NPM. 1706130185
apabila terdapat komitmen dan keyakinan kuat dari komunitas ilmiah terkait terhadap teori, nilai,
instrumen, hingga metafisis yang mereka sebarkan. Kuhn berpandangan seorang
ilmuwan/peneliti tidak melakukan pengujian kesalahan sebagai sebuah anomaly (falsifikasi) terus
menerus untuk mengonfirmasi teori yang telah dihasilkan.
Anomali terhadap ilmu pengetahuan dipandang akan selalu ada secara terus menerus. Jika
anomali terjadi dalam jumlah yang banyak hingga suatu komunitas ilmiah mengumpulkan data-
data yang tidak sejalan dengan paradigma yang dipercaya dan mulai mempertanyakan
kebenaran paradigma tersebut, maka sebuah ilmu pengetahuan akan memasuki masa krisis.
Dalam masa tersebut, komunitas ilmiah akan berupaya menyelesaikan hingga pada akhirnya
dihadapkan pada dua pilihan: kembali kepada paradigma lama atau berpindah ke sebuah
paradigma baru. Perpindahan ke paradigma baru disebut Kuhn sebagai “Revolusi Ilmu
Pengetahuan”. Pada kondisi inilah Kuhn menganggap bahwa ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan.
Penerapan pemikiran Kuhn tentang pergeseran paradigma telah meluas ke wacana tentang
kebijakan perencanaan kota. Garde (2008, dalam Hu 2013) mengidentifikasi masalah
pembangunan kota yang degeneratif membentuk perubahan paradigma dalam kebijakan
perencanaan kota. Richard Hu dalam penelitiannya tahun 2013 mencoba menerapkan pemikiran
Kuhn untuk melihat hubungannya terhadap perubahan kebijakan perencanaan kota yang terjadi
di San Fransisco dengan membandingkan rencana desain perkotaan San Fransisco tahun 1972
dengan 1985. Hu mendapatkan bahwa telah terjadi perubahan metodologi yang signifikan
terhadap kebijakan perencanaan kota di San Fransisco, dari pendekatan arsitektural yang melihat
kota hanya sebagai sebuah produk rancang bangun (fisik) ke pendekatan perencanaan kota
dilihat sebagai sebuah kebijakan publik dimana memperhatikan masyarakat sebagai bagaian
entitas yang harus diperhatikan dalam perencanaan kota.
Sumber Referensi:
(1) Fox, N.J. (2008). Post-positivism. dalam: Given, L.M. (ed.) The SAGE Encyclopaedia of
Qualitative Research Methods. London: Sage.
(2) Husin, M. Fahri, dkk. (2013). Paradigma Positivisme dan Postpositivisme. Tangerang:
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
(3) Komarudin, K. (2016). Falsifikasi Karl Popper dan Kemungkinan Penerapannya Dalam
Keilmuan Islam. At-Taqaddum, Vol. 6 (No. 2), Hal. 444-465.
(4) Kuhn’s “Paradigm” & “Normal Science”. (n.d.). Diakses dari laman Department of Physics
Weber State University: http://physics.weber.edu/johnston/mundane/kuhn.htm.
(5) Hu, R. (2013). Urban Design Plans for Downtown San Francisco: A Paradigm Shift?. Journal
of Urban Design, Vol. 18 (No, 4), Hal. 517-533.