Anda di halaman 1dari 25

PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH

(STUDI KASUS DI SMA KRISTEN PETRA MALANG)

ABSTRAK

Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler
dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di
dalamnya terjadi proses bvelajar mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami
materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang
hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada
kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan
sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan
kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.

Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, observer


melakukan observasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen Petra Malang. observasi ini
bertujuan untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di SMA Kristen Petra Malang, diantaranya mengetahui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
SMA Kristen Petra Malang, mengetahui cara pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA
Kristen Petra Malang, mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra
Malang, mengetahui perkembangan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Kristen Petra
Malang.

Observasi ini menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber
secara langsung. Adapun narasumber yang menjadi sasaran wawancara adalah kepala SMA
Kristen Petra Malang, Wakil Kepala SMA Kristen Petra Malang bagian kesiswaan, serta guru
pembimbing kegiatan ekstrakurikuler.

Hasil observasi menunjukkan bahwa SMA Kristen Petra Malang melaksanakan berbagai macam
kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya tata boga, tata busana, Karya Ilmiah Remaja (KIR),
internet, listrik, kayu, Kebaktian Siswa Kristen (KSK), dan olahraga (fulsal, bola voli, dan
basket). Dari beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Kristen Petra
Malang tersebut, terdapat kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa, yaitu KSK
khusus bagi siswa nasrani, tata busana dan tata busana khusus bagi siswa putri, dan listrik khusus
bagi siswa putra.

Anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA kristen Petra
Malang diperoleh dari para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, sedangkan
pengelolaan anggarannya dilakukan oleh bendahara sekolah untuk mengatur keluar masuknya
keuangan. Dalam pelaksanaannya siswa dikelompok-kelompokkan menjadi bgbeberapa
kelompok yang satu kelompoknya terdiri dari lima siswa.
Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA kristen Petra Malang dilakukan oleh wakil kepala
sekolah bagian kesiswaan, sedangkan penanggungjawab masing-masing kegiatan ekstrakurikuler
adalah guru pembimbing masing-masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Berdasarkan hasil observasi, disarankan: (1) semua siswa yang ada di SMA Kristen Petra
Malang wajib untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya, (2) sekolah lebih sering menampilkan bakat siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dalam ajang-ajang perlombaan agar siswa lebih aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler, (3) sekolah harus mampu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh semua
siswa.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini tepat waktu. Laporan observasi
yang berjudul “Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi Kasus di SMA Kristen
Petra Malang)” dibuat guna memenuhi tugas akhir matakuliah Manajemen Peserta Didik.

Dalam penyusunan laporan observasi ini, penyusun tidak akan dapat menyelesaikannya tanpa
ada pihak-pihak yang membantu. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
2. Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M. Pd selaku pembimbing I matakuliah Manajemen
Peserta Didik
3. Bapak R. Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II matakuliah
Manajemen Peserta Didik
4. Ibu Dra. I. Sri Purwaningrum selaku Kepala SMA Kristen Petra Malang yang telah
memberi ijin untuk melakukan observasi di sekolah beliau
5. Ibu Elisa Piindari, S.Pd selaku Wakasek kesiswaan SMA Kristen Petra Malang yang
telah bersedia menjadi narasumber dalam pelaksanaan observasi
6. Bapak/Ibu guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler, serta siswa siswi SMA kristen
Petra Malang yang telah bersedia untuk diwawancarai
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan observasi ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan dari
para pembaca demi kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Malang, Nopember 2010

Penyusun

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman

1. Surat permohonan ijin observasi dari kampus


2. Surat keterangan observasi dari SMA Kr. Petra Malang
3. Profil SMA Kristen Petra Malang
4. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler SMA Kristen Petra Malang
5. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler Kebaktian Siswa Kristen
6. Program kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja
7. Analisis masalah ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja
8. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler KIR
9. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu
10. Analisis masalah kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu
11. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu
12. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler OSIS
13. Perencanaan kegiatan ekstakurikuler internet
14. Analisis masalah kegiatan ekstrakurikuler internet
15. Dokumentasi

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai
fakta. Tetapi lebih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal
dasar bagi setiap warga Negara yang bertanggug jawab. Teori belajar mengatakan kepada kita
bahwa proses belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat
diserap dalam kaitannya dengan dunia nyata, terutama bagi peserta didik muda di bangku
pendidikan dasar.

Di lingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan, karena itu jika
tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era
persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang
secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan
yang mati karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang
megatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih sulit daripada mencari guru baru.
Dikatakannya untuk mandapatkan guru baru cukup membuka lamaran, sehari sudah banyak yang
datang. Sedangkan untuk mencari peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan
memasang sepanduk peserta didik akan datang. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan
pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan unsur utama yang dimenej dan
dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.
Manajermen peserta didik merupakan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari
peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dalam hal ini yang diatur
secara langsung oleh pihak sekolah adalah segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta didik
secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta dimaksudkan untuk
memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar
proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.

Suatu sekolah terus mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh peserta
didik. Sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi tersebut. Sedangkan
pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran
biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi, dan
dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Ekstrakurikuler dimaksudkan
untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa.
Misalnya saja olahraga, kesenian, dan berbagai macam ketrampilan serta kepramukaan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui kegiatan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di


sekolah, penyusun melakukan observasi di SMA Kristen Petra Malang. Dan observasi tersebut
diberi judul “Pegelolaan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi Kasus di SMA Kristen Petra
Malang)”.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan di SMA Kristen Petra Malang dapat
diketahui bahwa peningkatan kualitas lulusan SMA Kristen Petra Malang tidak hanya dilakukan
dengan cara belajar terus menerus di dalam kelas, melainkan di SMA Kristen Petra Malang ini
sudah menyediakan wadah yang dapat menampung bakat dan minat peserta didik. Yaitu kegiatan
ekstrakurikuler, dimana kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di SMA Kristen Petra Malang
adalah pada sore hari.

1. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, fokus permasalahan yang diteliti dalam rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang?


2. Bagaimana pelaksanaa kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang?
3. Apa saja macam-macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang?
4. Bagaimana keterlibatan peserta didik, guru dan orang tua dalam kegiatan ekstrakurikuler
di SMA Kristen Petra Malang?

1. C. Tujuan Observasi
Mengacu kepada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang


2. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang
3. Untuk mengetahui macam-macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang
4. Untuk mengetahui keterlibatan peserta didik, guru dan orang tua dalam kegiatan
ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang.

1. D. Manfaat Observasi

Hasil observasi ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMA Petra Kristen Malang ini merupakan kegiatan
yang bisa menumbuhkembangkan potensi serta menyalurkan bakat dan minat peserta
didik. Karena pada ekstrakurikuler tersebut banyak ketrampilan-ketrampilan yang diajarkan,
sehingga sangat berguna bagi perkembangan serta potensi yang dimiliki peserta didik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. A. Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler
dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di
dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami
materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang
hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada
kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan
sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan
kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.

1. 1. Pengertian Ekstrakurikuler

Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan
tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi
ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing
peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-
kegiatan yang wajib maupun pilihan.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran
biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk paggi, dan
dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstrakurikuler ini
sering dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh
sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai kegiatan keterampilan dan
kepramukaan (Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang, 1989:122).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang
dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam
pelajaran normal.

Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang
direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di
luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber
daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang
didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam
mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib
maupun pilihan.

1. 2. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler

Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai fungsi
dan tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan


hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta
1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat
menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya
2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam
menjalankan tugas
3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan
Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri
4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan
sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan
sosial keagamaan
5. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar
memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil
6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi
(human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.

1. 3. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan

Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun
lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan
ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan
guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas.
Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan
dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.

Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan


tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah
maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik mampu
belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya dengan tetap
tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh
peserta didik.

1. 4. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler

Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya sebagai berikut:

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing-masing, meskipun
tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala sekolah. Organisasi siswa di kelas pada
umumnya sekedar disebut pengurus kelas dengan seorang ketua kelas dilengkapi dengan
beberapa pengurus yang lain sesuai dengan keperluan, seperti wakil ketua, sekretaris, wakil
sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan
musyawarah untuk membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS).

Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina oleh kepala sekolah agar
mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi semua siswa. Melalui OSIS
dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan.
Disamping itu, organisasi tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses
belajar-mengajar agar tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan-
kegiatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa keberhasilan siswa dalam belajar.
Untuk membuat dua kepentingan yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap juga saling mendesak
itu menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan kepala sekolah serta guru-guru dalam
memimpin, mengarahkan, dan membimbing siswa (Nawawi, 1989:166).

Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman memimpin,
pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan
organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar siswa
nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan
siswa meliputi pembentukan kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan
pembentukan keterampilan.

Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan OSIS dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, kepribadian
luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan
2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan
Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya

3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu
wadah OSIS

4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencagah siswa dijadikan
sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan
ketahanan sekolah).

1. Pramuka Sekolah

Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa mendapat kesempatan
mengembangkan diri dengan program dan kegiatan yang bersifat nonformal. Salah satu
bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan pramuka sekolah yang diselenggarakan di
luar jam belajar. Dengan demikian, kegiatan pramuka memungkinkan sekolah membantu siswa
menggunakan dan mengisi waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi
pertumbuhan dan perkembangan masing-masing.

Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang
keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha
dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di
sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan pramuka secara kontinu dan berdaya guna, setiap
kepala sekolah perlu melakukan kegiatan pengendalian, antra lain:

1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang bertanggungjawab kepada
kepala sekolah

2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus Mahir Dasar
(KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML)

3) Melakukan koordinasi dengan kwartir daerah pramuka atau kwartir cabang untuk
membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah

4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan tidak segan-
segan untuk berpakaian pramuka

5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat kelengkapan pramuka
secara perseorangan melalui kerja sama dengan koperasi sekolah

6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara berkala mengontrol
pelaksanaannya

7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain.
Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka sekolah sangat
besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus depan yang sudah dibentuk. Kepala sekolah harus
berusaha agar pelaksanaan pramuka di sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan musiman, yang
sekali waktu muncul dan untuk jangka waktu yang lama tenggelam. Namun kepala sekolah
sedapat mungkin mengusahakan dan memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang bersifat
kontinu dan berkesinambungan.

1. Olahraga dan Kesenian Sekolah

Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang studi yang
disediakan jam pelajaran khusus. Namun untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam
pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin
secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua bidang tersebut. Perhatian itu
dimanifestasikan dalam usaha melakukan pengendalian pelaksanaannya antara lain:

1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab pelaksanaannya (koordinator


bidang) yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah

2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan mengikuti penataran
atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut

3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.

Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga dan kesenian ini, sekolah
dapat mewujudkan hubungan manusia yang intensif. Siswa belajar menghormati keberhasilan
orang lain, bersikap sportif, berjuang untuk mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain
sebagainya.

1. Majalah Sekolah

Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang bisa memuat karya
siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya sering disebut dengan majalah sekolah. Majalah
sekolah dapat dapat memuat berbagai karya siswa berupa prosa atau puisi dan berita-berita
mengenai kehidupan sekolah. Disamping itu majalah sekolah juga dapat digunakan untuk
memuat aspirasi-aspirasi siswa, termasuk saran-sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak
lain, guru juga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang
telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin pula berupa
pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan berbagai
peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa. Sedangkan bagi orang tua siswa,
majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan
sekolah tempat anak-anak belajar. Dengan demikian tidak mustahil timbul hasrat untuk
membantu sekolah, jika menemukan sesuatu yang dipandangnya patut dibantu demi kepentingan
siswa.
Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya komunikasi tertulis untuk
menunjang seluruh program sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada
lembaga tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki majalah sekolah harus
diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik dan mendorong orang untuk membacanya.
Untuk mendorong kontinuitas terbitnya majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para
siswa namun besarannya tidak memberatkan mereka.

Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha menerbitkan
majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara fisik (material) karena
bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karenanya, usaha
menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan.

Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah sekolah agar
dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan melakukan koordinasi untuk
menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk
juga menjaga agar majalah tersebut tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah
harus diusahakan untuk tidak menjadi ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah
(Nawawi, 1989:185).

1. Palang Merah Remaja (PMR)

Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap
para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di lingkungan internal sekolah
maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan fungsi organisasi ini juga sama dengan
Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk
mengembangkan program-program pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat.

Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah:

1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan
kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di sekolah

2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan solidaritas
sosial yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan orang lain

3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik sehingga
senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya.

Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:

1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan dimanapun dibutuhkan
pada tahap pertolongan pertama

2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat


3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat, baik untuk tenaga
sukarelawan, anggota PMR sendiri, maupun untuk para peserta didik secara umum

4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan sehat serta
tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan.

Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai
tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara
yang dapat dilakukan sekolahn dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui
kegiatan ekstrakurikuler.

BAB III

METODE PENULISAN

1. A. Rancangan Penelitian

Untuk melakukan suatu penelitian, harus ditentukan secara cermat dan tepat rancangan atau
penelitian apa yang akan digunakan. Karena dengan rancangan tersebut, penelitian akan lebih
mudah untuk dilaksanakan. Selain itu, juga harus memperhatikan teknik-teknik apa saja yang
digunakan dalam memperoleh data dan informasi tentang hal-hal yang hendak diteliti. Oleh
karena itu, perlu adanya perencanaan terlebih dahulu sebelum penelitian dilaksanakan.

Dalam melakukan penelitian atau observasi tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di


SMA Kristen Petra Malang ini, untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti
menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah mencari data dengan cara bertanya
langsung kepada narasumber secara lisan. Hal ini dipilih oleh peneliti karena data yang diperoleh
dapat dibuktikan kebenarannya secara akurat karena diperoleh langsung dari narasumber.

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala SMA Kristen Petra Malang dan kepada Wakil
Kepala Sekolah (Wakasek) bagian kesiswaan, serta kepada guru pembimgbing kegiatan
ekstrakurikuler. Dalam wawancara tersebut, peneliti bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan ekstrakurikuler yang ada di SMA Kristen Petra Malang.

Selain wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh siswa di SMA Kristen Petra Malang, sehingga
peneliti dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah
tersebut.

1. B. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini dilakukan di SMA Kristen
Petra Malang yang berada di Jalan Prof. Dr. Moh. Yamin 53 Malang. Sekolah ini merupakan
sekolah yang berbentuk yayasan, yang di dalamnya terdapat jenjang pendidikan mulai dari
Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Khusus untuk SMA, saat ini dikepalai oleh
Ibu Dra. Immaculta Sri Purwaningrum, MM.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. A. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang

Dalam sebuah kegiatan pasti diperlukan adanya pengelolaan agar kegiatan tersebut dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut
Soetopo (1989:122) menyebutkan:

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang dilaksanakan di luar jam pelajaran
biasa. Kegiatan ini dilaksanakan sore hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan
dilakanakan pagi hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Sering kegiatan ekstrakurikuler
dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok
siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan.

Menurut Ibu Elisa selaku wakasek kesiswaan di SMA Kristen Petra Malang “ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang ada di dalam program pengajaran, tetapi dalam pelaksanaannya berada
diluar jam pelajaran, pada kegiatan ekstrakurikuler khususnya di SMA Kriste Petra Malang ini
memberikan lebih pada keterampilan (skill), sebagai bekal bagi peserta didik”.

Menurut Ibu I. Sri Purwaningrum selaku kepala sekolah SMA Kristen Petra Malang
“ekstrakurikuler adalah bentuk pengembangan diri, baik jasmani maupun rohani peserta didik,
sedang pelaksanaa kegiatan ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan diluar jam pelajaran”.

berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan
pengembangan diri yang dilaksanakan diluar jam pelajaran, serta pelaksanaannya adalah sore
hari, pada kegiatan ektrakurikuler ini terdapat guru pembimbing, kegiatan ekstrakurikuler ini
berguna untuk megembangkan potensi, bakat, minat, serta kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik.

Menurut Mulyono (2008:188):

Pegelolaan kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan
secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam
pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimiliki peserta didik, baik berkaita dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya
maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan
potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang ini dikelola oleh guru-guru
dari sekolah sendiri, pemilihan kegiatan ekstrakurikulernya pun juga tidak langsung ditentukan
oleh guru-guru tersebut, melainkan terdapat beberapa tahapan, antara lain:

1. Jajak Pendapat

Jajak pendapat disini juga melibatkan peserta didik yang aka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tersebut, juga melibatkan pendapat dari guru-guru. Harus dipilih kegitan ekstrakurikuler yang
tidak tertinggal oleh kemajuan zaman. Hal ini merupakan tujuan jangka panjang saat
melaksankan kegiatan ekstrakurikuler, Sehingga saat pemberian bekal ketrampilan, akan benar-
benar bisa tersalurkan, karena masyarakat juga membutuhkannya. Selain tujuan jangka panjang
tersebut, kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih juga harus diminati oleh peserta didik, sehingga
saat peserta didik mengikulti kegiatan itu akan bersemangat, serta ilmu yang disampaikan akan
mudah diterimanya.

