Anda di halaman 1dari 29

BAB 3

KONVEKSI PAKSA
DALAM PIPA DAN
SALURAN

Untuk perencanaan dan penerapan dalam perekayasaan, biasanya korelasi data


empiris sangat banyak manfaat praktisnya daripada kita memecahkan suatu
masalah aliran secara analisis. Kasus-kasus seperti aliran laminar yang belum
berkembang penuh, sistem aliran di mana sifa t-sifa t fluida sangat berubah
dengan temperatur dan sistem aliran turbulen yang rumit; dapat saja diselesaikan
sccara analisis tetapi penyelesaian itu sangat merepotkan. Pada bab ini akan
disajikan rumus-rumus ernpiris yang penting untuk aliran dalam pipa beserta
batasan-batasannya.

(3.1 ALIRAN LAMINAR)


Pada saat rnernbahas aliran melalui permukaan Iuar, kita hanya meninjau apakah
aliran tersebut laminar atau turbulcn. Tetapi, untuk rnasalah aliran dalam tabling
kita harus mcmperhatikan a pa yang disebut aJiran berkembang penuh
hidrodinamik dan kalor serta aliran berkembang seragam. Namun sebelumnya
kita akan m em bah as tentang apa yang disebut panjang masuk kalor
hidrodinamik.

,... 3.1.1 Panjang Masuk Kalor dan Hidrodinamik


Panjang masuk hidrodinamik LII didefinisikan sebagai panjang yang diperlukan
dari depan tabung/ saluran untuk mencapai kecepatan maksimum 99% dari
besaran aliran berkembang penuh. Sedangkan panjang masuk kalor L, adalah
58 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

panjang yang dibutuhkan dad awal daerah perpindahan kalor untuk mencapai
angka Nussclt lokal Nil r sarna dengan 1,05 kali nilai aliran bcrkembang penuh.
[ika perpindahan kalor ke fluida dimulai segera setelah fluida memasuki saluran,
lapisan batas kalor dan kecepatan mulai berkembang dengan cepat, maka Lb serta
L,keduanya diukur dari depan saluran seperti tampak pada Gambar 3-1a di bawah
ini. Dalam beberapa situasi pcrpindahan kalor ke fluida dimulai setelah daerah
isoterrnal. Untuk kasus ini LII diukur dari dcpan saluran karena lapisan batas
kecepatan-mulai berkembang segera setelah fluida mernasuki saluran, tetapi LI
diukur dari lokasi di mana perpindahan kalor dimulai karena lapisan batas kalor
mulai berkembang pad a daerah pemanasan. Untuk jelasnya dapat kita lihat pada
Gambar 3-1b di bawah ini.

Panjang masuk kalor dan hidrodinamik untuk aliran laminar dalam saluran,
beberapa di antaranya dapat dilihat pad a tabel di bawah ini. Dalam tabel ini 0,.
adalah diameter hidraulik dan bilangan Reynolds didasarkan atas diameter
hidraulik ini.

4A
DII =p (3-1)

dengan A adalah luas penampang aliran dan P adalah perimeter basah. Untuk
tabung silinder A = (n/4)D 2 dan P = til).
Dapat kita lihat dad tabcl bahwa panjang masuk hidrodinamik L,• hanya
tergantung pada bilangan Reynolds, scmentara panjang masuk kalor L, tergantung
pada bilangan Peeler Pe yang merupakan perkalian antara bilangan Reynolds dan
Prandtl. Oleh sebab itu untuk fluida yang memiliki angka Prandtl yang tidak jauh
bcrbeda, Lh dan L,nya sama. Scdangkan untuk fluida yang angka Prandtlnya sangat
berubah karena temperatur, seperti minyak motor, maka LI » L/!; dasar untuk
logam cair yang memiliki angka Prandtl sangat rendah maka LI « L".
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DAlAM PIPA DAN SAlURAN 59

Tabel3-1 Panjang masuk kalor L, dan hidrodinamik Lh untuk aliran laminar


dalam tabung

LdD"
Pc

Geometri Lh/Dh
Temperatur Dinding Fluks Kalor Dinding
Re
Konstan Konstan

E9
I!K!IIIKI
0.056 0.033 0.043

1
2b
113118111 0.011 0.008 0.012

21' 0
2a

nib = 0.25 0.075 0.054 0.042

alb = 0.50 0.085 0.049 0.057

nib = 1.0 0.09 0.041 0.066

~ 3.1.2 AUran Berkembang Penuh


Perhatikanlah aliran dalam tabung dcngan [ari-jari r. seperti tampak pada garnbar
di bawah ini. Fluida memasuki tabung dcngan kecepatan seragam. Pada saat
fluida kontak dengan permukaan dinding tabung, efek viskos menjadi penting
dan lapisan batas berkcmbang dengan bertambahnya x. Perkembangan ini terjadi
bersamaan dengan menyusunnya d a er ah aliran invisid diakhiri dengan
bergabungnya lapisan batas pada garis pusat tabung. Jika lapisan-lapisan batas
lersebut telah memenuhi seluruh tabling maka dikatakan aliran berkcmbang
penuh (jully developed).

Daerah lapisan batas


Gambar 3-2
Perkembangan
laplsan batas
hidrodinamik
untuk aliran
dalam tabung [19]
xldh

Dae rah pintu masuk Hidrodinamik


60 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Bilangan Reynolds untuk aliran dalam tabung didefinisikan sebagai:

Re=PuO
(3-2)
~

dengan p = kerapatan fluida [kg/m3]


u = kecepatan aliran [m/s]
0 = diameter tabung [m]
J1 = viskosilas dinamik [kg/m.s]
untuk Re > 2300 aliran tcrsebut biasanya turbulen.
Gambar 3-3 memperlihatkan angka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
berkembang, pcnuh daJam silinder yang di plot terhadap parameter tak berdimensi
(x/D)/(Re.Pr), dengan x adalah jarak aksial sepanjang saluran diukur dari awal daerah
pemanasan.
Inversi dari parameter ini disebut angka Graetz:

(3-3)

W() 100
8 r--.. 1- 8
I
1'-0.. I
........ :"r-.
6 I ~~t~~~ataI 6

Gambar 3-3
4
3
2
.. .. :-
..... to--,..
-------- Lokal
, 11111
q" konstan
I
~? 4
3
2
Angka Nusselt I_? ~
.. ..
lokal dan rata-
~ 10
B
T. konstan ~
.. ::::r-. 10
8
- .... I':.'"
I"""
rata untuk aliran 6 6
laminar dalam
4 -- 4
3 3
sllinder [19] 2 2

I 1
lOS 2 34567810 ....2 34567810-32345671110-2234567810'2345678100
(G2)-' a (x/D,,)/ Re 1'1'

