Anda di halaman 1dari 14

Analisis Hasil Uji Coba Pada Pembuatan Alat Torricelli Kepada

Mahasiswa Dan Siswa

Mutiasa .A.S 1, Nurfauziyah2, Rentin Hilmi H.3 , Adam,M.Pd1,2,3


1,2,3
Pendidikan Fisika, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 106, Bandung 40614

E-mail: auliamutiara893@ymail.com uziinurfauziyah@gmail.com hisanahhilmi@gmail.com

Received xxxxxx
Accepted for publication xxxxxx
Published xxxxxx
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa alat praktikum toricelli yang
dapat menjelaskan berbagai variabel yang mempengaruhi jarak air yang dipancarkan pada tabung yang
berlubang. Jenis praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah model problem solving laboratory
(PSL)yang dicetuskan Healer. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri
dari pretes dan postes kepada 4 siswa SMAN 1 Ciparay. Hasil uji coba lapangan skala kecil dengan subjek
penelitian 4 orang siswa SMA serta skala lebih luas dengan subjek penelitian 4 orang Mahasiswa UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Penggunaan media pembelajaran yang telah dikembangkan ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa karena dengan menggnaan model problem solving
laboratory, yang terlihat dari peningkatan nilai rata-rata pretes dan postes sebesar 4,,75 untuk pretes dan 6
untuk postes yang berarti terjadi peningkatan pengetahuan dengan interpretasi sedang. Dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa

Keywords: Fluida dinamis, toricelli, jarak pancar, ketinggian, kecepatan

Memang kenyataan di lapangan menunjukkan


bahwa terdapat konsep - konsep fisika tidak mungkin
1. Introduction dapat dipahami siswa hanya dengan membaca buku dan
Mata pelajaran Fisika diSMA dikembangkan menghafal rumus – rumus, bahkan metode belajar yang
dengan mengacu pada pengembangan Fisika yang salah dapat mengakibatkan salah konsep (miskonsepsi).
ditujukan untuk mendidik siswa agar mampu Agar tidak terjadi miskonsepsi siswa harus dibawa
mengembangkan observasi dan eksperimentasi serta sedekat mungkin dengan proses alam, dalam hal ini
berpikir taat asas. (Tim Fisika Dasar, 2015) Hal ini diperlukan metode mengajar yang konstruktivistis
didasari oleh tujuan Fisika, yakni mengamati, misalnya dengan metode psl (problem solving
memahami, dan memanfaatkan gejala – gejala alam laboratory). (Suparjo, 2014) Namun, tidak semua
yang melibatkan zat (materi) dan energi. Kemampuan kompetensi dasar fisika dapat dan mudah untuk
observasi dan eksperimentasi ini lebih ditekankan pada dipraktekkan di sekolah, antara lain karena disebabkan
melatih kemampuan berpikir eksperimental yang terbatasnya peralatan laboratorium dan banyaknya
mencakup tata laksana percobaan dengan mengenal standar kompetensi di SMA (Prasetyarini, 2013) .
peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di Sebagai contoh, guru dan siswa sedang membicarakan
dalam laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan konsep fluida , sementara guru dan siswa tidak pernah
siswa. (Depdiknas, 2004) melihat, mengamati, mengukur, maka yang terjadi
adalah guru hanya mencotoh dan mencatatkan apa yang
dibacanya dari literatur. Jelas ini dapat berakibat
terjadinya miskonsepsi, baik konsep fisika yang Persamaan kontinuitas menyatakan untuk
dikuasai guru sendiri maupun konsep fisika yang kasus aliran mantap (steady-flow). (Saleta,
diterima oleh siswa. (Finn, 1980) 2005) hubungan antara kecepatan fluida
dengan luas permukaan pipa aliran yang
2. Theoretical background dinyatakan sebagai berikut :
Asas Torricelli (Torricelli’s Effluent Law)
merupakan salah satu contoh aplikasi fluida A1 v1  A2 v 2 (1)
dinamis. Asas ini diturunkan dari persamaan
kontinuitas dan hukum Bernoulli (Tippler, 1991).
Wujud dari asas Torricelli ialah sebuah wadah Hukum Bernoulli menyatakan bahwa
yang berisi air dan pada dindingnya terdapat rapat energi kinetik pada suatu titik dalam
sebuah lubang kebocoran. Asas Torricelli aliran mantap bernilai konstan (Brotosiswojo,
merumuskan apabila volume air pada wadah 2002). Hukum Bernoulli pada asas Torricelli
tersebut dianggap tidak terbatas, maka debit air dapat dituliskan sebagai berikut.
yang keluar dari lubang kebocoran tidak membuat P1 1
volume air pada wadah berkurang. Kecepatan air
2 2
yang keluar dari lubang kebocoran selalu tetap,  ρ v  ρ gh  P  ρ v  ρ gh (2)
dan posisi horizontal jatuhnya air juga akan tetap
12 11 1 1 1 2 2 2 2 2
(Beneson, 2000)
Dengan menganggap bahwa tekanan atmosfir
Apabila volume air pada wadah terbatas, atau sama pada kedua titik ( P1  P2 ), hasil v1 dari
luas permukaan wadah tidak jauh lebih besar persamaan
daripada luas lubang kebocoran, maka asas (1) disubstitusikan kepersamaan
Torricelli tidak lagi berlaku. (Giancoli, 2001) (2) menghasilkan kecepatan air yang keluar dari
Volume air pada wadah, kecepatan air, dan jarak lubang kebocoran ( v1 ). (Hajar, 2014)
jatuhnya air akan berubah terhadap waktu. Asas
Torricelli yang diajarkan di Sekolah Menengah model tabung toricelli
Atas (XI) tidak menjelaskan hal tersebut
(Kemendiknas) . Harapan dibuatnya program
simulasi ini ialah dapat menampilkan fenomena
ini. Prinsip asas Torricelli dapat dijelaskan dengan
gambar berikut.

Gambar 1. Model Tabung Torricelli


Keterangan :
Hn = lubang kebocoran = tinggi air yang tersisa setelah
waktu tn = analog jumlah inti yang tinggal setelah
waktu tn. h = besar pengali. Vn = volume air yang
tersisa setelah waktu tn. A = luas penampang tabung
(botol bekas). Qn = debit pancuran air dari lubang
kebocoran (sucipto, 1999).

Gambar 1. Asas Torricelli

2
Dalam selang waktu t, sisa air dalam tabung = air Perencanaan  Pembuatan
yang keluar lewat lubang kebocoran, dan dapat Penelitian instrument
dituliskan dalam persamaan berikut : (Haliday, 1997)  Penetapan
sekolah
Tahap III  Pembuatan alat
Pengembangan  Uji coba
Produk Awal laboratorium
 Penyempurnaan
produk awal
 Uji validitas (uji
3 ahli materi
fisika, ahli
Persamaan-persamaan di atas, jika dikaitkan volume
media
awal Vo = 16hA = HoA, didapat : pembelajaran,
guru fisika
SMA)
 Revisi/
perbaikan
Tahap IV  Uji coba
Studi lapangan
Implementasi  Revisi akhir
4  Melaporkan
hasil produk
akhir hasil
penelitian dan
persamaan disintegrasi : A = Ao ( 12 ) T (Sucipto, pengembangan.
Surakarta) Alur yang dikembangkan dalam penelitian ini
mengacu kepada model penelitian dan pengembangan
3. Experiment Borg dan Gall (1986).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian pengembangan (Research and Development
Method) yang dicetuskan oleh Borg dan Gall tahun
1986, dengan tahapan penelitian seperti yang tertera
pada Tabel I di bawah. Penggunaan metode ini adalah
untuk mengembangkan dan memvalidkan produk
pendidikan yang diorientasikan untuk mendukung
proses pembelajaran di SMA (Muhammad Ivan dkk,
2015)
No Tahapan Aktivitas
Tahap I  Mencari ide atau
Studi gagasan
Pendahuluan  Survei lapangan
(analisa
1 kebutuhan)
 Survei literature
 Penentuan
tujuan
 Penetapan
masalah
2 Tahap II  Pembuatan
desain alat

3
Namun dalam hal ini, untuk uji validasi dilakukan oleh
Tahap I dosen pengampu mata kuliah Laboratorium Sekolah
Mencari ide
Studi atau gagasan Lanjutan Fisika sebagai tenaga ahli dan tidak dilakukan
Pendahulua kepada guru fisika SMA.
n
alat praktikum Toricelli seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini
Study literature,
telaah kurikulum
2013, analisis
kebutuhan siswa dan
guru untuk
mendapat alternative
pemecahan masalah

Tahap II
Perencanaan Pengembangan
Penelitian desain awal

Tahap III
Pengemban Pembuatan alat
N Bagian Dimensi
gan Produk Keterangan
o alat (ukuran)
Awal
1 Penampa Dengan Untuk
ng akrilik tinggi 45 cm membuang
dan lebar 30 air perlu
Validasi
cm dibalikan
tenaga ahli
karna jika
dan guru dilubangi
fisika SMA akriliknya
dikhawatika
n akan ada
Ya Ti keretakan
da pada
k akriliknya
2 Tabung Tinggi tiang Tabung ini
Tahap IV 23 cm sudah kami
Studi Uji coba lubangi dan
Implementas siswa dan penutupnya
i mahasiswa untuk
memudahka
n siswa
Revisi dalam
percobaan
dengan 5
lubang yang
Implementasi tingginya
berbeda-

4
beda alat eksperimen dengan bentuk yang menarik dan
sederhana.
3 Penggari 150 cm Penggaris ini
s sudah Desain pengembangan alat eksperimen pada
kamitempelk materi Asas Toricelli ini dibuat dengan
an pada mempertimbangkan kompetensi dasar KD 3.4 dan 4.4
tabung dan kurikulum 2013 sesuai dengan kompetensi dasar ranah
wwadah pengetahuan siswa diharapkan mampu mengamati
akrilik untuk kecepatan dan jarak air yang keluar dari lubang
mengetahui tersebut. Pada penelitian ini alat-alat yang
jarak dan dikembangkan adalah sebagai berikut:
tinggi
4 Air Gunakanlah Pastikan air
secukupnya selalu dalam
keadaan
tinggi
maksimum

4. Results

Jenis percobaan yang kami gunakan yaitu Problem


Solving Laboratory(PSL). Model problem solving
laboratory merupakan suatu model yang menjadikan
masalah sebagai dasar dari kegiatan laboratorium.
Masalah yang diberikan dalam kegiatan laboratorium
ini menuntut mahasiswa dan siswa untuk terampil Dari hasil survei yang kami lakukan di salah
dalam melakukan pengamatan dan pengukuran dalam satu sekolah di Majalaya didapatkan data bahwa terjadi
praktikum, berbagai keterampilan yang diasah dalam peningkatan pengetahuan siswa terkait materi medan
model tersebut berkaitan dengan indikator dari magnet melalui praktikum menggunakan alat
keterampilan proses sains [2]. Adapun langkah model praktikum yang telah kami buat.
pembelajaran PSL yang diterapkan dielaborasi dari
Bound & Ton dalam [3]yang terdiri dari: 1). Peningkatan pengetahuan siswa tersebut
Mahasiswa dapat memecahkan masalah sesuai tahapan melalui tes tulis (pretes dan postes) yang diadakan saat
yang terpilih, dengan menggunakan curah pendapat dan kegiatan praktikum. Dimana saat mengerjakan pretes,
teknik investigasi masalah, 2). Membangun ilmu yang siswa tidak memahami konsep sepenuhnya. Berbeda
telah dimiliki dan memperoleh ilmu yang baru melalui halnya saat siswa mengerjakan postes, terjadi
studi kasus, 3). Dapat mengoperasikan alat-alat penguasaan dan pemahaman lebih terkait konsep
laboratorium yang berkaitan dengan teori yang tersebut melalui kegiatan praktikum.
diberikan, 4). Mahasiswa dapat mempergunakan media
yang ada dan dapat melakukan teknik analisis, 5). 1) Deskripsi data hasil pre-test dan post-test siswa
Mahasiswa dapat menganalisis dan mendeskripsikan SMAN 1 Ciparay
dan mendiskusikan hasil data praktikum dengan cara Skor Skor
No Nama
membuat laporan tertulis, poster, dan presentasi lisan, Pretest Posttest
6). Mahasiswa dapat bekerja dalam kelompok dengan 1 Zahra 5 7
mengorganisasi setiap kelompok.
2 Nisa 4 5
Perancangan alat eksperimen ini didasarkan
pada Asas Toricelli yang penerapan dari Hukum 3 Wulan 4 6
Bernoulli. Kemudian dimodifikasi sedemikian rupa 4 Dela 6 6
dengan mempertimbangkan estetika, kemudahan dan
keamanan saat digunakan. Peneliti berupaya merancang Rata-rata 4.75 6