1. Masukan dari siswa

Siswa dilibatkan secara langsung dalam pengambilan keputusan kegiatan ekstrakurikuler yang
bakan dilaksanakan di sekolah ini. Sehingga para siswa memiliki peran yang sangat penting
dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam pelaksanaan pemilihan kegiatan
ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan tersebut, para siswa diberi kewsempatan untuk
mengutarakan pendapatnya tentang kegiatan ekstrakurikuler apa yang diminati oleh para peserta
didik, sehingga kegiatan yang terpilih nantinya dapat dilaksanakan dengan baik karena sesuai
dengan pilihan siswa sendiri.

1. Analisis Lingkungan Eksternal

Yang dimaksud disini adalah ketrampilan apa yang di butuhkan oleh masyarakat, seperti halnya
di SMA Kristen Petra Malang ini, karena lokasinya yang berada disekitar pasar maka akan
bermanfaat ketika pada sekolah ini terdapat ektrakurikuler listrik dan kayu serta ekstrakurikuler
tataboga. Pada ekstrakurikuer listrik dan kayu bisa menghasilkan kerajinan tangan yang bisa
dijual di pasar tersebut.

Ekstrakurikuler tata boga pada sekolah ini juga telah mampu menghasilkan makanan yang
mampu dijual, contonya adalah pembuatan telur asin. Hasil ini sudah mampu dijual dipasar. Hal
ini membuktikan bahwa pemilihan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan lingkungan eksternal
juga mempengaruhi tingkat kreatifitas peserta didik.

Setelah melakukan beberapa tahapan tersebut, barulah pihak sekolah bisa menentukan
ekstrakurikuler apa yang akan diadakan, tetapi terdapat juga ekstrakurikuler yang memang sudah
diadakan lama di sekolah ini. Selain itu meskipun sekolah ini bercorak kristen, tetapi pihak
sekolah tidak pernah membeda-bedakan antara peserta didik yang kristen maupun yang dari
agama lain. Tetap terjalin solidaritas yang tinggi di dalam sekolah ini, dan dalam diri peserta
didik tersebut. Hal ini terbukti dengan pemberian kesempatan beribadah bagi pesrta didik itu.

1. B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang


Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang ini dilaksanakan pada sore hari, yaitu
pelaksanaannya setelah pemberian pelajaran tambahan kepada peserta didik. Pemilihan waktu
pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan ekstrakurikuler ini tida mengurangi jam
belajar- mengajar peserta didik, sehingga tdak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Karena pada intinya kegiatan ekstrakurikuer adalah dilaksanakan diluar jam pepelajaran.

Pada pelasanaan ekstrakurikuler disekolah ini terdapat pembimbing yang akan mendampingi
peserta didik untuk memperoleh ketrampilan-ketrampilan serta kemampuan yang diajarkan pada
kegiatan ekstrakurikuler ini. Pendamping pada kegiatan ekstrakurikuler ini adalah guru yang
engajar di SMA Kristen Petra Malang sendirit iSehingga pihak sekolah tidak perlu
mendatangkan pembimbing dari luar sekolah, karena sudah memiliki guru-guru yang akan
mendampingi peserta didik menempuh kegiatan ekstrakurikuler ini.

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler ini pihak sekolah memberikan jadwal, sehingga antara kelas
satu dengan lainnya tidak bentrok, juga diatur tingkatan dari peseta didik tersebut, mulai dari
kelas X sampai dengan kelas XII. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikulernya juga tidak hanya
dilaksanakan pada hari sbtu saja, melainkan dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan hari
sabtu. Yang pelaksanaannya setelah pelajaran tambahan. Pelajaran tambahan yang diberikan di
SMA Kristen Petra Malang ini diberikan setelah jam belahar mengaajar peserta didik. Maksud
dan tujuannya adalah supaya peserta didik lebih mendalami mata pelaaran tertentu yang
sekirannya pada proses belajar mengajar belum mengerti dan belum paham, maka pada pelajaran
tambahan ini guruakan mengulas serta memberikan pendalaman yang lebih kepada peserta didik
agar materi pelajaran yang belum terserap dengan sempurna, akan dipahami dan peserta didik
juga mampu mnyerap mayeri tersebut.

1. C. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang

SMA Kristen Petra malang ini memiliki beberapa ekstrakurikuler yang mampu meningkatkan
kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh peserta didik, baik kegiatan ekstrakurikuler yang
bermanfaat bagi jasmani peserta didik dan ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat
bagi rohani peserta didik. Kegiatan ekstrakurikulernya juga ada yang diwajibkan dan juga ada
yang pilihan.

1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diwajibkan

Pihak sekolah memilih kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang memang harus diikuti oleh peserta
didik. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan peserta didik agar ketrampilan yang dimilikinya
barmanfaat dan mampu mebjadi bekal untuknya kedepan, macam kegiatan ekstrakurikuler yang
diwajibkan adalah sebagai berikut:

1. Tata Busana

Kegiatan ekstrakurikuler tata busana ini dilaksaakan selama dua hari, yaitu hari senin dan kamis
pukul 14.30 sampai dengan 16.00. Kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik
putri. Alasan mengapa SMA Kristen Petra Malang ini memilih tata busana menjadi kegiata
ekstrakurikuler wajib adalah karena seorang perempuan pada akhirnya memerlukan ilmu ini saat
terjun di masyarakat, meskipun peserta didik ini nantinya melanjutkan kuliah tidak pada bidang
tata busana, tetapi peserta didik bisa mengambil pengalaman-pengalaman yang dinberikan dari
kegiatan ekstrakurikuler ini.

