Anda di halaman 1dari 8

I.

JUDUL PRAKTIKUM
“Pertumbuhan Populasi Kutu Beras”
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui pertumbuhan populasi kutu beras
2. Mengetahui natalitas dan mortalitas pada populasi
3. Mengetahui faktor pertumbuhan populasi
4. Mengetahui siklus hidup kutu beras
5. Mengetahui laju pertumbuhan populasi sigmoid
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil

No Hari/Ta Jumlah Keterangan


nggal populasi
gelap teran
g
1 Sabtu, 20 kutu 20 gelap: 10 hari pertama populasi kutu
06-10-18 beras kutu masih lumayan banyak karena belum
beras ada terjadi pengurangan atau
penambahan yang drastis dari kutu
berasnya. Hal ini dikarenakan tepung
beras dan tepung jagung yang memiliki
nutrisi yang tinggi sehingga memberi
makanan yang cukup untuk kutu dan
pengaruh cahaya dan suhu yang dapat
mendukung pertahanan hidup kutu
beras.
terang: 10 hari pertama kutu di tempat
gelap masih stabil, hanya saja sedikit
mulai tidak terlalu aktif dalam bergerak
di dalam toples.
2 Selasa, 25 kutu 15 gelap: 10 hari kedua di tempat terang
16-10-18 beras kutu populasi kutu sudah bertambah ditandai
beras dengan adanya penambahan 2 pasang
kutu beras yang masih berukuran kecil.

terang: sisa dari kutu beras berkurang


mungkin faktor suhu dan cahaya yang
sudah mulai tidak cocok dengan kutu.
3 Jum’at,2 21 kutu 11 gelap: kutu ada yang mati, warna media
6-10-18 beras kutu mulai menjadi gelap.
beras
terang: kutu ada yang mati, terdapat
kutu yang masih kecil.
4 Senin, 22 kutu 6 kutu gelap : kutu bertambah satu ekor
05-11-18 beras beras terang: kutu mati dan populasi
berkurang
5 Rabu, 15 kutu 2 kutu gelap: kutu berkurang ada yang mati, 4
07-11-18 beras beras kutu berukuran kecil, 5 berukuran
sedang dan 6 kutu berukuran dewasa.

terang: kutu tinggal 2 ekor dan


berukuran kecil

6 Kamis, 4 kutu 1 kutu gelap: kutu beras tinggal 4 dan


15-11-18 beras beras berukuran sedang
terang: kutu tinggal satu

b. Pembahasan

Perkembangan dari populasi kutu beras sangat bisa dilihat sedikit berbeda
bahkan sangat detail perbedaan dari setiap minggu pengamatannya.Hal ini
disebabakan dari beberapa faktor yang mempengaruhi dari berkembangnya
populasi itu.Baik dari segi makanan,pertahanan diri bahkan dari pengaruh
suhu,udara dan temperature lainnnya.Dimana seperti diketahui dari tabel
diminggu kedua penelitian di tempat terang kutu bertambang dari yang jumlahnya
20 menjadi 25 ini disebabkan karena adanya fertilisasi antara kutu jantan dank utu
betina yang menyebabkan adanya individu baru. Dan mungkin juga ada pengaruh
dari makananyang dapat dilihat dari kutu ada yang fisiknya besar da nada yang
kecil.Seperti diteliti,kutu dimasukkan kedalam tepung beras dan tepung
jagung.Dimana tepung ini merupakan tepung yang memiliki nutrisi yang tinggi
dan pengaruh besar lainnya adalah tempat penyimpanan dari kutu beras.

Cara menghilangkan kutu beras biadanya dilakukan di tempat terang,jadi


dapat disimpulkan bahwa kutu akan cepat mati atau lama menghasilkan individu
baru karena pengaruh dari suhu yang terang.Yang membuat kutu akan
mati.Berbeda dengan di tempat gelap yang jumlah kutunya dapat dilihat masih
lebih banyak yang bertahan hidup daripada di tempat terang.