5
Hasil uji coba alat pada hubungan jarak pancar
siswa dengan ketinggian
8
27
18, 26.5

jarak pancar
7 26 15, 26
6 7 25 11, 25

5 6 6 24
5 pretest 0 5 10 15 20
4
ketinggian
3 posttest
2
1 Data yang diperoleh oleh siswa SMAN 1 Ciparay
0 mendapatkan hasil mengenai hubungan jarak dengan
zahra nisa wulan dela ketinggian yaitu berbading lurus, semakin tinggi nilai
ketinggiannya maka semakin jauh pula jarak yang akan
Dari data diatas terlihat peningkatan nilai rata-rata dipancarkan oleh air.
pretes dan postes sebesar 1,25 dari nilai pretes sebsar
4,74 hingga posttest sebesar 6, yang berarti terjadi
peningkatan pengetahuan dengan interpretasi sedang.
hubungan antara ketinggian
dengan waktu
2) Data hasil percobaan siswa waktu 1
0.5 11, 0.4 15, 0.5
18, 0.5
Dari kegiatan uji coba alat maka didapatkan
pengolahan data dari data hasil percobaan siswa 0
sebagai berikut: 0 5 10 15 20
Jarak ketinggian
N Ketinggia Kecepatan
Pancar Waktu(S)
o n (Cm) (m/s) 10-3
(Cm) Dari grafik tersebut dapat kita ketahui hubungan
antara ketinggian dengan waktu yaitu berbanding lurus,
11,00 ± 25,00 ± 0,002±1,55 dimana semakin tinggi nilai ketinggiannya maka
1 0,4 ± 0,1
0,050 0,050 semakin lama waktu yang diperlukan
15,00 ± 26,00 ± 0,1±1,2
2 0,5 ± 0,1 3) Data hasil percobaan mahasiswa
0,050 0,050
Dari kegiatan uji coba alat maka didapatkan
18,00 ± 26,50 ± 0,1±1,8
3 0,5 ± 0,1 pengolahan data dari data hasil percobaan mahasiswa
0,050 0,050
sebagai berikut:
Jarak
Dari tabel hasil pengamatan didapatkan pula grafik N Ketinggia Wakt Kecepatan (m/s)
pancar(c
hubungan jarak pancar dengan ketinggian dan o n (cm) u(s) 10-3
m)
hubungan ketinggian dengan waktu.
1 4,00 ± 13,00 ± 0,74 ±
0,05 0,050 0,05

2 8,00 ± 18,00 ± 0,8 ±


0,05 0,050 0,05

3 12,00 ± 16,50 ± 0,5 ±


0,05 0,050 0,05

6
4 16,00 ± 12,50 ± 0,5 ± hubungan kecepatan dengan ketinggian
0,05 0,050 0,05
6

5 20,00 ± 8,50 ± 0,5 ± 5 12, 4.898

0,05 0,050 0,05 4

kecepatan
3
mahasiswa
2 20, 2
18, 1.897 siswa
15,16,
1.731.788
Dari tabel hasil pengamatan didapatkan pula grafik 1
11, 1.483
8, 1.264
4, 0.89
hubungan jarak pancar dengan ketinggian dan
0
hubungan ketinggian dengan waktu. 0 5 10 15 20 25

ketinggian

hubungan jarak pancar dengan Untuk mahasiswa melakukan percobaan 5 kali


ketinggian dengan 5 ketinggian yang berbeda, sedangakan siswa
melakan dengan 5 kali dengan 3 ketinggian yang
20 8, 18 berbeda. Perbedaan dari hasil pengamatan siswa dan
jarak pancar

12, 16.5
4, 13 16, 12.5
10 20, 8.5 mahasiswa itu sangat terlihat
0
0 5 10 15 20 25 5. Conclusions
ketinggian
Pada penelitian ini telah berhasil
dikembangkan media pembelajaran alternatif
Data yang diperoleh oleh mahasiswa mendapatkan untuk menganalisa jarak dan kecepatan air yang
hasil mengenai hubungan jarak dengan ketinggian yaitu mengalir, sesuai dengan KD 3.4 dan 4.4 kurikulum
berbading terbalik, semakin tinggi nilai ketinggiannya
2013. Media yang dikembangkan berupa alat
maka semakin dekat pula jarak yang akan dipancarkan
oleh air. praktikum Toricelli beserta lembar kerja siswa
penunjang praktikum yang telah divalidasi oleh
ahli materi, ahli media, dan guru fisika dengan
hubungan antara ketinggian interpretasi sangat baik, dan telah diujicobakan
dengan waktu kepada siswa SMA dengan hasil uji coba yang
1 sangat baik.
4, 0.74 8, 0.8
waktu

