Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cut Diva Razaki Achmad Nazdia

NPM : 2010102010081

Mata Kuliah : Public Speaking

Naskah Pidato

MENGAPA BELAJAR ITU PENTING

(filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang semuanya, Alhamdulillah hari


ini kita masih diberi kesempatan untuk bisa hadir di kelas yang sangat kita nantikan. Hormat saya
kepada dosen pengajar mata kuliah public speaking, yaitu ibu Nur Anisah, M.Si., dan teman-teman
seperjuangan semua yang saya banggakan. Perkenalkan nama saya Cut Diva Razaki berumur 19
tahun dan saat ini sedang ada di fase antara mau minta uang jajan (sama orang tua) segan, tak minta
lapar. Memang diusia menuju 20 tahun keatas itu adalah saat dimana orang-orang mulai merasakan
seperempat krisis dalam hidupnya. Bingung antara mau kerja aja, belajar sambil kerja atau mungkin
selesaikan belajar saja dulu. Karena ujung-ujungnya pasti tentang cari uang bukan? Kerja biar dapat
uang supaya bisa bayar uang kuliah. Atau kuliah dulu sampai selesai, lalu cari lowongan dan dapat
pekerjaan pastinya buat cari uang juga. Jadi hidup ini tampaknya hanya seputar uang saja. Ya
walaupun uang bukan segalanya, tapi hampir semua nya didunia ini butuh uang. Setuju atau tidak?
Setuju ataupun tidak, itu pendapat teman teman. Saya tidak menghakimi apapun pendapat kalian
karena setiap orang itu berbeda. Tapi yang ingin saya tahu, apakah hanya dengan memiliki uang saja
kalian merasakan atau pernah merasakan benar-benar puas, tenang dan bahagia?

Simpan dulu jawabannya karena saya akan mulai masuk ke topik yang ingin saya sharing
kepada teman-teman semua. Dulu saat saya SMA, ada salah satu teman sekelas saya berkata “buat
apa belajar bertahun-tahun kalau nanti ujung-ujungnya jadi pengangguran? Atau kalaupun dapat
pekerjaan, tujuan nya kan cari uang juga. Mending langsung kerja saja setelah tamat sekolah dan
tidak perlu menghabiskan banyak uang”, begitu katanya. Saya yang saat itu masih sekitar 17 tahun
dan termasuk siswi yang lurus dan memprioritaskan nilai, bingung ingin menjawab seperti apa
padahal ingin sekali saya bantah. Sampai akhirnya tamat dan saya kuliah dan belajar banyak hal, saya
paham mengapa belajar itu penting.

Pernah tidak kalian bertanya-tanya tentang salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah
dulu, seperti “untuk apa sih saya belajar pelajaran ini? Kan cita-cita saya tidak berhubungan sama
sekali dengan ini. Terus apa faedahnya di hidup saya sekarang?”. Kalau dipikir-pikir pernah tidak
salah satu materi pelajaran sekolah dulu ditanya dalam kegiatan sehari-hari kita? Seperti misalnya
pergi acara pernikahan teman lalu ditanya “bro, coba kamu itung panjang kali luas pelaminan itu.”
Pastinya tidak kan?. Lalu, buat apa kita belajar mati-matian dulu biar dapat nilai bagus kalau tidak
digunakan dalam aktivitas sehari-hari?.
Nah disinilah saya ingin memperkenalkan filosofi pendidikan dari sosok orang jenius yang
bertanggung jawab akan pendidikan Indonesia. Bapak pendidikan Indonesia, Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat alias Ki Hajar Dewantara. Beliau ini dikenal dengan dengan tiga semboyan
pendidikannya yaitu Ing Ngarso Suntulodo, Ing Madyo Mangunkarso dan Tut Wuri Handayani. Dulu
persepsi kita saat mendengar bahasa jawa tersebut pasti membayangkan hanya sosok kakek tua
dengan kata-kata bijaknya yang klise. Tetapi setelah kita tau artinya itu bukan sekedar kata-kata
bijak, teman-teman.

Jadi pendidikan ini kalau mau sukses, pahami saja ketiga semboyan itu. Tapi ketiga
semboyan tadi lebih difokuskan ke gurunya, bukan murid. Bagaimana cara guru mendidik mereka.
Nah yang ingin saya bagikan kepada teman-teman adalah pemikiran Ki Hajar yang lebih inti lagi tapi
sayangnya ini jarang di ajarkan di sekolah. Hal paling dasar yaitu tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan menurut Ki Hajar memerdekakan manusia. manusia yang merdeka itu seperti apa? Yang
selamat dan bahagia, itu saja. Dan sadar atau tidak, dari semua yang kita usahakan dalam hidup
tujuan kita hanya ingin selamat dan bahagia pastinya.

Ki Hajar juga percaya pendidikan itu punya tiga peran penting yang biasa disebut Tri Rahayu.
Yang pertama memajukan dan menjaga diri, kedua memelihara dan menjaga bangsa, yang ketiga
memelihara dan menjaga dunia. Semua itu terhubung dan berkontribusi besar dalam kehidupan.
Dan yang paling penting itu semua dimulai dari kita sendiri. Terakhir, Ki Hajar menyebut prinsip
pendidikan itu harus trikon yaitu kontinu, konvergen dan konsentris. Kontinyu artinya berkelanjutan,
jadi apa yang kita dapat hari ini itu hasil dari apa yang kita pelajari dari masa lalu kita. Lalu
konvergen, artinya ilmu itu harus dari berbagai sumber. Jadi belajar itu jangan hanya dari satu
sumber saja karena Ki Hajar sendiri mengambil konsep pendidikan dari berbagai ahli. Tapi meskipun
beliau mendorong kita belajar dari luar dan berbagai sumber, ada prinsip terakhir yaitu konsentris.
Belajar dari berbagai sumber itu boleh tapi disesuaikan dengan konteks dan identitas hidup kita
masing-masing.

Saya tidak bilang bahwa belajar belasan pelajaran sekolah itu tidak penting, tapi ambilah hal-
hal penting dan esensial yang tidak diajarkan disekolah. Cobalah resapi setiap hikmah dari
banyaknya tugas yang diberikan dengan deadline yang singkat. Ambil positifnya dari nilai ujian yang
rendah. Ubah pola pikir bahwa belajar itu hanya sebatas hafal materi lalu ujian dan dapat nilai. Kalau
setiap kita paham betul makna belajar, pasti semua akan dengan cinta melakukannya.

Sekian pidato singkat saya, mohon maaf apabila ada kekeliruan dan salah kata maupun
tindakan. Karena saya juga manusia yang masih belajar untuk terus jadi lebih baik. Terima kasih,

Assalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai