Anda di halaman 1dari 2

Necrotizing Ulcerative Stomatitis (NUS) Sebagai Manifestasi Oral HIV

Pendahuluan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus RNA yang menyerang sel
darah putih sehingga dapat menyebabkan kekebalan tubuh menurun. Turunnya
kekebalan tubuh menyebabkan pengidap HIV mudah terinfeksi penyakit. Infeksi HIV
merupakan worldwide epidemic yang dapat menginfeksi orang dimana saja melalui
kontak cairan tubuh. Data statistik HIV pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sebanyak
36.9 juta penduduk dunia terinfeksi HIV, 1.8 juta diantaranya baru terinfeksi HIV
(UNAIDS, 2018). Di Indonesia jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2017 mengalami kenaikan tiap tahunnya. Berdasarkan laporan
situasi perkembangan HIV-AIDS dan PIMS di Indonesia jumlah kumulatif infeksi HIV
yang dilaporkan sampai bulan Desembar 2017 sebanyak 280.623. Persentase infeksi
HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok usia 25-49 dengan rasio antara laki-laki dan
perempuan adalah 2:1 (Kemenkes RI, 2017).
Penegakkan diagnosa infeksi HIV dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan darah. WHO membagi HIV menjadi 4 stase klinis (WHO,
2005), yaitu:
a. Stase 1 asimtomatik, presisten limfadenopati.
b. Stase 2 simptomatis minor, penurunan <10% berat badan, herpes zoster,
angular cheilitis, reccurent oral ulceration, papular pruritic eruption,
seborrhoeic dermatitis, fungal nail infection.
c. Stase 3 simptomatis mayor, penurunan >10% berat badan, oral candidiasis,
oral hairy leukoplakia, TB, ANUS, gingivitis atau periodontitis, anemia.
d. Stase 4 AIDS, pneumonia, infeksi herpes simpleks kronis, oesophageal
candidiasis, ekstrapulmonari TB, Kaposi’s sarcoma.
Pemeriksaan darah dilakukan dengan mengukur jumlah virus, antigen, dan
antibodi terutama CD4. Jumlah virus akan meningkat drastis pada stase 1 kemudian
menurun dan meningkat lagi pada stase 4. CD4 akan turun hingga di bawah 600 pada
stase 1 kemudian semakin menurun pada stase 3 dan 4. Pemeriksaan CD4 berguna
untuk mengetahui derajat imunosupresi (WHO, 2005). Hubungan CD4 dengan
imunosupresi, yaitu:
a. Tidak signifikan >500/mm3
b. Mild 350-499/mm3
c. Advanced 200-349/mm3
d. Severe <200/mm3
Dalam perjalanan HIV ada sebuah fase yang dinamakan periode jendela. Periode
jendea adalah fase ketika terjadi infeksi HIV tapi tidak terdeteksi pada antibodi dan
dapat menjadi false negative namun HIV dapat menular ke orang lain. apa yang terjadi
selama perioden jendela disebut dengan seroconversion. Seroconversion umumnya
terjadi 3-8 minggu setelah inisial infeksi. Periode jendela terjadi pada stase 2 klasifikasi
WHO.
Laporan kasus
Pembahasan
NUS
DD NUS
Pemeriksaan
Perawatan
Kesimpulan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Laporan Situasi Perkembangan


HIV-AIDS dan PIMS di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
UNAIDS, 2018, UNAIDS Data 2018, UNAIDS.
WHO, 2005, Interim WHO Clinical Staging of HIV/AIDS and HIV/AIDS Case
Definitions for Surveillance, WHO.

Anda mungkin juga menyukai