Dokumen - Tips - Bab 3 Konveksi Paksa Dalam Pipa Dan Saluranpdf PDF
Dokumen - Tips - Bab 3 Konveksi Paksa Dalam Pipa Dan Saluranpdf PDF
KONVEKSI PAKSA
DALAM PIPA DAN
SALURAN
panjang yang dibutuhkan dad awal daerah perpindahan kalor untuk mencapai
angka Nussclt lokal Nil r sarna dengan 1,05 kali nilai aliran bcrkembang penuh.
[ika perpindahan kalor ke fluida dimulai segera setelah fluida memasuki saluran,
lapisan batas kalor dan kecepatan mulai berkembang dengan cepat, maka Lb serta
L,keduanya diukur dari depan saluran seperti tampak pada Gambar 3-1a di bawah
ini. Dalam beberapa situasi pcrpindahan kalor ke fluida dimulai setelah daerah
isoterrnal. Untuk kasus ini LII diukur dari dcpan saluran karena lapisan batas
kecepatan-mulai berkembang segera setelah fluida mernasuki saluran, tetapi LI
diukur dari lokasi di mana perpindahan kalor dimulai karena lapisan batas kalor
mulai berkembang pad a daerah pemanasan. Untuk jelasnya dapat kita lihat pada
Gambar 3-1b di bawah ini.
Panjang masuk kalor dan hidrodinamik untuk aliran laminar dalam saluran,
beberapa di antaranya dapat dilihat pad a tabel di bawah ini. Dalam tabel ini 0,.
adalah diameter hidraulik dan bilangan Reynolds didasarkan atas diameter
hidraulik ini.
4A
DII =p (3-1)
dengan A adalah luas penampang aliran dan P adalah perimeter basah. Untuk
tabung silinder A = (n/4)D 2 dan P = til).
Dapat kita lihat dad tabcl bahwa panjang masuk hidrodinamik L,• hanya
tergantung pada bilangan Reynolds, scmentara panjang masuk kalor L, tergantung
pada bilangan Peeler Pe yang merupakan perkalian antara bilangan Reynolds dan
Prandtl. Oleh sebab itu untuk fluida yang memiliki angka Prandtl yang tidak jauh
bcrbeda, Lh dan L,nya sama. Scdangkan untuk fluida yang angka Prandtlnya sangat
berubah karena temperatur, seperti minyak motor, maka LI » L/!; dasar untuk
logam cair yang memiliki angka Prandtl sangat rendah maka LI « L".
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DAlAM PIPA DAN SAlURAN 59
LdD"
Pc
Geometri Lh/Dh
Temperatur Dinding Fluks Kalor Dinding
Re
Konstan Konstan
E9
I!K!IIIKI
0.056 0.033 0.043
1
2b
113118111 0.011 0.008 0.012
21' 0
2a
Re=PuO
(3-2)
~
(3-3)
W() 100
8 r--.. 1- 8
I
1'-0.. I
........ :"r-.
6 I ~~t~~~ataI 6
Gambar 3-3
4
3
2
.. .. :-
..... to--,..
-------- Lokal
, 11111
q" konstan
I
~? 4
3
2
Angka Nusselt I_? ~
.. ..
lokal dan rata-
~ 10
B
T. konstan ~
.. ::::r-. 10
8
- .... I':.'"
I"""
rata untuk aliran 6 6
laminar dalam
4 -- 4
3 3
sllinder [19] 2 2
I 1
lOS 2 34567810 ....2 34567810-32345671110-2234567810'2345678100
(G2)-' a (x/D,,)/ Re 1'1'
Dalam gambar di atas, angka Nussclt diber ikan untuk kondisi tcmperatur
dinding dan fluks kalor konstan. Dapat kita lihat bahwa nilai asimtot untuk fluks
kalor konstan adalah 4,36 dan untuk temperatur dinding konstan adalah 3,66.
Gambar 3-4 memperlihatkan an.gka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
laminar berkernbang penuh antara dua plat sejajar yang diplot tcrhadap parameter
tak berdimcnsi (x/DJ.)/(Re Pr) dengan 0/, adalah diameter hidraulik dan x adalah
jarak sepanjang plat diukur dari awal pcmanasan dalam arab aliran. Nilai Nusselt
diberikan untuk kondisi ternperatur dinding dan fluks kalor konstan. Nilai asimtot
untuk fluks kalor konstan adalah 8,24 dan temperatur dinding konstan adalah 7,54.