0.5 12, 0.5 16, 0.5 20, 0.5 6. Acknowledgements


0 Terimakasih Terimakasih penulis ucapkan
0 5 10 15 20 25
kepada dosen pembimbing Bapak Dr. Adam Malik,
ketinggian MPd,. Beserta asisten labratorium yang telah
membimbing menulis dalam tercapainya kelancaran
pelaksanaan kegiatan praktikum.tidak lupa penulis
Dari grafik tersebut dapat kita ketahui hubungan
ucapkan terimakasih pula kepada seluruh pihak yang
antara ketinggian dengan waktu yaitu berbanding lurus,
telah berpartisipasi dalam penyusunan artikel tentang
dimana semakin tinggi nilai ketinggiannya maka
pembuatan alat toricelli. Dalam penyusunan artikel ini
semakin cepat waktu yang diperlukan
masih terdapat banyak kekurangan yang perlu
disempurnakan, oleh karena itu penulis mohons maaf
4) Perbandingan hasil percobaan siswa dan
atas ketidaksempurnaan penyusunan artikel ini. Kritik
mahasiswa
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk penulisan artikel selanjutnya.
Yang akan kami bandingkan yaitu kecepatan air yang
dipacarkan dari hasil pengamatan siswa dan
mahasiswa, adalah sebagai berikut:
Daftar Pustaka

7
[1] T. F. D. Panduan Praktikum Fisika DasarI, [14] H. Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta:
Surabaya: Unipress UNESA, 2015. Erlangga, 1997.

[2] Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA Pedoman, [15] E. Sucipto, Fisika 3, 2007: CV Buana Raya,
Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas, 2004. Surakarta.

[3] S. "Menentukan Waktu Paruh dan Konstanta [16] Muhammad Ivan dkk, "PENGEMBANGAN
Analog Disintegrasi Radioaktif dengan Alat ALAT PRAKTIKUM MEDAN MAGNET
Peraga Pembelajaran Analogi Disintegrasi SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Radioaktif dari Botol PElastik," Jurnal Materi FISIKA SMA," Prosiding Seminar Nasional
dan PEmbelajaran Fisika, p. 36, 2014. Fisika (E-Journal) SNF2015, pp. 3-4, 2015.

[4] A. Prasetyarini, "Pemanfaatan alat peraga IPA [17] A. Malik, W. Handayani and R. Nuraini,
untuk peningkatan pemahaman konsep fisika "Model Praktikum Problem Solving
pada siswa SMPN 1 Buluspesantren Laboratory untuk Meningkatkan
Kebumen," Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, Keterampilan Proses Sains Mahasiswa,"
pp. 7-10, 2013. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains 2015, pp. 193-196, 2015.
[5] A. Finn, Dasar-Dasar Pendidikan Fisika,
Jakarta: Erlangga, 1980. [18] E. and S. B, "Penerapan model praktikum
problem solving laboratory sebagai upaya
[6] P. A. Tippler, Fisika untuk Sains dan Teknik, untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan
Jakarta: Erlangga, 1991. praktikum Fisika Dasar," Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia,, vol. 6, no. 10, pp. 90-97,
[7] a. e. E. W. Beneson, Handbook ph Physics, 2010.
Springer, 2000.

[8] D. Giancoli, FISIKA, Jakarta: Erlangga, 2001.

[9] Kemendiknas, Kurikulum 2013 Sekolah


Menengah atas (SMA)/ Madrasah Aliyah
(MA).

[10] S. Experimental studi of Bernauli's Equation


With Losess, Amercan : American Journal of
physics, 2005.

[11] Brotosiswojo, "Pemanfaatan Spreadsheet


sebagai saraan yang mudah dalam
pembelajaran fisika," jurnal dalam
pembelajaran fiska , p. 2, 2002.

[12] D. F. Hajar, "Simulasi asas toricelli


menggunakan vicual basic for application
pada microsoft exel," prosiding simposium
inovasi pembelajaran dan sains, p. 293, 2014.

[13] s. e. sucipto, Fisika Modern alih bahasa,


Jakarta: Erlangga, 1999.

