Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERWATAN SPIRITUAL MUSLIM PADA...............

DI RUANG..................................................

BANDUNG

Disusun:

Intan Nuramdani ( 102017019)

Lisda Farida (102017020)

Lutfi Rizalul Fikri (102017021)

Meiskeu Liesdawati (102017022)

Mia Audya (102017023)

PRODU D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, ridha dan karuniaNyalah

akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dalam batas waktu yang telah di tentukan. Penulisan

makalah yang berjudul asuhan keperawatan spiritual muslim sebagai syarat untuk memenuhi

tugas matakuliah AKSM di Program Studi DII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Aisyiyah Bandung. Dalam proses penulisan makalh ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan

dan kendala, yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

oleh penulis, namun diantara kesulitan itu ada orang- orang yang selalu memberikan jalan

kemudahan bagi penulis.

Bandung, Oktober 2018

penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Klien dalam perspektif keperawatan merupakan individu, keluarga atau masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan bantuan untuk dapat memelihara,
mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya dalam kondisi optimal. Sebagai
seorang manusia, klien memiliki beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu,
makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat tersebut, maka keperawatan
memandang manusia sebagai mahluk yang holistik yang terdiri atas aspek fisiologis,
psikologis, sosiologis, kultural dan spiritual.

Tidak terpenuhinya kebutuhan manusia pada salah satu diantara dimensi di atas akan
menyebabkan ketidaksejahteraan atau keadaan tidak sehat. Kondisi tersebut dapat dipahami
mengingat dimensi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural merupakan satu kesatuan
yang saling berhubungan. Tiap bagian dari individu tersebut tidaklah akan mencapai
kesejahteraan tanpa keseluruhan bagian tersebut sejahtera.

Kesadaran akan pemahaman tersebut melahirkan keyakinan dalam keperawatan bahwa


pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat komprehensif atau holistik, yang tidak
saja memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kultural tetapi juga kebutuhan spiritual
klien. Sehingga, pada nantinya klien akan dapat merasakan kesejahteraan yang tidak hanya
terfokus pada fisik maupun psikologis saja, tetapi juga kesejateraan dalam aspek spiritual.
Kesejahteraan spiritual adalah suatu faktor yang terintegrasi dalam diri seorang individu
secara keseluruhan, yang ditandai oleh makna dan harapan. Spiritualitas memiliki dimensi
yang luas dalam kehidupan seseorang sehingga dibutuhkan pemahaman yang baik dari
seorang perawat sehingga mereka dapat mengaplikasikannya dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep dasar spiritual dalam pandangan islam

2.2 konsep dasar asuhan keperawatan spiritual


2.2.1 Pengkajian

ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MUSLIM PADA NY. A

DI RUANG.................. RUMAH SAKIT.................

BANDUNG

A. BIODATA PASIEN
1. Inisial pasien : Ny. A
2. Usia : 35 tahun
3. Jenis kelamin : perempuan
4. Agama :
5. Pendidikan terakhir : SD
6. Pekerjaan :
7. Alamat :
8. Diagnosa medis : CA Cervix stadium III A
9. Tanggal masuk RS :
10. Tanggal pengkajian :

B. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU DAN SEKARANG


C. PENGKAJIAN SPIRITUAL
1. Kebiasaan praktik ibadah di rumah

2. Kebiasaan praktik ibadah ketika sakit


Klien megatakan sudah tidak sholat lagi karena banyak darah yang keluar dari
kemaluannya, klien merasa kotor dan jijik dan tidak sholat lagi tapi jika berdo’a
masih di kerjakan, dan baca buku atau majalah islam tidak pernah karena tidak
punya.

3. Hubungan kesehatan dengan spiritual


Klien merasa akibat penyakitnya menghambat proses ibadahnya terutama sholat.

4. Konsep ketuhanan
Klien meyakini bahwa Allah Swt adalah penolong disetiap klien merasa kesulitan

5. Makna hidup
Klien sering melemun dan mengatakan bahwa amalan nya masih sedkit sehingga
buat apa hidup kalau tidak mengumulkan amal

6. Support syistem dan dukungan


Klien mendapatan dukungan penuh dari suami dan anak-anaknya dengan rutin
menengoknya dan memberikan bantuan ketika mengerjakan sholat, serta perawat
yang selalu mengingatkan mengenai waktu untuk mengerjakan sholat.

7. Sumber harapan dan kekuatan


Klien mengatakan kekuatan yang utama itu dari Allah Swt

8. Dukungan komunitas
D. Pengelompokan Data Diagnosa Keperawatan Spiritual Berdasarkan Nanda

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF DIAGNOSA


Klien mengatakan sudah - Risiko hambatan religiositas
tidak sholat lagi karena b.d kendala untuk
banyak darah yang keluar mempraktikan agama
dari kemaluan saya sehingga
saya merasa jijik jadi tidak
sholat lagi
Klien mengatakan amalan - Distres spiritual b.d
masih sedikit buat apa hidup menanyakan makna hidup
kalau tidak mengumpulkan
amal.
Klien mengatakan - Kesiapan meningkatkan
membutuhkan doa-doa dan kesejahteraan spiritual b.d
bacaan yang bagus mengenai menyatakan keinginan
islam dari pada melamun. meningkatkan harapan
E. INTERVENSI

Intervensi Aktivitas
Peningkatan ritual - Dukung penggunaan dan partisipasi dalam ritual keagamaan
keagamaan yang biasa dilakukan atau praktik ritual tidak menganggu
kesehataan.
- Bantu dengan modifiksi untuk acara ritual dalam rangka
memenuhi kebutuhan karena ketidakmampuan atau sakit.

Fasilitas pengembangan - Bantu pasien mengembangkan spiritualitas diri


spiritual - Bantu dengan modifikasi untuk acara ritual dalam
rangka memenuhi kebutuhan karena ketidak mampuan
atau sakit
- Ajarkan pasien tentang aspek positif mengenai harapan

Peningkatan ritual - Eksplorasi alternatif untuk beribadah


keagamaan
Fasilitas pengembangan - Dukungan partisifasi dalam pelayanan kebaktian ,
spiritual layanan pengasingan diri, dan program khusus berdoa/
brlajar
F. IMPLEMENTASI

TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI PARAF


KEPERAWATAN
Risiko hambatan Membimbing klien
religiositas b.d untuk tetap sholat
kendala untuk meskipun kondisi
mempraktikan klien sedang
agama mengalami
pengeluaran najis
akibat dari
penyakitnya, yaitu
dengan membantu
klien membersihkan
area kemaluan atau
(istinja) atau
mengganti pamper
klien.

Distres spiritual b.d Mendorong pasien


menanyakan makna untuk terus
hidup melakukan amalan
meskipun dalam
keadaan sakit demi
terpenuhinya
harapan yang
diinginkan seperti
mengingatkan waktu
sholat, memberikan
pedoman berupaan
bacaan ayat suci al –
quran.

Kesiapan Memotivasi terus


meningkatkan klien agar terus
kesejahteraan istiqamah dengan
spiritual b.d memberikan
menyatakan pemahaman yaitu
keinginan dengan cara berdoa
meningkatkan
harapan

G. EVALUASI

HASIL Tanggal Kriteria


BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai