Laporan Kutu
Laporan Kutu
JUDUL PRAKTIKUM
“Pertumbuhan Populasi Kutu Beras”
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui pertumbuhan populasi kutu beras
2. Mengetahui natalitas dan mortalitas pada populasi
3. Mengetahui faktor pertumbuhan populasi
4. Mengetahui siklus hidup kutu beras
5. Mengetahui laju pertumbuhan populasi sigmoid
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
b. Pembahasan
Perkembangan dari populasi kutu beras sangat bisa dilihat sedikit berbeda
bahkan sangat detail perbedaan dari setiap minggu pengamatannya.Hal ini
disebabakan dari beberapa faktor yang mempengaruhi dari berkembangnya
populasi itu.Baik dari segi makanan,pertahanan diri bahkan dari pengaruh
suhu,udara dan temperature lainnnya.Dimana seperti diketahui dari tabel
diminggu kedua penelitian di tempat terang kutu bertambang dari yang jumlahnya
20 menjadi 25 ini disebabkan karena adanya fertilisasi antara kutu jantan dank utu
betina yang menyebabkan adanya individu baru. Dan mungkin juga ada pengaruh
dari makananyang dapat dilihat dari kutu ada yang fisiknya besar da nada yang
kecil.Seperti diteliti,kutu dimasukkan kedalam tepung beras dan tepung
jagung.Dimana tepung ini merupakan tepung yang memiliki nutrisi yang tinggi
dan pengaruh besar lainnya adalah tempat penyimpanan dari kutu beras.
Kutu beras adalah nama umum bagi sekelompok serangga kecil anggota
marga Tenebrio dan Tribolium (ordo Coleoptera) yang dikenal gemar menghuni
biji-bijian/serealia yang disimpan. Kumbang beras adalah hama gudang yang
sangat merugikan dan sulit dikendalikan bila telah menyerang dan tidak hanya
menyerang gabah/beras tetapi juga bulir jagung, berbagai jenis gandum, jewawut,
sorgum, serta biji kacang-kacangan. Larvanya bersarang di dalam bulir/biji,
sedangkan imagonya memakan tepung yang ada
Klasifikasi
kingdom : Animalia
Filum : Antropoda
Kelas : Insect
Ordo : Coleopteran
Famil : Cureulionidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme.
Dalam penyebarannya individu-individu tersebut dapat berada dalam kelompok-
kelompok, dan kelompok tersebut terpisah dari organisme satu dengan lainnya.
Pemisahan ini dapat disebabkan oleh kondisi geogras atau kondisi cuaca dan lain-
lain. Populasi dapat tersebar secara merata atau tidak merata, hal ini tergantung
dari kepadatan, pertumbuhan populasi pada suatu daerah. Pertumbuhan
suatu populasi dapat dilihat dari dinamikanya dalam suatu komunitas.
Pertumbuhan populasi adalah kemampuan populasi untuk meningkat jumlah
individunya yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angka kelahiran.
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu
tertentu disebut populasi. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan
ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dihitung
dengan menggunakan rumus oerubahan jumlah dibagi waktu,. Hasilnya adalah
kecepatan perubahan dalam populasi. Penyebab kecepatan rata-rata dinamika
populasi ada berbagai hal.Karakteristik antara lain kepadatan (densitas), laju
kelahiran (natalis), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur,
dan bentuk pertumbuhan. Natalis dan mortalitas merupakan penentu utama
pertumbuhan populasi (Waluya, 2011)
a. Stabilitas dan fluktuasi Populasi mamalia besar dulu diduga tetap stabil
sepanjang masa, namunberbagai penelitian jangka panjang telah
menantang gagasan tersebut. Jumlah domba soay di Pulau Hirta
berfluktuasi sangat besar, naik atau turun lebih dari separuh dari satu
tahun ke tahun berikutnya. Faktor terpenting adalah cuaca. Cuaca yang
tidak bersahabat, terutama musim dingin yangmembekukan
dan basah, memperlemah domba dan menurunkan ketersediaan
makanan, menyebabkan penurunan populasi. Faktor-faktor lain
misalnya peningkatan densitas parasit juga menyebabkan populasi
menyusut. Sebaliknya, sewaktu jumlah domba rendah dan cuaca
sedang, makanan mudah diperoleh dan populasi tumbuh dengan
cepat(Campbell, 2010).
b. Siklus populasi ( Penyelidikan ilmiah) Sementara banyak populasi
berfluktuasi pada interval yang tidak dapat diprediksi, populasi-
populasi lain mengalami siklus ledakan dan penurunan yang teratur.
c. Imigrasi, Emigrasi, dan Metapopulasi Sejauh ini, pembahasan kita
tentang dinamika populasi telah difokuskan terutama pada kontribusi
dari kelahiran dan kematian. Akan tetapi, imigrasi dan emigrasi juga
dapat memengaruhi populasi-populasi, terutama ketika
sejumlah populasi-populasi lokal tertaut, sehingga membentuk
metapopulasi.
Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Serangga
Menurut Sukarman (2012), faktor dalam yang mempengaruhi daya tahan
serangga untuk dapat tetap hidup dan berkembang biak antara lain adalah :
1) Kemampuan berkembang biak .Kemampuan berkembang biak suatu
jenis serangga dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak, keperidian
dan fekunditas (Natawigena, 1990).
2) Perbandingan kelamin.Perbandingan jenis kelamin antara jumlah
serangga jantan dan betina yang diturunkan serangga betina kadang-
kadang berbeda, misalnya antara jenisbetina dan jenis jantan dari
keturunan penggerek batang (Tryporyza)adalah dua berbanding satu, lebih
banyak jenis betinanya.
3) Sifat mempertahankan diri.Untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, serangga memiliki alat atau kemampuan untuk melindungi diri
dari serangan musuhnya.
4) Daur hidup. Daur hidup adalah waktu yang dibutuhkan semenjak
terjadinya telur sampai serangga menjadi dewasa yang siap untuk
berkembang biak.
5) Umur imago (serangga dewasa).
Faktor internal serangga meliputi siklus hidup, sex ratio, dan keperidian.
Siklus hidup yaitu lamanya waktu perkembangan serangga mulai telur hingga
serangga tersebut meletakkan telur untuk pertama kali. Semakin pendek siklus
hidup maka perkembangan populasi serangga akan semakin cepat. Sex ratio
adalah perbandingan serangga jantan dan betina yang mana semakin
banyak betina yang dihasilkan akan semakin cepat populasi serangga
tersebut berkernbang.
Faktor ekstemal terdiri dari lingkungan abiotik dan biotik. Lingkungan abiotik
meliputi curah hujan, suhu/temperatur, kelembaban, dan lain-lain yang akan
membatasi atau mendorong populasi serangga untuk berkembang. Curah hujan
yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan populasi serangga secara
langsung yaitu dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama untuk
serangga-serangga berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu
dengan mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat
menjadikan serangga sakit hingga mengalarni kematian, dll.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah saya lakukan, kesimpulan yang didapat
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jackson. 2012. Biologi. Edisi
Kedelapan. Jilid 3. Erlangga: Jakarta.