Anda di halaman 1dari 34

PENGANTAR

Flixboroug, Inggris pada tahun 1974. Ledakan pabrik penghasil bahan nilon

menyebabkan kematian 28 orang dan menghancurkan 1821 rumah serta 167 pabrik di

sekitarnya atau, peristiwa Bhopal, India, 1984, saat pabrik Pestisida mengalami kebocoran

MIC (Methyl Isocyanite) yang menyebabkan 2000 korban meninggal dan lebih dari 20.000

orang cedera.

Kedua peristiwa di atas merupakan dua buah contoh ketika risiko terjadinya

kecelakaan & keselamatan kerja tidak tertangani dengan baik. Bagi perusahaan manufaktur,

kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung, perusahaan manufaktur harus mengganti kerusakan yang ada dan juga

memberikan biaya pengobatan serta perawatan. Sementara secara tidak langsung, perusahaan

manufaktur akan mengalami ketidakproduktifan. Mengapa? Karyawan yang mengalami

kecelakaan kerja tentunya tidak dapat berkontribusi pada perusahaan. Lebih jauh lagi,

terkadang kecelakaan kerja mengakibatkan lini produksi terhenti karena kerusakan alat,

mesin, atau bahkan pabrik itu sendiri. Belum lagi, perusahaan juga harus melakukan

pelatihan-pelatihan bagi pengganti orang yang mengalami kecelakaan kerja.

Bagi industri manufaktur yang menerapkan spesialisasi, hal ini makin terasa karena

satu proses terhenti, akan mengakibatkan proses lain tidak bisa berjalan. Lalu bagaimana

untuk mengendalikan risiko kecelakaan & keselamatan kerja? Penerapan Sistem Manajemen

Kesehatan & Kerselamatan Kerja (K3) adalah solusi yang tidak bisa ditawar lagi bagi

perusahaan manufaktur. Acuan yang telah terbukti efektif di dunia untuk Sistem Manajemen

K3 adalah OHSAS 18001:2007.


Sistem Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja merupakan sistem manajemen yang

mempunyai ragam standar. Di indonesia kita mengenal SMK3 ~ Sistem Manajemen K3 yang

berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja no tahun 1996. Sedangkan dalam standar yang

umum kita mengenal OHSAS ~ Occupation Health and Safety Assessment Series yang edisi

terakhirnya terbit tahun 2007..

DAFTAR ISI

Pengantar ........................................................................................................................ 1

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3

Distribusi Materi ............................................................................................................ 4

Ice Breaker : Bom Waktu .............................................................................................. 5

Sesi I : Gambaran Umum OHSAS ................................................................................. 7


Sejarah Ohsas ..................................................................................................... 9

Prinsip Dasar Ohsas ........................................................................................... 10

Sesi II : konsep Dasar Ohsas 18001:2007 ......................................................................

Latar belakang Ohsas .....................................................................................................

Komponen Utama ..........................................................................................................

Perbedaan Ohsas dengan SMK3 .....................................................................................

DISTRIBUSI MATERI
URAIAN WAKTU

Ice breaker : …………………. 10 Menit

Sesi I : Gambaran Umum OHSAS

18001:2007

1. Pre Test 10 Menit

2. Sejarah OHSAS 18001:2007 10 Menit

3. Prinsip Dasar OHSAS 18001:2007 10 Menit

Sesi II : Konsep Dasar OHSAS

18001:2007

OHSAS 18001:2007

1. Latar belakang 10 Menit

2. Pentingnya OHSAS 18001:2007 15 menit

3. Klausul OHSAS 18001:2007 15 Menit

Kesimpulan 15 Menit

Post Test 10 Menit

Total 110 Menit


ICE BREAKER : BOM WAKTU

Gambaran situasi

Peserta berdiri dan berbaris, Jumlah baris dan jumlah orang tiap baris disesuaikan

dengan jumlah peserta dan ukuran ruangan yang tersedia. Peserta yang paling depan

memegang timer menggunakan stopwatch atau alat bantu lainnya seperti handphone. Waktu

yang digunakan untuk permainan ini antara 30 detik, 45 detik, atau disesuaikan jumlah

peserta namun tidak terlalu lama untuk menghindari kebosanan. Barisan yang timernya

sampai paling akhir atau waktu sudah selesai namun timer belum sampai barisan paling ujung

mendapatkan hukuman yang disepakati. Peserta barisan paling depan dengan yang ada

dibelakang berhadap-hadapan menunggu aba-aba dari fasilitator.

Tujuan :

Membuat suasana menjadi segar dan tanpa beban, sebagai sarana rekreasi bagi semua

peserta pelatihan.

Prosedur :

1. Fasilitator memberikan aba-aba untuk peserta barisan paling depan menyalakan timer

dengan mengajukan pertanyaan apapun ke peserta yang ada dibelakangnya sambil

memberikan timer kepada peserta lain yang ditanya.

2. Peserta yang di tanya menjawab pertanyaan yang diberikan peserta lainnya dengan

mememgang timer yang diberikan penanya.

3. Peserta yang sudah menjawab pertanyaan yang diajukan menoleh kebelakang,

memberikan pertanyaan yang tidak boleh sama dengan pertanyaan sebelumnya.

4. Proses tersebut belanjut terus kebelakang sampai peserta terakhir.


Pembahasan
SESI I : GAMBARAN UMUM OHSAS

Tujuan

1. Peserta mengetahui tentang OHSAS secara umum

2. Peserta mengetahui prinsip dasar dari OHSAS secara umum

3. Peserta mengetahui sejarah dari OHSAS

4. Peserta mengetahui pentingnya OHSAS

Target

1. Pemateri dapat menyelesaikan materi sesuai waktu yang di tentukan

2. Peserta dapat menyelesaikan pre-test sesuai waktu yang ditentukan

3. Terciptan diskusi/Tanya jawab yang lancar tentang gambaran umum OHSAS

4. Peserta dapat membuat kesimpulan tentang gambaran umum OHSAS

Waktu : 30 Menit

Alat dan Bahan :

1. Soal Pre test

2. Materi Peserta Sejarah OHSAS dan prinsip dasar OHSAS

3. Kertas plano

4. Spidol

5. LCD dan Notebook

6. Powerpoint dan Pointer

7. Microphone

Prosedur :

1. Pembukaan dan Pre test (waktu 10 menit)

2. Fasilitator menjelaskan bahwa ada dua standar kelulusan, yaitu minimal 70 untuk

kelas operator-Group Leader dan minimal 80 untuk kelas Asst. Spv-Spv pada nilai

post tes.
3. Peserta dibagikan materi peserta tentang sejarah OHSAS dan prinsip dasar OHSAS.

4. Pemateri memberikan materi dalam bentuk ceramah dan presentasi

5. Pemateri menjelaskan sejarah OHSAS secara umum (10 menit)

6. Pemateri menjelaskan tentang pentingnya diberlakukan OHSAS

7. Pemateri menjelaskan tentang prinsip dasar OHSAS (waktu 10 menit)

8. Setelah pemateri selesai dalam menjelaskan, maka dibuka sesi Tanya jawab mengenai

materi tersebut. Tanya jawab difokuskan kepada prinsip dasar OHSAS dan

penerapannya di dunia kerja.


SEJARAH OHSAS

OHSAS merupakan kepanjangan dari Occupational Health and Safety Assessment

Series, atau diterjemahkan dalam bahasa indonesia kurang lebih artinya adalah “Seri

Penilaian Persyaratan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.

OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi

di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan

organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap

keselamatan dan kesehatan di tempat kerja serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.

Pada dasarnya standar ini merujuk pada standar Sistem Manajemen Lingkungan ISO

14001:2007 yang diterbitkan oleh ISO, yang kemudian di dibuat standar oleh British

Standard Institute sebagai rujukan universal pengeloaan manajemen K3 mengingat begitu

banyaknya standar K3 yang berlaku terutama di perusahaan perminyakan.

