Received xxxxxx
Accepted for publication xxxxxx
Published xxxxxx
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa alat praktikum toricelli yang
dapat menjelaskan berbagai variabel yang mempengaruhi jarak air yang dipancarkan pada tabung yang
berlubang. Jenis praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah model problem solving laboratory
(PSL)yang dicetuskan Healer. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri
dari pretes dan postes kepada 4 siswa SMAN 1 Ciparay. Hasil uji coba lapangan skala kecil dengan subjek
penelitian 4 orang siswa SMA serta skala lebih luas dengan subjek penelitian 4 orang Mahasiswa UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Penggunaan media pembelajaran yang telah dikembangkan ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa karena dengan menggnaan model problem solving
laboratory, yang terlihat dari peningkatan nilai rata-rata pretes dan postes sebesar 4,,75 untuk pretes dan 6
untuk postes yang berarti terjadi peningkatan pengetahuan dengan interpretasi sedang. Dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
2
Dalam selang waktu t, sisa air dalam tabung = air Perencanaan Pembuatan
yang keluar lewat lubang kebocoran, dan dapat Penelitian instrument
dituliskan dalam persamaan berikut : (Haliday, 1997) Penetapan
sekolah
Tahap III Pembuatan alat
Pengembangan Uji coba
Produk Awal laboratorium
Penyempurnaan
produk awal
Uji validitas (uji
3 ahli materi
fisika, ahli
Persamaan-persamaan di atas, jika dikaitkan volume
media
awal Vo = 16hA = HoA, didapat : pembelajaran,
guru fisika
SMA)
Revisi/
perbaikan
Tahap IV Uji coba
Studi lapangan
Implementasi Revisi akhir
4 Melaporkan
hasil produk
akhir hasil
penelitian dan
persamaan disintegrasi : A = Ao ( 12 ) T (Sucipto, pengembangan.
Surakarta) Alur yang dikembangkan dalam penelitian ini
mengacu kepada model penelitian dan pengembangan
3. Experiment Borg dan Gall (1986).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian pengembangan (Research and Development
Method) yang dicetuskan oleh Borg dan Gall tahun
1986, dengan tahapan penelitian seperti yang tertera
pada Tabel I di bawah. Penggunaan metode ini adalah
untuk mengembangkan dan memvalidkan produk
pendidikan yang diorientasikan untuk mendukung
proses pembelajaran di SMA (Muhammad Ivan dkk,
2015)
No Tahapan Aktivitas
Tahap I Mencari ide atau
Studi gagasan
Pendahuluan Survei lapangan
(analisa
1 kebutuhan)
Survei literature
Penentuan
tujuan
Penetapan
masalah
2 Tahap II Pembuatan
desain alat
3
Namun dalam hal ini, untuk uji validasi dilakukan oleh
Tahap I dosen pengampu mata kuliah Laboratorium Sekolah
Mencari ide
Studi atau gagasan Lanjutan Fisika sebagai tenaga ahli dan tidak dilakukan
Pendahulua kepada guru fisika SMA.
n
alat praktikum Toricelli seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini
Study literature,
telaah kurikulum
2013, analisis
kebutuhan siswa dan
guru untuk
mendapat alternative
pemecahan masalah
Tahap II
Perencanaan Pengembangan
Penelitian desain awal
Tahap III
Pengemban Pembuatan alat
N Bagian Dimensi
gan Produk Keterangan
o alat (ukuran)
Awal
1 Penampa Dengan Untuk
ng akrilik tinggi 45 cm membuang
dan lebar 30 air perlu
Validasi
cm dibalikan
tenaga ahli
karna jika
dan guru dilubangi
fisika SMA akriliknya
dikhawatika
n akan ada
Ya Ti keretakan
da pada
k akriliknya
2 Tabung Tinggi tiang Tabung ini
Tahap IV 23 cm sudah kami
Studi Uji coba lubangi dan
Implementas siswa dan penutupnya
i mahasiswa untuk
memudahka
n siswa
Revisi dalam
percobaan
dengan 5
lubang yang
Implementasi tingginya
berbeda-
4
beda alat eksperimen dengan bentuk yang menarik dan
sederhana.
