Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
Disusun Oleh :
Dengan judul :
ANALISA SAFETY STOCK DAN REORDER POINT
UNTUK MENGURANGI OPEN STORAGE
DI PT SEMEN GRESIK PABRIK REMBANG
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri,
ii
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI
PT SEMEN GRESIK PABRIK REMBANG
Laporan yang berjudul “Analisa Safety stock dan Reorder Point untuk
Meminimalkan Open Storage” yang disusun oleh:
Telah diperiksa oleh pembimbing dan disahkan oleh PT. SEMEN GRESIK
PABRIK REMBANG
Pada tanggal :
Di : Rembang
Mengetahui,
iii
PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Semarang,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN ........................................................................................................ x
v
2.4 Lokasi .................................................................................................. 12
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 34
vi
4.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 39
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
RINGKASAN
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pelaksanaan Kerja Praktek ini.
Laporan kerja praktik ini disusun sebagai pemenuhan syarat mendapat gelar
sarjana Teknik Industri di Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung
Semarang. Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek yang
telah dilaksanakan lebih kurang 1 bulan di PT Semen Gresik Tbk Pabrik
Rembang khususnya di Sections of Finish Mill Operations.
Pelaksanaan kerja praktik ini berjalan dengan baik berkat bantuan yang telah
diberikan oleh banyak pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia kesehatan
dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktik dan
menyusun laporan kerja praktek dengan lancar.
2. Orang Tua penulis karena dengan doa dan dukungan sarana serta prasarana
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
3. Ibu Dr.Hj.Sri Arttini Dwi P, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
UNISSULA.
4. Ibu Nurwidiana, ST., MT selaku ketua jurusan Teknik Industri Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
5. Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST., MT selaku pembimbing kerja praktik di jurusan
Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
6. Bapak Ilham Dirga Laksono, ST selaku pembimbing lapangan dari pihak
PT. Semen Gresik Tbk Rembang.
7. Bapak Sandi Andreas S, S.Psi selaku HRD di PT. Semen Gresik Tbk
Rembang.
8. Semua teman – teman Teknik Industri angkatan 2016 yang telah
memberikan dukungan.
xi
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan kerja
praktik ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan kerja praktik ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya Kerja Praktek sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu mata kuliah jurusan Teknik Industri Universitas
Islam Sultan Agung yang merupakan prasyarat kelulusan bagi setiap
mahasiswa.
2. Membekali diri dengan wawasan dan pengetahuan secara langsung untuk
menghadapi dunia kerja.
3. Menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh saat perkuliaahan
ditempat kerja.
4. Mengetahui Sistem Produksi yang ada di PT Semen Gresik.
5. Mengetahui Struktur Organisasi di PT Semen Gresik.
6. Melakukan identifikasi permasalahan/ pengamatan/ desain dan
implementasi di PT Semen Gresik.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang topik khusus yang membahas system
manufaktur perusahaan dengan kegiatan dalam fungsi melakukan
identifikasi sistem penerimaan bahan baku.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dari hasil pelaksanaan kerja
praktek dan saran yang dapat diberikan kepada pembaca.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
5
Padang, Semen Gresik dan Semen Tonasa. Pangsa pasar domestik sebesar 39%
yang mencerminkan kekuatan citra dan reputasi Perseroan.
Perseroan berhasil mengelola fundamental keuangan yang tetap kuat
meskipun dinamika persaingan setiap tahunnya semakin meningkat.
Keberhasilan pengelolaan fundamental keuangan ini mampu memberikan
kesempatan lebih luas bagi Perseroan untuk melakukan perluasan kapasitas
produksi serta ekspansi usaha. Hal ini dapat dibuktikan dalam pertumbuhan
keuntungan yang setiap tahunnya mengalami laba.
Dengan prinsip “Untuk Kualitas • Untuk Bumi • Untuk Indonesia”,
Semen Indonesia hadir menjadi solusi kebutuhan konsumen dan pembangunan
nasional, dengan senantiasa menjaga tata kelola lingkungan dalam setiap
operasional perseroan, serta terus menjadi BUMN kebanggaan Bangsa
Indonesia.
Guna memenuhi konsumsi tersebut maka PT Semen Indonesia (Persero)
membuat pabrik semen baru yang terletak di Rembang dengan kapasitas 3 juta
ton/ tahun dengan anggrana Rp 4,98 Triliun yang di ground breaking pada
tanggal 16 Juni 2014 dan selesai pada bulan november 2016 rencananya akan
di resmikan pada bulan Januari 2017, pabrik baru ini akan dikelola oleh PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk bekerja sama dengan kontraktor lokal
nasional, adapun lokasi pabrik dan pertambangan berada di 5 (lima) desa yang
terletak di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Gunem meliputi Desa
Kajar,Timbrangan,Tegaldowo, Pasucen dan Kecamatan Bulu yaitu Desa
Kadiwono.
Mengenai kajian Perundang-undangan pendirian Pabrik Semen Baru,
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah memenuhi syarat mulai dari Hasil
RUPSLB Perseroan tanggal 26 Juni2012:
“Menyetujui Pembangunan Pabrik Semen di Rembang, Jateng”,
yang kemudian dalam Pelaksanaan Pembangunannya Pabrik Semen di
Rembang, Jawa Tengah dengan memperhatikan peraturan
perundangundangan antara lain :
1. 1. UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang
9
2.4 Lokasi
PT Semen Gresik Pabrik Rembang berlokasi di Desa Kajar dan Desa Gunem,
Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Bertempatkan di tanah yang
dikelola perhutani dengan perjanjian pengembalian ekosistem setelah
penambangan selesai. Dalam peta digambarkan sebagai berikut.
13
14
15
Semen Gresik Super White Cement adalah semen yang digunakan untuk
finishing dan aplikasi dekoratif maupun arsitektural pada bangunan umum.
Semen Gresik PPC diproses dengan teknologi tinggi dan bahan baku
terpilih yang semakin meningkatkan kualitas hunian Anda. Ramah
lingkungan serta berstandar SNI dan ASTM (Standar Internasional) sehingaa
aman digunakan.
Semen Gresik OPC Type 1 adalah semen portland yang sudah terbukti
kekuatannya dan sangat ideal membangun rumah, gedung bertingkat, jembatan,
jalan raya, landasan bandarudara, pembuatan beton pracetak, dan pratekan, dan
industri produk-produk lainnya.
Semen Portland II (semen curah) adalah semen yang mempunyai
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan
di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton, massa dan
bendungan.
Produk-produk tersebut dipasarkan terutama untuk kebutuhan pasar
dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Sebagian besar produk dipasarkan
dalam bentuk kemasan zak, sedangkan selebihnya dalam bentuk curah.
Perseroan merupakan produsen semen yang memiliki berbagai jenis produk
semen berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Berikut
adalah standar SNI produk semen:
Tabel 3. 1 Jenis Semen
Jenis semen
No.SNI Nama
SNI 15-0129-2004 Semen portland putih
SNI 15-0302-2004 Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)
SNI 15-2049-2004 Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)
SNI 15-3500-2004 Semen portland campur
SNI 15-3758-2004 Semen masonry
SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit (PCC)
17
5) Proses pendinginan
Pendinginan ( cooler ) dilengkapi dengan alat penggerak material,
sekaligus sebagai saluran udara pendingin yang disebut grate dan alat
pemecah clinker (clinker breaker).
6) Penggilingan Akhir
Dimana terjadinya pula penggilingan clinker dengan Gypsum adalah
cement mill. Bagian dalam cement mill merupakan enam grinding roller
dengan grinding table dibawahnya. Mekanisme kerja roller mill yaitu
material masuk melalui cerobong feed pada roller mill, kemudian
material jatuh di tengah-tengah grinding table.
7) Pengemasan
Setelah melalui tahap pengolahan akhir, maka semen dari silo semen
akan ditransportasikan dengan air slight menuju tempat packer.
22
tertentu. Dalam hal ini seksi atau 2. Safety Goggles atau kacamata
departemen K3 berperan penting dalam pengamanan untuk melindungi
pengawasan penggunaan APD di area mata dari paparan partikel yang
produksi atau red zone. melayang di udara, percikan
benda kecil, benda panas ataupun
uap panas.
3. Hearing Protection atau penutup
telinga untuk melindungi dari
kebisingan ataupun tekanan.
2. Alat Pelindung Anggota Tubuh
1. Safety Gloves atau sarung tangan
yang berfungsi melindungi jari-
jari dan tangan dari api, suhu
panas, suhu dingin, radiasi, bahan
kimia, arus listrik, bahan kimia,
benturan, pukulan, dan goresan
benda tajam.
2. Safety Belt atau sabuk pengaman
yang dipakai saat menggunakan
alat transportasi serta untuk
membatasi ruang gerak pekerja
agar tidak terjatuh.
3. Safety Boot/Shoes adalah sepatu
boot atau sepatu pelindung untuk
melindungi kaki dari benturan,
tertimpa benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, bahan
kimia berbahaya ataupun
permukaan licin. (Gunara, 2017)
Dilihat dari teori dan penerapan secara langsung, PT Semen Gresik
Pabrik Rembang sudah baik meskipun dalam penerapannya APD hanya
digunakan oleh karyawan saat berada di area produksi dan terkadang ada
karyawan yang tidak menggunakan APD saat bekerja. Namun dalam
keseluruhan sudah baik dan APD digunakan saat berada di area produksi.
31
Dilihat dari teori yang ada dan proses penerapannya PT Semen Gresik
Pabrik Rembang sudah menerapkan sistem pemasaran dengan promosi dengan
baik denganmemanfaatkan media yang ada sehingga mampu membuat
konsumen lebih memilih produknya.
3.2.4. Kebijakan Penetapan Jam Kerja
Penetapan kebijakan jam kerja sangatpenting bagi perusahaan dan
kesejahteraan pekerja. Maka dalam hal tersebut terdapat peraturan yang
mengatur tentang ketenagakerjaan. Berikut adalah perbandinga penerapan
secara real dengan teori yang ada tentang ketenagakerjaan di PT Semen Gresik
Pabrik Rembang:
Tabel 3. 5 Kebijakan jam kerja
Kondisi real perusahaan Teori yang ada
Untuk kesejahteraan para pekerjanya PT Pengaturan jam kerja dalam sistem shift
Semen Gresik menerapkan sistem shift untuk diatur dalam UU no.13/2003 mengenai
penetapan jam kerjanya, terdapat 3 shift yang Ketenagakerjaan.
berlaku: • Jika jam kerja di lingkungan suatu
Sistem Shift dibagi menjadi 3 shift,yaitu: perusahaan atau badan hukum lainnya
• Shift 1: pukul 08.00-16.00 (selanjutnya disebut “perusahaan”)
• Shift 2: pukul 16.00-00.00 ditentukan 3 (tiga) shift, pembagian
• Shift 3: pukul 00.00-08.00 setiap shift adalah maksimum 8 jam per-
Sesuai peraturan perundang-undangan hari, termasuk istirahat antar jam kerja
di Indonesia yang ditetapkan pada Undang- (Pasal 79 ayat 2 huruf a UU
undang No.13 Tahun 2003 Tentang No.13/2003).
Ketenagakerjaan yang mengatur batas jam • Jumlah jam kerja secara akumulatif
kerja 40 jam dalam 1 minggu. masing-masing shift tidak boleh lebih
Tiga shift tersebut digunakan untuk para dari 40 jam per minggu (Pasal 77 ayat 2
pekerja lapngan, sedangkan untuk ketua atau UU No.13/2003).
kepala seksi dan pekerja kantor diberlakukan • Setiap pekerja yang bekerja melebihi
sistem non-shift. ketentuan waktu kerja 8 jam/hari per-
shift atau melebihi jumlah jam kerja
akumulatif 40 jam per minggu, harus
sepengetahuan dan dengan surat
perintah (tertulis) dari pimpinan
(management) perusahaan yang
diperhitungkan sebagai waktu kerja
33
34
35
membuat beton, merekatkan batu bata ataupun membuat tembok. Jenis semen
sendiri ada beberapa macam diantaranya:
jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen
atau langganan tiap waktu”.
Secara keseluruhan proses produksi merupakan proses yang dinamais
terutama pada pergerakan barangnya. Karena itu diperlukan pengelolaan yang
baik terhadap barang tersebut agar tidak mengganggu proses produksi. Nah
pengelolaan inilah yang dimaksud dengan manajemen persediaan.
Adapun tujuan dari pengelolaan persedian yang diantaranya:
1. Memastikan adanya persediaan melalui Safety stock
2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan
pembelian
3. Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran.
4. Menghilangkan atau mengurangi risiko keterlambatan
pengiriman bahan
5. Menyesuaikan dengan jadwal produksi
6. Menghilangkan atau mengurangi resiko kenaikan harga
7. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
8. Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
9. Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
10. Komitmen terhadap pelanggan.
4.1.4 Safety stock
Stock Pengaman atau Safety stock adalah persediaan yang diadakan
untuk mencegah teradinya kekurangan persediaan ketika permintaan tidak
pasti atau karena faktor yang menentukan besarnya persediaan ini adalah
penggunaan bahan baku rata-rata selama periode tertentu sebelum barang
yang dipesan datang dan waktu tunggu yang bervariasi. (Assauri;2008)
Persediaan pengaman berfungsi untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan barang, misalnya karena penggunaan
barang yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam
penerimaan barang yang dipesan.
Menurut Heizer dan Render (2009), untuk menghitung besar Safety
stock dapat menggunakan metode sebagai berikut :
37
• untuk itu Service Level dari 90% dibutuhkan Safety stocknya sebesar =
(Service Factor x std dev). yaitu sebesar 296 (pembuatanya), yang
dengan rata-rata demand sebesar 5000.
• kamu perlu mencoba untuk berbagai Service Level, yang akan diperoleh
nilai Safety stock yang berbeda.
• maka kasus yang diatas jika di periode forecast sama dengan periode
demand.
• jika forecast dari tiap 4 minggu dan sedangkan demand tiap minggu,
maka rumusnya harus diubah menjadi √(4/1) x Safety stock. nah, untuk
kasus yang diatas menjadi √4 x 296 = 592.
38
Contoh :
Dari ketiga faktor di atas, maka reorder point dapat dicari dengan
rumus berikut ini :
ROP = (L x ∆U) + SS
Keterangan :
L = Lead Time
∆U = Penggunaan bahan baku rata-rata (dalam suatu periode)
SS = Safety stock
4.5. Pembahasan
Dalam hal ini pengelolaan persediaan bahan baku material koreksi yaitu pasir
silika, pasir besi, Gypsum, dan batu trass pada PT Semen Gresik Pabrik Rembang
masih memiliki sedikit masalah, yaitu adanya bahan baku yang ditaruh dilura
storage atau bisa disebut dengan open storage dimana hal tersebut dapat
mempengaruhi kualitas bahan baku, membuat penampakan pabrik kurang rapih,
pabrik harus melakukan dua kali kerja untuk memindahkan ke close storage, dan
dapat menggangu operasional. Maka penulis akan melakukan analisa dan evaluasi
penyebab adanya open storage ini.
Untuk dapat melakukan analisa dan evaluasi terhadap hal tersebut, diperlukan
data historis perusahaan tentang pemakaian bahan beberapa bulan kebelakang.
Berikut adalah pembahasannya.
4.4.1 Data Historis Perusahaan
Pada analisa pengurangan open storage ini digunakan data penggunaan
dalam 3 bulan terakhir yaitu data bulan november, bulan desember, dan bulan
januari.
41
Untuk kapasitas maksimum storage saat ini untuk pasir silika adalah
6000 ton, untuk pasir besi adalah 6000 ton, untuk Gypsum adalah 4000 ton,
dan untuk batu trass adalah 6000 ton.
4.4.4 Perhitungan Safety Stock dan Penentuan Service Level
Penentuan Safety stock dilakukan berdasarkan Service Level dan rata-
rata penggunaan material. Dengan menggunakan excel untuk lebih
memudahkan perhitungan Safety stock menggunakan rumus sebagai berikut:
Safety stock = Service Factor * Standar Deviasi
dimana,
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pasir silika memiliki run out time
terkecil dengan nilai 7.83, kemudian berikutnya batu trass dengan nilai 8.98,
Gypsum memiliki nilai 19.94, dan terakhir pasir besi memiliki nilai 24.92.
Maka untuk pendistribusian, pasir silika akan dilakukan pertama.
4.4.7 Distribusi Material
Yang dimaksud dengan pendistribusian material disini adalah
bagaimana proses atau urutan atau distribusi material dari hooper menuju ke
storage. Proses distribusi ini juga mempengaruhi kedatangan material,
material mana yang bisa dating secara bersamaan (dalam satu hari) dan yang
dihindari untuk dating bersamaan. Karena desain dari storage yang
menggunakan dua hooper dengan satu line, membuat rekayasa distribusi
jugaharus dilakukan untuk dapat mengurangi adanya open storage.
Maka dari itu dengan adanya rekayasa distribusi ini akan mempengaruhi
kedatangan truk yang juga akan berpengaruh ke lead time masing-masing
material. Sebelum ke perhitungan dan perkiraan rekayasa distribusi,
berdasarkan desain dari additive storage bahwa kedatangan pasir silika dapat
datang bersamaan denga batu trass dan kedatangan Gypsum dapat Bersama-
sama dengan pasir besi.
Menurut data kedatangan material yang ada dapat dilihat kedatangannya
tidak beraturan, dan dapat disimpulkan bahwa pendistribusian material juga
tidak beraturan. Maka perlu adanya rekayasa kedatangan material guna
mengakali distribusi material dari hooper menuju ke storage dimana terdapat
dua buah hooper namun hanya dengan satu line. Berikut adalah bentuk
rekayasa distribusi yang sudah dibuat, menurut jumlah penggunaan harian dan
jumlah bahan sekali pesan.
50
53
54
5.2 Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan berdasarkan hasil kerja praktik sebagai
berikut.
1. Segera mengadakan adanya buffer stock yang akan membantu pabrik dalam
pengelolaan manajemen pengadaan. Dimana pabrik dapat mengambil bahan
tepat jumlah untuk dikirimkan ke pabrik.
2. Perlu ada pergeseran kapasitas maksimum storage untuk dapat mengurangi
adanya open storage.
3. Meningkatkan koordinasi dan menerapkan kebijakan dengan vendor agar
vendor mengirim bahan tepat jumlah dan waktu yang dapat berakibat pada
proses pendistribusian barang dari hooper menuju ke storage.
DAFTAR PUSTAKA
Asri, A. N., 2016. Analisis Safety Stock Dan Inventory Turnover Pada Persediaan
Bahan Baku Gypsum Pabrik Tuban PT Semen Indonesia, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Ayu, 2018. Contoh Menghitung Safety Stock (Stok Pengaman) Pengamanan pada
Industri Manufaktur. Dikutip pada 12 Maret 2019 dari Ukirama :
https://ukirama.com/blogs/contoh-menghitung-safety-stock-stok-pengaman-
pengamanan-pada-industri-manufaktur.
ibfgi, 2018. Public Training Risk Management Based on ISO 31000. Dikutip pada
15 Maret 2019 dari IBFGI: https://ibfgi.com/public-training-risk-management-
based-on-iso-31000/.
Isokonsultanindo, 2015. ISO 17025. Dikutip pada 15 Maret 2019 dari ISO
Konsultan Indo: https://isokonsultindo.com/iso-17025.
Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M. P. C., 2017. Supply Chain Management. Edisi 3
penyunt, Penerbit Andi, Jakarta.
Ristono, A., 2008. Manajemen Persediaan. Edisi 1 penyunt, Graha Ilmu, Jakarta.