Standar OHSAS dirancang dapat diintegrasikan dengan standar mutu yaitu ISO 9001

dan standar sistem manajemen lingkungan yaitu ISO 14001, sehingga bagi perusahaan yang

menerapkan kedua standar tersebut, mereka tidak kesulitan dalam mengadopsi OHSAS ini.

Seiring perkembangan sistem manajemen quality ISO 9001 dan sistem manajemen

lingkungan ISO 14001 yang telah dilakukan revisi yaitu pada tahun 2000 untuk ISO 9001 dan

tahun 2004 untuk ISO 14001, maka BSI bersama 43 lembaga standar dari berbagai macam

negara, melakukan revisi serie OHSAS 1999, sehingga pada Juli 2007 diberlakukan secara

efektif standar OHSAS versi 2007 yang sampai sekarang masih berlaku.
Prinsip OHSAS

Pada dasarnya OHSAS 18001 mengharuskan mengambil pendekatan sistematis

untuk memastikan organisasi secara efektif mengelola potensi risiko dan bahaya dengan cara

perbaikan terus-menerus.

Plan-Do-Check-Act (PDCA) siklus adalah prinsip operasi dari semua standar sistem

manajemen ISO, termasuk OHSAS 18001, dengan mengikuti siklus ini, dapat secara efektif

mengelola dan terus meningkatkan efektivitas organisasi. Siklus PDCA sangat berguna dalam

mencapai perbaikan terus-menerus.

Penerapan sistem OHSAS 18001 dalam organisasi industri memang merupakan

investasi besar dimana hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung. Besarnya nilai investasi

sebanding dengan banyaknya manfaat yang akan diperoleh bagi organisasi industri yang

menerapkan OHSAS 18001.


SESI II : KONSEP DASAR OHSAS 18001 : 2007

Tujuan :

1. Peserta dapat mengerti latar belakang dikeluarkan OHSAS 18001:2007

2. Peserta dapat mengerti komponen utama OHSAS 18001:2007

3. Peserta dapat mengerti perbedaan OHSAS 18001:2007 dengan SMK3

4. Peserta dapat memahami pentingnya diberlakukan OHSAS 18001:2007

5. Peserta dapat memahami Klausul-klausul yang ada dalam OHSAS 18001:2007secara

umum

Target:

1. Pemateri dapat menyelesaikan materi sesuai waktu yang ditentukan

2. Tercipta diskusi yang lancar tentang konsep dasar OHSAS 18001:2007

3. Peserta dapat membuat kesimpulan tentang konsep dasar OHSAS 18001:2007

Waktu : 70 Menit

Alat dan Bahan :

1. Materi tentang Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan konsep dasar OHSAS

18001:2007

2. Kertas plano

3. Spidol

4. LCD dan Notebook

5. Power point, pointer dan microphone

Prosedur :

1. Pemateri memberikan materi dengan ceramah dan Tanya jawab

2. Pemateri memberikan penjelasan tentang latar belakang terbentuknya OHSAS

18001:2007 (10 menit)


3. Pemateri memberikan penjelasan tentang komponen utama OHSAS 18001:2007

4. Pemateri memberikan penjelasan tentang perbedaan terbentuknya OHSAS

18001:2007 dengan SMK 3 (10 Menit)

5. Pemateri memberikan penjelasan tentang pentingnya penerapan OHSAS 18001:2007,

baik bagi perusahaan maupun masyarakat (15 Menit)

6. Pemateri menjelaskan tentang klausul yang terdapat dalam OHSAS 18001:2007secara

umum (15 menit). Untuk kelas Operator-Group Leader dikhususkan pada klausul

4.3.3. (Tujuan dan Program) dan 4.4.3 (Komunikasi, partisipasi dan konsultasi).

Sedangkan untuk kelas Asst. Spv-Spv pembahasan klausul secara menyeluruh .