3 Penggari 150 cm Penggaris ini
s sudah Desain pengembangan alat eksperimen pada
kamitempelk materi Asas Toricelli ini dibuat dengan
an pada mempertimbangkan kompetensi dasar KD 3.4 dan 4.4
tabung dan kurikulum 2013 sesuai dengan kompetensi dasar ranah
wwadah pengetahuan siswa diharapkan mampu mengamati
akrilik untuk kecepatan dan jarak air yang keluar dari lubang
mengetahui tersebut. Pada penelitian ini alat-alat yang
jarak dan dikembangkan adalah sebagai berikut:
tinggi
4 Air Gunakanlah Pastikan air
secukupnya selalu dalam
keadaan
tinggi
maksimum
4. Results
5
Hasil uji coba alat pada hubungan jarak pancar
siswa dengan ketinggian
8
27
18, 26.5
jarak pancar
7 26 15, 26
6 7 25 11, 25
5 6 6 24
5 pretest 0 5 10 15 20
4
ketinggian
3 posttest
2
1 Data yang diperoleh oleh siswa SMAN 1 Ciparay
0 mendapatkan hasil mengenai hubungan jarak dengan
zahra nisa wulan dela ketinggian yaitu berbading lurus, semakin tinggi nilai
ketinggiannya maka semakin jauh pula jarak yang akan
Dari data diatas terlihat peningkatan nilai rata-rata dipancarkan oleh air.
pretes dan postes sebesar 1,25 dari nilai pretes sebsar
4,74 hingga posttest sebesar 6, yang berarti terjadi
peningkatan pengetahuan dengan interpretasi sedang.
hubungan antara ketinggian
dengan waktu
2) Data hasil percobaan siswa waktu 1
0.5 11, 0.4 15, 0.5
18, 0.5
Dari kegiatan uji coba alat maka didapatkan
pengolahan data dari data hasil percobaan siswa 0
sebagai berikut: 0 5 10 15 20
Jarak ketinggian
N Ketinggia Kecepatan
Pancar Waktu(S)
o n (Cm) (m/s) 10-3
(Cm) Dari grafik tersebut dapat kita ketahui hubungan
antara ketinggian dengan waktu yaitu berbanding lurus,
11,00 ± 25,00 ± 0,002±1,55 dimana semakin tinggi nilai ketinggiannya maka
1 0,4 ± 0,1
0,050 0,050 semakin lama waktu yang diperlukan
15,00 ± 26,00 ± 0,1±1,2
2 0,5 ± 0,1 3) Data hasil percobaan mahasiswa
0,050 0,050
Dari kegiatan uji coba alat maka didapatkan
18,00 ± 26,50 ± 0,1±1,8
3 0,5 ± 0,1 pengolahan data dari data hasil percobaan mahasiswa
0,050 0,050
sebagai berikut:
Jarak
Dari tabel hasil pengamatan didapatkan pula grafik N Ketinggia Wakt Kecepatan (m/s)
pancar(c
hubungan jarak pancar dengan ketinggian dan o n (cm) u(s) 10-3
m)
hubungan ketinggian dengan waktu.
1 4,00 ± 13,00 ± 0,74 ±
0,05 0,050 0,05
6
4 16,00 ± 12,50 ± 0,5 ± hubungan kecepatan dengan ketinggian
0,05 0,050 0,05
6
kecepatan
3
mahasiswa
2 20, 2
18, 1.897 siswa
15,16,
1.731.788
Dari tabel hasil pengamatan didapatkan pula grafik 1
11, 1.483
8, 1.264
4, 0.89
hubungan jarak pancar dengan ketinggian dan
0
hubungan ketinggian dengan waktu. 0 5 10 15 20 25
ketinggian
12, 16.5
4, 13 16, 12.5
10 20, 8.5 mahasiswa itu sangat terlihat
0
0 5 10 15 20 25 5. Conclusions
ketinggian
Pada penelitian ini telah berhasil
dikembangkan media pembelajaran alternatif
Data yang diperoleh oleh mahasiswa mendapatkan untuk menganalisa jarak dan kecepatan air yang
hasil mengenai hubungan jarak dengan ketinggian yaitu mengalir, sesuai dengan KD 3.4 dan 4.4 kurikulum
berbading terbalik, semakin tinggi nilai ketinggiannya
2013. Media yang dikembangkan berupa alat
maka semakin dekat pula jarak yang akan dipancarkan
oleh air. praktikum Toricelli beserta lembar kerja siswa
penunjang praktikum yang telah divalidasi oleh
ahli materi, ahli media, dan guru fisika dengan
hubungan antara ketinggian interpretasi sangat baik, dan telah diujicobakan
dengan waktu kepada siswa SMA dengan hasil uji coba yang
1 sangat baik.
4, 0.74 8, 0.8
waktu
7
[1] T. F. D. Panduan Praktikum Fisika DasarI, [14] H. Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta:
Surabaya: Unipress UNESA, 2015. Erlangga, 1997.
[2] Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA Pedoman, [15] E. Sucipto, Fisika 3, 2007: CV Buana Raya,
Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas, 2004. Surakarta.
[3] S. "Menentukan Waktu Paruh dan Konstanta [16] Muhammad Ivan dkk, "PENGEMBANGAN
Analog Disintegrasi Radioaktif dengan Alat ALAT PRAKTIKUM MEDAN MAGNET
Peraga Pembelajaran Analogi Disintegrasi SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Radioaktif dari Botol PElastik," Jurnal Materi FISIKA SMA," Prosiding Seminar Nasional
dan PEmbelajaran Fisika, p. 36, 2014. Fisika (E-Journal) SNF2015, pp. 3-4, 2015.
[4] A. Prasetyarini, "Pemanfaatan alat peraga IPA [17] A. Malik, W. Handayani and R. Nuraini,
untuk peningkatan pemahaman konsep fisika "Model Praktikum Problem Solving
pada siswa SMPN 1 Buluspesantren Laboratory untuk Meningkatkan
Kebumen," Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, Keterampilan Proses Sains Mahasiswa,"
pp. 7-10, 2013. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains 2015, pp. 193-196, 2015.
[5] A. Finn, Dasar-Dasar Pendidikan Fisika,
Jakarta: Erlangga, 1980. [18] E. and S. B, "Penerapan model praktikum
problem solving laboratory sebagai upaya
[6] P. A. Tippler, Fisika untuk Sains dan Teknik, untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan
Jakarta: Erlangga, 1991. praktikum Fisika Dasar," Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia,, vol. 6, no. 10, pp. 90-97,
[7] a. e. E. W. Beneson, Handbook ph Physics, 2010.
Springer, 2000.
8
LAMPIRAN PERHITUNGAN
HASIL SISWA
𝑆2 = 26 𝑐𝑚
Ketinggian air 1 1
∆𝑆2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2
1. ∆𝒉𝟏 = 11 cm ∆𝑆2
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
1 1 𝑆2
∆ℎ1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 0,05
2 2
∆ℎ1 × 100% = 0,192 % (4𝐴𝑃)
𝐾𝑆𝑅 = × 100% 26
ℎ1 𝑆2 = (𝑆2 ± ∆𝑆2 )
0,05 = (26,00 ± 0,050)
= × 100% = 0,45 % (4𝐴𝑃)
11
ℎ1 = (ℎ1 ± ∆ℎ1 )
= (11,00 ± 0,050) 𝑆1 = 25,5 𝑐𝑚
1 1
∆𝑆3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2
2. ∆𝒉𝟐 = 15 cm ∆𝑆3