Gambar 3-5 memperlihatkan angka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
laminar bcrkembang penuh dalam tabung scgi empat yang diplot terhadap
parameter tak berdimensi (xl D},)/(Re Pr). Nilai asimtot untuk fluks kalor konstan
adalah 3,61 dan untuk temperatur dinding konstan adalah 2,98.
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 61
I I 111111Rata-rata
Gambar 3-4
102
8
6
4
--
........
r"-, 1'-. q. konstan
--_-Lokal
[I
II
I I
I.
I
1()2
8
6
4
Angka Nusselt 3 t-......: r-.... ~ 3
lokal dan rata- ~ 2
~;t ....... V 1,2~.
2
rata untuk Tv konsran V ",
~~ ~ ;::.......
laminar antara 10 r--.... 10
dua plat
sejajar [91]
8
(> - - 8
6
4 4
10-' 2 34567810'" 2 3 4 5678101 2 3 4567810-2234567810-12 3" 5 67810°
(G~)-Ia (xl D.)I Me Pr
12
l
"-
Ra'aJa~JII
H) '\ .._-- ---~Lobl I 11
I'
9
311
8 I'\. konstan
_ "" IIr
7 i'-~
Gambar 3-5 ~ <,
Angka Nusselt
6 -,
lokal dan rata- 5 "', ->-
.... <::::
r-, ~
-
rata untuk allran
"3 Vv ~ ~
dalam tabung -_ ....... "" ~ ,,_ 3.608
segi empat [91]
2
T•. konstan
I IIII
~
--- 2.976
5678910' 2 3 4 5678910' 2 3 4
(Gx)"':: (~'ID,,)I He Pr
Untuk aliran dalam tabung sifat-sifat Iluida di evaluasi pada suhu borongan Til'
yaitu suhu fluida yang dirata-ratakan energinya di seluruh penampang tabung.
511bu borongan ini digunakan karena untuk aliran dalam tabung tidak terdapat
kondisi aliran bebas u...
o = 1088 kg/ m3
v = 4,75. 10"" m2/s k =0,26 W/m.nc Pr = 51
62 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI
RC ::: -
I!0 :::
(0,04)(0,025)
(, ::: 210
(a I'iran adalah laminar
. )
v 4,75.10 )
Untuk fluida dengan angka Prandtl yang cukup besar maka panjang masuk
hidrodinamiknya cukup pendek dibandingkan dengan panjang masuk kalor.
Jadi Carnbar 3-3 dapat digunakan untuk menghitung angka Nusselt rata-ratanya.
Pertama-tarna kita hitung parameter
-Nu hO
:::- ::: 5,5
k
100 100
8 8
~ Pr ~, ~
5 Pr = 5
-4 e-, )r = 5 4
r---L.l ~
3 3
Gambar 3-6 ell"'" r;;::: ~~ 1-. )-
2
I-t:: 2
Angka Nusselt ":::--'
~ ~ t-.
rata-rata untuk I~ 10 pr- 10
aliran berkembang 8 8
penuh dalam ~ r,
5 5
silinder [91] 4 IJ·6t - - 4
3 3
2 2
2 3 4 56789 2 3 4 56789 2 3 4 56789
0.001 0.01 0.1
(Cz)" = (x / D)/ Re Pr
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 63
bcrkcmbang hidrodinamik. Tampak pada gambar bahwa untuk fluida yang memiliki
angka PrandU cukup besar, angka Nusselt untuk aliran bcrkembang penuh sangat
dekat dcngan aliran berkembang hidrodinamik dan kalor. Angka Nussclt asimtot
pada aliran berkcmbang penuh hidrodinarnik yakni 3,66.
Carnbar 3-7 mcmperlihatkan angka Nusselt rata-rata untuk aliran. berkcmbang
penuh dalam saluran antara dua plat sejajar pada kondisi temperatur dinding
konstan.
Berbagai korelasi empiris telah dikcmbangkan untuk menaksir angka Nusselt
rata-rata untuk aliran laminar berkembang penuh pada daerah masuk untuk silinder.
Salah satunya diberikan oleh Hausen (1943) untuk kondisi tempcratur dinding
konstan sebagai berikut:
Hubungan ini berlaku untuk jangkauan Gz < 100 dan semua sifat dicvaluasi
pada borongan rata-rata. Dapat kita lihat bahwa angka NusseJt mendekati nilai
tetap 3,66 bilamana tabung cukup panjang.