Bagi peserta didik yang berada pada taraf ekonomi lemah, dan tidak mampu untuk mellanjutkan
seolahnya kejenjang yang lebih tinggi, maka ketrampilan seperti ini sangat di perlukan saat
peserta didik ini terun kemasyrakat.Karena meskipun peserta didik ini tidak melanjutkan
pendidikan kejenang yang ledbih tinggi, akan tetapi pesereta didik ini memiliki ketrampilan yang
berdaya jual dan bisa digunakan untuk menghasilkan uang dari ketrampilan tersebut.

Saat pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler ini pun juga di bagi atas ketrampilan-ketrampilan yang
harus dimilki oleh peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini berdasarkan tingkatannya.
Pembagian ketrampilan nya adalah sebagai berikut:

1) Bagi peserta didik kelas X

Pemberian ketrampilan bagi peserta didik yang masih berada di kelas X tidak akan sama dengan
peserta didik yang sudah berada pada tingkatan di atasnya. Ketrampilan yang harus dicapai oleh
peserta didik ini adalah harus bisa membuat rok sendiri. Pola yang diberikan pun mudah,
sehingga peseta didik tidak akan kesulitan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru
pendamping ini.

2) Bagi Peserta didik XI

Bagi peserta didik yang berada pada tingkatan ini adalah harus bisa membuat kemeja atau hem,
tugas yang diberikan lebih sulit dari pada peserta didik yang berada pada tingkatan kelas X.

3) Bagi peserta didik kelas XII

Peserta didik didik diberi tugas untuk membuat celana. Ini tugas yang paling sulit, karena
tingkatanya sudah banyak, jadi pegalaman yang diperoleh pun uga sudah banyak. Maka tidak
apa-apa jika tiugas yang diberikan lebih sulit, yaitu membuat celana

Menurut Bu Elisa selaku waka kesiswaan di SMA Kristen Petra Malang, peserta didik yang
sudah lulus dari sekolah ini diharuska sudah mampu membuat seragam sendiri.

1. Tata Boga

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu selasa dan sabtu. Untuk hari
selasa untuk peserta didik kelas XII, sedangkan hari sabtu untuk peserta didik kelas X dan XI.
Kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik perempuan, Menurut Bu Elisa selaku
waka kesiswaan di SMA Kristen Petra Malang ini, seorang perempuan sebagai kodratnya akan
menjadi seoarang ibu rumah tangga, maka harus bisa memasak, baik memasak sayur sebagai
makanan sehari-hari maupun memasak kue basah dan juga kue kering.
Praktek memasaknya pun setiap tingkatan juga berbeda, semakin redah tingkatannya maka
praktek yang dilakukan pun juga tidak terlalu sulit, pembagiannya adalah sbagai berikut:

1) Peserta didik kelas X

Praktek pada peserta didik pada tingkatan ini adalah lebih ringan yaitu peserta didik hanya
dituntut untuk mebuat lauk atau sayur yang biasanya dikonsumsi dalam keseharian, contoh:
memasak dengan menu lalapan, membuat sambal, dll

2) Peserta didik kelas XI

Prakteknya adalah membuat kue basah, yang dimaksudka disini adalah jenis-jenis kue yang cara
pembuatannya dengan cara dikukus. Contohnya: Roti kukus, bolu, putrid ayu, puthu ayu, dll.

3) Peserta didik kelas XII

Peserta didik harus bisa membuat kue-kue kering, yang dimaksudkan disini adlah kue yang cara
pembuatannya dengan cara di oven, contohnya: nastar, kastengel (kue keju).

Setelah peserta didik melakukan praktek pembuatan berbagai menu makanan tersebut, makanan-
makanan itu tidak hanya dimakan oleh peserta didik itu sendiri, melainkan guru dan kepala
sekolah juga diberi kesempatan untuk menyicipinya. Sehingga setelah praktek, ada beberapa
perwakilan kelompok yang mengantarkan makanan ini kepada kepala sekolah dan guru,
meskipun tidak dalam jumlah banyak, tetapi sudah bisa untuk dicicipi.

Sebelum praktek memasak peserta didik berada di kelas untuk memperoleh materi dari guru
pendamping ekstra tersebut. Pelaksanaan nya adalah berkelompok, sehingga peserta didik didik
dibentuk dalam kelompo-kelompok, jumlah anggota kelompoknya adalah 5 anak. Untuk dana
yang dipakai dalam kegiatan tata boga ini adalah dari iuran tiap kelompok tersebut, ika memang
buayanya tidak teralu banyak, maka pihak guru bisa menyumbang sedikit dana untuk kegiatan
ini. Besarnya iuran dana adalah disesuaikan dengan menu makanan apa yang akan dimasak oleh
peserta didik tersebut.dana yang tersisa bisa dititipkan kepada Bu.Elisa selaku waka kesiswaan,
dana itu akan diberikan pada praktek memasak berikutnya.

1. Listrik dan Kayu

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan selama dua hari yaitu hari selasa dan sabtu, untuk hari
selasa diperuntukkan peserta didik kelas X. Sedangkan hari sabtu diperuntukkan peserta didik
kelas XI dan XII. Kegiatan ini dibimbing oleh Ibu Anastasya Ani dan bertempat di ruang
ketrampilan.

1) Listrik

Kegiatan ektrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik laki-laki yang berada pada kelas X.
Pemberian bekal ketrampilan seperti ini penting sekali, agar kelak saat terun kemasyarakat bisa
dimanfaatkan. Selain itu pengetahuan tentang listrik juga digunakan saat peserta didik berada
dirumah.

2) Kayu

Diberikan bagi peserta didik kelas XI dan XII. Peserta didik diberi ketrampilan untuk membuat
tempat untuk tabung reaksi, hasil dari produksi ini bisa dipergunakan untuk kebutuhan
laboratorium, sehingga selain mendapatkan ketrampilan tersebut, produksi yang dihasilan juga
bisa bermanfaat. Selain itu juga membuat pigora yang dipergunakan untuk mading di SMA
Kristen Petra Malang ini.