LATAR BELAKANG OHSAS

OHSAS lahir untuk menjembatani terjadinya kekosongan standar internasional dalam

bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagaimana yang telah dikenal luas bahwa

terdapat banyak standar internasional yang digunakan, salah satu yang banyak dikenal luas

adalah standar internasional dalam masalah quality yang disebut dengan ISO 9001. ISO

sendiri merupakan lembaga standar internasional yang memiliki 163 anggota Negara dari

lembaga standar yang ada di dunia ini. Lembaga ISO berkedudukan di Genewa, Swiss, yang

dibentuk pada tahun 1946, mereka mengklaim telah membuat lebih dari 19.500 standar

internasional sampai sekarang dan akan senantiasa mengembangkan standar-standar dalam

berbagai bidang.

Namun sayangnya dari puluhan ribu standar yang telah dirilis oleh lembaga ISO,

standar tentang SMK3 belum mereka tetapkan, masing-masing Negara anggota merasa

memiliki standar SMK3 yang telah mereka wajibkan dalam peraturan perundang-undangan

yang mereka memiliki. Inggris melalui BSI (British Standards Institution) mengajak 13

lembaga standar lainnya membuat sebuah project standar dalam bidang K3 yang dapat

digunakan oleh dunia industri dalam melakukan assessment terhadap SMK3 yang telah

mereka terapkan. Lahirlah kemudian serie OHSAS 18001 versi tahun 1999 yang mulai

efektif diberlakukan pada tanggal 15 April tahun 1999.

OHSAS –Occupational Health and Safety Assesment Series-18001 merupakan

standar internasional untuk penerapan SMK3. Tujuan dari OHSAS ini sendiri tidak jauh

berbeda dengan tujuan SMK3 Permenaker, yaitu meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan

mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan

kerja karena kondisi K3 tidak saja menimbulkan kerugian secara ekonomis tetapi juga

kerugian non ekonomis seperti menjadi buruknya citra perusahaan.


KOMPONEN UTAMA STANDAR OHSAS 18001

Penerapan OHSAS di perusahaan meliputi:

1. Adanya komitmen perusahaan tentang Sistem Manajemen K3.

2. Adanya perencanaan tentang program-program Sistem Manajemen K3

3. Operasi dan Implementasi Sistem Manajemen K3

4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di

perusahaan

5. Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan Sistem Manajemen K3 untuk

pelaksanaan berkesinambungan.

Berdasarkan 5 komponen utama diatas, tahapan dalam penyusunan Sistem Manajemen K3

menurut OHSAS 18001 dibagi menjadi 7 tahapan yaitu :

1. Mengindentifikasi resiko dan bahaya

2. Mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan hukum yang berlaku

3. Menentukan target dan pelaksana program

4. Melancarkan program perencanaan untuk mencapai target dan objek yang telah

ditentukan

5. Mengadakan perencanaan terhadap kejadian darurat

6. Peninjauan ulang terhadap target dan para pelaksana system

Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.

Tahapan penerapan ini lebih panjang jika dibandingkan dengan penerapan sistem manajemen

k3 menurut permenaker tetapi dari segi isi tidak ada perbedaan yang signifikan.

PERBEDAAN OHSAS DENGAN SMK3

Di Indonesia, dua sistem manajemen K3 ini digunakan oleh berbagai organisasi

maupun perusahaan. Walaupun terlihat sama, namun terdapat perbedaan mendasar di antara
kedua standar penerapan sistem manajemen K3 ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam

tabel berikut:

OHSAS 18001:2007 SMK3 PP 50 tahun 2012

Penerapannya bersifat wajib untuk


Penerapannya bersifat opsional
perusahaan tertentu yang memenuhi syarat*

Dokumen acuan sistem manajemen K3 yang


Dokumen acuan sistem manajemen K3 yang
dipublikasikan pertama kali oleh British
dikeluarkan oleh pemerintah RI
Standard Institute (BSI)

Berlaku secara nasional, yaitu dalam


Berlaku secara internasional
wilayah hukum Indonesia saja

Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan


Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan
audit yang ditunjuk oleh
audit yang ditunjuk oleh pemerintah
organisasi/perusahaan