100 100
°1"" ~
I.::: 7
Pr - 0,72
Pr - 10
~
7
6 .......
5 --...... ~
./:".' J2v -+-H-H-t+i 65
Iz 4~~~~~~~~;,~~--~-+~++~H---;--r~rrrHH4
Gambar 3-7 3,~~~~~~~~---+--~~~+H~--r-~~r+++H3
Angka Nusselt r-~~ r-,
2'r-~~.p~,.~=~~~~~~~~~~~~H+H---+-;-++++rH2
rata-rata untuk untuk aliran bcrkembang ~ __ ._.r""""
aliran berkembang
penuh dua plat
sejajar [19]
~OI~~h~iJ~r~O\§Ji~l1a~n~1iis~~~~~r-~
ru
7_~ __ ~~~~~ ~7'~-~-~-~-~l __ ~~~~~ __
a
2 3 ..56789 2 3456789 2 3 456789
3,0001 0,001 0,Ql 0,1
G-1 = x/D
l ReP,
Seider dan Tate (1936) mengusulkan rurnus empiris yang agak sederhana untuk
aliran laminar dalam silindcr pada tempcratur dinding konstan dengan bentuk
sebagai berikut:
Dalarn rurnus ini sifat fluida ditentukan pada suhu borongan rata-rata kecuali
11""yang ditentukan pada suhu dinding. Persamaan ini berlaku untuk Re-Pr
(dIL) > 10.
64 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI
Re = /I D = (0,04)(O,~25) = 50
v 2.10-
(b)
(c)
]
-RePr (T - T ) == -Nu-t:.T
L (d)
4 ,,/ D
(e)
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 65
Dengan menggabungkan Persamaan (a) dan (e) kedalam Persarnaan (1-8'1) kita
pcroleh:
1/3 014
239],3 = 1 86 13.800 [0,17]'
LID ' [ LID ] 0,21
di mana Il = 0,17 dan Ilw = 0,21 adalah viskositas fluida pada suhu borongan
rata-rata dan suhu dinding.
Pemecahan untuk LID memberikan:
L
- = 410,2 atau L = (410,2)(0,025) = 10,3m
D
Tabel 3-2. Perbandingan korelasl teoritis dan empiris angka Nusselt rata-rata
untuk allran dalam silinder.
Nu Nu
GZ-l Nu dari Gambar 3.6
I'
[Hausen] [Sieder- Tate] pr = 0,7 Pr =5 Pr = 00
(3.2 ALIRANTURBULEN)
Aliran turbulen penting sckali dalarn aplikasi di bidang rekayasa karena terrnasuk
dalam scbagian besar aliran fluida dan masalah-rnasalah perpindahan kalor yang
mencakup segi-segi praktis.
L ('II 2
61'=/-- (3-6)
D 2
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 65
Dengan menggabungkan Persamaan (a) dan (e) kedalam Persamaan (1-81) kita
peroleh:
ill mana 1-1. = 0,17 dan 1-1.", = 0,21 adalah viskositas fluida pada suhu borongan
rata-rata dan suhu dinding.
Pemecahan untuk L/ D memberikan:
L
D = 410,2 atau l. = (410,2)(0,025) = 10,3 m
Taber 3-2. Perbandingan korelasi teoritis dan empiris angka Nussert rata-rata
untuk ali ran dalam silinder.
Nu Nu .,
I,I
GZ"'I Nu dari Garnbar 3.6
[Hausen] [Sieder- Ta te 1 Pr = 0,7 Pr =5 Pr:;:; 00
(3.2 ALIRANTURBULEN)
Aliran turbulen penting sekali dalam aplikasi ill bidang rckayasa karena tcrmasuk
dalam sebagian besar aliran fluida dan masalah-masalah perpindahan kalor yang
mencakup segi-segi praktis.
L pu 2
6p =/-- (3-6)
D 2
66 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI
dengan f adalah faktor gcsckan. Untuk a lir an laminar dalam silinder harga
f = 64/ Re. Sedangkan untuk al ira n turbulcn harga f ditcntukan oleh rumus
berikuL:
o.os
O.04
O. 03
O.02 ~1C1
O. ()15 i6
O. oi il
O. 008 e.o
O. ()06 g....
O.004 :::
-;;;
O. 0020;~
O.001
O.0008
O.0006
O.0004
O. 0002
Selain menggunakan rumus di atas, faktor gesckan dapat juga didapat dengan
menggunakan diagram Moody seperti Gambar 3-8.
Angka Reynolds:
Re = II 0 = ----,(:.._10~)....:...(0...:....,O_2......:5)-:-
, = 14,846
v 16,84 x 10"
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 67
arga Aliran adalah turbulen. Kekerasan relatif untuk baja komersial adalah:
.mus
!:. = 0,0045 = 00018
D 2,5 '
Faktor gesekan f pada Re = 14,846 untuk pipa licin dan baja komersial ditentukan
dad Gambar 3-8; diperoleh:
J01
)0,05
,... 3.2.2 Korelasi Empiris
)0,01
Banyak korelasi-korelasi cmpiris yang Lelah dikernbangkan untuk menentukan
koefisien perpindahan kalor. Beberapa diantaranya yang banyak digunakan
35 dalam rekayasa akan disajikan di bawah ini
A. Persamaan Colburn (1933).
Angka Nusselt untuk aliran turbulen dalam tabung licin dapat ditentukan dengan
gan mcnggunakan Colbum seperti berikut ini:
0,14
NU = 0,027 Reo,s Prl/3 .& (3-10)
( flw )
Semua sifat-sifat dievaluasi pad a suhu borongan rata-rata Tb kecuali fl,. dievaluasi
pada suhu dinding.
D. Persamaan Petukhov [20].
Persamaan-persamaan sebelumnya eukup sederhana namun kesalahan
rnaksirnum bisa mencapai kurang lebih 25% dalam jangkauan 0,67 < Pr < 100 dan
eoeok digunakan untuk tabung-tabung licin. Suatu korelasi yang lebih tepat yang
juga coeok digunakan untuk tabung-tabung kasar tclah dikembangkan oleh
Petukhov dengan bentuk sebagai berikut:
Nil = Re., Pr
x
(L)(~))j
8 fl10l
(3-11a)
1/2
X = '1,07 + L2,7(Pr2/3 - J) ( ; )
(3-11b)
Semua sifat fluida kecuali dievaJuasi pada suhu borongan. Viskositas rasio
J..l./~tb < 1 jika fluida dipanaskan )..t./J..l,. > 1 jika fluida didinginkan.
Faktor gesekan da larn Persarnaan (3-11) dapat dihitung dengan mcng-
gunakan Persarnaan (3-7) untuk tabung licin atau didapat dati diagram Moody
atau Gambar 3-8 untuk tabung licin maupun tabung kasar.
Dari keempat persamaan bilangan di atas yang digunakan untuk menentukan
:ier- bilangan Nusselt bagi aliran turbulen dalarn tabung maka persamaan pctukhov
adalah yang paling sesuai dan coeok digunakan baik untuk tabung lion mauplln
kasar. Selain itu jangkauannya pun cukup luas.
E. Persamaan Nusselt (1931)
-10) Dati studi eksperimentalnya, Nussclt menyarankan persarnaan berikut untuk
lebih memperhatikan efek sisi masuk,
0 J()'O.~5 1
N" = 0,036 ReO,B.prl/3
(
L untuk 10 < ~ < 400 (3-12)
dcngan L adalah jarak yang diukur dari awal pemanasan. Semua sifat dievaluasi
pada suhu borongan ra ta-ra ta.
F. Persamaan Notter-Sleicher (1972)
Penentuan angka Nusselt untuk aliran lurbulen yang berkembang penuh
.asi hidrodinamik dan kalor dapat menggunakan persamaan berikut ini:
!\ngka Reynolds:
!:_ =
D
0,0045
5
= °
r
0009
dengan
maka
Nu = 945,28
dan
ciengan
1/2
X = 1,07 + 12,7 (3,022/3 - 1) 0,0;52)
(
Maka
Nu = 740
<an
Nil = 0,027 (2,04 x 10 5)'8 (3,02Y/3 (4,71 )0,14
2,82
Nu = 742
Dari hasil di atas dapat kita lihat adanya perbedaan hasil sekitar 17% an tara
pcrsarnaan Siedcr-Tate dengan persamaan Dittus-Boelter, hal ini disebabkan adanya
faktor (j..l/j..l"YM, data persamaan Sieder-Tatc. Dcngan demikian untuk fluida-fluida
yang viskositasnya sangat berubah terhadap pcrubahan tcmperatur maka sebaiknya
gunakan persarnaan Sieder-Tate. sedangkan untuk kcbanyakan gas persamaan
Dittus-Boelter sudah sangat memadai.
Koefisien perpindahan kalor untuk aliran turbulen pada pipa kasar lebih tinggi
dad tabung licin hal ini disebabkan oleh pcngaruh kekasaran terhadap Iapisan batas
viskos. Pcrsarnaan Petukhov coeok digunakan untuk tabung kasar karena adanya
faktor f dalam persamaan tersebut. Perbedaan tcrscbut dapal kita lihat dari hasil
pada Contoh Kasus 3-4 dan 3-5 di atas,
NUH1 = angka Nusselt rata-rata untuk fluks kalor seragam baik pada ayah aliran
maupun sekeliling saluran.
f Re = produk perkalian faktor gesek dengan angka Reynolds.
Tabel 3-3 Angka Nusselt dan faktor gesekan untuk aliran laminar berkembang
penuh pada berbagai bentuk penampang.
2rD~=~
2n
2.47 3.111 1.892 53.33
ra 2b = I
2/;D 211 2.976 3.608 3.091 56.91
ya
211
::la
ya
3n
21,1 I 21, =
2a
1.
2
3.391 4.123 3.017 62.20
211
;gi
as 5.099 4.3') 74.8
ya 2b I I 2b2n = 1.4 3.66
sil 211
Angka Reynolds:
f Re = 56,91
= 56,91 = 947 X 10-2
f 601 '
dan
NuT = 2,976
h = 2976_!_ = 2976 0,03 = 357W/m2.oC
, 0'1 ' 0,025 '
Penurunan tekanan:
Angka Reynolds
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 75
f Re = 64
f = 64 = 42 7 x 10-2
150 '
NUT = 3,657
dan
h = 3 657
r
.s. = 3657 6,250,03
0" ' X 10-3
= 17,55 W/m2.nc
Penurunantekanan
Persamaan (1-90) menghasilkan nilai Nusselt yang lcbih rendah dari Persamaan
(3-16) olch karenanya persamaan ini agak konscrvatif Dalam pereobaannya
Skupinsky dkk menggunakan campuran sodium-pottassium.
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebaran data pemasaran logam eair dalam
tabung silinder pada kondisi fluks kalor scragam. Luasnya sebaran data tersebut
disebabkan sukarnya eksperirnen dengan logam cair karena sifat-sifatnya seperti
yang tclah dijelaskan di atas.
!- Data para
!- Penelili: 1.>iI'I
~Air Raksa,
..
Gambar 3-9
Korelasi bilangan
!-Natrium Cali
Bismul Cair,
10 ~Bi-~~ ;a
I
...
~~I=
H~
52. : r« ,.~
Nusselt logam ~
cair [19] !:.>Jo ~I. ';' ~l 1,.0
~ lo'l 1 •.0; la'
~ I~-
•
10 102 101 10"
PI' = l{ e Pr
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 77
17)
Nit = 4,8 + 0,015 PeO,91 PrO,3D (3-21)
NUt = Nlil 1 + ~J
xlD (3-22)
16
~I->< 14
-
II Gamb
_" 12
Nu vs
:'E....
'11 10 fluks
.0
E serag
;:I
c 8
Gambar 3-10 v
'"~ 6
Efek Konduksi Z
_,
kalor aksial [19] '"
-l<: 4.
0
,...J
2
LO' 10 ! 10 '
2(Gzt' = 2 (x/D)/(J~I' PI')
10
7
Gambar 3-11
4L....,j'"""""......", ............... 1IIL-~ .........
Nusselt lokal Hi' 2 .. 7102247]0'2471
untuk fluks x=4X/P~D
kalor seragam
[14]
Nil Nil
Ga
Nu
su
se
~~~~~~~~~.
4~~~~~--"~
10-12 471012 4 71(J'2 471 I(f12 4 71lj12 " 710'2 .. 7 I
x ~4X/Pt'D x=4X/P,'D
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 79
114,= konstant
Gambar 3-12
Nu vs Pe untuk
fluks kalor
seragam [14]
Pc:
7 7
(a) = konslan
f,,,
(b) t., = konstan
Pr = O.OO'!