1. Kebaktian Siawa Kristen (KSK)

Kegiatan ekstrakurikuler ini berhubungan dengan kebutuhan rohani peserta didik. Karena SMA
Kristen Petra Malang ini bercorak Kristen, sehingga bagi peserta didik yang beragama Kristen
diwajibkan untuk mengikuti kebaktian yang dilaksnakan setiap hari jum’at. Untuk pendamping
dari kegiatan ini diambilkan dari guru yang mengajar di SMA Kristen Petra Malang.

Banyak manfaat yang diberikan dari kegiatan ini, selain membentuk pesrta didik yang unggul
dalam bidang akademik, peseta didik juga ditintut untuk menjadi insane yang beriman dan
mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban nya sesuai dengan kepercayaa atau agama yang
dianut.

1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan

Peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini juga diberi kesempatan untuk memilih kegiatan
ekstrakurikuler apa yang diminati dan ingi diikuti, selain kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibka
oleh pihak sekolah. Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler yang bisa menjadi pilihan oleh
peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini adalah sebagai berikut:

1. Internet

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan setiap hari rabu pukul 14.00-15.30. dan dibimbing oleh
Ibu Elisa Piindari dan bertempat di laboratorium komputer. Kegiatan ekstrakurikuler internet
diberikan kepada para siswa dengan tujuan untuk mengikuti perkembangan jaman yang sangat
pesat, terutama dunia tenologi dan komunikasi yang semakin maju dan diminati oleh semua
kalangan, bahkan peserta didik yang duduk di bangku sekolah. Sehingga peserta didik merasa
tidak ketinggalan jaman.

1. Olahraga

Ekstrakurikuler olahraga yang ada di SMA Kristen Petra Malang meliputi futsal, Bola Voli dan
Badminton. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari karena jadwal untuk siswa putra dan
siswa putri dibedakan. Untuk siswa putra dilaksanakan pada hari kamis pukul 14.30 sampai
16.00, sedangkan untuk siswa putri dilakdanakan pada hari senin pukul 14.30 sampai 16.00.
Kegiatan ini dibimbing oleh Bapak Ignasius Agus W dan bertempat di lapangan olahraga SMA
Kristen Petra Malang. Kegiatan ekstrakurikuler ini dimaksud untuk mengembangkan bakat dan
minat peserta didik di bidang olahraga serta untuk meningkatkan kesehatan jasmani peserta
didik.

1. Karya Ilmiah Remaja (KIR)

Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler baru di SMA Kristen Petra
Malang yang dilaksanakan pada hari jum’at pukul 12.30 sampai dengan 14.00 dan dibimbing
oleh ibu Anastasya Ani W.S dan bertempat di ruang ketrampilan. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan siswa dibidang penelitian dan penulisan karya
ilmiah.

1. D. Keterlibatan Peserta Didik, Guru, Orang Tua dan Masyarakat dalam


Kegiatan Ekstrakuriluler
2. Keterlibatan peserta didik

Peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini merespon positif terhadap program kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini, terbukti dengan besranya minat peserta didik mengikuti
ekstrakurikuler yang telah ada, baik ekstrakurikuler tersebut yang diwajibkan maupun tidak
diwajibkan. Terciptanya suasana seperti ini akan mempermudah untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik, karena berwal dari kesukaan akan membawa pesrta didik pada
prestasi yang ingin dicapai.

Peserta didik yang meyukai suatu program di sekolah tersebut, maka akan mendalami program
tersebut serta belajar sungguh-sungguh untuk megerti dan mampu memiliki ketrampilan-
ketrampilan serta bakat-bakat yang bergua untuk meingkatkan serta mengmbangkan kemampuan
yang dimikinya. Hal ini terlihat dari hadirnya peserta didik untuk bersungguh-sungguh mengikuti
serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru pendamping, contohnya saja saat guru
pendamping ekstrakurikuler tata boga, memberikan ketrampilan membuat telur asin serta
memasarkannya, peserta didik SMA Kristen Petra Malang ini mampu membuat serta
memasarkan telur asin buatannya tersebut. Karena lokasi sekolah ini berada di dekat pasar serta
didekat pertokoan, maka akan lebih mempermudah peserta didik memasarkan produk dari
kegiatan ekstrakurikuer tersebut.

Kesungguhan yang dimilki oleh peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini juga terlihat saat
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini sering mangikuti lomba dan sempat meme

1. Keterlibatan Guru

Guru di SMA Kristen Petra Malang ini turut mengembagkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
ini, karena pendamping dari kegiata itu adalah diambilkan dari guru-guru pengajar sekolah ini
sendiri. Ini mempermudah pihak sekolah untuk tidak mencari pendamping kegiatan ekstra
kurikuler dari luar sekolah.

Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini akan mudah beradaptasi dan mudah
menerima materi-matei ketrampilan yang diberikan oleh guru pendamping ekstrakurikuler
karena guru yang mendamping ikegiatan ekstrakurikuler ini berasal dari guru-guru yang
biasanya mengajar peserta didik terseut.

1. Keterlibatan Orang tua

Pihak orang tua hendaknya mendukung setiap kegiatan sekolah yang diikuti anaknya, asalkan
kegiatan itu berdampak positif bagi anaknya dan tidak mengganggu prestasi belajarnya.
Contohnya adalah kegiatan ekstrakurikuler, pihak orang tua juag harus aktif mengontrol
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diiikuti oleh peserta didik tersebut. Jangan sampai peseta
didik ini meminta ijin untuk mengikuti ekstrakurikuler, tetapi kenyataannya malah bermain
diluar dengan teman-temannya. Hal ini tidak akan teradi jika ada pengawasan aktif dari pihak
orang tua. Dukungan aktif dari pihak orng tua ini akan turut mendukunga suksesnya kegiatan
ekstrakurikuler yang diadakan di SMA Kristen Petra Malang ini.

