Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313

e-ISSN : 2549-5062

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF FRAKSI ETANOL DAUN


SIRSAK (Annona muricata Linn.) SEBAGAI ANTI INFLAMASI
PENGHAMBAT ENZIM SIKLOOKSIGENASE-2 (COX-2) SECARA IN VITRO

Erayadi Soekaryo1), Siswa Setyahadi 1.2), Partomuan Simanjuntak 1,3)


1.
Program Studi Magister Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, 12640
e-mail : erayadisoekaryo@yahoo.com
2.
BPPT Puspitek Serpong,Gedung 610/611 LAPTIAB I, PUSPIPTEK, Serpong, 15314
e-mail :siswa59@yahoo.com
3.
Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong, Komplek CSC-LIPI, 16911
e-mail : partomsimanjtk@yahoo.com

Abstrak
Berbagai obat golongan anti inflamasi non-steroid (NSAID) telah banyak digunakan secara klinis
untuk inflamasi serta rheumatoid arthritis. Namun, obat NSAID tersebut memiliki sejumlah efek samping
mulai dari yang ringan sampai serius. Enzim siklooksigenase (COX) adalah enzim utama dalam
biosintesis pembentukan mediator nyeri. Daun tumbuhan sirsak (Annona muricata Linn.) dilaporkan
mengandung senyawa asetogenin yang secara empiris selain sebagai anti kanker juga bermanfaat sebagai
anti inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa dari fraksi etanol daun sirsak yang
berperan sebagai anti inflamasi dalam menghambat aktivitas enzim siklooksigenase-2 (COX-2). Studi
aktivitas penghambatan enzim dilakukan secara in vitro dengan metode COX2 inhibitor screening assay
dan pengukuran aktivitas menggunakan spektrofotometri UV-Vis yang dianalisis oleh microplate reader.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etanol daun tumbuhan sirsak (Annona muricata Linn.) dari
fraksi etanol Fr.EtOH III.2.1 memiliki aktivitas anti inflamasi dengan nilai IC50 sebesar 20,33 ppm.
Identifikasi senyawa dari penelusuran pustaka dengan LC-MS dan FT-IR menunjukkan diduga senyawa
Gigantetrocin A merupakan senyawa yang aktif sebagai anti inflamasi dengan rumus molekul C35H64O7.

Kata kunci: Inflamasi, COX-2, Annona muricata, Sirsak,Gigantetrocin A


1. Pendahuluan gangguan di jaringan seperti peradangan,
Menurut World Health Organization infeksi jasad renik atau kejang otot. Nyeri
(WHO,2009)[1], kanker adalah istilah yang disebabkan rangsangan mekanis,
umum untuk satu kelompok besar penyakit kimiawi atau fisis (kalor, listrik) dapat
yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari menimbulkan kerusakan pada jaringan.
tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah Rangsangan tersebut dapat memicu
tumor ganas dan neoplasma. pelepasan zat tertentu yang disebut mediator
Kanker adalah pertumbuhan sel baru nyeri. Mediator nyeri antara lain terdiri dari
secara abnormal yang tumbuh melampaui histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien
batas normal, dan kemudian dapat dan prostaglandin. Prostaglandin memiliki
menyerang bagian tubuh lain dan menyebar struktur yang mirip dengan asam lemak dan
ke organ lain. Proses tersebut dinamakan terbentuk dari asam arakidonat [3].
metastasis dan proses tersebut merupakan Demam pada umumnya adalah suatu
penyebab utama kematian akibat kanker gejala dan bukan merupakan penyakit
[1,2]. tersendiri. Demam merupakan suatu reaksi
Nyeri adalah perasaan sensoris dan tangkis yang berguna dari tubuh terhadap
emosional yang tidak nyaman dan berkaitan infeksi. Dalam menanggulangi gejala rasa
dengan kerusakan jaringan. Ambang nyeri, peradangan dan kekakuan banyak
toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap digunakan obat analgetika anti radang atau
orang. Batas nyeri untuk suhu tubuh adalah Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs
konstan, yakni pada suhu 44-45oC. Rasa (NSAID) selain dari kortikosteroid yang
nyeri hanya merupakan suatu gejala yang lebih banyak efek sampingnya. Mekanisme
berfungsi melindungi tubuh. Nyeri dianggap kerja obat golongan NSAID sebagian besar
sebagai isyarat bahaya tentang adanya berdasarkan hambatan sintesa prostaglandin

139
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313
e-ISSN : 2549-5062

dimana obat tersebut menghambat kerja kecil. Dalam dekade terakhir, telah terjadi
enzim siklooksigenase (COX) yang kenaikan yang signifikan dalam penggunaan
bertanggung jawab atas terbentuknya obat tradisional sebagai pengobatan
mediator nyeri seperti prostaglandin. alternatif di seluruh negara berkembang.
Terdapat dua isoenzim COX dalam Saat ini obat tradisional, produk
tubuh yaitu COX-1 dan COX-2. Enzim komplementer dan pengobatan alternatif
COX-1 secara konstitutif terbentuk dalam memainkan peran yang semakin penting
berbagai jaringan dan banyak terdapat pada dalam sektor pelayanan kesehatan.
mukosa lambung dan ginjal. Enzim COX-2 Berdasarkan hal tersebut maka keamanan,
tidak terbentuk dalam kondisi normal kemanfaatan dan mutu dari obat tradisional
didalam sel, namun kadarnya dapat menjadi fokus utama bagi otoritas kesehatan
meningkat seiring dengan terjadinya khususnya dan masyarakat pada umumnya
inflamasi. Berkaitan dengan itu namun [5].
bukan berarti obat golongan NSAID tidak Tumbuhan sirsak (Annona muricata
ada efek sampingnya, sejumlah efek Linn.) memiliki sejarah panjang dalam
samping terjadi saat penggunaan obat pengobatan secara tradisional di benua
golongan NSAID yang berkaitan dengan Amerika. Di Andes Peru, sediaan teh daun
penghambatan sintesa prostaglandin dan sirsak digunakan untuk radang selaput lendir
terutama terjadi pada lambung, usus, ginjal hidung (radang mukosa membran) dan
dan fungsi trombosit. Frekuensinya berbeda- bijinya yang telah di serbuk digunakan
beda untuk berbagai obat dan pada untuk membunuh parasit. Bagian kulit kayu,
umumnya efek tersebut meningkat dengan akar, dan daun digunakan untuk diabetes,
besarnya dosis dan lama penggunaannya [3]. obat penenang dan antispasmodik. Suku asli
Setiap obat baru yang dihasilkan harus di Guyana menggunakan sediaan teh dari
memiliki aksi selektif untuk mengurangi daun dan kulit kayu sebagai obat penenang
efek samping yang tidak diinginkan yang dan tonik jantung sedangkan di Brazil
menimbulkan komplikasi dalam tubuh daerah Amazon sediaan teh daun sirsak
pasien. Kemampuan selektifitas dapat digunakan untuk gangguan masalah hati,
terjadi melalui modifikasi struktur obat, minyak dari daun dan buah mentahnya
target sasaran dan stereoselektif. Pada dicampur dengan minyak zaitun untuk
penanganan beberapa penyakit seperti digunakan dalam pengobatan secara
pencegahan pembentukan trombus eksternal untuk neuralgia, rematik, dan nyeri
intravaskular oleh platelet pada penyakit artritis. Saat ini di Amerika Serikat dan
kardiovaskular, selektivitas penghambatan Eropa, tumbuhan sirsak mulai digunakan
terhadap enzim siklooksigenase (COX-1) sebagai ajuvan alami yang populer untuk
yang akan mencegah pembentukan terapi kanker [6].
tromboxan A2 (TXA2) menjadi penting Tumbuhan sirsak (Annona muricata
[2,3]. Linn.) adalah tumbuhan tropis dari keluarga
Selektivitas penghambatan terhadap Annonaceae. Daun tumbuhan sirsak
enzim COX-2 akan mencegah pembentukan dilaporkan mengandung minyak esensial
prostaglandin (PGE2) yang merupakan dan secara empiris bermanfaat untuk demam,
mediator penting pada proses timbulnya rasa nyeri, pernapasan, penyakit kulit, parasit
nyeri dengan tingkat keamanan yang lebih internal dan eksternal, infeksi bakteri,
baik pada gastrointestinal [4]. hipertensi, peradangan, diabetes dan kanker.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Saat ini lebih dari 200 senyawa astogenin
perlu suatu upaya dalam pengembangan telah diidentifikasi dan diisolasi dari
obat baru yang diperoleh dari alam atau tumbuhan sirsak [7].
secara empiris telah digunakan untuk suatu Beberapa review dan penelitian secara
penyakit dengan harapan diperoleh suatu in vivo telah dilakukan terhadap aktivitas
obat dengan resiko efek samping yang lebih tumbuhan sirsak (Annona muricata Linn.)

140
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313
e-ISSN : 2549-5062

sebagai anti inflamasi, namun sampai saat etanol daun sirsak terhadap siklooksigenase-
ini belum dilakukan penelitian yang 2 (COX-2) serta analisis data senyawa kimia
membuktikan mekanisme kerja aktivitas aktif.
anti inflamasi tumbuhan sirsak melalui
penghambatan aktivitas enzim a. Penyiapan Serbuk Daun Sirsak
siklooksigenase-2 (COX-2). Kering dan Penetapan Kadar Air
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Daun sirsak yang digunakan adalah
oleh A.H. Roslida et al.(2012) [8]nilai ED50 daun tua (bukan daun kuning) yang
untuk efek anti inflamasi adalah 16.6 mg/kg merupakan daun kelima dari pucuk daun
dan untuk anti nosiseptif adalah dan dipetik satu persatu secara manual.
112.20mg/kg, sedangkan menurut Orlando Sampel daun tumbuhan sirsak (Annona
Vieira de Sousa et al.(2010)[9] dosis untuk muricata Linn.) dibersihkan lalu
memberikan efek anti inflamasi adalah 200 dikeringkan pada suhu kamar selama
mg dan 400 mg/kgbb. beberapa hari dan diolah dengan diayak
Tujuan penelitian ini adalah untuk sampai menjadi serbuk dengan derajat
mengetahui senyawa dari fraksi etanol daun kehalusan 4/18 sesuai dengan persyaratan
sirsak yang berperan sebagai anti inflamasi Farmakope Herbal Indonesia.
dalam menghambat aktivitas enzim
siklooksigenase-2 (COX-2). b. Penyiapan Sampel Ekstrak
Penyiapan sampel ekstrak daun sirsak
2. Metode Penelitian dilakukan dengan metode maserasi
Penelitian ini merupakan penelitian bertingkat mulai dari n-heksan; etil asetat;
eksplorasi eksperimental dengan pendekatan etanol; air dan infusa dengan air dengan
kualitatif dan kuntitatif. Data yang didapat perbandingan 1:10. Hasil dari maserasi dan
berasal dari daya hambat enzim dekok disaring dan filtratnya dikumpulkan.
siklooksigenase-2 (COX-2). Daun sirsak Filtrat kemudian diuapkan dan dipekatkan
diambil perkebunan di Kecamatan Dlingo menggunakan rotary evaporator pada suhu
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah 50 oC sampai diperoleh ekstrak daun sirsak.
Istimewa Yogyakarta dan dideterminasi
oleh Pusat Penelitian Biologi, Lembaga c. Uji Aktivitas Enzim
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siklooksigenase-2 (COX2) secara
Cibinong, Indonesia. In Vitro
Bahan-bahan yang digunakan adalah 1 Pengujian aktivitas penghambatan
kg simplisia folium Annona muricata Linn., siklooksigenase dilakukan secara in vitro
metanol, n-heksan, etil asetat, etanol, dengan metode penghambatan aktivitas
celecoxib, plat KLT, silika gel GF, enzim COX-2 terhadap pembentukan
penampak bercak, serbuk KBr, COX-2 prostaglandin dengan menggunakan COX-2
inhibitor screening KIT (ovine), COX Assay inhibitor screening assay. Analis data
Buffer, COX Probe (in DMSO), COX menggunakan spektrofotometri UV-vis
Cofactor (in DMSO), asam arakidonat, dengan microplate reader.
NaOH, COX-2, Celecoxib, DMSO aqua Preparasi enzim terdiri atas larutan
tridestillata, diklorometan. COX Assay Buffer, COX Probe (in DMSO),
Tahapan penelitian meliputi beberapa substrat asam arakidonat, COX Cofactor
tahap kegiatan, yaitu preparasi serbuk (in DMSO), NaOH, dan COX-2 Human
kering daun sirsak, ekstraksi daun sirsak Recombinant . Kemampuan penghambatan
secara bertingkat dimulai secara berturut- COX-2 diperlihatkan oleh lebih rendahnya
turut dari pelarut n-heksan; etil asetat; etanol; nilai absorbansi larutan sampel
air serta ekstraksi maserasi dengan air dibandingkan larutan blanko pada
(infusa), uji fitokimia, uji aktivitas ekstrak pengukuran dengan menggunakan
microplate reader pada panjang gelombang

141
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313
e-ISSN : 2549-5062

535 nm. Pengujian aktivitas ekstrak terhadap COX-2 adalah ekstrak etanol
dilakukan pada konsentrasi 50,40,30 dan 20 dengan IC50 115.93 ppm.
ppm.
Obat yang digunakan sebagai standar B. Uji Fitokimia
adalah celecoxib yang merupakan obat Uji fitokimia dilakukan pada ekstrak
golongan NSAID yang selektif terhadap daun sirsak .Hasil uji fitokimia ditunjukkan
COX-2. pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sirsak
3. Hasil Dan Pembahasan
Hasil rendemen ekstrak kering dapat
dilihat pada Tabel 1berikut:
Tabel 1. Hasil Rendemen Ekstrak Daun Sirsak.
No Sampel Bobot (g) Rendemen
(%)*
1. Heksana 36.00  5.21 3.60
2. Etil Asetat 44.05  4.63 4.40 Keterangan : - : tidak terdeteksi
3. Etanol 96% 48.98  4.84 4.90 + : terdeteksi
4. Air 13.75  4.47 1.38
5. Air 41.00  1.21 4.10 Pada uji alkaloid setelah diteteskan
Langsung dengan pereaksi Dragendorf, terbentuk
(infusa) endapan berwarna jingga coklat hal tersebut
* dihitung terhadap 1 kg simplisia kering menandakan bahwa adanya kandungan
alkaloid. Hasil positif adanya alkaloid
Pada Tabel 1. menunjukkan bahwa ekstrak terlihat pada ekstrak etil asetat dan ekstrak
etanol memiliki rendemen yang paling besar, etanol. Pada uji flavonoid, terbentuk merah
diikuti ekstrak etil asetat dan n-heksana. ungu yang menandakan adanya flavonoida.
Perbedaan ketiga ekstrak tidak terlalu besar Hasil uji steroid dan terpenoid dari ekstrak
karena ekstraksi dilakukan secara bertingkat. etanol menujukkan adanya warna jingga
atau ungu yang menandakan adanya
A. Uji Aktivitas Penghambatan terpenoid dan warna biru untuk steroid.
COX-2 Hasil tersebut ada pada semua ekstrak
Hasil pengamatan aktivitas kecuali ekstrak n-heksan. Hasil positif
penghambatan COX-2 dari ekstrak daun terhadap uji terpenoid membutikan adanya
sirsak dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: senyawa asetogenin yang terdapat dalam
Tabel 2. Nilai IC50 Ekstrak Daun Sirsak. daun sirsak merupakan golongan senyawa
No Sampel Nilai IC50 poliketida. Senyawa poliketida merupakan
(ppm) prekursor dalam pembentukan kompleks
1 Ekstrak etanol 96% 115.93 senyawa kimia golongan flavonoid dan
2 Ekstrak n-heksan 510.44 kompleks isoprenoid. Mekanisme tersebut
3 Ekstrak etil asetat 192.41 merupakan bagian dari proses metabolisme
4 Ekstrak air 312.82 primer dan sekunder yang terdapat dalam
5 Ekstrak air infusa 217.96 seluruh tumbuhan [10,11].
6 Celecoxibe 0.00047
(Kontrol Positif) Hasil pengamatan aktivitas
penghambatan COX-2 dari Isolat subfraksi
Berdasarkan data yang diperoleh, Fr.EtOH.III.2.1 daun sirsak dapat dilihat
terlihat bahwa ekstrak daun sirsak memiliki pada Tabel 4 berikut:
aktivitas terhadap enzim COX-2. Ekstrak
yang memiliki aktivitas inhibisi tinggi