4 4 Pr = 0006
_kan
gan Nrr
gan
stan 7
-Dengan A.C
4 ---Tanpa A.C
16) 2 .J 7}0'2 4 710'247)
Gambar 3-13
x :4X/PeD
Nusselt lokal
untuk suhu
dinding 7 7
(c) I.,: konstan (d) I '" konstan
seragam [14] 4 Pr = om 4 Pr = 0.02
_Dengtln 1\.._......
__
4 ---Ta pa A.C
]632 4 710i2 4710'2 471 1000J 2 47l()22 4716'2 471
x = -lX/PeD x=4X/PrD
Nu vs Pe untuk 6
suhu dinding
seragam [14]
4
Pu
80 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI
Pada Gambar 3-11 dapat kita lihat bahwa semakin besar angka Peelet semakin
besar pula angka Nusseltnya untuk aliran berkembang pcnuh. Pada daerah pintu
masuk kalor, pertambahan angka Peeler akan rnengurangi efek konduksi kalor aksial.
Pada Gambar 3-13 kecenderungan kurva bilangan Nusselt aliran berkembang
penuh terhadap bilangan Peelet untuk kondisi temperatur dinding kalor sera gam.
Pengaruh konduksi kalor aksial pada daerah ali ran berkembang penuh dapat
diabaikan.
Karena pengaruh konduksi kaLor aksial berpengaruh pad a bilangan Peelet <
100, maka untuk keaadaan ini Lee memberikan korelasinya untuk Pe < 100 sebagai
berikut:
Untuk qw konstan Nu = 3,01 Re 0.0833 (3-23)
dan
Pe = Re·Pr = (115.000) (0,026) = 2990
Persamaan Seban dan Shimazaki (3-18):
Nu = 5 + 0,025PeO.8
= 5 + 0,025(2990)°·8
= 20,1 GI
PI
h = NU!5._ = 201 25,6 = 20.582W/ m.oC bE
D '0,025
k(
Nil
Gambar 3-15
Perbandingan 10
beberapa 3
korelasi [19] 2
3
200 1000 10.000
Pe
82 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI
hx = Iz(l + _3_]
x/D
unluk x ::::5
71r = 15.667(1 + 2 ]
5/0,025
= 15.824 Wjm.oC
untuk x ::::10
hr :::: 15.667(1 +
.
2
10/0,025
] ::::15.745Wjm.oe
(
)0- Contoh Kasus 3-9
Bismut cair mengalir dengan laju 4,5 kg/s melalui tabung baja tahan karat yang
diametcrnya 5 em. Bismut masuk pada suhu 415"C dan dipanaskan hingga 440°C
sarnbil melewati tabung. [ika sepanjang tabung itu terdapat fluks kalor tetap dan
suhu dinding tabung 200e di atas suhu borongan bismut, berapakah panjang tabung
yang diperlukan untuk melaksanakan pcrpindahan kalor.
Sifat-sifat bismut ditentukan pada suhu borongan rata-rata (415 + 440)/2 ::::
427,5')C.
A = 16.760 = o 246 m 2
(3410)(20) I
0246
A = 1t d L dan L =' = 1,57 m
n(O,05)
- -_ :r ~ ! :.,,-
~':. .;. .• •
(b) Re = 33.000, PR = 10.0 S X/D, s 2.0 (d) Rt' - 12.600, PR ,. 10,7.0 $ XI D, S 2.3
84 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI
pada daerah masuk saluran yang diakibatkan oleh penampang geometri saLuran
sccara tiba-tiba pada daerah masuk saluran dan scpanjang saluran.
Liou dan Hwang menyarankan korelasi bcrikut unluk jangkauan
5. 103 < Re < 5.104 •
• Untuk faktor gesekan:
(3-25)
200
.l Liou-Muang
175
• Dillus-Boeltcr
150
125
100
Gambar 3-17
Nusselt rata-rata 75
vs Reynolds [15]
50
25
0
0 1 2 3 4 5
Rc x IO.()()()
(
Liou dan Hwang juga mendapatkan hasil perbandingan panjang bilangan Nusselt
rata-rata dengan bentuk korelasi sebagai berikut:
NlIp =
Nu
1+ ],844(2..) Dil
(3-27)
dengan:
NU = bilangan Nusselt rata-rata
NlI = panjang Nusselt rata-rata
X " = koorctinat aksial
Dh = diameter hidraulik