(RPP)
A. Identitas
Nama Sekolah
: MAN 2 Pontianak
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
: XI/Genap
: 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca
cepat dan membaca intensif
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
: 2 45 menit ( 1 pertemuan)
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Membaca cepat + 300 kata per menit
2. Menjawab secara benar 75% dari seluruh pertanyaan yang tersedia
3. Mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan
C. Materi Pembelajaran
x 60 =
Rumus Pemahaman
Jumlah jawaban benar x 100% =
Jumlah soal
D. Metode Pembelajaran
- tanya-jawab
-Unjuk kerja
E. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah :
Pertemuan 1 (2 45 menit)
No
1
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1.1.
1.2.
1.3.
Waktu
Kegitan Inti
Guru memberi informasi singkat tentang teknik membaca cepat
Siswa mencoba teknik membaca cepat
Siswa mempraktikkan cara membaca cepat
Siswa menjawab pertanyaan tentang isi bacaan
Siswa menghitung pemahaman terhadap bacaannya
Siswa menghitung kecepatan membaca
Guru memberikan umpan balik atas semua hasil pekerjaan siswa
10 menit
70 menit
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
3.2.
Guru bersama siswa membahas hasil penghitungan kecepatan
dan pemahaman terhadap isi bacaan
10 menit
F. Sumber Belajar
Buku Mahir Berbahasa Indoneisa SMA Kelas X karya P. Tukan, S.Pd., tahun 2007, hlm.
9. Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Buku Buku Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA dan MA Kelas
XI,karya Alex Suryanto dan Agus Haryanta, tahun 200,7 hlm. 110. Penerbit esis,
Jakarta.
G. Penilaian
1. Teknik
: Tertulis
dengan sepedanya seperti hendak pamer. Sri Andiani, perempuan yang tadi
berteriak, cuma memperhatikan sambil tersenyum.
Di dalam rumah, seorang perempuan muda lain sedang menyetrika pakaian. Dia
Santi, kini sedang menuntut ilmu di Jurusan Psikologi Universitas Persada
Indonesia YAI, Jakarta. Tak lama kemudian, masuk seorang anakberseragam
sekolah dasar. Assalamualaikum,gadis kecil itu menguluk salam sambil
menghampiri dan mencium tangan Sri Andiani. Dia Desy Indah Sari. Seorang
anak lain menyusul masuk. Namanya Selmi Fitriani.
Dalam soal anak, perempuan berperawakan sedang dengan rambut pendek itu
memang terhitung subur. Selain empat anak tadi, dia masih memiliki dua anak
lain. Simak pula pengakuannya ini,Saya telah mantu 10 kali dan memiliki 15 cucu.
Jadi, wanita 48 tahun ini punya 16 anak? Betul, tapi semuanya bukan anak
kandungnya. Inilah berkah yang didapat Sri Andiani sebagai ibu asuh di perkam
pungan SOS Desa Taruna, Cibubur, Jakarta Timur. Jumlah anak yang ia asuh
sejak menjadi ibu pada 1984 bahkan lebih dari angka tersebut. Mereka adalah
anak-anak dari keluarga tak mampu menjadi asuhan Yayasan SOS Desa Taruna.
Sri berperan layaknya ibu kandung bagi anak-anak tersebut. Dia harus
mendampingi saat mereka belajar. Mendengarkan berbagai keluh-kesah. Datang
ke sekolah untuk mengambil rapor, atau menyelesaikan masalah yang mereka
dapat di tempat mereka belajar.
Bila anak-anak itu kekurangan uang, duit gajinya yang tak seberapa pun ia
berikan. Bahkan anak-anak yang sudah tak tinggal di rumah kadang-kadang masih
menadahkan tangan. Soalnya, Hanya aku ibu yang mereka kenal,ujarnya.
Di rumah lain, ada Supriatni. Perempuan 37 tahun ini mengurus 12 anak.
Ketika Tempo bertandang pecan lalu, anak-anak berusia sekolah dasar mondarmandir di ruang tamu - ruang yang hanya dipisahkan oleh lemari rendah dengan
meja makan yang sekaligus menjadi meja belajar. Untuk tidur, mereka harus
berbagi tilam di empat kamar.
Mengurusi anak-anak dengan latar belakang berbeda sebagian yatim, lainnya
dititipkan orang tua yang tak mampu jelas bukan hal mudah. Sri bercerita
pernah memiliki empat anak bersaudara kandung yang terlibat bermacam
masalah. Anak pertama mogok sekolah dan meninggalkan rumah. Adiknya, yang
sempat kuliah di Universitas Padjajaran, Bandung, terlibat pemakaian narkoba.
Seorang adiknya yang lain kabur hanya sebulan sebelum mengikuti ujian sekolah
menengah kejuruan. Si bungsu lari saat pendidikan di balai latihan kerja. Tentu
saja Sri stress. Biasanya, ia lalu berusaha menenangkan pikiran dengan jalanjalan sendiri keluar rumah. Setelah pikiran tenang, barulah ia kembali ke rumah.