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
1 1 𝑆3
∆ℎ2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 0,05
2 2 × 100% = 1,88 % (4𝐴𝑃)
∆ℎ2 26,5
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
ℎ2 𝑆3 = (𝑆3 ± ∆𝑆3 )
0,05 = (26,50 ± 0,050)
= × 100% = 0,33% (4𝐴𝑃)
15
ℎ2 = (ℎ2 ± ∆ℎ2 ) Waktu
= (15,00 ± 0,050)
𝑡1 = 0,35 𝑠
1 1
∆𝑡1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
3. ∆𝒉𝟑 = 18 cm 2 2
1 1 ∆𝑡1
∆ℎ3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
2 2 𝑡1
∆ℎ3 0,05
𝐾𝑆𝑅 = × 100% = × 100% = 14,28% (2𝐴𝑃)
3 0,35
0,05 𝑡1 = (𝑡1 ± ∆𝑡1 )
= × 100% = 0,278 % (4𝐴𝑃)
18 = (0,4 ± 0,1)𝑠
ℎ3 = (ℎ3 ± ∆ℎ3 )
= (18,00 ± 0,050)
𝑡2 = 0,45 𝑠
1 1
Jarak ∆𝑡2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2 2
𝑆1 = 25 𝑐𝑚 ∆𝑡2
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
1 1 𝑡2
∆𝑆1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2 0,05
∆𝑆1 = × 100% = 11,11% (2𝐴𝑃)
𝐾𝑆𝑟 = × 100% 0,45
𝑆1 𝑡2 = (𝑡2 ± ∆𝑡2 )
0,05 = (0,5 ± 0,1)𝑠
× 100% = 0,2 % (4𝐴𝑃)
25
𝑆1 = (𝑆1 ± ∆𝑆1 )
= (25,00 ± 0,050)
= (4,00 ± 0,050)
𝑡3 = 0,41 𝑠
1 1 2. ∆𝒉𝟐 = 15 cm
∆𝑡3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2 2 1 1
∆𝑡3 ∆ℎ2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
𝐾𝑆𝑅 = × 100% 2 2
𝑡3 ∆ℎ2
0,05 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
= × 100% = 10,64% (2𝐴𝑃) ℎ2
0,41 0,05
𝑡3 = (𝑡3 ± ∆𝑡3 ) = × 100% = 0,33% (4𝐴𝑃)
15
= (0,5 ± 0,1)𝑠 ℎ2 = (ℎ2 ± ∆ℎ2 )
= (15,00 ± 0,050)
kecepatan
1. ℎ1 = 11 𝑐𝑚 = 0,11 𝑚
𝑣1 = √2𝑔ℎ 3. ∆𝒉𝟑 = 18 cm
1 1
√2.10.0,11 = √2,2 ∆ℎ1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2
∆ℎ3
= 1,483 𝑚/𝑠 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑣1 = 1,483 𝑚/𝑠 ℎ3
0,05
= × 100% = 0,278 % (4𝐴𝑃)
2. ℎ2 = 15 𝑐𝑚 = 0,15 𝑚 18
ℎ3 = (ℎ3 ± ∆ℎ3 )
𝑣2 = √2𝑔ℎ = (18,00 ± 0,050)
√2.10.0,15 = √1,75
= 1,73 𝑚/𝑠 Jarak
𝑣2 = 1,73 𝑚/𝑠 𝑆1 = 8 𝑐𝑚
1 1
3. ℎ3 = 18 𝑐𝑚 − 0,18 𝑚 ∆𝑆1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
2 2
𝑣3 = √2𝑔ℎ ∆𝑆1
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆1
√2.10.0,18 = √3,6 0,05
× 100% = 0,63 % (4𝐴𝑃)
= 1,897 𝑚/𝑠 8
𝑣3 = 1,897 𝑚/𝑠 𝑆1 = (𝑆1 ± ∆𝑆1 )
= (8,00 ± 0,050)
HASIL MAHASISWA
𝑆2 = 26 𝑐𝑚
Ketinggian air 1 1
∆𝑆2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
1. ∆𝒉𝟏 = 4 cm 2 2
∆𝑆2
1 1 𝐾𝑆𝑟 = × 100%
∆ℎ1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑆2
2 2
∆ℎ1 0,05
𝐾𝑆𝑅 = × 100% × 100% = 0,192 % (4𝐴𝑃)
ℎ1 26
0,05 𝑆2 = (𝑆2 ± ∆𝑆2 )
= × 100% = 1,25 % (4𝐴𝑃) = (26,00 ± 0,050)
4
ℎ1 = (ℎ1 ± ∆ℎ1 )
10
∆𝑡4
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑆3 = 25,5 𝑐𝑚 𝑡
1 1 0,05
∆𝑆3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚 = × 100% = 0,4 % (4𝐴𝑃)
2 2 16
∆𝑆3 𝑡4 = (𝑡4 ± ∆𝑡4 )
𝐾𝑆𝑟 = × 100% = (16,000 ± 0,050)
𝑆3
0,05
× 100% = 1,88 % (4𝐴𝑃)
26,5
𝑆3 = (𝑆3 ± ∆𝑆3 ) ∆𝒕𝟓 = 20 cm
= (26,50 ± 0,050) 1 1
∆𝑡5 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2
Waktu ∆𝑡5
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡5
𝑡1 = 0,35 𝑠 0,05
= × 100% = 0,25 % (4𝐴𝑃)
1 1 20
∆𝑡1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑡5 = (𝑡5 ± ∆𝑡5 )
2 2
∆𝑡1 = (20,000 ± 0,050)
𝐾𝑆𝑅 = × 100% Jarak
𝑡1
0,05 𝑆1 = 13 𝑐𝑚
= × 100% = 14,28% (2𝐴𝑃) 1 1
0,35 ∆𝑆1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
𝑡1 = (𝑡1 ± ∆𝑡1 ) 2 2
= (0,4 ± 0,1)𝑠 ∆𝑆1
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆1
0,05
× 100% = 0,38 % (4𝐴𝑃)
∆𝒕𝟐 =8 cm 13
1 1 𝑆1 = (𝑆1 ± ∆𝑆1 )
∆𝑡2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 = (13,00 ± 0,050)
2 2
∆𝑡2
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡2
0,05
= × 100% = 0,63% (4𝐴𝑃) 𝑆2 = 18 𝑐𝑚
8
𝑡2 = (𝑡2 ± ∆𝑡2 ) 1 1
∆𝑆2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
= (8,000 ± 0,050) 2 2
∆𝑆2
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆2
∆𝒕𝟑 = 12 cm 0,05
× 100% = 0,278 % (4𝐴𝑃)
1 1 18
∆𝑡3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑆2 = (𝑆2 ± ∆𝑆2 )
2 2
∆𝑡3 = (18,00 ± 0,050)
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡3
0,05
= × 100% = 0,4 % (4𝐴𝑃) 𝑺𝟑 = 𝟏𝟑 𝒄𝒎
12
𝑡3 = (𝑡3 ± ∆𝑡3 ) 1 1
∆𝑆3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚
= (12,000 ± 0,050) 2 2
∆𝑆3
𝐾𝑆𝑟 = × 100%
𝑆3
0,05
∆𝒕𝟒 = 16 cm × 100% = 0,31 % (4𝐴𝑃)
1 1 13
∆𝑡4 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑆3 = (𝑆3 ± ∆𝑆3 )
2 2
11
= (16,00 ± 0,050) = (0,81 ± 0,05)
𝑺𝟒 = 𝟏𝟐 𝒄𝒎 ∆𝒕𝟑 = 0,48 cm
1 1 1 1
∆𝑆4 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚 ∆𝑡3 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2 2 2
∆𝑆4 ∆𝑡3
𝐾𝑆𝑟 = × 100% 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑆4 𝑡3
0,05 0,05
× 100% = 0,417 % (4𝐴𝑃) = × 100% = 1 0,4 % (2𝐴𝑃)
12 0,48