8
LAMPIRAN PERHITUNGAN

HASIL SISWA
𝑆2 = 26 𝑐𝑚
Ketinggian air 1 1
∆𝑆2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2
1. ∆𝒉𝟏 = 11 cm ∆𝑆2
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
1 1 𝑆2
∆ℎ1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 0,05
2 2
∆ℎ1 × 100% = 0,192 % (4𝐴𝑃)
𝐾𝑆𝑅 = × 100% 26
ℎ1 𝑆2 = (𝑆2 ± ∆𝑆2 )
0,05 = (26,00 ± 0,050)
= × 100% = 0,45 % (4𝐴𝑃)
11
ℎ1 = (ℎ1 ± ∆ℎ1 )
= (11,00 ± 0,050) 𝑆1 = 25,5 𝑐𝑚
1 1
∆𝑆3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2
2. ∆𝒉𝟐 = 15 cm ∆𝑆3
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
1 1 𝑆3
∆ℎ2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 0,05
2 2 × 100% = 1,88 % (4𝐴𝑃)
∆ℎ2 26,5
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
ℎ2 𝑆3 = (𝑆3 ± ∆𝑆3 )
0,05 = (26,50 ± 0,050)
= × 100% = 0,33% (4𝐴𝑃)
15
ℎ2 = (ℎ2 ± ∆ℎ2 ) Waktu
= (15,00 ± 0,050)
𝑡1 = 0,35 𝑠
1 1
∆𝑡1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
3. ∆𝒉𝟑 = 18 cm 2 2
1 1 ∆𝑡1
∆ℎ3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
2 2 𝑡1
∆ℎ3 0,05
𝐾𝑆𝑅 = × 100% = × 100% = 14,28% (2𝐴𝑃)
3 0,35
0,05 𝑡1 = (𝑡1 ± ∆𝑡1 )
= × 100% = 0,278 % (4𝐴𝑃)
18 = (0,4 ± 0,1)𝑠
ℎ3 = (ℎ3 ± ∆ℎ3 )
= (18,00 ± 0,050)
𝑡2 = 0,45 𝑠
1 1
Jarak ∆𝑡2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2 2
𝑆1 = 25 𝑐𝑚 ∆𝑡2
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
1 1 𝑡2
∆𝑆1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2 0,05
∆𝑆1 = × 100% = 11,11% (2𝐴𝑃)
𝐾𝑆𝑟 = × 100% 0,45
𝑆1 𝑡2 = (𝑡2 ± ∆𝑡2 )
0,05 = (0,5 ± 0,1)𝑠
× 100% = 0,2 % (4𝐴𝑃)
25
𝑆1 = (𝑆1 ± ∆𝑆1 )
= (25,00 ± 0,050)
= (4,00 ± 0,050)

𝑡3 = 0,41 𝑠
1 1 2. ∆𝒉𝟐 = 15 cm
∆𝑡3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2 2 1 1
∆𝑡3 ∆ℎ2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
𝐾𝑆𝑅 = × 100% 2 2
𝑡3 ∆ℎ2
0,05 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
= × 100% = 10,64% (2𝐴𝑃) ℎ2
0,41 0,05
𝑡3 = (𝑡3 ± ∆𝑡3 ) = × 100% = 0,33% (4𝐴𝑃)
15
= (0,5 ± 0,1)𝑠 ℎ2 = (ℎ2 ± ∆ℎ2 )
= (15,00 ± 0,050)
kecepatan

1. ℎ1 = 11 𝑐𝑚 = 0,11 𝑚
𝑣1 = √2𝑔ℎ 3. ∆𝒉𝟑 = 18 cm
1 1
√2.10.0,11 = √2,2 ∆ℎ1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2
∆ℎ3
= 1,483 𝑚/𝑠 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑣1 = 1,483 𝑚/𝑠 ℎ3
0,05
= × 100% = 0,278 % (4𝐴𝑃)
2. ℎ2 = 15 𝑐𝑚 = 0,15 𝑚 18
ℎ3 = (ℎ3 ± ∆ℎ3 )
𝑣2 = √2𝑔ℎ = (18,00 ± 0,050)
√2.10.0,15 = √1,75
= 1,73 𝑚/𝑠 Jarak
𝑣2 = 1,73 𝑚/𝑠 𝑆1 = 8 𝑐𝑚
1 1
3. ℎ3 = 18 𝑐𝑚 − 0,18 𝑚 ∆𝑆1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2
𝑣3 = √2𝑔ℎ ∆𝑆1
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆1
√2.10.0,18 = √3,6 0,05
× 100% = 0,63 % (4𝐴𝑃)
= 1,897 𝑚/𝑠 8
𝑣3 = 1,897 𝑚/𝑠 𝑆1 = (𝑆1 ± ∆𝑆1 )
= (8,00 ± 0,050)

HASIL MAHASISWA
𝑆2 = 26 𝑐𝑚
Ketinggian air 1 1
∆𝑆2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
1. ∆𝒉𝟏 = 4 cm 2 2
∆𝑆2
1 1 𝐾𝑆𝑟 = × 100%
∆ℎ1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑆2
2 2
∆ℎ1 0,05
𝐾𝑆𝑅 = × 100% × 100% = 0,192 % (4𝐴𝑃)
ℎ1 26
0,05 𝑆2 = (𝑆2 ± ∆𝑆2 )
= × 100% = 1,25 % (4𝐴𝑃) = (26,00 ± 0,050)
4
ℎ1 = (ℎ1 ± ∆ℎ1 )

10
∆𝑡4
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑆3 = 25,5 𝑐𝑚 𝑡
1 1 0,05
∆𝑆3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚 = × 100% = 0,4 % (4𝐴𝑃)
2 2 16
∆𝑆3 𝑡4 = (𝑡4 ± ∆𝑡4 )
𝐾𝑆𝑟 = × 100% = (16,000 ± 0,050)
𝑆3
0,05
× 100% = 1,88 % (4𝐴𝑃)
26,5
𝑆3 = (𝑆3 ± ∆𝑆3 ) ∆𝒕𝟓 = 20 cm
= (26,50 ± 0,050) 1 1
∆𝑡5 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2
Waktu ∆𝑡5
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡5
𝑡1 = 0,35 𝑠 0,05
= × 100% = 0,25 % (4𝐴𝑃)
1 1 20
∆𝑡1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑡5 = (𝑡5 ± ∆𝑡5 )
2 2
∆𝑡1 = (20,000 ± 0,050)
𝐾𝑆𝑅 = × 100% Jarak
𝑡1
0,05 𝑆1 = 13 𝑐𝑚
= × 100% = 14,28% (2𝐴𝑃) 1 1
0,35 ∆𝑆1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
𝑡1 = (𝑡1 ± ∆𝑡1 ) 2 2
= (0,4 ± 0,1)𝑠 ∆𝑆1
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆1
0,05
× 100% = 0,38 % (4𝐴𝑃)
∆𝒕𝟐 =8 cm 13
1 1 𝑆1 = (𝑆1 ± ∆𝑆1 )
∆𝑡2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 = (13,00 ± 0,050)
2 2
∆𝑡2
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡2
0,05
= × 100% = 0,63% (4𝐴𝑃) 𝑆2 = 18 𝑐𝑚
8
𝑡2 = (𝑡2 ± ∆𝑡2 ) 1 1
∆𝑆2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
= (8,000 ± 0,050) 2 2
∆𝑆2
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆2
∆𝒕𝟑 = 12 cm 0,05
× 100% = 0,278 % (4𝐴𝑃)
1 1 18
∆𝑡3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑆2 = (𝑆2 ± ∆𝑆2 )
2 2
∆𝑡3 = (18,00 ± 0,050)
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡3
0,05
= × 100% = 0,4 % (4𝐴𝑃) 𝑺𝟑 = 𝟏𝟑 𝒄𝒎
12
𝑡3 = (𝑡3 ± ∆𝑡3 ) 1 1
∆𝑆3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
= (12,000 ± 0,050) 2 2
∆𝑆3
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆3
0,05
∆𝒕𝟒 = 16 cm × 100% = 0,31 % (4𝐴𝑃)
1 1 13
∆𝑡4 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑆3 = (𝑆3 ± ∆𝑆3 )
2 2

11
= (16,00 ± 0,050) = (0,81 ± 0,05)

𝑺𝟒 = 𝟏𝟐 𝒄𝒎 ∆𝒕𝟑 = 0,48 cm
1 1 1 1
∆𝑆4 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚 ∆𝑡3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2 2 2
∆𝑆4 ∆𝑡3
𝐾𝑆𝑟 = × 100% 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑆4 𝑡3
0,05 0,05
× 100% = 0,417 % (4𝐴𝑃) = × 100% = 1 0,4 % (2𝐴𝑃)
12 0,48
𝑆4 = (𝑆4 ± ∆𝑆4 ) 𝑡3 = (𝑡3 ± ∆𝑡3 )
= (12,00 ± 0,050) = (0,5 ± 0,1)

𝑺𝟓 = 𝟖 𝒄𝒎 ∆𝒕𝟒 = 0,50 cm
1 1 1 1
∆𝑆5 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚 ∆𝑡4 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2 2 2
∆𝑆5 ∆𝑡4
𝐾𝑆𝑟 = × 100% 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑆5 𝑡
0,05 0,05
× 100% = 0,625 % (2𝐴𝑃) = × 100% = 10 % (2𝐴𝑃)
8 0,50
𝑆5 = (𝑆5 ± ∆𝑆5 ) 𝑡4 = (𝑡4 ± ∆𝑡4 )
= (8,000 ± 0,050) = (0,5 ± 0,1)