Sertifikat akan diberikan kepada perusahaan Selain sertifikat, perusahaan atau organisasi

atau organisasi yang lolos audit sertifikasi akan mendapatkan bendera K3 (emas/perak)

Tidak ada ketentuan sanksi jika tidak Ada pemberian sanksi jika tidak menerapkan

menerapkan standar ini standar ini

*PP No.50 Tahun 2012 Pasal 5 ayat (2)

PENTINGNYA PENERAPAN STANDAR OHSAS 18001:2007 BAGI PERUSAHAAN

"Kenapa kita harus membuang-buang uang untuk mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001?"

"Menghabiskan uang untuk mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001 itu tidak penting karena

kita sudah menerapkan SMK3 dari pemerintah"

"Ada banyak hal yang lebih penting untuk diutamakan daripada menerapkan standar OHSAS

18001 ?"
Apakah pernah mendengar pernyataan-pernyataan di atas? Ya, tentu saja ada harga yang

harus dibayar terkait penerapan sistem manajemen K3 yang sesuai dengan OHSAS 18001.

Namun, jika ditinjau lebih jauh, dengan tidak menerapkan standar sistem manajemen K3

termasuk OHSAS 18001, maka kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja menjadi besar. Jika hal ini terjadi, biaya operasional perusahaan akan meningkat.

Seperti biaya pengobatan, kompensasi kecelakaan, dan lain sebagainya.

Beberapa manfaat menerapkan OHSAS 18001 adalah :

1. Mengurangi pembengkakan biaya operasional yang mungkin timbul dari kecelakaan

kerja atau penurunan kesehatan

2. Meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan kerja

3. Meningkatkan kepuasan pelanggan

4. Meningkatkan citra perusahaan di mata public nasional dan internasional

5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa perusahaan sangat peduli dengan K3

yang merupakan kebutuhan setiap manusia

6. Menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan terkait

7. Kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis lebih terbuka lebar khususnya

untuk spesifikasi pengadaan yang memerlukan sertifikasi sebagai suatu persyaratan

menjadi rekanan

8. Peningkatan terhadap manajemen resiko

KLAUSUL OHSAS

1 Ruang lingkup

Berisi tentang proses awal membuat suatu sistem manajemen K3 untuk menghilangkan atau

meminimalkan risiko yang terkait aktifitas kerja organisasi hingga mendapatkan

sertifikat/registrasi atas sistem manajemen K3 oleh organisasi eksternal


2 Referensi publikasi

Berisi tentang referensi yang digunakan untuk menyediakan informasi atau pedoman

sebaiknya digunakan ialah OHSAS 18002.

3 Istilah dan definisi

Berisi tentang istilah dan definisi yang berlaku dalam dokumen OHSAS 18001. Tujuannya

untuk mempermudah dan menyamakan persepsi dalam membaca dan memahami dokumen

OHSAS 18001.

4 Persyaratan-persyaratan sistem manajemen K3

4.1 Persyaratan umum

Berisi tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh Organisasi seperti; mendokumentasikan,

memelihara dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen K3 sesuai

dengan persyaratan Standar OHSAS.

4.2 Kebijakan K3

Berisi tentang mendefinisikan dan menyetujui kebijakan K3 kemudian memastikan bahwa

kebijakan tetap relevan dan sesuai untuk organisasi.

4.3 Perencanaan

4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian

Berisi tentang membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi

bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan.

4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain

Berisi aturan dan persyaratan lain yang relevan untuk digunakan dalam sistem manajemen K3

mulai dari membuat, menerangkan dan memelihara suatu prosedur untuk diaplikasikan

hingga memastikan bahwa peraturan perundangan dan persyaratan lain yang digunakan sudah

relevan

4.3.3 Tujuan dan program


Berisi penerapan dan pemeliharaan tujuan sasaran K3 yang terdokumentasi, pada setiap

fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi. Program manajemen K3 harus dikaji

pada interval waktu yang teratur dan terencana, dan dirubah sesuai kebutuhan, untuk

memastikan tujuan-tujuan tercapai.

