Anda di halaman 1dari 3

1.

Identitas Buku
Judul Buku : Media Pembelajaran Aktif
Penulis : Utomo Dananjaya
Penerbit : Nuansa
Tahun terbit : 2010
Tebal Buku : 341 Halaman
Jumlah Bab : 8 Bab
2. Rangkuman

BAB I Fondasi Pendidikan

Ada dua Ideologi besar dalam pendidikan yaitu ideologi konservatif dan ideologi liberal.
Ideologi konservatif memandang tujuan pendidikan sebagai memelihara nilai-nilai yang
dipercaya sudah mapan, telah teruji sejarah bahwa nilai-nilai tersebut benar. Benar karena
berdasarkan agama (Fundamentalis), berdasarkan ilmu (Intelektualisme), dan berdasarkan tradisi
(Konservatif). Keyakinan ini juga berpengaruh pada memandang posisi guru sebagai subyek
pendidikan, obyek pendidikan adalah anak dan materi pendidikan adalah ilmu-ilmu yang telah
tersusun mapan dalam teori-teori ilmiah.

Sedangkan dalam liberalism tujuan pendidikan adalah mengubah dan membangun


tatanan sosial baru. Pendidikan bukan alat tetapi pelaku penyusun, pelaku tatanan sosial baru,
yang dominan bukan guru tetapi peserta didik. Guru hanya bersifat sebagai fasilitator. Peserta
didik bukan mereproduksi ilmu melainkan memproduksi ilmu.

BAB II Pembelajaran Berpusat Siswa

Dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1,


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi sendiri. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran menempatkan murid sebagai
pusat perhatian. Inilah yang disebut dengan proses pembelajaran berbasis siswa (student centre
learning) .

Peran guru dalam pembelajaran berubah, guru harus dapat meninggalkan metode
ceramah. Media pembelajaran yang dapat dilakukan ialah melalui diskusi, penugasan dan
permainan. Guru dituntut kreatif menemukan dan menciptakan macam-macam media yang
efektif bermuatan bermacam pesan.

BAGIAN II PROSES PEMBELAJARAN

Bab III Model Diskusi


Diskusi merupakan aktivitas komunikasi yang dilakukan pembelajar secara interaktif.
Pembelajar mengomunikasikan buah pikiran kepada pelajar lain; ia mengklarifikasi,
mempertahankan, mengembangkan, dan menjelaskan pemikirannya. Beberapa contoh model
diskusi: Morning talk, diskusi berpasangan, diskusi pemahaman teks, studi kasus, diskusi dengan
media film, peta pikiran, peta gagasan, debat, dll.

Bab IV Model Proyek

Model pembelajaran proyek adalah melaksanakan tugas melalui serangkaian aktivitas.


Pertama, mengamati dengan menghitung, mengukur, menimbang, mengklarifikasi, mencari
hubungan dengan ruang dan waktu. Kedua, membuat hipotesis. Ketiga, merencanakan penerapan
penerapan kegiatan penelitian dan eksperimen. Keempat, menginterpretasi kejadian-kejadian
dalam egiatan dan menganalisisnya. Kelima, menyusun kesimpulan dengan mendeskripsikan
hasil. Keenam, mengomunikasikannya. Beberapa contoh kegiatan pembelajaran model proyek
yaitu: proyek unjuk tutur (Show and Tell), membaca, menulis dan berhitung, proyek pesan
singkat unik, proyek pengamatan, proyek respon kreatif, role playing, problem solving, trans
Sector (pengamatan lokasi), project of inquiry, kooperatif & kolaboratif, bermain sandiwara,
membuat puisi, mengarang itu mudah, dll.

Bab V Model Permainan

Permainan sebagai media pembelajaran melibatkan siswa dalam proses pengalaman dan
sekaligus menghayati tantangan, mendapat inspirasi, terdorong untuk kreatif, dan berinteraksi
dalam kegiatan dengan sesama siswa dalam melakukan permainan ini. Berikut ini adalah
beberapa model permainan, seperti kartu kata, potong kertas menjadi enam bagian sama luas,
menghitung cara baru, lempar gelang, bujur sangkar berantakan, produksi kapal, melepaskan
jalinan tali, “Bisa!”, balon amanah, menang sebanyak mungkin, mengukur dan menimbang
badan, mendarat di bulan dll.

Bab VI Ice Breaker

Ice Breaker adalah aktivitas-aktivitas pemanasan yang sepintas menggambarkan adanya


tantangan yang sulit. Dengan membebaskan diri, potensi hasrat akan dengan mudah
menemukannya. Beberapa contoh ice breaker, yaitu: menebak tanggal lahir, tepuk harmoni,
kreativitas mentah, sepatu orang lain, permainan berpikir, titik sembilan, foto bayi, sulap mata,
simbol diri, dua kepribadian, lingkaran besar, lingkaran kecil, membelah lingkaran, bujur
sangkar sama besar, love Bali, tampilan yang keliru, panah lebih panjang, negatif positif

BAGIAN III PELENGKAP PEMBELAJARAN

Bab VII Pelengkap Pembelajaran

Dalam setiap proses pembelajaran diperlukan pengaturan ruang dan pembentukan


kelompok. Pengaturan ruang berkaitan dengan cara-cara membentuk kelompok. Banyak
kemungkinan membuat kelompok melalui proses bermain yang memerlukan kecerdasan dan
membuat suasana belajar yang menyenangkan.

Pengaturan ruang kelas dapat mendorong motivasi murid dalam aktivitas pembelajaran.
Penempatan meja kursi, meja guru, rak penyimpanan buku, dan peralatan lainnya bisa
meningkatkan hasil pembelajaran. Pastikan siswa dapat melihat guru dan semua teman-temannya
tanpa hambatan. Pastikan bahan-bahan pelajaran dan perlengkapan siswadapat dicapai dengan
mudah.

Membentuk kelompok dengan berbagai metode bukan saja menghindarkan siswa dari
kemungkinan timbulnya konflik, tetapi justru bisa menjadi media pembelajaran tersendiri dari
suatu materi tertentu. Berikut ini bebrapa cara membuat kelompok:

1. Berdasarkan kelompok angka


2. Berdasarkan nama kota dalam pulau
3. Berdasarkan jenis hewan
4. Berdasarkan kelipatan angka

Bab VIII Apresiasi

Anda mungkin juga menyukai