Dalam gambar di atas, angka Nussclt diber ikan untuk kondisi tcmperatur
dinding dan fluks kalor konstan. Dapat kita lihat bahwa nilai asimtot untuk fluks
kalor konstan adalah 4,36 dan untuk temperatur dinding konstan adalah 3,66.
Gambar 3-4 memperlihatkan an.gka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
laminar berkernbang penuh antara dua plat sejajar yang diplot tcrhadap parameter
tak berdimcnsi (x/DJ.)/(Re Pr) dengan 0/, adalah diameter hidraulik dan x adalah
jarak sepanjang plat diukur dari awal pcmanasan dalam arab aliran. Nilai Nusselt
diberikan untuk kondisi ternperatur dinding dan fluks kalor konstan. Nilai asimtot
untuk fluks kalor konstan adalah 8,24 dan temperatur dinding konstan adalah 7,54.
Gambar 3-5 memperlihatkan angka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
laminar bcrkembang penuh dalam tabung scgi empat yang diplot terhadap
parameter tak berdimensi (xl D},)/(Re Pr). Nilai asimtot untuk fluks kalor konstan
adalah 3,61 dan untuk temperatur dinding konstan adalah 2,98.
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 61

I I 111111Rata-rata

Gambar 3-4
102
8
6
4
--
........
r"-, 1'-. q. konstan
--_-Lokal
[I
II
I I
I.
I
1()2
8
6
4
Angka Nusselt 3 t-......: r-.... ~ 3
lokal dan rata- ~ 2
~;t ....... V 1,2~.
2
rata untuk Tv konsran V ",
~~ ~ ;::.......
laminar antara 10 r--.... 10
dua plat
sejajar [91]
8
(> - - 8
6
4 4
10-' 2 34567810'" 2 3 4 5678101 2 3 4567810-2234567810-12 3" 5 67810°
(G~)-Ia (xl D.)I Me Pr

12
l
"-
Ra'aJa~JII
H) '\ .._-- ---~Lobl I 11
I'
9
311
8 I'\. konstan
_ "" IIr
7 i'-~
Gambar 3-5 ~ <,
Angka Nusselt
6 -,
lokal dan rata- 5 "', ->-
.... <::::
r-, ~

-
rata untuk allran
"3 Vv ~ ~
dalam tabung -_ ....... "" ~ ,,_ 3.608
segi empat [91]
2
T•. konstan
I IIII
~
--- 2.976

5678910' 2 3 4 5678910' 2 3 4
(Gx)"':: (~'ID,,)I He Pr

Untuk aliran dalam tabung sifat-sifat Iluida di evaluasi pada suhu borongan Til'
yaitu suhu fluida yang dirata-ratakan energinya di seluruh penampang tabung.
511bu borongan ini digunakan karena untuk aliran dalam tabung tidak terdapat
kondisi aliran bebas u...

,.. Contoh Kasus 3-1


Etilena g1ikol pada 60"C dengan kecepatan 4 em/s memasuki silinder yang
diameter dalamnya 2,5 em. Temperatur dinding dijaga pada suhu 100°C dengan
mengkondensasikan uap pada permukaan luar tabung. Jib panjang tabung 6 m
tentukanlah harga koefislen perpindahan kalor rata-ratanya.
Sifat-sifat fisik fluida pada suhu borongan 60°C adalah:

o = 1088 kg/ m3
v = 4,75. 10"" m2/s k =0,26 W/m.nc Pr = 51
62 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

RC ::: -
I!0 :::
(0,04)(0,025)
(, ::: 210
(a I'iran adalah laminar
. )
v 4,75.10 )

Untuk fluida dengan angka Prandtl yang cukup besar maka panjang masuk
hidrodinamiknya cukup pendek dibandingkan dengan panjang masuk kalor.
Jadi Carnbar 3-3 dapat digunakan untuk menghitung angka Nusselt rata-ratanya.
Pertama-tarna kita hitung parameter

x/O ::: 600/25 ::: 00224


RePr (210)(51) ,

Kedua, angka Nusselt rata-rata untuk temperatur dinding konstan. Dengan


(x/D)/(Re Pr) 0,0244 dapat diperoleh dari Gambar 3-3 yakni

-Nu hO
:::- ::: 5,5
k

dengan demikian h dapat dihitung sebagai berikut

h::: 55!. =55 0,26 == 572W/m2.OC


, 0 ' 0,025 '

)0- 3.1.3 Aliran Berkembang Penuh


Pada saat pemanasan dimulai segera sctelah fluida memasuki saluran, seperti
pada Gambar 3-la, profil tcmperatur dan kecepatan rnulai berkembang secara
seragam. Berbagai masalah perpindahan kalor untuk aliran yang berkembang
penuh telah dipecahkan kebanyakan secara metode numerik untuk aliran dalam
tabung segi empat,
Gambar 3-6 mcmperlihatkan angka Nusselt rata-rata untuk aliran laminar
berkembang penuh dalam silinder untuk kondisi temperatur dinding konstan.
Angka Nusselt untuk aliran bcrkembang penuh lebih tinggi dari pada aliran

100 100
8 8
~ Pr ~, ~
5 Pr = 5
-4 e-, )r = 5 4
r---L.l ~
3 3
Gambar 3-6 ell"'" r;;::: ~~ 1-. )-
2
I-t:: 2
Angka Nusselt ":::--'
~ ~ t-.
rata-rata untuk I~ 10 pr- 10
aliran berkembang 8 8
penuh dalam ~ r,
5 5
silinder [91] 4 IJ·6t - - 4
3 3
2 2
2 3 4 56789 2 3 4 56789 2 3 4 56789
0.001 0.01 0.1
(Cz)" = (x / D)/ Re Pr
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 63

bcrkcmbang hidrodinamik. Tampak pada gambar bahwa untuk fluida yang memiliki
angka PrandU cukup besar, angka Nusselt untuk aliran bcrkembang penuh sangat
dekat dcngan aliran berkembang hidrodinamik dan kalor. Angka Nussclt asimtot
pada aliran berkcmbang penuh hidrodinarnik yakni 3,66.
Carnbar 3-7 mcmperlihatkan angka Nusselt rata-rata untuk aliran. berkcmbang
penuh dalam saluran antara dua plat sejajar pada kondisi temperatur dinding
konstan.
Berbagai korelasi empiris telah dikcmbangkan untuk menaksir angka Nusselt
rata-rata untuk aliran laminar berkembang penuh pada daerah masuk untuk silinder.
Salah satunya diberikan oleh Hausen (1943) untuk kondisi tempcratur dinding
konstan sebagai berikut:

Nu = 3,66 + 0,068 Re.Pr(d/L) (3-4:)


1 + O,04(Re.Pr(d/L)2/:I

Hubungan ini berlaku untuk jangkauan Gz < 100 dan semua sifat dicvaluasi
pada borongan rata-rata. Dapat kita lihat bahwa angka NusseJt mendekati nilai
tetap 3,66 bilamana tabung cukup panjang.