𝑆4 = (𝑆4 ± ∆𝑆4 ) 𝑡3 = (𝑡3 ± ∆𝑡3 )
= (12,00 ± 0,050) = (0,5 ± 0,1)
𝑺𝟓 = 𝟖 𝒄𝒎 ∆𝒕𝟒 = 0,50 cm
1 1 1 1
∆𝑆5 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05𝑐𝑚 ∆𝑡4 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2 2 2
∆𝑆5 ∆𝑡4
𝐾𝑆𝑟 = × 100% 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑆5 𝑡
0,05 0,05
× 100% = 0,625 % (2𝐴𝑃) = × 100% = 10 % (2𝐴𝑃)
8 0,50
𝑆5 = (𝑆5 ± ∆𝑆5 ) 𝑡4 = (𝑡4 ± ∆𝑡4 )
= (8,000 ± 0,050) = (0,5 ± 0,1)
∆𝒕𝟓 = 0,48 cm
1 1
∆𝑡5 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
Waktu 2 2
∆𝑡5
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑡1 = 0,74 𝑠 𝑡5
1 1 0,05
∆𝑡1 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = × 100% = 10,48 % (2𝐴𝑃)
2 2 0,48
∆𝑡1 𝑡5 = (𝑡5 ± ∆𝑡5 )
𝐾𝑆𝑅 = × 100% = (0,5 ± 0,1)
𝑡1
0,05
= × 100% = 6,7% (3𝐴𝑃) Kecepatan
0,74
𝑡1 = (𝑡1 ± ∆𝑡1 ) ℎ1 = 4 𝑐𝑚 = 0,04 𝑚
= (0,74 ± 0,05)𝑠 𝑣1 = √2𝑔ℎ
√2.10.0,04 = √20,8
∆𝒕𝟐 =0,81 cm = 0,89 𝑚/𝑠
1 1 𝑣1 = 0,89 𝑚/𝑠
∆𝑡2 = 𝑛𝑠𝑡 = × 0,1 = 0,05
2 2 𝑚
∆𝑡2 𝑣1 = 1,483
𝐾𝑆𝑅 = × 100% 𝑠
𝑡2
0,05 𝜕𝑣 𝜕𝑣
= × 100% = 0,617% (3𝐴𝑃) ∆𝑣 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑡
0,81 𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝑡2 = (𝑡2 ± ∆𝑡2 )
12
1 1,24 × 10−3
| | ∆𝑠 + |𝑠|∆𝑡 = × 100%
𝑡 1,73
1 = 1,047 × 10−3 × 100%
| | 0,0005 + |0,25||0,0005|
0,35
= 71,67 × 10−3
= 0,001428 + 0,000125
= 0,07167% (3𝐴𝑃)
= 0,001553
𝑉2 = (0,01 ± 1,2)10−3
∆𝑣1 = 1,553 × 10−3
∆𝑉1
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝑉1 ℎ3 = 12 𝑐𝑚 = 0,12 𝑚
1,553 × 10−3 𝑣3 = √2𝑔ℎ
= × 100%
1,483 √2.10.0,12 = √24
−3
= 1,047 × 10 × 100% = 4,898 𝑚/𝑠
= 104,72 × 10 −3 𝑣3 = 4,898 𝑚/𝑠
𝑚
= 1,047% (3𝐴𝑃) 𝑣3 = 1,897
𝑠
𝑉1 = (0,001 ± 1,55)10−3 𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑡
𝜕𝑠 𝜕𝑡
1
ℎ2 = 8 𝑐𝑚 = 0,08 𝑚 | | ∆𝑠 + |𝑠|∆𝑡
𝑡
𝑣2 = √2𝑔ℎ
1
√2.10.0,08 = √1,6 | | 0,0005 + |0,265||0,0005|
0,47
= 1,264 𝑚/𝑠
= 0,001064 + 0,0001325
𝑣2 = 1,264 𝑚/𝑠
𝑚 = 0,0017725
𝑣2 = 1,73
𝑠 ∆𝑣3 = 1,773 × 10−3
𝜕𝑣 𝜕𝑣 ∆𝑉3
∆𝑣 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑡 𝐾𝑆𝑅 = × 100%
𝜕𝑠 𝜕𝑡 𝑉3
1
| | ∆𝑠 + |𝑠|∆𝑡 1,773 × 10−3
𝑡 = × 100%
1,897
1
| | 0,0005 + |0,26||0,0005| = 93,5 × 10−3 × 100%
0,45
= 0,00111 + 0,00013 = 0,0935% (2𝐴𝑃)
13
√2.10.0,16 = √3,2
= 1,788 𝑚/𝑠
𝑣4 = 1,788 𝑚/𝑠
ℎ5 = 20 𝑐𝑚 = 0,20 𝑚
𝑣5 = √2𝑔ℎ
√2.10.0,20 = √4
= 2 𝑚/𝑠
𝑣5 = 2 𝑚/𝑠
14