)
a. Infeksi Inpartum
Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancamibu dan janinya pada
partuslama atau distosia, terutama bila disertai dengan pecahnya ketuban. Bakteri
yangterdapat dicairan amnion menembus amnion dan menginvasidesidua serta
pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin.
Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah
konsekuensi serius lainnya. Pemeriksaan serviks dengan jari tangan akan
memasukkan bakteri vagina ke dalam uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi
selama persalinan, terutama apabila dicurigai akan terjadi persalinan lama.
b. Ruptura Uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama
partus lama,terutama dengan paritas tinggi dan terutama mereka dengan riwayat
resiko casarea. Apabila antara kepala janin dan panggul sedemikian besar
sehingga kepala tidak cukup (engaged) dan tidak terjadi penurunan segmen bawah
uterus menjadi sangat tegang dan kemudian akan menyebabkan rupture. Pada
kasus ini dicurigai mungkin terbentuk cincin retraksi atau logis yang dapat diraba
sebagai sebuah Kristal transversa atau oblik yang berjalan melintang diuterus
antara simpisis dan umbilicus. Apabila terjadi keadaan sperti ini maka
diindikasikan untuk dilakukan persalinan perabdominal.
c. Cincin Retraksi Patologis
Walapun keadaan ini jarang terjadi namun keadaan ini cukup berbahya karena
timbulnya konstriksi cincin pada uterus. Tipe yang paling sering terjadi adalah
cicin retraksi patologis bandl yaitu pembentukan cincin retraksi normal yang
berlebihan. Cincin ini timbul karena persalinan yang terhambat, disertaidengan
penegangan dan penipisan berlebihan dari segmen bawah uterus.
d. Pembentukan Fistula
Apabila bagian bawah janin menekan kuat kepintu atas panggul tetapi tidak
maju untuk jangka waktu yang lama, bagian jalan lahir yang terletak diantaranya
dan dinding panggul dapat mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan
sirkulasi, dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis yang akan jelas timbul dalam
beberapa hari pasca persalinan dengan muncul fistula fesicovaginal,
vesicoservical, atau retrovaginal. Umumnya nekrosis akibat penekanan pada
persalinan kala II yang berkepanjangan.
e. Cedera Otot dasar Panggul
Cedera ini mungkin terjadi pada setiap persalinan namun presentase menjadi
meningkat apabila partus lama dimana dasar panggul mendapat tekanan langsung
dari kepala janin serta tekanan kebawah akibat upaya mengedan ibu. Gaya gaya
yang digunakan ibuselama mengedan dapat meregangkan dan melebarkan dasar
panggul sehingga terjadiperubahan fungsional anatomi otot, saraf,dan jaringan
ikat. Terdapat semakin besar kekhawatiran bahwa efek-efek otot dasar panggul
selam melahirkan akan menyebabkan inkontinensia urin dan prolaps organ
panggul.
a. Kaput Suksedaneum
Apabila panggul sempit, sewaktu persalinan saring terjadi kaput suksedaneum
yang besar di bagian terbawah kepala janin. Kaput ini dapat berukuran cukup
besar dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Kaput dapat hampir
mencapai dasar panggul sementara kepala sendiri belum cukup. Biasanya kaput
suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun akan menghilang dalam beberapa
hari.
b. Molase Kepala Janin
Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang tengkorak saling
bertumpah tindih satu sama lain di sutura-sutura besar, suatu proses yang disebut
molase (molding, moulage). Biasanya batas median tulang parietal yang
berkontak dengan promontorium bertumpah tindih dengan tulang disebelahnya;
hal yang sama terjadi pada tulang-tulang frontal. Namun, tulang oksipital
terdorong ke bawah tulang parietal. Perubahan-perubahan ini sering terjadi tanpa
menimbulkan kerugian yang nyata. Di lain pihak, apabila distorsi yang terjadi
mencolok, molase dapat menyebabkan robekan tentorium, laserasi pembuluh
darah janin, dan perdarahan intrakranial pada janin.