142
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313
e-ISSN : 2549-5062

Gambar 1. Spektrum LC-MS sub subfraksi


Tabel 4. Nilai IC50 Isolat daun sirsak. Fr.EtOH.III.2.1
No Sub subfraksi Nilai IC50 Sedangkan fragmentasi MS sub subfraksi
(ppm) Fr.EtOH.III.2.1 dapat dilihat pada Gambar 2
1 Fr.EtOH..III.2.1 20.33 berikut:
2 Fr.EtOH.III.2.2 21.51
3 Fr.EtOH.III.2.3 31.27
4 Fr.EtOH.III.2.4 61.88
5 Fr.EtOH.III.2.5 55.434
6 Celecoxibe 0.15
(Kontrol Positif)

Hasil uji aktivitas penghambatan enzim


siklooksigenase-2 (COX-2) terhadap isolat
senyawa menunjukkan bahwa senyawa
yang paling aktif dalam menghambat enzim
siklooksigenase-2 (COX-2) adalah sub
Gambar 2. Fragmentasi MS sub subfraksi
subfraksi Fr.EtOH.III.2.1 dengan nilai IC50 Fr.EtOH.III.2.1
sebesar 20.3328 ppm.
Pada Rt 2.67 menit dari sampel sub
C. Identifikasi Senyawa Kimia subfraksi Fr.EtOH.III.2.1 menunjukkan
 Data LC-MS berat molekul (BM) 596.878 g/mol
Kromatogram LC menunjukkan dengan kelimpahan ion molekul pada m/z
hubungan waktu retensi (Rt) dengan % 597.39 (M+H). Berdasarkan penelusuran
kelimpahan. Setiap puncak yang muncul pustaka menurut Zafra et al.(1998) [12]
pada Rt tertentu diduga merupakan 1 senyawa dengan berat molekul (BM)
senyawa. Kromatogram LC sub subfraksi 596.878 g/mol diduga senyawa
Fr.EtOH.III.2.1. sepeti yang terlihat pada Gigantetrocin A dengan rumus molekul
Gambar 1. masih menunjukkan campuran C35H64O7. Senyawa Gigantetrocin A
senyawa, terlihat dari munculnya 3 merupakan senyawa asetogenin golongan
puncak. Senyawa dengan persen (%) mono-THF-α-monohidroksilat yang terdapat
kelimpahan yang cukup tinggi muncul pada dalam daun sirsak.
Rt 2,67 menit, puncak tersebut kemudian Elisya et al (2014)[13] telah
diamati pola pemisahan spektrum MS- mengidentifikasi senyawa Gigantetrocin A
nya. dari ekstrak daun sirsak menggunakan LC-
Gambar Spektrum LC-MS sub subfraksi MS dengan nilai kelimpahan ion molekul
Fr.EtOH.III.2.1 dapat dilihat pada Gambar 1 pada m/z 597.1375 (M+H).
dibawah ini: Struktur kimia dari senyawa Gigantetrocin
A dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur kimia dari senyawa


Gigantetrocin A, Zafra et
al.(1998)[12]