1. Keterlibatan Masyarakat

Masyarakat yang tinggal di sekitar SMA Kristen Petra Malang ini turut menyukseskan kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Hal ini terlihat dari pihak masyarakat yang mau membeli
produk dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Ini merupakan respon positif dari pihak
masyarakat yang akan menimbulkan semangat baru bagi peserta didik untuk lebih menungkatkan
kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya, untuk memproduksi barang-barang yang
diminati oleh masyarakat dan berdaya jual. Peserta didik yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler ini selain mendapatkan ketrampilan-ketrampilan yang bermanfaat bagi dia saat
lulus nanti, tetapi juga mendapatkan pengalaman meniliki produk yang mampu dijual
dimasyarakat sekitar sekolahnya.

1. E. Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Kegiatan


Ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang.

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang ini tidak semua
kegiatan dapat berjalan dengan lancar, tetapi juga mengalami berbagai kendala-kendala. Kendala
yang ada tidak terjadi pada semua kegiatan ekstrakurikuler, melainkan hanya terjadi pada
sebagian kegiatan ekstrakurikuler saja. Karena sebagaian besar kebutuhan kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di SMA Kristen Petra Malang dapat dipenuhi oleh pihak sekolah.
Kendala-kendala tersebut terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:

1. Kegiatan ekstrakurikuler internet

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendala yang dihadapi terletak pada jumlah unit
kopmputer yang ada di SMA Kristen Petra terbatas, hal ini juga dikarenakan kurangnya dana
yang dimilki sekolah untuk melengkapi kebutuhan tersebut. Jadi disini sekolah harus segera
mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini karena kegiatan ekstrakurikuler ini
menjadi kegiatan yang cukup penting bagi peserta didik karena seiring perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) siswa juga dituntut untuk mengkikuti perkembangan yang
terjadi selain itu kegiatan ini juga menjadi kegiatan yang paling digemari oleh banyak peserta
didik.
Dengan adanya kegiatan ini juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar siswa dimana
dengan internet siswa bisa mencari materi-materi pelajaran sebagi bahan pelajaran tambahan
selain materi yang diperoleh dari guru.

1. Kegiatan ekstrakurikuler kayu dan listrik

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendala yang dihadapi adalah terbatasnya alat-
alat yang dimiliki sekolah karena mahalnya harga alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler ini, misalnya alat bor. Meskipun sekarang ini SMA Kristen Petra bisa
melengkapi alat-alat yang dibutuhkan dengan jumlah yang terbatas. Untuk mengatasi kendala
seperti ini sekolah mengambil kebijakan peserta didik dapat menggunakan alat-alat yang terbatas
dengan cara bergantian.

1. Kegiatan ekstrakurikuler KIR

Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini tidak terlalu membutuhkan sarana yang
harus dilengkapi , karena kegiatan ekstrakurikuler ini lebih mengarah pada penyampaian hasil-
hasil pemikiran peserta didik. Kendala yang mungkin bisa terjadi ketika peserta didik akan
melakukan kegitan peneliitian mungkin akan membutuhkan biaya yang mahal

Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendalanya juga terletak pada tempat
pelaksanaannya karena jumlah gedung kelas yang ada di SMA Kristen Petra tidak mencukupi.
Akan tetapi disini sekolah mengambil kebijakan dengan menggunakan ruang kegiatan
ekstrakurikuler kayu dan listrik, jadi disini satu ruangan digunakan untuk dua kegiatan
ekstrakurikuler.

1. Kegiatan ekstrakurikuler tata boga

Kegiatan ekstrakurikuler ini tidak mengalami kendala yang cukup serius karena pada dasarnya
alat-alat yang digunakan untuk kegiatan ini bisa dipenuhi oleh sekolah. Hanya mungkin
permasalahan terletak pada pngumpulan dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler ini seperti dalam pembelian bahan-bahan makanan dimana setiap pelaksanaan
kegiatan pastinya memerlukan bahan-bahan yang berbeda-beda. Meskipun sekolah ini
memberikan anggaran tersendiri untuk kegiatan ini akan tetapi belum bisa juga untuk
memenuhinya sehingga sekolah mengambil kebujakan dengan cara menggunakan uang iuran
peserta didik itu sendiri yang kemudian akan dikelola oleh guru pembimbing.

BAB V

PENUTUP

1. A. Kesimpulan
Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang dilaksanakan pada sore hari, yaitu
pelaksanaannya setelah pemberian pelajaran tambahan kepada peserta didik. Pemilihan waktu
pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan ekstrakurikuler ini tida mengurangi jam
belajar- mengajar peserta didik, sehingga tdak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Karena pada intinya kegiatan ekstrakurikuer adalah dilaksanakan diluar jam pepelajaran.

Peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini merespon positif terhadap program kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini, terbukti dengan besranya minat peserta didik mengikuti
ekstrakurikuler yang telah ada, baik ekstrakurikuler tersebut yang diwajibkan maupun tidak
diwajibkan. Terciptanya suasana seperti ini akan mempermudah untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik, karena berwal dari kesukaan akan membawa pesrta didik pada
prestasi yang ingin dicapai.

Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini akan mudah beradaptasi dan mudah
menerima materi-matei ketrampilan yang diberikan oleh guru pendamping ekstrakurikuler
karena guru yang mendamping ikegiatan ekstrakurikuler ini berasal dari guru-guru yang
biasanya mengajar peserta didik terseut.

Pihak orang tua hendaknya mendukung setiap kegiatan sekolah yang diikuti anaknya, asalkan
kegiatan itu berdampak positif bagi anaknya dan tidak mengganggu prestasi belajarnya.

Masyarakat yang tinggal di sekitar SMA Kristen Petra Malang ini turut menyukseskan kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Hal ini terlihat dari pihak masyarakat yang mau membeli
produk dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Ini merupakan respon positif dari pihak
masyarakat yang akan menimbulkan semangat baru bagi peserta didik untuk lebih menungkatkan
kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya, untuk memproduksi barang-barang yang
diminati oleh masyarakat dan berdaya jual.

1. B. Saran

Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi ekstrakulikuler bisa menambah pengalaman


berorganisasi dan ilmiu pengetahuan khususnya dalam perkuliahan.

Mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan organisasi ekstrakulikuler sebagai bahan belajar


mencari pengalaman berorganisasi dan ilmu yang bisa diterapkan pada perkuliahan.

Tujuan dari ini peserta didik diharapkan megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-
kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam organisasi ekstrakulikuler karena telah tersedia berbagai
macam ekstrakulikuler beserta tingkatannya yang disesuaikan dengtan minat dan bakat
mahasiswa.

Contoh Proposal Skripsi dan Tesis


BAB I Pendahuluan

a. Judul

Judul proposal skripsi harus mencerminkan masalah, variabel dan obyek yang diteliti serta
desain penelitian yang di pakai.

Contoh Judul Skripsi : Daya Lentur (Resilience) Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak
(PSAA) Yogyakarta Tahun 2011

b. Latar Belakang

Bagian latar belakang proposal skripsi ini menceritakan apa yang mendorong seorang peneliti
untuk meneliti suatu masalah. Bagian latar belakang proposal penelitian skripsi ini menjelaskan
situasi dan kondisi yang melatarbelakangi terjadinya masalah tersebut.

c. Identifikasi Masalah

Bagian identifikasi masalah pada proposal penelitian skripsi ini menjelaskan pokok masalah
yang tercermin di bagian latar belakang masalah.

d. Batasan Masalah

Bagian ini sangat erat dengan identifikasi masalah diatas. Dengan keterbatasan peneliti baik
waktu, dana dan yang lainnya maka peneliti disini hanya meneliti beberapa identifikasi masalah
yang ada jadi tidak semua masalah yang muncul di teliti. Agar hasil penelitian lebih fokus.

e. Tujuan Penelitian

Bagian tujuan penelitian di proposal skripsi ini mencakup apa saja yang akan diteliti, harapan
apa setelah diadakannya penelitian ini.

f. Manfaat Penelitian

Pada bagian manfaat penelitian ini merupakan uraian manfaat dari hasil penelitian. Akan
digunakan untuk apa dan kepada siapa. Misalnya manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

Contoh Proposal Skripsi dan Tesis

BAB II Kajian Pustaka

a. Landasan Teori

Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli tertentu
maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari hasil dan pembahasan
secara detail, dapat berupa definisi-definisi atau model matematis yang langsung berkaitan
dengan tema atau masalah yang diteliti.

b. Kerangka Teori

Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di dalamnya dan
memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka teori tidak dapat
dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum
mempunyai kerangka teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.

c. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel yang


berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka teori.

d. Hipotesis

Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan
pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi.

Contoh Proposal Skripsi dan Tesis

BAB III Metode Penelitian

Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan
pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan.

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei untuk
mengetahui daya lentur (resilience) anak asuh di PSAA Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Panti Sosial Asuhan Anak Yogyakarta. Panti Sosial Asuhan Anak
Yogyakarta memiliki dua lokasi pelayanan yaitu PSAA Budhi Bhakti Gunung Kidul dan PSAA
Bimomartani.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Februari tahun 2011.

C. Subyek Penelitian
Suharsimi Arikunto (1993:116) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian
adalah suatu benda, hal atau orang tempat data variabel penelitian melekat dan yang
dipermasalahkan. Jadi subjek merupakan sesuatu yang posisinya sangat penting, karena pada
subjek itulah terdapat data tentang variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti. Pengambilan
subyek penelitian ini menggunakan teknik populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Pengumpulan data
menurut Sugiyono (2007: 193) dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara dalam upaya mengumpulkan data. Sementara itu, Moh. Nazir (2005: 174)
mengemukakan hal yang sama mengenai pengumpulan data yaitu prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah suatu
proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 177) instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi
peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang
terkumpul. Instrumen yang digunakan peneliti adalah skala daya lentur (resilience).

F. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen


1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen. Semakin tinggi validitas maka instrumen semakin valid atau sahih, semakin
rendah validitas maka instrumen kurang valid (Suharsimi Arikunto, 2002:144).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154), reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Sedangkan Syaifuddin Azwar (2001:5) menyatakan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama.

G. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam proses penelitian,
karena disinilah hasil penelitian akan tampak. Analisis data mencakup seluruh kegiatan
mengklasifikasikan, menganalisa, memaknai dan menarik kesimpulan dari semua data yang
terkumpul. Oleh karena itu perlu menggunakan dasar pemikiran untuk menentukan pilihan-
pilihan teknik analisis data yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan dari
penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan tentang pustaka dari buku teks, jurnal,
artikel, internet atau kumpulan karangan lain.

LAMPIRAN

Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian
seperti : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi usulan
atau proposal skripsi.

Apakah anda sudah ada gambaran tentang proposal penelitian skripsi? Mungkin itu dulu yang
bisa saya share disini, karena sudah malam sekian dulu materi dari saya tentang contoh proposal
skripsi dan tesis. Semoga bermanfaat.

Read more: PROPOSAL SKRIPSI :: Contoh Proposal Skripsi dan Tesis

Anda mungkin juga menyukai