PEMODELAN
MATEMATIKA
SKOR :
NIM : 8186171011
Segala puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Mini Riset sehingga
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan Mini Riset ini adalah sebagai
tugas mata kuliah Pemodelan Matematika. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun
makalah ini.
2. Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd.selaku dosen mata kuliah Pemodelan Matematika.
3. Kedua orang tua yang telah mendukung dan memberi semangat untuk
menyelesaikan makalah ini.
4. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan Mini Riset ini.
Penulis menyadari dalam Mini Riset ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan rekan-rekan mahasiswa/i,
tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Atas kurang dan kesalahan dalam
penyusunan Mini Riset ini saya mohon maaf. Harapan saya semoga Mini Riset ini dapat
diterima dan bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Manfaat Mini Riset 1
C. Batasan Masalah 1
D. Tujuan Mini Riset 1
E. Rumusan Masalah 1
BAB II. LANDASAN TEORI 2
A. Pemodelan Matematika 2
B. Teori Torricelli 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemodelan Matematika
Pemodelan matematika dari suatu masalah adalah langkah-langkah yang ditempuh
untuk memperoleh dan memanfaatkan persamaan atau fungsi metematika dari suatu
masalah.
Penentuan model
Mengestimasi parameter
signifikan atau tidak, besaran kesalahan, interval dari hasil yang diperoleh.
B. Teorema Torricelli
Menurut Fathuroya, dkk. (2017) Ketika kita melihat sebuah tangki berlubang kecil B
tanpa keran (tangki bocor), kita merasa ingin tahu pasti beberapa besaran fisis ketika air
keluar lubang, seperti:
2
Besar kecepatan titik air yang pertama kali keluar saat keluar lubang B.
Waktu yang dibutuhkan titik air yang pertama kali keluar sejak dari lubang sampai
menyentuh tanah. Jarak terjauh titik air yang pertama kali keluar.
Titik air yang pertama kali keluar adalah saat permukaan air setinggi H dari dasar
tangki.
Sebuah tangki bisa dianggap sebagai selang yang memiliki dua ukuran lubang berbeda.
Pertama lubang A yang jauh lebih besar dari B sehingga turunnya permukaan air sangat
lambat, turunnya permukaan air di titik A disebut kecepatan aliran fluida di titik A, vA.
Karena sangat lambat maka vA=0. Karena titik A dan B sebelum air mulai keluar
berkontak langsung dengan udara maka tekanan A dan tekanan B sama dengan tekanan
atmosfer, sehingga selisih tekanan di A dan B sama dengan nol. Dengan mengetahui
selisih tekanan, ketinggian masing-masing dititik A dan B serta kecepatan di A untuk
mengetahui kecepatan di B maka hukum bernouli dapat diterapkan.
penurunan rumus.
3
Persamaan yang berlaku untuk kelajuan aliran menyembur keluar dari lubang
dengan debitnya adalah: kita tetapkan titik 1 di permukaan atas fluida dengan kelajuan
aliran di titik itu adalah v1, dan titik 2 berada di lubang pada dasar tangki dengan
kelajuan aliran di titik itu adalah v2.Tekanan pada titik 2, P2 = P0, sebab titik 2
berhubungan dengan atmosfer (udara luar). Kita ambil acuan ketinggian nol di dasar
tangki (h2=0), dan gunakan persamaan Bernoulli di titik 1 dan 2 sehingga kita peroleh:
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
Karena P2 = P0, h1 = h, dan h2 = 0. Jadi:
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ = 𝑃0 + 𝜌𝑣22 + 0
2 2
𝜌𝑣12 𝜌𝑣22
𝑃1 − 𝑃0 + + 𝜌𝑔ℎ =
2 2
2
Kalikan kedua ruas persamaan dengan𝜌, kita peroleh:
2(𝑃1 − 𝑃0 )
𝑣22 = 𝑣12 + + 2𝑔ℎ
𝜌
Karena A2 jauh lebih kecil daripada A1, maka 𝑣12 sangat kecil dibandingkan
dengan 𝑣22 sehingga dapat diabaikan. Kita kemudian mendapatkan:
2(𝑃1 − 𝑃0 )
𝑣22 = + 2𝑔ℎ
𝜌
Jadi, kelajuan v2 bergantung pada perbedaan kedua tekanan (P1-P0) dan
kedalaman h di bawah permukaan fluida dalam tangki. Jika bagian atas tangki dibuka ke
atmosfer, maka P1=P0 dan tidak ada beda tekanan: P1-P0=0. Dalam kasus ini persamaan
di atas menjadi:
𝑣22 = 0 + 2𝑔ℎ → 𝑣2 = √2𝑔ℎ
Debit fluida yang menyembur keluar dari lubang dengan A2 dapat dihitung dari
persamaan debit:
𝑄 = 𝐴𝑣 → 𝑄 = 𝐴2 √2𝑔ℎ
4
BAB III
METODE PENELITIAN
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan, telah diperoleh hasil pengamatan yang telah
dijabarkan di atas. Untuk membuktikan ketepatan percobaan yang dilakukan, maka kita
gunakan pemodelan matematika teori Torricelli sebagai berikut:
𝐴 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = (0,75)2 𝜋 = 0,5625 𝜋
𝐵 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = (13)2 𝜋 = 169 𝜋
𝑣 = √2𝑔ℎ = √2 . 9,8 . ℎ
𝑑ℎ −𝐴𝑣
=
𝑑𝑡 𝐵
𝑑ℎ −0,5625 𝜋. √19,6 ℎ
=
𝑑𝑡 169 𝜋
1
𝑑ℎ −0,5625 √19,6ℎ2
=
𝑑𝑡 169
𝑑ℎ 1
= −0,014735465. ℎ2
𝑑𝑡
𝑑ℎ
1 = −0,014735465
ℎ2
6
1
∫ ℎ2 𝑑ℎ = −0,014735465 ∫ 𝑑𝑡
2√ℎ = −0,014735465𝑡 + 𝑐1
−0,014735465𝑡 + 𝑐1
√ℎ =
2
√ℎ = −0,007367732 𝑡 + 𝐶
2
(√ℎ) = (−0,007367732 𝑡 + 𝐶)2
ℎ(𝑡) = (−0,007367732 𝑡 + 𝐶)2 … (∗)
Maka, waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan satu galon air (h(t)) adalah:
ℎ(𝑡) = 0
0 = (−0,007367732 𝑡 + 8,366600265)2
√0 = −0,007367732 𝑡 + 8,366600265
0 = −0,007367732 𝑡 + 8,366600265
8,366600265
𝑡=
0,007367732
𝑡 = 1.135,721199 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,31547811 𝑗𝑎𝑚
𝑡 = 18 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 55 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
7
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil yang ditemukan dalam percobaan yang peneliti lakukan tidak sama dengan hasil
teori yang peneliti hitung. Terdapat bias antara kedua hasil. Secara praktek, waktu yang
dibutuhkan untuk menghabiskan air gallon dalah 18 menit 53 detik, sementara itu secara
teori, waktu yang dibutuhkan adalah 18 menit 53 detik.
Beberapa kemungkinan penyebab perbedaan hasil waktu yang ditemukan secara
praktek dan teori ini adalah kekurangan ketelitian peneliti dalam menghitung tinggi
gallon ataupun water dispenser karena alat yang digunakan kurang mempunyai ataupun
volume air di dalam gallon dan water dispenser tidak sesuai dengan volume yang
diharapkan, maupu penyebab lainnya yang tidak disadari peneliti.
B. Saran
Disarankan kepada peneliti yang mau melanjutkan penelitian ini untuk
melakukan perhitungan dengan lebih teliti dan dengan alat yang lebih professional.
8
DAFTAR PUSTAKA
Fathuroya, V., dkk.2017. Fisika Dasar untuk Ilmu Pangan. Malang: UB Press.
Widowati dan Sutimin. 2007. Buku Ajar Pemodelan Matematika. Jurusan Matematika
Universitas Diponegoro.