PEMBAHASAN DAN PENJELASAN DARI TABEL

Kutu beras adalah nama umum bagi sekelompok serangga kecil anggota
marga Tenebrio dan Tribolium (ordo Coleoptera) yang dikenal gemar menghuni
biji-bijian/serealia yang disimpan. Kumbang beras adalah hama gudang yang
sangat merugikan dan sulit dikendalikan bila telah menyerang dan tidak hanya
menyerang gabah/beras tetapi juga bulir jagung, berbagai jenis gandum, jewawut,
sorgum, serta biji kacang-kacangan. Larvanya bersarang di dalam bulir/biji,
sedangkan imagonya memakan tepung yang ada
Klasifikasi
kingdom : Animalia
Filum : Antropoda
Kelas : Insect
Ordo : Coleopteran
Famil : Cureulionidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme.
Dalam penyebarannya individu-individu tersebut dapat berada dalam kelompok-
kelompok, dan kelompok tersebut terpisah dari organisme satu dengan lainnya.
Pemisahan ini dapat disebabkan oleh kondisi geogras atau kondisi cuaca dan lain-
lain. Populasi dapat tersebar secara merata atau tidak merata, hal ini tergantung
dari kepadatan, pertumbuhan populasi pada suatu daerah. Pertumbuhan
suatu populasi dapat dilihat dari dinamikanya dalam suatu komunitas.
Pertumbuhan populasi adalah kemampuan populasi untuk meningkat jumlah
individunya yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angka kelahiran.

Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh karena masuknya


individu lain yang berasal dari daerah lain (migrasi) dan karena adanya kelahiran
kelahiran (natalis). Pengurangan terhadap suatu populasi dapat disebabkan karena
kematian (mortalitas) atau karena keluarnya individu dari populasi tersebut.
Dinamika populasi berada pada wilayah kajian antara biologi populasi dan
matematika populasi. Setiap individu adalah bagian atau anggota dari suatu
populasi, suatu spesies. Sehingga, individu tersebut harus mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya kemudian mengatasi setiap perubahan dan tuntutan
yang ada dalam lingkungan jenis dan populasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
praktikum dinamika populasi dengan menghitung kurva lulus hidup kumbang
beras. Supaya diketahui tingkat natalis dan mortalitas dari individu-individu pada
setiap kondisi yang berbeda.

Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu
tertentu disebut populasi. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan
ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dihitung
dengan menggunakan rumus oerubahan jumlah dibagi waktu,. Hasilnya adalah
kecepatan perubahan dalam populasi. Penyebab kecepatan rata-rata dinamika
populasi ada berbagai hal.Karakteristik antara lain kepadatan (densitas), laju
kelahiran (natalis), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur,
dan bentuk pertumbuhan. Natalis dan mortalitas merupakan penentu utama
pertumbuhan populasi (Waluya, 2011)

Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh karena masuknya


individu lain yang berasal dari daerah lain (imigrasi). Pengurangan terhadap suatu
populasi dapat disebabkan karena kematian (mortalitas) atau karena keluarnya
individu dari populasi tersebut ke luar wilayah (Campbell, 2010). Sebagai obyek
kajian, dinamika populasi berada pada wilayah kajian antara biologi populasi dan
matematika populasi.Penelitian terhadap dinamika populasi (population
dynamics) berfokus pada interaksi-interaksi komplek antara faktor biotik dan
abiotik yang menyebabkan variasi dalam hal ukuran populasi (Campbell, 2010).

a. Stabilitas dan fluktuasi Populasi mamalia besar dulu diduga tetap stabil
sepanjang masa, namunberbagai penelitian jangka panjang telah
menantang gagasan tersebut. Jumlah domba soay di Pulau Hirta
berfluktuasi sangat besar, naik atau turun lebih dari separuh dari satu
tahun ke tahun berikutnya. Faktor terpenting adalah cuaca. Cuaca yang
tidak bersahabat, terutama musim dingin yangmembekukan
dan basah, memperlemah domba dan menurunkan ketersediaan
makanan, menyebabkan penurunan populasi. Faktor-faktor lain
misalnya peningkatan densitas parasit juga menyebabkan populasi
menyusut. Sebaliknya, sewaktu jumlah domba rendah dan cuaca
sedang, makanan mudah diperoleh dan populasi tumbuh dengan
cepat(Campbell, 2010).
b. Siklus populasi ( Penyelidikan ilmiah) Sementara banyak populasi
berfluktuasi pada interval yang tidak dapat diprediksi, populasi-
populasi lain mengalami siklus ledakan dan penurunan yang teratur.
c. Imigrasi, Emigrasi, dan Metapopulasi Sejauh ini, pembahasan kita
tentang dinamika populasi telah difokuskan terutama pada kontribusi
dari kelahiran dan kematian. Akan tetapi, imigrasi dan emigrasi juga
dapat memengaruhi populasi-populasi, terutama ketika
sejumlah populasi-populasi lokal tertaut, sehingga membentuk
metapopulasi.
Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Serangga
Menurut Sukarman (2012), faktor dalam yang mempengaruhi daya tahan
serangga untuk dapat tetap hidup dan berkembang biak antara lain adalah :
1) Kemampuan berkembang biak .Kemampuan berkembang biak suatu
jenis serangga dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak, keperidian
dan fekunditas (Natawigena, 1990).
2) Perbandingan kelamin.Perbandingan jenis kelamin antara jumlah
serangga jantan dan betina yang diturunkan serangga betina kadang-
kadang berbeda, misalnya antara jenisbetina dan jenis jantan dari
keturunan penggerek batang (Tryporyza)adalah dua berbanding satu, lebih
banyak jenis betinanya.
3) Sifat mempertahankan diri.Untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, serangga memiliki alat atau kemampuan untuk melindungi diri
dari serangan musuhnya.
4) Daur hidup. Daur hidup adalah waktu yang dibutuhkan semenjak
terjadinya telur sampai serangga menjadi dewasa yang siap untuk
berkembang biak.
5) Umur imago (serangga dewasa).
Faktor internal serangga meliputi siklus hidup, sex ratio, dan keperidian.
Siklus hidup yaitu lamanya waktu perkembangan serangga mulai telur hingga
serangga tersebut meletakkan telur untuk pertama kali. Semakin pendek siklus
hidup maka perkembangan populasi serangga akan semakin cepat. Sex ratio
adalah perbandingan serangga jantan dan betina yang mana semakin
banyak betina yang dihasilkan akan semakin cepat populasi serangga
tersebut berkernbang.
Faktor ekstemal terdiri dari lingkungan abiotik dan biotik. Lingkungan abiotik
meliputi curah hujan, suhu/temperatur, kelembaban, dan lain-lain yang akan
membatasi atau mendorong populasi serangga untuk berkembang. Curah hujan
yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan populasi serangga secara
langsung yaitu dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama untuk
serangga-serangga berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu
dengan mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat
menjadikan serangga sakit hingga mengalarni kematian, dll.
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah saya lakukan, kesimpulan yang didapat