Artinya:
12. Sungguh Kami telah mencipta manusia dari sari pati tanahَ
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik.
ٍسالَلَ ٍة ِ ِّمن َّماء ُ س َلهُ ِم ْن ْ سانَ ِم ْن ِطي ٍْن○ ث ُ َّم َج َع َل َن َ و َب َدأ َ َخ ْل,
َ ق اْ ِإل ْن َ ُش ْي ٍئ َخ َلقَه
َ ُك َّل َسن َ ِْى اَح ْ ا َ َّلذ
َق ِل ْيالً َّما.ََار َواْأل َ ْف ِإ َدة
َ س ْم َع َواْألَ ْبص َّ َو َجعَ َل لَ ُك َم ال,س ِّويهُ َونَفَ َخ فِ ْي ِه ِم ْن ُّر ْو ِح ِه َ َّم ِهي ٍْن ○ ث ُ َّم
ْ َت
○ َشك ُُر ْون
Artinya:
7. Dan segaka sesuatu yang dicptakan-Nya dibuat-Nya dengan sebaik-
baiknya, dan dimulainya mencipyakan manusia dari tanah.
8. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina.
9. Kemudian Ia membentuknya dan meniupkan kedalamnya sebagian dari ruh-
Nya, dan dijadikannya untuk kamu pendengaran,penglihatan dan hati (pikiran
dan perasaan). Sedikit sekali kamu bersyukur. (QS. As-Sajdah/32:7-9)
ٍ ت ثَل
ث ُ ق فِ ْى
ٍ ظلُُُ َما ٍ ط ْو ِن ا ُ َّمهَاتِ ُك ْم َخ ْل ًقا ِِّم ْن بَ ْع ِد َخ ْل
ُ ُيَ ْخلُقُ ُك ْم فِ ْى ب....
Artinya: ……Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. (QS. Az-Zumar/39:6)
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kehidupan janin dalam kandungan
ibu sangat nyaman, karena ia berada dalam ظلمات ثلثartinya tiga gekelapan
yaitu dilapisi tiga lapisan yang menyebabkan rahim ibu sangat nyaman untuk
bayi. Al-Maraghi menafsirkan bahwa tiga kegelapan adalah perut, rahim dan
selaput bayi. Sementara Dr. Abdul ’Aziz Isma’il menafsirkannya dengan tiga
selaput yaitu selaput minbari, kharban dan lafaif
اض إِلَى ِج ْذعِ النَّ ْخلَ ِة قَالَتْ يَا لَ ْيتَنِي ِمتُّ قَ ْب َل َهذَا ُ (فَ َح َملَتْهُ َفا ْنتَبَذَتْ بِ ِه َمكَانًا قَ ِصيًّا * فَأَجَا َء َها ا ْل َم َخ
ع َ سيًّا * فَنَادَا َها ِم ْن تَحْ تِهَا أ َ َّّل تَحْ َزنِي قَ ْد َج َع َل َربُّ ِك تَحْ تَ ِك
ِ س ِريًّا * َوه ِ ُِّزي إِلَي ِْك ِب ِج ْذ ِ سيًا َم ْن
ْ ََو ُك ْنتُ ن
ع ْي ًنا َف ِإ َّما تَ َر ِينَّ ِمنَ ا ْلبَش َِر أ َ َحدًا َفقُو ِلي ِإنِِّي
َ علَي ِْك ُر َط ًبا َجنِ ًّيا * فَ ُك ِلي َواش َْر ِبي َوقَ ِ ِّري َ ساقِ ْطَ ُ النَّ ْخلَ ِة ت
]26-22 :س ًّيا) [مريم ِ لرحْ َم ِن ص َْو ًما َف َل ْن أ ُ َك ِ ِّل َم ا ْل َي ْو َم ِإ ْنَّ َنذَ ْرتُ ِل
Dan jika kita perhatikan ayat-ayat al-Qur’an, maka kita temukan bahwa
kata ( تَحْ َزنِيberduka/sedih) datang satu kali lagi pada ibu
علَ ْي ِه َفأ َ ْل ِقي ِه ِفي ا ْل َي ِ ِّم َو َّل ت َ َخا ِفي َو َّل تَحْ َز ِني ِإنَّا َرادُّو ُه ِ سى أ َ ْن أ َ ْر ِض ِعي ِه فَ ِإذَا ِخ ْف
َ ت َ (وأ َ ْو َح ْينَا ِإلَى أ ُ ِ ِّم ُمو
َ
َ إِلَي ِْك َوجَا ِعلُوهُ ِمنَ ا ْل ُم ْر
]7 :س ِلينَ ) [القصص
” Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:”Susuilah dia, dan apabila kamu
khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah
kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami
akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari
para rasul.”. (QS. Al-Qashash: 7)
” Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak
berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”. (QS. Al-Qashash: 13)
Dan lihatlah wahai saudaraku tercinta, bagaimana Perintah Ilahi diulang tiga kali
dalam kisah ini:
) َ(أ َ َّّل تَحْ َزنِي – َو َّل تَحْ َزنِي – َو َّل تَحْ َزن
(supaya kamu jangan bersedih – jangan bersedih – dia (ibu Musa ‘alaihissalam)
tidak bersedih)
Dan ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin agar kita tidak
bersedih, padahal kita ketahui bahwa kesedihan adalah sifat manusiawi resep yang
kita tidak bisa terbebas darinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
bersedih atas meninggalnya anak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Nabi
Ya’qub‘alaihissalam pernah bersedih ketika berpisah
denganYusuf ‘alaihissalam anaknya. Oleh sebab itu, kisah-kisah al-Qur’an ini
menghibur Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi beliau
tambahan kesabaran, agar beliau bergembira dengan rahmat Rabbnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya
س ِل َو َما أَد ِْري َما يُ ْفعَ ُل ِبي َوال بِ ُك ْم إِ ْن أَتَّبِ ُع إِال َما ُ الر
ُّ َعا ِمن ً قُ ْل َما ُك ْنتُ بِ ْد
ُض َعتْهُ ُك ْر ًها َو َح ْملُه َ سانًا َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ ُك ْر ًها َو َو َ سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه ِإ ْحَ ص ْينَا اإل ْن َّ َو َو
ب أَ ْو ِز ْعنِي أ َ ْن ِ ِّ سنَةً قَا َل َر َ َشدَّهُ َوبَلَ َغ أ َ ْربَعِينُ َ ش ْه ًرا َحتَّى ِإذَا بَلَ َغ أ َ َصالُهُ ثَالثُون َ َِوف
ْ َضاهُ َوأ
ص ِل ْح َ ي َوأ َ ْن أَ ْع َم َل
َ صا ِل ًحا ت َ ْر َّ َعلَى َوا ِلد َ ي َو َّ َعل
َ ت َ أ َ ْش ُك َر ِن ْع َمت َ َك الَّتِي أ َ ْن َع ْم
َْال ُم ْس ِل ِمينَ ِلي فِي ذ ُ ِ ِّريَّ ِتي ِإ ِِّني تُبْتُ ِإ َلي َْك َو ِإنِِّي ِمن
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
Ayat diatas menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya
ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya
adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui anak, jadi 30 bulan. Sehingga
tidak bertentangan dengan surat Luqman ayat 14 (Lihat Tafsiir ibni Katsir
VII/280)
صالُهُ ِفي
َ ِع َلى َو ْه ٍن َوف َ سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا
َ ص ْينَا اإل ْن
َّ َو َو
َُ ص
ير ِ ي ْالم
َّ َعا َمي ِْن أ َ ِن ا ْش ُك ْر ِلي َو ِل َوا ِلدَي َْك ِإل َ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang
pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena
itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana
dikemukakan dalam sebuah hadits,