∆𝒕𝟓 = 0,48 cm
1 1
∆𝑡5 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
Waktu 2 2
∆𝑡5
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡1 = 0,74 𝑠 𝑡5
1 1 0,05
∆𝑡1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = × 100% = 10,48 % (2𝐴𝑃)
2 2 0,48
∆𝑡1 𝑡5 = (𝑡5 ± ∆𝑡5 )
𝐾𝑆𝑅 = × 100% = (0,5 ± 0,1)
𝑡1
0,05
= × 100% = 6,7% (3𝐴𝑃) Kecepatan
0,74
𝑡1 = (𝑡1 ± ∆𝑡1 ) ℎ1 = 4 𝑐𝑚 = 0,04 𝑚
= (0,74 ± 0,05)𝑠 𝑣1 = √2𝑔ℎ

√2.10.0,04 = √20,8
∆𝒕𝟐 =0,81 cm = 0,89 𝑚/𝑠
1 1 𝑣1 = 0,89 𝑚/𝑠
∆𝑡2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2 𝑚
∆𝑡2 𝑣1 = 1,483
𝐾𝑆𝑅 = × 100% 𝑠
𝑡2
0,05 𝜕𝑣 𝜕𝑣
= × 100% = 0,617% (3𝐴𝑃) ∆𝑣 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑡
0,81 𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝑡2 = (𝑡2 ± ∆𝑡2 )

12
1 1,24 × 10−3
| | ∆𝑠 + |𝑠|∆𝑡 = × 100%
𝑡 1,73
1 = 1,047 × 10−3 × 100%
| | 0,0005 + |0,25||0,0005|
0,35
= 71,67 × 10−3
= 0,001428 + 0,000125
= 0,07167% (3𝐴𝑃)
= 0,001553
𝑉2 = (0,01 ± 1,2)10−3
∆𝑣1 = 1,553 × 10−3
∆𝑉1
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑉1 ℎ3 = 12 𝑐𝑚 = 0,12 𝑚
1,553 × 10−3 𝑣3 = √2𝑔ℎ
= × 100%
1,483 √2.10.0,12 = √24
−3
= 1,047 × 10 × 100% = 4,898 𝑚/𝑠
= 104,72 × 10 −3 𝑣3 = 4,898 𝑚/𝑠
𝑚
= 1,047% (3𝐴𝑃) 𝑣3 = 1,897
𝑠
𝑉1 = (0,001 ± 1,55)10−3 𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑡
𝜕𝑠 𝜕𝑡
1
ℎ2 = 8 𝑐𝑚 = 0,08 𝑚 | | ∆𝑠 + |𝑠|∆𝑡
𝑡
𝑣2 = √2𝑔ℎ
1
√2.10.0,08 = √1,6 | | 0,0005 + |0,265||0,0005|
0,47
= 1,264 𝑚/𝑠
= 0,001064 + 0,0001325
𝑣2 = 1,264 𝑚/𝑠
𝑚 = 0,0017725
𝑣2 = 1,73
𝑠 ∆𝑣3 = 1,773 × 10−3
𝜕𝑣 𝜕𝑣 ∆𝑉3
∆𝑣 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑡 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝜕𝑠 𝜕𝑡 𝑉3
1
| | ∆𝑠 + |𝑠|∆𝑡 1,773 × 10−3
𝑡 = × 100%
1,897
1
| | 0,0005 + |0,26||0,0005| = 93,5 × 10−3 × 100%
0,45
= 0,00111 + 0,00013 = 0,0935% (2𝐴𝑃)

= 0,00124 𝑉3 = (0,01 ± 1,8)10−3

∆𝑣2 = 1,24 × 10−3


∆𝑉2 ℎ4 = 16 𝑐𝑚 = 0,16 𝑚
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑉2 𝑣4 = √2𝑔ℎ

13
√2.10.0,16 = √3,2
= 1,788 𝑚/𝑠
𝑣4 = 1,788 𝑚/𝑠

ℎ5 = 20 𝑐𝑚 = 0,20 𝑚
𝑣5 = √2𝑔ℎ

√2.10.0,20 = √4
= 2 𝑚/𝑠
𝑣5 = 2 𝑚/𝑠

14

Anda mungkin juga menyukai