Anda di halaman 1dari 7

Tanaman Semak

1. Tanaman Beluntas

a. Nama tanaman
Baluntas, baruntas (Sunda), Luntas (Jawa), Beluntas (Madura), Lamutasa
(Makassar)
Luan Yi (Cina), Phatpai (Vietnam), Marsh fleabane (Inggris)

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : P. Indica ( Pluchea indica L)

b. Sistematika Tanaman
Beluntas merupakan tumbuhan semak yang bercabang banyak, berusuk halus,
dan berbulu lembut. Tingginya bisa mencapai 3 meter apabila tidak dipangkas,
sehingga seringkali ditanam sebagai pagar pekarangan. Daunnya bertangkai pendek
menyerupai bulat telur, pada bagian ujung daun berbentuk runcing serta posisi daun
yang letaknya berselang-seling. Permukaan daun terdaat bulu halus, panjang duan
beluntas antara 3,8 – 6,4 cm, memiliki lebar 2-4 cm. Memiliki tulang-tulang yang
menyirip dengan tepi daun yang bergerigi, bewarna hijau terang atau kekuningan
dan setelah tua hijau kotor pucat karena diselimuti bulu.
Bunganya keluar di ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga bonggol,
bergagang atau duduk dan bewarna ungu, menyerupai bentuk yang majemuk,
mahkota lepas, mempunyai putik menyerupai jarum dengan panjang 6 mm dengan
warna hitam kecoklatan.
Belutas dapat tumbuh di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu,
pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 m dari
permukaan laut, memerlukan cukup cahata matahari atau sedikit naungan dan
perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek pada batang yang cukup tua.
c. Kandungan minyak atsiri
Minyak atsiri pada tanaman beluntas mengandung hidrokarbon siklik tak
jenuh yang terdiri dari golongan : alkohol (6.16%) dan keton (3.49%), hidrokarbon
aromatik (2.05%), aldehid (1.79%), hidrokarbon alifatik tak jenuh (1.35%), ester
(0.08%), sulfoksida (0.06%), hidrokarbon heterosiklik (0.05%). Kandungan
tertinggi minyak atsiri pada tanaman beluntas adalah (10S,11S)-Himachala-3-(12)-
4-diena yang terepresentasi sebanyak 17.13%

d. Bagian yang digunakan


Daun segar
e. Teknik separasi
Teknik separasi menggunakan Metode Hidrodistilasi yaitu dengan cara daun
segar dicuci bersih, dipotong dan dihidrodistilasi menggunakan alat bertipe
Clevenger selama 6 jam. Distilat yang diperoleh kemudian dikeringkan dengan
menggunakan garam natrium sulfat anhidrat. Distilat ini yang kita sebut dengan
essential oil lanjutan. Dan disimpan dalam freezer sebelum digunakan untuk
keperluan analisis (Widyawati et all, 2013)

2. Tanaman Bunga Sepatu

a. Nama Tanaman
Sumatra : Bungong Raja (Aceh), Bunga-bunga (Batak Karo), Soma soma (Nias),
Bekeju (Mentawai)
Jawa : Kembang Sepatu (Betawi), Kembang Wera (Sunda), Kembang Sepatu
(Jawa Tengah), Bunga Rebong (Madura)
Bali : waribang
Nusa Tenggara : Embuhanga (Sangir), Bunga Cepatu (Timor)
Sulawesi : Ulange (Gorontalo), Kulango (Buol), Bunga Sepatu (Makassar), Bunga
Bisu (Bugis).
Maluku : Ubu-ubu (Ternate), Bala bunga (Tidore).

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.

b. Sistematika Tanaman
Merupakan tanaman semak yang tingginya bisa mencapai 2-5 meter. Daun
berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang
meruncing. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun,
sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim
gugur.
Bunga jenis ini terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota
bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putih
berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan
serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.
Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm.
Putik menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke
bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak
menghasilkan buah.

c. Kandungan minyak atsiri


Kandungan minyak atsiri Hibiscus rosasinensi yang dianalisis menggunakan
GC-MS adalah sebagai berikut :
Komponen %
1-iodoundecane 50.57
Neopentane 7.64
2,2,4-Trimetil3-Pentanon 1.56
1,2 asam benzen dikarboksilat isodesil
11.06
oktil ester
2-Siklopentanol 2.40
2-Asam propionat, 1-4 butanadilester 1.54
2-propinamida 1.54
1-tetrazol-2-yletanon 3.99
4-Trifluoroacetoksioktan 1.48
Amilnitrat 3.99

d. Bagian tanaman yang digunakan


Bunga yang masih segar

e. Teknik separasi
Teknik pengambilan minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan sokletasi
dan alat clevenger dengan pelarut n-hexane. Ekstrak berupa minyak yang diperoleh
bewarna coklat gelap dan dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrat.

3. Tanaman Teh

a. Nama tanaman
Tanaman Teh mempunyai nama lain bagi warga asing yaitu Thea bohea, Thea
sinensis, dan Thea viridis.

Klasifikasi tanaman :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Camelia
Spesies : Camelia sinensis

b. Sistematika tanaman
Merupakan tanaman semak yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk
dipanen daunnya. Bunganya kuning-putih berdiameter 2.5-4 cm dengan 7 hingga 8
oetal. Bijinya dapat diperas untuk mendapatkan minyak teh.
Daunnya memiliki panjang 4-15 cm da lebar 2-5 cm. Daun segar mengandung
kafein sekitar 4%. Daun muda yang bewarna hijau lebih muda lebih disukai untuk
produksi teh dan punya rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua
bewarna gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang
berbeda-beda karena komposisi kimianya sangat berbeda. Biasanya pucuk dan dua
hingga tiga daun pertama dipanen untuk pemrosesan.

c. Kandungan minyak atsiri


Kandungan minyak atsiri pada Camelia sinensis adalah Phytol (54.21%), Asam
pentadekanoik (10.94%), Stearaldehid (7.30%), Palmitaldehid dimetil acetal (5.76%),
1-Oktadecyne (5.10%), Farnesen (5.08%), 2,6-oktadienol, 2,7 dimetil (3.43%), 2-
sikloheksanon-2-metil-5-(1-metiletenil) (3.02%), sikloheksana,1-metil-4-(1-
metiletenil) (2.94%) dan Undekanon (2.23%).

d. Bagian yang digunakan


Beberapa bagian yang bisa disari minyak atsirinya adalah daun, bunga dan biji.

e. Teknik separasi
Teknik separasi untuk penyarian minyak atsiri menggunakan teknik destilasi.
Bahan dimasukkan dalam dandang stainless steel yang berisi 5 L air (antara bahan
dan air dipisahkan oleh suatu angsang pemisah) dan dihubungkan dengan alat
clavenger yang buretnya telah terisi penuh dengan air. Dandang kemudian dipanaskan
dengan tangas udara sampai penyulingan selesai. Minyak atsiri yang terbentuk
kemudian diberi natrium sulfat eksikatus untuk menghilangkan tapak-tapak air dan
disimpan dalam botol/wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.

4. Tanaman Kremah

a. Nama Tanaman
Sumatra : Juruk Demah (Lampung), Omak (Batak), Daun keremak, daun
rusa, dan sayor udang (Melayu)
Jawa : Bayam kremah, kremek, kremo, matean, keremi (Jawa), tolot
sayah dan tolot (Sunda)

Klasifikasi tanaman :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Subfamili : Gomphrenoideae
Genus : Alternanthera
Spesies : Alternanthera dentata

b. Sistematika tanaman
Merupakan tanaman semak berbatang banyak yang tingginya mencapai 1 m.
Akarnya putih kecoklatan dan berjenis tunggang. Panjang batangnya mencapai 30 cm
dan berbentuk bulat, masif, beruas-ruas dengan warna hijau-kekuningan. Daunnya
majemuk, saling berhadapan, ujung dan pangkal runcing, bewarna hijau dan
memiliki panjang antara 1-15cm lebar 5 cm yang juga berbulu halus. Pertulangan
daun berbentuk menyirip. Bunganya majemuk, kecil, berbentuk bulir, terletak
diketiak daun dan ujung batang, bertangkai silindris, bewarna putih/keunguan dengan
masa berbunga sepanjang tahun. Buahnya bulat dan hitam.
Kremah mirip dan masih berkerabat dengan bayam merah yang digunakan
sebagai tanaman obat dan tanaman hias.

c. Kandungan minyak atsiri


Kandungan minyak atsiri terbanyak berjenis asam hexadekanoik (30.60%),
phytol (24.61%), dan asam oktadekanoik (10.56%). Sedangkan golongan lainnya
asam dekanoik etil ester (6.79%), 10-undesinol (6.67%)

d. Bagian tanaman yang digunakan


Bagian daun

e. Teknik separasi
Teknik separasi menggunakan teknik ddistilasi air-uap.

5. Tanaman Nilam

a. Nama tanaman
Sering disebut sebagai nilam (Indonesia) atau Patchouli (asing). Klasifikasi
tanaman nilam adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : spermatophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiceae
Genus : Pogostemon
Spesies : Pogostemon cablin

b. Sistematika tanaman
Suatu semak tropis penghasil minyak atsiri yang dinamakan minyak nilam atau
dikenal dengan patchouli oil. Tumbuhan nilam bisa mencapai 1 meter tingginya,
menyukai suasana teduh, hangat, dan lembab. Mudah layu jika terkena sinar
matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan wangi yang kuat.
Bijinya kecil dan perbanyakannya biasa dilakukan secara vegetatif.

c. Kandungan minyak atsiri


Kandungan minyak atsiri dari tanaman nilam tersaji pada tabel berikut :
Nama % Fungsi Terapeutik
Antioksidan, antiseptik, sedative, antijamur,
Patchouli alkohol 34.8 antiinflamasi, antibakteri, antidepressan dan
membunuh larva
Alfa-bulnesen 19.2 Antivirus dan agen antiplatelet
Alfa-guaiene 15.5 Antiinflamasi
Seychellene 7.6 Antiseptik dan antiinflamasi
Alfa-patchoulene 5.5 Antiinflamasi, antiseptik, dan sedative
Beta-patchoulene 3.1 Antiinflamasi dan antiseptik
Aciphyllene 3.1 Antibakteri
Beta-caryophyllene 2.7 Anti kecemasan dan antidepressant

Minyak nilam memiliki karakteristik dengan bobot jenis 0.954-0.983 g/ml,


indeks bias diantara 1.4990-1.5120, kelarutan dalam etanol 90% pada perbandingan
10:1 Visualisasi dari minyak nilam pada konsentrasi tinggi bewarna kuning-coklat
kemerahan, sedangkan pada konsentrasi rendah bewarna kuning terang.

d. Bagian tanaman yang digunakan


Daun yang masih segar

e. Teknik separasi
Menggunakan teknik microwave-assisted extraction yaitu dengan
mengkombinasikan teknik microwave hydrodistillation dan microwave air-
hydrodistillation. Keuntungan menggunakan metode ini adalah merupakan alternatif
daripada metode konvensional, karena kemurnian yang dihasilkan lebih tinggi,
pelarut yang digunakan pun lebih sedikit dan waktu proses yang lebih pendek.
Metode ini menggunakan destilasi dengan uap gelombang mikro.

Anda mungkin juga menyukai