1. laju pertumbuhan populasi kutu beras merupakan Kumpulan individu


sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam
populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dihitung dengan
menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu,. Hasilnya adalah
kecepatan perubahan dalam populasi.
2. Mengetahui natalitas dan mortalitas pada populasi. Natalitas merupakan
kemampuan populasi untuk bertambah atau ntukmeningkatkan jumlahnya,
melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu
melalui aktifitas perkembangan. Sedangkan, Mortalitas menunjukkan
kematian individu dalam populasi.
3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan populasi kutu beras di tempat terang
dan di tempat gelap. Kutu beras yang biasanya hidup didalam beras,
ketika diberi ekosistem yang berbeda maka akan menunjukan reaksi yang
berbeda pula. Ada yang meningkat dan adapula yang menurun, ini
tergantung pada jenis makanan yang diberikan. Menurut Odum (1971)
populasi akan memperlihatkan suatu peningkatan atau penyusutan secara
terus menerus, kecuali jika lingkungannya berubah dengan sangat cepat
atau terjadi perubahan populasi secara drastis. Pada umumnya populasi
akan menunjukkan perubahan yang stabil, apabila lingkungan yang
mendukung untuk kehidupan organisme.
4. Mengetahui siklus hidup kutu beras. Sitophilus oryzae ditemukan
diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.Betina
sebelum meletakkan telur terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran
beras maupun biji-bijian kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat
(gelatinoum). Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna
putih dan panjangnya kira-kira 0,5 mm. Larva hidup dalam biji beras
dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan fase yang merusak biji.
Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna putih dan panjang
tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan membentuk
kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras. Pupa
dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-
merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang
pupa biasanya 2,5 mm dan masa pupa berlangsung 6 hari. Setelah menjadi
pupa kemudian kumbang muda keluar dari beras.Kumbang dewasa makan
beras sebelah luar sehingga tampak berlubang-lubang.Imago dapat bertelur
300-400 butir telur selama hidupnya 4-5 bulan. Ukuran tubuh 3,3 mm,
berwarna gelap kecoklatan dengan moncong panjang dari bagian kepala.
Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar bahan
makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian
imago jantan.Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan
gerakan lebih lambat daripada betina.Dewasa mengebor ke dalam biji
berkulit beras dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan telur-
telur ke dalam biji tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai
dewasa pada kondisi yang optimum adalah 30-40 hari
5. Mengetahui laju pertumbuhan populasi sigmoid. Laju pertumbuhan
populasi sigmoid dapat terjadi apabila suatu populasi mengalami
ketersendatan dalam hal memperoleh makanan. Melambatnya kecepatan
pertumbuhan populasi disebabkan tekanan lingkungan yang sudah bekerja,
dimana semakin lama tekanan itu semakin membesar akibat daya dukung
lingkungan sudah semakin dekat.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jackson. 2012. Biologi. Edisi
Kedelapan. Jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Odum, EP. 1983. Fundamentals of Ecology third Edition. Georgia: Saunders


College Publishing

Anda mungkin juga menyukai