100 100
°1"" ~
I.::: 7
Pr - 0,72
Pr - 10
~
7
6 .......
5 --...... ~
./:".' J2v -+-H-H-t+i 65
Iz 4~~~~~~~~;,~~--~-+~++~H---;--r~rrrHH4
Gambar 3-7 3,~~~~~~~~---+--~~~+H~--r-~~r+++H3
Angka Nusselt r-~~ r-,
2'r-~~.p~,.~=~~~~~~~~~~~~H+H---+-;-++++rH2
rata-rata untuk untuk aliran bcrkembang ~ __ ._.r""""
aliran berkembang
penuh dua plat
sejajar [19]
~OI~~h~iJ~r~O\§Ji~l1a~n~1iis~~~~~r-~
ru
7_~ __ ~~~~~ ~7'~-~-~-~-~l __ ~~~~~ __
a
2 3 ..56789 2 3456789 2 3 456789
3,0001 0,001 0,Ql 0,1
G-1 = x/D
l ReP,

Seider dan Tate (1936) mengusulkan rurnus empiris yang agak sederhana untuk
aliran laminar dalam silindcr pada tempcratur dinding konstan dengan bentuk
sebagai berikut:

Nil = 1,86 Re. PI'


1/'3[
J::..)0,14 (3-5)
[ LjD ] I1w

Dalarn rurnus ini sifat fluida ditentukan pada suhu borongan rata-rata kecuali
11""yang ditentukan pada suhu dinding. Persamaan ini berlaku untuk Re-Pr
(dIL) > 10.
64 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

,... Contoh Kaslls 3-2


Minyak mesin diclinginkan dari T, = 120nc To = 80nC sambil mengalir dengan
keeepatan rata-rata 0,04m/s melalui silinder dengan diameter dalarn 2,5 em. Dinding
tabung dijaga pada temperatur konstan Tw = 40°C. Tentukan panjang tabung yang
diperJukan.

T~= (120 + 80)/2


= 100°C
Sifat-sifat fisik fluida suhu borongan rata-rata lOO°Cadalah:
e,l = 2200 J/kg. "C P = 840 kg/mJ Pr == 276
v = 2.105 m/s k = 0, 137 W/m."C
Angka Reynolds menjadi

Re = /I D = (0,04)(O,~25) = 50
v 2.10-

schingga aliran adalah laminar.


Dalam menentukan angka Nusselt dapat digunakan Gambar 1-36 atau
Persarnaan (3-4) dan (3-5). Sebelumnya kita tentukan dulu angka Graetz:

G. = Re.Pr = (50)(276) = 13.800 (a)


- LjD LjD LjD

karena panjang labung L belum diketahui maka G. belum dapat dihitung.


Kita gunakan keseimbangan energi untuk mendapatkan L.

(b)

(c)

Persamaan (b) kita susun dalan bentuk parameter tak berdimensi

]
-RePr (T - T ) == -Nu-t:.T
L (d)
4 ,,/ D

(50)(276)(X) (120- 80) = NU!::_ t:.T


D

dari Persamaan (c) kita dapal t:.T == 5 7,71 ; maka

(e)
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 65

Dengan menggabungkan Persamaan (a) dan (e) kedalam Persarnaan (1-8'1) kita
pcroleh:

1/3 014
239],3 = 1 86 13.800 [0,17]'
LID ' [ LID ] 0,21

di mana Il = 0,17 dan Ilw = 0,21 adalah viskositas fluida pada suhu borongan
rata-rata dan suhu dinding.
Pemecahan untuk LID memberikan:

L
- = 410,2 atau L = (410,2)(0,025) = 10,3m
D

Tabel perbandingan angka Nussclt rata-rata yang dihitung dari Pcrsarnaan


(3-4) dan (3-51) serta yang diperoleh dari Gambar 3-6, dapat dilihat pada Tabel (3-2).

Tabel 3-2. Perbandingan korelasl teoritis dan empiris angka Nusselt rata-rata
untuk allran dalam silinder.

Nu Nu
GZ-l Nu dari Gambar 3.6

I'
[Hausen] [Sieder- Tate] pr = 0,7 Pr =5 Pr = 00

0,1 4,22 40,0 - - 4,16


0,02 5,82 6,85 6,8 5,8 5,8
0,01 7,25 8,63 8,7 7,2 7,2
0,001 17,0 18,60 22,2 16,9 15,4
1,0001 30,0 31,80 44,1 30,3 26,7

(3.2 ALIRANTURBULEN)
Aliran turbulen penting sckali dalarn aplikasi di bidang rekayasa karena terrnasuk
dalam scbagian besar aliran fluida dan masalah-rnasalah perpindahan kalor yang
mencakup segi-segi praktis.

). 3.2.1 Faktor Gesekan dan Penurunan Tekanan


Penurunan tekanan flp sepanjang tabung L dapat ditentukan menurut hubungan
berikut ini:

L ('II 2
61'=/-- (3-6)
D 2
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 65

Dengan menggabungkan Persamaan (a) dan (e) kedalam Persamaan (1-81) kita
peroleh:

2391,3 = 186[13.80°]113 [0,17JO•14


LID ' LID 0,21

ill mana 1-1. = 0,17 dan 1-1.", = 0,21 adalah viskositas fluida pada suhu borongan
rata-rata dan suhu dinding.
Pemecahan untuk L/ D memberikan:

L
D = 410,2 atau l. = (410,2)(0,025) = 10,3 m

Tabel perbandingan angka Nusselt rata-rata yang dihitung dari Pcrsamaan


(3-4) dan (3-51) serta yang diperoleh dari Gambar 3-6, dapat dilihat pada Tabel (3-2).

Taber 3-2. Perbandingan korelasi teoritis dan empiris angka Nussert rata-rata
untuk ali ran dalam silinder.

Nu Nu .,
I,I
GZ"'I Nu dari Garnbar 3.6
[Hausen] [Sieder- Ta te 1 Pr = 0,7 Pr =5 Pr:;:; 00

0,1 4,22 40,0 - - 4,16


0,02 5,82 6,85 6,8 5,8 5,8
0,01 7,25 8,63 8,7 7,2 7,2
0,001 17,0 18,60 22,2 J6,9 15A
1,0001 30,0 3 L/80 44,1 30,3 26,7

(3.2 ALIRANTURBULEN)
Aliran turbulen penting sekali dalam aplikasi ill bidang rckayasa karena tcrmasuk
dalam sebagian besar aliran fluida dan masalah-masalah perpindahan kalor yang
mencakup segi-segi praktis.

