Laporan Abk Slow Learner
Laporan Abk Slow Learner
Oleh :
Navisha P. Maksum 201501500308
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Waktu dan Tempat ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II LAPORAN PELAKSANAAN PENGAMATAN:
A. Karakteristik ABK ...................................................................... 2
B. Kebutuhan klien .......................................................................... 3
C. Potensi ABK ............................................................................... 4
D. Masalah klien .............................................................................. 5
E. Layanan yang Tepat .................................................................... 6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak lamban belajar (slow learner) merupakan salah salah satu katagori anak
berkebutuhan khusus (ABK) yang memiliki kurang konsentrasi dalam belajar dan sulit
untuk menerima sebuah materi di sekolah. Namun meskipun mereka termasuk ABK,
kondisi mereka bisa dikatakan lebih baik dari jenis ABK lainnya. Namun tetap saja, mereka
mempunyai kebutuhan dan karkteristik yang berbeda satu sama lain tentu saja hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Sebagai calon guru bimbingan dan konseling kita harus mengetahui kebutuha dan
karakterisitk anak berkebutuhan khusus, khususnya di sini penulis melakukan obervasi
salah satu anak slow learner. Hal ini diharapkan agar penulis dapat mengetahui latar
belakang anak tersebut sehingga mampu menentukan layanan yang tepat untuk diberikan
kelak.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik ABK
2. Untuk menganalisis kebutuhan klien
3. Untuk mengetahui potensi ABK
4. Masalah klien
5. Layanan yang tepat untuk klien
BAB II
C. Potensi Klien
NN adalah kakak pertama AUK yang juga merupakan guru di sekolah dasar tempat
AUK belajar dulu. Dirinya memaparkan bahwa ketika AUK sedanga merasa kesal kepada
orang lain maka dia akan menuliskan semua keluh kesahnya di atas buku dengan bahasa
sederhana. Selain itu, salah satu wali kelasnya ketika di sekolah dasar dulu pernah bercerita
bahwa AUK memiliki potensi untung mengafalkan ayat-ayat suci Quran dengan baik.
ketika duduk di bangku kelas satu sampai dua AUK sudah dapat menghafal surat Quran
juz 30. Namun, karena kondisi keluarga yang semakin hari semakin tidak harmonis, maka
AUK pun jarang diberikan bimbingan kembali sehingga surat-surat yang sudah AUK
hafalkan lupa. Hal tersebut mendindikasikan bahwa sebenarnya AUK memiliki potensi
untuk mengingat sesuatu dengan baik namun hal tersebut harus dilatih secara berkala dan
mendapatkan perhatian khusus.
Oleh karena itu, klien memiliki potensi untuk mengingat sesuatu yang lumayan
sulit (hafalan Quran) dan melakukan instruksi yang telah diberikan (membersihkan
rumah). Hanya saja hal tesebut harus dilatih dengan berkala dan pemberian motivasi yang
kuat oleh orang-orang di sekelilingnya.
D. Masalah Klien
Keluarga AUK termasuk tertutup, sehingga AUK cenderung pendiam saat bersama
orang lain karena tidak pernah bergaul dengan teman sebayanya, namun ketika berkumpul
dengan keluarganya dirinya dapat berbicara seperti biasanya meskipun kekanak-kanakan.
Hal tersebut mengundang buly an teman-teman sekolahnya karena kemampuan
akademiknya yang buruk dan dianggap “aneh”.
Karena tidak dilakukannya sosialisasi oleh AUK, dirinya memiliki kesulitan untuk
melakukan transaksi jual beli karena AUK sendiri tidak dapat mengenal mata uang dengan
baik. Ibun adari AUK yaitu MN bercerita bahwa putrinya pernah mengatakan bahwa
dirinya merasa malu karena kondisi keluarganya berbeda tidak seperti teman-temannya
yang notabene orang kaya dan berpenampilan menarik.
Adapun masalah yang dihadapi AUK, sebagai berikut:
1. Rendahnya motivasi belajar, contohnya ketika keponakannya mengajak belajar
bersama dirinya selalu menolak Karen malu kalah bersaing dengan usia anak 6
tahun.
2. Prestasi belajar yang semakin menurun, hal ini ditunjukkan dengan nilai rapor
dibawah KKM semua bahkan tidak satu mata pelajaran yang hanya
mendapatkan nilai 2 saja.
3. Tidak ada kemandirian belajar dan mengurus diri sendiri, karena selama ini
semua hal yang dia lakukan atas perintah ibunya sendiri termasuk memilih baju,
tidak mandi apabila tidak diperintah.
4. Kurangnya pemahaman mengenai tata cara berprilaku baik (manner), misalnya
ketika datang tamu AUK tak memedulikannya atau tidak menegur sapa sama
sekali.
5. Sosialisai yang buruk, selama ini baik di lingkungan sekolah atau rumah dirinya
tidak mempunyai teman sama sekali.
6. Komunikasi, yaitu kemampuan untu bertanya, menjawab, dan menyampaikan
pesan yang buruk.
7. Kemampuan menalar dan berhitung, yaitu AUK memiliki kesulitan ketika
harus menjawab berdasarkan dari sebuah bacaaan dan berhitung sederhana. Hal
ini semakin menyulitkan dirinya untuk menerika materi SMP pada umumnya.
8. Dukungan keluarga yang minim, kondisi keluarga yang tidak kondusif
membuat AUK semakin tidak berkembang dan tidak bersemangat untuk
mengejar ketinggalannya karena tidak adanya sosok yang menjadi pemacu
semangatnya dalam segala hal. Meskipun pihak keluarga sudah mengetahui
kondisi psikologis AUK nama mereka tidak memberikan treatment khusus di
rumah untuk mengurangi tingkat kelambanan AUK dalam belajar. Bahkan
mereka mempertimbangkan AUK untuk putus sekolah saja.
A. Simpulan
Anak berkebutuhan khusus dengan katagori level 4/slow learner yaitu mereka yang
mempunyai kemampuan lamban dalam menerima dan merespon sebuah pelajaran yang
diberikan oleh guru. Di mana dalam hal ini peran orang tua sangat besar untuk
kemajuan mereka, ketika orang tua bersikap acuh tak acuh maka kondisi psikis anak
pun akan berjalan tidak baik. konselor harus menempatkan dirinya dalam membantu
orang tua dalam menyikapi anaknya yang berkebutuhan khusus.
Slow learner, mempunyai karakteristik yaitu seperti kesulitan untuk berpikir
abstrak, tidak percaya diri, dan rendahnya motivasi beprestasi. Faktor-faktor yang
dapat memengaruhinya adalah kondisi prenatal dan lingkungan. Untuk itu, layanan
yang dapat diberikan adalah home visit, konseling individu, bimbingan kelompok, dan
penguasaan konten.
B. Saran
Setiap ABK mempunyai kriteria masing-masing, maka dari itu kita harus
memahami betul latar belakang, lingkungan, dan kebutuhan mereka agar mampu
menyeimbangi teman-teman lainya yang “normal”.
Lampiran