 Data FT-IR

143
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313
e-ISSN : 2549-5062

Data yang diperoleh dari FT-IR GRAVIOLA (Annona muricata), Sage


menunjukkan serapan pada 3430.55 cm-1 Press, Inc., Austin, 2005,h 3-54.
yang cukup lebar dan menunjukkan adanya [7]. Ana V, Efigenia M, Elhadi M, Eva N,
gugus O-H alkohol. Menurut McLaughlin et Annona muricata: A Comprehensive
al. (2008)[14] O-H alkohol memiliki ciri Review on Its Traditional Medicinal
khas berupa bentuk serapan yang melebar Uses, Phytochemicals,
pada 3600-3300 cm-1. Selain itu adanya Pharmacological Activities,
gugus ikatan karbonil C=O (lakton) Mechanisms of Action and Toxicity.
ditunjukkan pada daerah serapan 1624 cm-1. Arabian Journal of Chemistry. King
Saudi University,2016,h 1-30.
4. KESIMPULAN [8]. Roslida A. H, Chan P. F. Evaluation of
Hasil isolasi dan identifikasi senyawa Anti-Inflammatory Activities of
kimia yang aktif sebagai anti inflamasi dari Ethanolic Extract of Annona muricata
fraksi etanol daun sirsak (Annona muricata leaves. Brazilian Journal of
Linn.) diduga adalah senyawa Gigantetrocin Pharmacognosy, Nov./Dec. 2012, 22(6):
A dengan IC50 20.33 ppm. 1301-1307.
[9]. Orlando V. S, Glauciemar D. V, José R.
5. Daftar Pustaka G. Antinociceptive and Anti-
Inflammatory Activities of the Ethanol
[1]. World Health Organization. World
Extract of Annona muricata L. Leaves
Cancer Report. Geneva.WHO Press
in Animal Models, Int. J. Mol. Sci.
2009.
2010, 11, 2067-2078.
[2]. Catherine D, Jacques Ferlay, Silvya F,
[10].Dewick P.Medicinal Natural Products,
Jrome V,Freddie B, David F, Martyn P..
A Biosynthetic Approach, 3rd Edition,
Global Burden of Cancers Attributable
Wiley and Sons, Ltd.,
to Infections in 2008: a Review and
Publication,2009.h. 90-93.
Synthetic Analysis. The Lancet
[11].Sarabjot K, Poonam M, Study of Total
Oncology 2012;13: 607-615.
Phenolic and Flavonoid Content,
[3]. Tan Hoa Tjay, Kirana
Antioxidant Activity and Antimicrobial
Rahardja.Dinamika Obat. Edisi V.
Properties of Medicinal Plants. J
Jakarta: Gramedia, 2002, h 295-311.
Microbiol Exp 2014, 1(1): 00005.
[4]. Maria P, Giulia R, Maria S, Giovanna
[12].Zafra M, Bruno F, Tersa G, Jose R,
S, Maria D, Maria T, Stefania
Diego C. Natural Acetogenins from
Tacconelli, Francesca S, Carlo P, Paola
Annonaceae, Synthesis and
P. Dose Dependent Inhibition of
Mechanisms of Action.
Platelet COX-1 and Monocyte COX-2
J .Phytochemistry.Vol. 48, No. 7,1087
by Meloxicam in Healthy Subject, The
1117. 1998.
Journal of Pharmacology and
[13].Elisya Y, Kardono L, Simanjuntak P.
Experimental Therapeutics 1999; 290
Asian Journal of Applied Sciences
(3) No.1: 276-280.
(ISSN:23210893) Vol.2,Issue3,June
[5]. World Health Organization. Library
2014.
Cataloguing-in-Publication Data.
[14].McLaughlin J, Paw Paw and Cancer:
National policy on Traditional
Annonaceous Acetogenins from
Medicine and Regulation of Herbal
Discovery to Commercial Products, J.
Medicines: Report of a WHO global
Nat. Prod. 2008, 71, 1311–1321.
survey.Geneva,May 2005,h 5-6.
[6]. Leslie T. Technical Data Report for

144

Anda mungkin juga menyukai