>- 3.2.1 Faktor Gesekan dan Penurunan Tekanan


Pcnurunan tekanan Llp sepanjang tabung L dapat ditentukan menurut hubungan
berikut ini:

L pu 2
6p =/-- (3-6)
D 2
66 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

dengan f adalah faktor gcsckan. Untuk a lir an laminar dalam silinder harga
f = 64/ Re. Sedangkan untuk al ira n turbulcn harga f ditcntukan oleh rumus
berikuL:

f= (1,82 log Re - 1,64)-2

o.os
O.04
O. 03
O.02 ~1C1
O. ()15 i6
O. oi il
O. 008 e.o
O. ()06 g....
O.004 :::
-;;;
O. 0020;~
O.001
O.0008
O.0006
O.0004
O. 0002

Gambar 3-8 O. 000]


O.OOO/os
Faktor gesekan
untuk aliran
dalam silinder
[19]
Bi[angan Reynolds. R,' to = II.. D
!'

Selain menggunakan rumus di atas, faktor gesckan dapat juga didapat dengan
menggunakan diagram Moody seperti Gambar 3-8.

,.. Conton Kasus 3-3


Udara pada tekanan 1 atmosfir dan 300 K dcngan kccepatan II =10 m/s mengalir
dalam tabung yang berdiameter 2/5 em. Hitunglah penurunan tekanan tiap 100 m
panjang tabung untuk (a) pipa licin dan (b) pipa baja komersial.
Sifat-sifat udara atmosfu pada 300 K adalah:

P = I, 1774 kg/m3 v = 16,84.10 6m2/S

Angka Reynolds:

Re = II 0 = ----,(:.._10~)....:...(0...:....,O_2......:5)-:-
, = 14,846
v 16,84 x 10"
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 67

arga Aliran adalah turbulen. Kekerasan relatif untuk baja komersial adalah:
.mus
!:. = 0,0045 = 00018
D 2,5 '

Faktor gesekan f pada Re = 14,846 untuk pipa licin dan baja komersial ditentukan
dad Gambar 3-8; diperoleh:

f = 0,028 untuk pipa licin


5
-! f = 0,0315 untuk pipa baja kornersial
3
2 ~Cl
(a) Pen unman tekanan untuk pipa licin adalah:
1S ~'
1 ~
:J8 ib
;:::I
16 8
)4~
rc
)2 ~ (b) Penurunan tekanan untuk pipa baja komersial adalah :
)1
)08
)06
)04
)02

J01
)0,05
,... 3.2.2 Korelasi Empiris
)0,01
Banyak korelasi-korelasi cmpiris yang Lelah dikernbangkan untuk menentukan
koefisien perpindahan kalor. Beberapa diantaranya yang banyak digunakan
35 dalam rekayasa akan disajikan di bawah ini
A. Persamaan Colburn (1933).
Angka Nusselt untuk aliran turbulen dalam tabung licin dapat ditentukan dengan
gan mcnggunakan Colbum seperti berikut ini:

Persarnaan ini coeok untuk digunakan pada jangkauan


alir
)m
0,7 < Pr < 160
Re > 10.000
!::.. > 60(pipa licin)
D

Sifat-sifat fluida dievaluasi pada suhu borongan rata-rata.


B. Persamaan Dittus-Boelter (1930)
Scdikit perbedaan dari persamaan Colburn, Oi tLus-Boelter menyarankan
persarnaan berikut:
68 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

N = {O,4 un tuk pemanasan (f,U >T b )


. 0,3 untuk pemanasanff", <Tb)

[angkauan pengglmaan persamaan ini serupa dengan persamaan Colburn.


C. Persamaan Sieder-Tate (1936)
Unluk situasi di mana pengaruh variasi sifat-sifat fluida eukup berperan, Sieder-
Tale menyarankan penggunaan persamaan berikut:

0,14
NU = 0,027 Reo,s Prl/3 .& (3-10)
( flw )

Pcrsarnaan ini sesuai untuk digunakan pada jangkauan:

0,7 < Pr < 16.700


Re > 10.000
.!:_ > 60 (pipa liein)
D

Semua sifat-sifat dievaluasi pad a suhu borongan rata-rata Tb kecuali fl,. dievaluasi
pada suhu dinding.
D. Persamaan Petukhov [20].
Persamaan-persamaan sebelumnya eukup sederhana namun kesalahan
rnaksirnum bisa mencapai kurang lebih 25% dalam jangkauan 0,67 < Pr < 100 dan
eoeok digunakan untuk tabung-tabung licin. Suatu korelasi yang lebih tepat yang
juga coeok digunakan untuk tabung-tabung kasar tclah dikembangkan oleh
Petukhov dengan bentuk sebagai berikut:

Nil = Re., Pr
x
(L)(~))j
8 fl10l
(3-11a)

1/2
X = '1,07 + L2,7(Pr2/3 - J) ( ; )
(3-11b)

/I = 0, ] 1 untuk pemanasan (Tw > T1,)


0,25 untuk pendinginan (Til' < Tb)
o untuk gas
Pcrsamaan di atas eoeok untuk jangkauan:

104 < Re < 5.106


2 < Pr < 140(5-6%kesalahan) 0,5 < Pr < 2000(10%kesalahan)
0,08 < I-lw < 40
I-lb
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 69

Semua sifat fluida kecuali dievaJuasi pada suhu borongan. Viskositas rasio
J..l./~tb < 1 jika fluida dipanaskan )..t./J..l,. > 1 jika fluida didinginkan.
Faktor gesekan da larn Persarnaan (3-11) dapat dihitung dengan mcng-
gunakan Persarnaan (3-7) untuk tabung licin atau didapat dati diagram Moody
atau Gambar 3-8 untuk tabung licin maupun tabung kasar.
Dari keempat persamaan bilangan di atas yang digunakan untuk menentukan
:ier- bilangan Nusselt bagi aliran turbulen dalarn tabung maka persamaan pctukhov
adalah yang paling sesuai dan coeok digunakan baik untuk tabung lion mauplln
kasar. Selain itu jangkauannya pun cukup luas.
E. Persamaan Nusselt (1931)
-10) Dati studi eksperimentalnya, Nussclt menyarankan persarnaan berikut untuk
lebih memperhatikan efek sisi masuk,

0 J()'O.~5 1
N" = 0,036 ReO,B.prl/3
(
L untuk 10 < ~ < 400 (3-12)

dcngan L adalah jarak yang diukur dari awal pemanasan. Semua sifat dievaluasi
pada suhu borongan ra ta-ra ta.
F. Persamaan Notter-Sleicher (1972)
Penentuan angka Nusselt untuk aliran lurbulen yang berkembang penuh
.asi hidrodinamik dan kalor dapat menggunakan persamaan berikut ini:

Nil = 5 + 0,016 Re" . Pr1• (3-13)


Ian
ian a = 0,88 - 0,24 dan b = 033 + 05 e-O•6Pr
mg 4 + Pr "
!eh
yang sesuai pada jangkauan:

0,1 < Pr < 104 104 < Re < 101'i L > 25


a) o
Persarn aan (3-12) cocok d igunakan dalam mempertimbangkan efek angka
b) Prandtl, dan persamaan ini lebih baik digunakan dari pada Persarnaan (3-11).

~ Contoh Kasus 3-4


Air mangalir dengan keccpatan rata-rata I' = 2 m/s dalam silinder yang
diameter dalamnya 0 = 5 em. Tabung adalah baja komersial yang dijaga pada
temperatur dinding Trl, = 100"C dengan earn mengkondensasikan uap pada
permukaan luarnya. Temperatur borongan rata-rata fluida adalah 60°C. Tentukanlah
harga koefisien perpindahan kalor II dengan mcnggunakan persamaan Petukhov.
Sifat-sifat fluida pada lemperatur 600"C;

P = 985 kg/ml ~lb=4,71. 10t-kg/m.s Pr = 3,02


K = 0,651 W /m."C ~no = 2,82 . 10""kg/m.s
70 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

!\ngka Reynolds:

Re = pliD = (985)(2)(0,05) = 204.000


~ 4,71 x 10 4

Untuk pemanasan maka n = 0,11 dan viskositas rasio mcnjadi

_&_JO.11 = (4,71 )0.11 = 1,06


( ~w 2,82

Kckasaran relatif tabung baja komersial adalah:

!:_ =
D
0,0045
5
= °
r
0009

Faktor gesekan diperoleh dari Gambar 1-38 yaknif = 0,0205


Persamaan Petukhov menjadi:

dengan

x = 1,07 + 12,7(3,022/3- 1)(O,O:05r

maka

Nu = 945,28

dan

h = NU!_ = 945,280,651 = 12.307Wjm2 °C


o 0,05

>- Contoh Kasus 3-5


Contoh Kasus 3-5 akan kita selesaikan untuk tabung licin dengan menggunakan
persamaan:
(a) Notter-Sleieher;
(b) Petukhov;
(e) Sieder- Ta te;
(d) Dittus-Boelter.
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 71

Sifat-sifat fluida pada temperatur 60 C0

p = 985 kg/m3 Ill, = 4,71 x ] 0-1 kg/ m.s PI' = 3,02


k = 0,651 W /m."C Ilw = 2,82 X 10-1 kg/m.s (pada T", = lOO"C)
Faktor gesekan untuk pipa licin pada Re = 2,04 x lOs diperoleh dari Gambar 3-8
yaitu f= 0,0152
(a) Persamaan Notter-Sleicher

a = 0,88 - 0,24 = 088 - 0,24 = 0846


4 + Pr r 4 + 3,02 r

b = 0,33 + O,5e -0,6 Pr = 0,412


Nil = 5 + 0,016 (2,04 x 105 t846 (3,02)°,412 = 788

I, = 788 0,651 = 10.260 W/m 2 .oC


0,05

(b) Persamaan Petukhov

Nil = (2,04 X 105)(3,02)(°,0152)(4,71)°,11


X 8 2,82

ciengan

1/2
X = 1,07 + 12,7 (3,022/3 - 1) 0,0;52)
(

Maka

Nu = 740

h = 740 0,651 = 9635 W/m2.OC


0,05

(c) Persamaan Sieder-Tate

<an
Nil = 0,027 (2,04 x 10 5)'8 (3,02Y/3 (4,71 )0,14
2,82
Nu = 742

" = 742 0,651 = 9661 W/m2.oC


0,05
72 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

(d) Persamaan Dittus-Boelter

Nil = 0,023 (2,04 x 105),8 (3,02)°,4


Nil = 633

"= 633 0,651 = 8242 W/m2.oC


0,05

Untuk lebih mempermudah hasilnya dibuat dalarn tabel berikut:

Persamaan '" NIL h


[W /m2.QC]
.u
Notter-Sleicher 788 10.260
Petukhov 740 9.635
Sicder-Tate 742 9.661
Di ttus-Boelter 633 8.242

Dari hasil di atas dapat kita lihat adanya perbedaan hasil sekitar 17% an tara
pcrsarnaan Siedcr-Tate dengan persamaan Dittus-Boelter, hal ini disebabkan adanya
faktor (j..l/j..l"YM, data persamaan Sieder-Tatc. Dcngan demikian untuk fluida-fluida
yang viskositasnya sangat berubah terhadap pcrubahan tcmperatur maka sebaiknya
gunakan persarnaan Sieder-Tate. sedangkan untuk kcbanyakan gas persamaan
Dittus-Boelter sudah sangat memadai.
Koefisien perpindahan kalor untuk aliran turbulen pada pipa kasar lebih tinggi
dad tabung licin hal ini disebabkan oleh pcngaruh kekasaran terhadap Iapisan batas
viskos. Pcrsarnaan Petukhov coeok digunakan untuk tabung kasar karena adanya
faktor f dalam persamaan tersebut. Perbedaan tcrscbut dapal kita lihat dari hasil
pada Contoh Kasus 3-4 dan 3-5 di atas,

0.3 ALiRAN PADA TABUNG NON SILINDER )


Banyak penerapan dalam perekayasaan yang melibatkan aliran dalam saluran
yang penampangnya tidak berbentuk Iingkaran. Misalnya aliran udara pendingin
pada dueting yang berbentuk persegi panjang. Unluk hal ini maka perpindahaan
kalor didasarkan atas diameter hidraulik OJo'
Shah dan London [22] telah mcnghimpun informasi perpindahan kalor untuk
aliran laminar yang berkernbang pcnuh di dalarn saluran dengan berbagai bentuk
pcnampang seperti pada Tabel (3-3).
Dalam tabcl di atas digunakan tatanama sebagai berikut:
NIIT = angka Nusselt rata-rata untuk suhu dinding seragam.
NUll) = angka Nusselt rata-rata untuk fluks kalor seragam dalam arah aliran,
dan suhu dinding seragam pada penampang aliran tertentu.
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 73

NUH1 = angka Nusselt rata-rata untuk fluks kalor seragam baik pada ayah aliran
maupun sekeliling saluran.
f Re = produk perkalian faktor gesek dengan angka Reynolds.

Tabel 3-3 Angka Nusselt dan faktor gesekan untuk aliran laminar berkembang
penuh pada berbagai bentuk penampang.

Geometry u«; NUH1 Nu1l2. fRe


(LID11> 100)

0 3.657 4.364 4.364 64.00

0 3.34 4.002 3.862 60.22

2rD~=~
2n
2.47 3.111 1.892 53.33

ra 2b = I
2/;D 211 2.976 3.608 3.091 56.91
ya
211
::la
ya
3n
21,1 I 21, =
2a
1.
2
3.391 4.123 3.017 62.20
211
;gi
as 5.099 4.3') 74.8
ya 2b I I 2b2n = 1.4 3.66

sil 211

2bl I 2b = .!. 5.597 6490 2.904 82.34


211 2n 8

.L 2/1 7.541 8.235


2b = 0 8.235 96.00
2a
r
in
in b
in
rsssssssssssssSl -=0 4.861 5.385 - 96.00
Insulated II

~ Contoh Kasus 3-6


Udara pada tekanan atmosfir dan 350 K mengalir dengan kecepatan rata-rata
0,5 m/s. Udara dipanaskan dari dinding tabung yang dijaga pad a temperatur
seragam dengan cara mengkondensasikan uap pada permukaan luarnya. Hitunglah
faktor gesekan koefisien pcrpindahan kalor dan penurunan lekanan untuk panjang
n, tabung 10 m jika:
(a) Tabung segi empat dengan sis; b = 2,5 cm.
(b) Tabung silinder dengan diameter D = 2,5 cm.
74 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Sifat-sifat udara pada 350 K:

v = 20,79 X 10-6 ml/s k::;: 0,03 W Im."C p = 0,998 kg 1m3

(a) Tabling segi empat


Diameter hidraulik:

Angka Reynolds:

Re == /lDIr = (0,5)(0,025) ::;:60'1


v 20,79 x 10-6

Dari Tabel 3-3 untuk tabung segi empat kita peroleh:

f Re = 56,91
= 56,91 = 947 X 10-2
f 601 '

dan

NuT = 2,976
h = 2976_!_ = 2976 0,03 = 357W/m2.oC
, 0'1 ' 0,025 '

Penurunan tekanan:

t.P = f~ pu2 = 9,47 X 10-2 _JQ_ (0,998)(0,52)


o, 2 0,025 2
= 4,73N/m2

(b) Tabling silinder


Diameter hidraulik:

0, = (n/4) D2 = 0/4 = 6,25 x 10-3 m


I nD

Angka Reynolds
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 75

Dari Tabel 3-3 untuk tabung silinder kita peroleh:

f Re = 64

f = 64 = 42 7 x 10-2
150 '
NUT = 3,657

dan

h = 3 657
r
.s. = 3657 6,250,03
0" ' X 10-3
= 17,55 W/m2.nc

Penurunantekanan

I:i = f J::_ Pll2 = 427 x '1O-2 10 (0,998)(0,52) = 85 23 N/m 2


PO" 2 ' 6,25 X 10-3 2 '

Geometri f !:1p [N/m2] h[W /m2.oCl

Tabung segi empat 9,47 x 10-2 4,73 3,57

Tabung silindcr 42,7 x 10-2 85,23 17,55

0.4 PERPINDAHAN KALOR L0GAM CAIR )


Bcberapa tahun terakhir ini banyak perhatian dicurahkan kepada perpindahan
kalor logam cair karena tingginya laju perpindahan kalor yang dapat dicapai
dengan media ini. Laju perpindahan kalor yang tinggi ini disebabkan olch
tingginya konduktivitas kalor logam cair dibandingkan dengan fluida lain; oleh
karena itu logam cair sangat sesuai untuk siluasi di mana sejumlah besar energi
hams dikeluarkan dad wang yang relatif kecil, seperti pada reaktor nuklir. Di
samping itu, legam cair masih tetap berada dalam keadaan cair pada suhu yang
tinggi dari pada kebanyakan fluida konvensional seperti air dan bahan-bahan
pendingin organik. Hal ini juga memungkinkan perancangan alat penukar kalor
yang kompak.
Lagam cair tidak mudah ditangani karena sifatnya korosif dan reaksi hebat yang
mungkin terjadi apabila bersentuhan dengan air atau udara; namun dernikian
keuntungan dalam penerapan perpindahan kalor lebih mencolok dari pada
kekurangan tersebut, dan untuk penanganannya telah dikembangkan pula teknik-
teknik yang sesuai.
76 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

~ 3.4.1 Fluks Kalar Seragam


Rumus-rurnus ernpiris yang dapat digunakan untuk menghitung bilangan Nusselt
bagi logam cair pada aliran berkcmbang penuh dalam tabung untuk kondisi fluks
kalor sera gam adalah sebagai berikut:
• Persamaan Lubarsky dan Kaufman (1955). Untuk jangkauan
102 < Pe < 104 dan LID> SO.

Nil = 0,625 PeO.4 (3-14)

• Persamaan Skupinsky, Tortel dan Vautrey (1965).Untuk jangkauan


3,6. 10' < Re < 9(05.10'; 102 < Pe < 10'1 dan LID> 60.

Nil = 4;(82 + O,C)l85 PeU•827 (3-15)

• Persamaan Azer dan Chao (1960). Untuk jangkauan


Pr < 1 dan 2. 103 < Pe < 1,5. 104•

Nil = 7 + 0,05 Peo.n PrO,25 (3-16)

• Persamaan Notter dan Sleicher (1972). Untuk jangkauan


0,004 < Pr < 0,01 dan 104 < Re < 101\.

NIL = 6,3 + 0,0167 Pe°'!!; PrO. 11ll (3-17)

Persamaan (1-90) menghasilkan nilai Nusselt yang lcbih rendah dari Persamaan
(3-16) olch karenanya persamaan ini agak konscrvatif Dalam pereobaannya
Skupinsky dkk menggunakan campuran sodium-pottassium.
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebaran data pemasaran logam eair dalam
tabung silinder pada kondisi fluks kalor scragam. Luasnya sebaran data tersebut
disebabkan sukarnya eksperirnen dengan logam cair karena sifat-sifatnya seperti
yang tclah dijelaskan di atas.

!- Data para
!- Penelili: 1.>iI'I
~Air Raksa,
..
Gambar 3-9
Korelasi bilangan
!-Natrium Cali
Bismul Cair,
10 ~Bi-~~ ;a
I
...
~~I=
H~
52. : r« ,.~
Nusselt logam ~
cair [19] !:.>Jo ~I. ';' ~l 1,.0
~ lo'l 1 •.0; la'
~ I~-

10 102 101 10"
PI' = l{ e Pr
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 77

,.. 3.4.2 Temperatur Dinding Seragam


sselt
Rurnus-rumus empiris yang dapat digunakan untuk mcnghitung bilangan
Iuks
Nussclt bag; logam cair pada aliran berkembang penuh dalam tabung untuk
kondisi temperatur dinding seragam adalah sebagai berikut:
• Persamaan Seban dan Shimazaki (1951). Un tuk jangkauan
Pe > 100 dan LID > 60.
-14)
Nu =5 + 0,025 Peo,s (3-18)

• Persamaan Notter dan Sleicher (1972). Untuk jangkauan


0,004 < PI' < 0,01 dan Re < 500.000.
-15)
Nu = 4,8 + 0,0156 PeO•1I5 PrO'OS (3-19)

• Persamaan Azer dan Chao (1961). Untuk jangkauan


PI' < 1 dan Fe < 15.000.
-16)
NIl = 5 + 0,05 Plm Pfl,25 (3-20)

• Persamaan Sieicher dan Tribus (1972). Untuk jangkauan Pr < 0,05,

17)
Nit = 4,8 + 0,015 PeO,91 PrO,3D (3-21)

iaan ,.. 3.4.3 Daerah Masuk Kalor


nya
Sleicher, Awad, dan Notter (1973) menyarankan persamaan berikut untuk daerah
lam masuk kalor pada kondisi Auks kalor dan temperatur dinding sera gam.
ebut Untuk x/D > 4 dan pada jangkauan 0,004 < PI' < 0,]:
»erti

NUt = Nlil 1 + ~J
xlD (3-22)

,.. 3.4.4 Efek Konduksi Kalor Aksial


Logam cair memiliki konduktivitas kalor yang tinggi. Oleh karena itu pada daerah
masuk kalor di mana gradien temperatur dalam arah aksial tinggi, konduksi
kalor pad a arah aksial menjadi sangat penting. Secara umum efek konduksi
aksial pada fluida dapat diabaikan untuk Pe > 100; kondisi ini menjadi sangat
penting bagi logam cair untuk aliran laminar.
Gambar di bawah ini memperlihatkan pengaruh konduksi kalor aksial pada
fluida terhadap nilai Nusselt lokal Nux pada daerah pintu masuk kalor untuk aliran
laminar dalam tabung silinder pada kondisi fluks kalor konstan. Konduksi kalor
aksiaL menjadi. penting untuk Pe < 100, dan efek ini akan mengurangi nilai Nusselt
Lokaldalam daerah masuk kalor dan akibatnya panjang daerah kalor akan menjadi
sangat pendek.
78 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

16

~I->< 14
-
II Gamb
_" 12
Nu vs
:'E....
'11 10 fluks
.0
E serag
;:I
c 8
Gambar 3-10 v
'"~ 6
Efek Konduksi Z
_,
kalor aksial [19] '"
-l<: 4.
0
,...J

2
LO' 10 ! 10 '
2(Gzt' = 2 (x/D)/(J~I' PI')

Mengingat akan pengaruh konduksi kalor aksial tcrsebut, Lee [141memberikan


korelasi bilangan Nusselt lokal terhadap koordinal aksial untuk bebcrapa bilangan
Prandtl pada kondisi fluks kalor dan temperatur dinding seragam.
Pada Gambar 3-11 di bawah ini dapat dilihat bahwa unluk setiap pasangan
bilangan Prandtl dan Peclet, bilangan Nusselt mcndekati nilai asimtot konstan
tertcntu untuk nilai x yang mendekati tak terhingga.
Gam
Nus,
unu,
I(P r-T"TT!TnII"''''''''rTm_~'TIIn dine
7 sera
4
Nfl
2

10
7
Gambar 3-11
4L....,j'"""""......", ............... 1IIL-~ .........
Nusselt lokal Hi' 2 .. 7102247]0'2471
untuk fluks x=4X/P~D
kalor seragam
[14]

Nil Nil

Ga
Nu
su
se
~~~~~~~~~.
4~~~~~--"~
10-12 471012 4 71(J'2 471 I(f12 4 71lj12 " 710'2 .. 7 I
x ~4X/Pt'D x=4X/P,'D
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 79

114,= konstant

Gambar 3-12
Nu vs Pe untuk
fluks kalor
seragam [14]

Pc:

7 7
(a) = konslan
f,,,
(b) t., = konstan
Pr = O.OO'!
4 4 Pr = 0006
_kan
gan Nrr

gan
stan 7
-Dengan A.C
4 ---Tanpa A.C
16) 2 .J 7}0'2 4 710'247)
Gambar 3-13
x :4X/PeD
Nusselt lokal
untuk suhu
dinding 7 7
(c) I.,: konstan (d) I '" konstan
seragam [14] 4 Pr = om 4 Pr = 0.02

_Dengtln 1\.._......
__
4 ---Ta pa A.C
]632 4 710i2 4710'2 471 1000J 2 47l()22 4716'2 471
x = -lX/PeD x=4X/PrD

' .. '" konstan


B

Gambar 3-14 NIl

Nu vs Pe untuk 6
suhu dinding
seragam [14]
4

Pu
80 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Pada Gambar 3-11 dapat kita lihat bahwa semakin besar angka Peelet semakin
besar pula angka Nusseltnya untuk aliran berkembang pcnuh. Pada daerah pintu
masuk kalor, pertambahan angka Peeler akan rnengurangi efek konduksi kalor aksial.
Pada Gambar 3-13 kecenderungan kurva bilangan Nusselt aliran berkembang
penuh terhadap bilangan Peelet untuk kondisi temperatur dinding kalor sera gam.
Pengaruh konduksi kalor aksial pada daerah ali ran berkembang penuh dapat
diabaikan.
Karena pengaruh konduksi kaLor aksial berpengaruh pad a bilangan Peelet <
100, maka untuk keaadaan ini Lee memberikan korelasinya untuk Pe < 100 sebagai
berikut:
Untuk qw konstan Nu = 3,01 Re 0.0833 (3-23)

Untuk T t<l konstan NlI = 2,77 Re ().Cl656 (3-24)

,.. Contoh Kasus 3-7


Cairan NaK (56% Na) mengalir dengan keeepatan Uoo = 3 mls dalam tabung
berdiameter 2,5 em dan dipanaskan oleh dinding tabung yang dijaga pada suhu
dinding seragam T w = 120°C. Tentukan koefisien perpindahan kalor pada lokasi di
mana suhu borongan rata-rata Tb = 95°C dan aliran berkcmbang penuh.
Sifat-sifat fisik NaK (56% Na) adalah:

p = 887 kg 1m3 )1 = 0,58 X 10-3 kg/ m.s


k = 25,6 W/moC Pr = 0,026

Angka Reynolds adalah:

Re = pU""D = (887)(3)(0,025) = 115.000


!A 0,58 x 10-3

dan
Pe = Re·Pr = (115.000) (0,026) = 2990
Persamaan Seban dan Shimazaki (3-18):

Nu = 5 + 0,025PeO.8
= 5 + 0,025(2990)°·8
= 20,1 GI
PI
h = NU!5._ = 201 25,6 = 20.582W/ m.oC bE
D '0,025
k(

Persamaan Sleicher dan Tribus (3-21):


BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 81

lakin Persamaan Sleicher dan Tribus (3-21):


pintu
ksial.
bang NlI ;:: 4,8 + 0,015 Pe O,~l Pr 0,30
:gam. ;:: 4,8 + 0,015 (2990)(),91(0,026)°,30
lap at
;:: 12,1
.let < II = Nil !_ = 121 25,6 = 12.887 W/m.oC
bagai o ' 0,025

Persamaan Azer dan Chao (3-20):


3-23)

3-24) Nil = 5 + 0,05 PeO.77 Pr(),25


= 5 + 0,05(2990)0,77(0,026)0.25
= 14,5
bung
suhu
asi di
Persamaan Notter dan Sleicher (3-19):

Nu ;:: 4,8 + 0,0156 Pe 0,85 Pr D,OS


= 4,8 + 0,015 (2990)°,85 (0,026)°,08
= 15,3

II ;:: Nil !_ ;::15,3 25,6 ;:: 15.667W/m.oC


o 0,026

Persamaan (3-19) memberikan hasil diantara persamaan lainnya. Perbandingan


keempat persamaan di atas dengan hasil eksperimen uruuk NaK diberikan pada
gambar di bawah ini. Dad keempat persamaan di atas, persamaan Notter dan
Sleicher cocok untuk digunakan.
100
1. Seban-Shirnazaki
2. Notter-Sleicher 1
3. Azer-Chao 2
4. Slcicher-Tribus 3
o. Percobaan 4

Nil
Gambar 3-15
Perbandingan 10
beberapa 3
korelasi [19] 2

3
200 1000 10.000
Pe
82 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

)0- Contoh Kasus 3-8


Dengan menggtmakan hasil pada Contoh Kasus 3-7 di atas, hitunglah koefisien
pcrpindahan kalor untuk daerah masuk kalor pada lokasi 5 dan 10 diameter dari
piruu masuk.
Persarnaan (3-22) dapat kita gunakan:

hx = Iz(l + _3_]
x/D

unluk x ::::5

71r = 15.667(1 + 2 ]
5/0,025
= 15.824 Wjm.oC

untuk x ::::10

hr :::: 15.667(1 +
.
2
10/0,025
] ::::15.745Wjm.oe
(
)0- Contoh Kasus 3-9
Bismut cair mengalir dengan laju 4,5 kg/s melalui tabung baja tahan karat yang
diametcrnya 5 em. Bismut masuk pada suhu 415"C dan dipanaskan hingga 440°C
sarnbil melewati tabung. [ika sepanjang tabung itu terdapat fluks kalor tetap dan
suhu dinding tabung 200e di atas suhu borongan bismut, berapakah panjang tabung
yang diperlukan untuk melaksanakan pcrpindahan kalor.
Sifat-sifat bismut ditentukan pada suhu borongan rata-rata (415 + 440)/2 ::::
427,5')C.

1-1 :::: 1,34. 10--3kg/m s C" :::: 0,149 kJ /kg. -c


k:::: 15,6 W /m.oe Pr ::::0,013

Perpindahan kalor total dihitung dari:


-
q = 171 cp DT,. ::::(4,5) (]49) (440-4]5) ::::16,76 kW (
F
Angka Reynolds dan angka Peclet adalah: a

Re ::::dG = (0,05)(4,5) ::::85.520


!l [71:(0,05)2/4(1,34.103)1
Pe ::::Re . Pr = (85.520)(0,013)::::1.11')
BAB 3 .:. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 83

Koefisien perpindahan kalor dihitung dari Persamaan (3-15)


efisien
r dari Nil = 4,82 + (0,0185)(1.]]])°,827 = 10,93
h = NlI,k = (10,93)(15,6) = 3410 W/m2.<'C
d 0,05

Luas permukaan total dihihmg dari:

dengan bcda suhu 20"C; maka:

A = 16.760 = o 246 m 2
(3410)(20) I

I lias ini dapat kita nyalakan sebagai panjang tabung

0246
A = 1t d L dan L =' = 1,57 m
n(O,05)

(305 SALURAN DENGAN PENAMPANG BERUBAH )


Llou dan Hwang [15] menyclidiki karakteristik perpindahan kalor dalam saluran
penampang persegi panjang di mana terjadi pemisahan aliran daerah masuk
yang
saluran serta adanya gangguan aliran sepanjang saluran. Pada kondisi aktual
IAO°C
Idan hal ini terjadi antara lain pada proses pendinginan sudu-sudu turbin, aliran pada
nosel, atau pada saluran dengan adanya perubahan penampang geometri.
bung
Camber di bawah ini rnemperlihatkan pengaruh bilangan Reynolds dan Prandll
terhadap pemisahan aliran, sirkulasi aliran, serta pcrkembangan lapis an batas kalor
/2 =

'. ; C)' -' _.". • . • •


Gambar 3-16
(a) I~e= 12.500, e« = 10.0 S X ID, S 2.0 (c) /{e = 12.600,PR ""10.OSX/D,S2.0
Perkembangan
aliran dalam
saluran [15]

- -_ :r ~ ! :.,,-
~':. .;. .• •

(b) Re = 33.000, PR = 10.0 S X/D, s 2.0 (d) Rt' - 12.600, PR ,. 10,7.0 $ XI D, S 2.3
84 PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

pada daerah masuk saluran yang diakibatkan oleh penampang geometri saLuran
sccara tiba-tiba pada daerah masuk saluran dan scpanjang saluran.
Liou dan Hwang menyarankan korelasi bcrikut unluk jangkauan
5. 103 < Re < 5.104 •
• Untuk faktor gesekan:
(3-25)

• Untuk bilangan Nusse1t rata-rata:


Nil = 0,224 Re O,65b Py-ll,121 (3-26)

200
.l Liou-Muang

175
• Dillus-Boeltcr
150

125

100
Gambar 3-17
Nusselt rata-rata 75
vs Reynolds [15]
50

25

0
0 1 2 3 4 5
Rc x IO.()()()
(
Liou dan Hwang juga mendapatkan hasil perbandingan panjang bilangan Nusselt
rata-rata dengan bentuk korelasi sebagai berikut:

NlIp =
Nu
1+ ],844(2..) Dil
(3-27)

dengan:
NU = bilangan Nusselt rata-rata
NlI = panjang Nusselt rata-rata
X " = koorctinat aksial
Dh = diameter hidraulik

Anda mungkin juga menyukai