TS
S
S
S
S
6. S
7. S
8. TS
9. S
10. S
Tes 3
Pokok-pokok Isi bacaan di atas adalah
a. Lima belas calon ibu asuh sedang menjalani pelatihan di SOS Desa Taruna
Lembang
b. Motivasi wanita tersebut mengikuti pelatihan
c. Wanita tersebut akan mengikuti pelatihan selama tiga bulan
d. Mereka akan mengasuh anak-anak korban gempa di Aceh dan Nias
e. Setiap pecan para wanita tersebut (calon ibu asuh) akan berpindah tempat
f. Kegiatan dan pengalaman para ibu asuh
Pedoman Penilaian
Tes 1
kecepatan
kecepatan
kecepatan
kecepatan
kecepatan
Tes 2
1. betul
2. betul
3. betul
4. betul
5. betul
6. betul
7. betul
8. betul
9. betul
10. betul
membaca
membaca
membaca
membaca
membaca
250--300
200249
150199
100149
di bawah 100
skor= 10
skor =10
skor =10
skor= 10
skor= 10
skor= 10
skor= 10
skor= 10
skor= 10
skor =10
:
:
:
:
:
100
90
80
70
60
Mengetahui:
Kepala MAN 2 Pontianak,
: MAN 2 Pontianak
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: XI/Genap
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
: 2 45 menit (1 pertemuan)
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
C. Materi Pembelajaran
Dalam surat kabar, dapat ditemukan tulisan berupa opini, fakta, dan iklan.
Tulisan yang berisi pendapat, bisa ditemukan dalam bentuk kolom artikel, surat
pembaca, atau tajuk rencana. Artikel berisi pendapat dari kolumnis ataupun
penulis artikel yang biasanya berasal dari para pakar di bidangnya. Surat pembaca
berisi pendapat, ide, atau pengalaman dari para pembaca.
Tajuk rencana atau sering juga disebut editorial adalah sejenis artikel yang ditulis
dalam kolom khusus pada surat kabar atau majalah. Tajuk rencana ini lazim ditulis
pada sisi kiri atas salah satu halaman surat kabar atau halaman dalam majalah.
Tajuk ditulis oleh salah seorang penulis tetap dari surat kabar, wartawan, atau
pihak tim redaksi, yang mengungkapkan pendirian redaksi surat kabar atau
majalah terhadap beberapa pokok masalah yang dianggap paling penting atau
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal
Kegitan Inti
2.1. Guru memberi informasi singkat tentang tajuk rencana atau editorial
2.2. Siswa mencari dan membaca contoh tajuk rencana dalam koran yang
70 menit
telah disediakan
Siswa menemukan fakta dan opini penulis dalam tajuk
rencana
2.4. Siswa membedakan fakta dan opini
2.5. Siswa meringkas isi tajuk rencana
2.6. Guru memberikan umpan balik atas semua hasil
pekerjaan siswa
2.7. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan tanya-jawab
2.3.
Kegiatan Penutup
3.1.
3.2.
10
menit
F. Sumber Belajar
Buku Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI oleh E.K.Djuharmie, dan Asep Juanda, tahun
2005, hlm. 241. Penerbit CV Regina, Bandung.
Buku Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI, tahun 2007, hlm.
97-99.
Buku Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA dan MA Kelas XI, oleh
Alex Suryanto dan Agus Haryanta, tahun 2007, hlm. 149-153. Penerbit esis, Jakarta.
G. Penilaian
1. Teknik
: Tertulis
kekurangan Teramat banyak lem baga yang seharusnya bisa menjadi pionir. Ada
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Menteri Komunikasi dan Informasi, Menteri
Pendidikan, Menteri Agama, Dewan Pers, dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Mereka bisa bicara dan bergerak dari ranah kekuasaan masing-masing.
Untuk selanjutnya, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang secara legal
formal terkait dengan persoalan tersebut. Baik dari sisi hukum, teknis pengaturan
penyiaran, maupun regulasi yang lebih tinggi, undang-undang.
Pontianak Post, 29 Desember 2009
2. Sebutkan perbedaan antara fakta dan opini!
3. Ringkaslah isi editorial tersebut!
Kunci Jawaban
1. Paragraf pertama merupakan fakta karena merupakan peristiwa, tempat dan tanggal.
Paragraf kedua sampai kelima merupakan opini karena berupa pendapat editor
2. Fakta adalah hal atau keadaan yang benar-benar ada atau terjadi.
Fakta dapat berbentuk gambar, tanggal, peristiwa, data statistik, tabel, peristiwa,
dan grafik
Opini adalah perkiraan, pikiran, atau anggapan tentang suatu hal.
Pendapat dapat berupa saran, kritik, tanggapan, harapan, nasihat, atau ajakan.
3. Fatwa haram untuk infotainment yang bernuansa ghibah dikemukakan kembali oleh
ke tua PB NU Kh. Hasyim Muzadi pada musyawarah alim ulama NU di Surabaya
tanggal 26 Juli 2006. Langkah moral yang dilakukan Hasyim Muzadi tersebut akan
lebih sempurna jika ada langkah lebih jauh dari sekadar mengingatkan dan
mengimbau. Harus ada se seorang yang berani meluruskan bahwa mengumbar aib
orang yang bersifat pribadi ke muka umum adalah suatu hal yang keliru. Selain itu
infotainment ghibah hanyalah satu dari sekian persoalan kepenyiaran kita. Untuk
menangani masalah ini lembaga-lembaga yang terkait seperti KPI, Menkoinfo,
Mendiknas, Menag,Dewan Pers, dan DPR harus ber icara dan bergerak sesuai dengan
bidangnya masing-masing serta berkoordinasi satu sama lain baik dari segi hukum,
teknis pengaturan, dan undang-undang.
Pedoman Penilaian
1. Jawaban benar alasan benar
= 20
= 10
=5
= 15
= 7,5
= 50
= 25
= 10
Mengetahui:
Kepala MAN 2 Pontianak,
NIP. 196010021982031007
NIP. 196511061989032002