4.4 Penerapan dan operasi

4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang

Berisi tanggung jawab Top manajemen sebagai penanggung jawab tertinggi untuk sistem

manajemen K3. Dimana Top manajemen menjamin sistem manajemen K3 dibuat,

diterapkan, dan dipelihara sesuai dengan standar OHSAS

4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian

Pengendalilan melakukan tugas-tugas yang mempunyai dampak pada K3 harus kompeten

sesuai dengan tingkat keahliannya. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan sesuai dengan

risiko-risiko K3 terkait sistem manajemen K3. Memastikan semua orang yang bekerja dalam

pengendaliannya peduli akan konsekuensi-konsekuensi K3, termasuk persyaratan

kesiapsiagaan dan tanggap darurat serta konsekuensi potensial dari penyimpangan prosedur

yang telah ditetapkan.

4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasi

Berisi komunikasi secara internal dan eksternal sesuai dengan bahaya-bahaya K3 dan sistem

manajemen K3, dalam membuat, menerapkan dan memelihara prosedur. Keterlibatan pekerja

dalam mengidentifikasi, penilaian resiko, penyelidikan insiden, peninjauan kebijakan dan

tujuan K3 serta berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait yang relevan terkait hal-hal K3.

4.4.4 Dokumentasi

Berisi Dokumentasi sistem manajemen K3 terkait kebijakan K3, penjelasan ruang lingkup

sistem manajemen K3, penjelasan elemen-elemen inti sistem manajemen dan rujukannya ke

dokumen-dokumen terkait, termasuk catatan-catatan, yang disyaratkan oleh Standar OHSAS.


4.4.5 Pengendalian dokumen

Berisi pengendalian dokumen dan jenis khusus dokumen yang disyaratkan untuk sistem

manajemen K3 dan Standar OHSAS terkendali sesuai dengan persyaratan

4.4.6 Pengendalian operasional

Berisi operasi-operasi dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mengidentifikasi

bahaya-bahaya, dimana perlu melakukan kendali pengukuran untuk mengendalikan

risiko-risiko K3.

4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat

Berisi kesiapan menghadapi keaadaan darurat aktual dan mencegah atau mengurangi

akibat-akibat penyimpangan terkait dengan dampak-dampak K3

4.5 Pemeriksaan

4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja

Berisi pemantauan dan pengukuran kualitatif-kuantitatif sesuai keperluan. Mengukur kinerja

secara proaktif untuk memantau kesesuaian program manajemen K3 dan secara reaktif untuk

memantau kecelakaan, sakit penyakit, insiden (termasuk nyaris terjadi, dll.) dan bukti catatan

lain penyimpangan kinerja K3. Selanjutnya mencatat data dan hasil untuk melakukan analisis

tindakan perbaikan dan pencegahan lanjutan.

4.5.2 Evaluasi kesesuaian

Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara periodik dan bisa bervariasi. Hal yang dievaluasi

mengenai kepatuhan dengan peraturan perundangan yang relevan serta kepatuhan dengan

persyaratan lain.

4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidak-sesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan

4.5.3.1 Penyelidikan insiden

Berisi hal-hal yang perlu diselidiki dan dianalisis sesuai insiden-insiden untuk menetapkan

penyebab penyimpangan K3 serta faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan atau


berkontribusi atas terjadinya insiden. Setelah itu mengidentifikasi kebutuhan untuk

mengambil tindakan perbaikan, sebagai peningkatan berkelanjutan. Penyelidikan ini harus

dilakukan dalam waktu yang terukur.

4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan

Berisi penanganan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang aktual dan potensial untuk

melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Bila tindakan perbaikan dan

tindakan pencegahan menimbulkan adanya bahaya-bahaya baru perlu adanya perlu perbaikan

pengendalian yang lebih baru. Setiap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang

diambil untuk menghilangkan akar penyebab ketidaksesuaian yang aktual dan potensial harus

sesuai dengan besarnya masalah dan seimbang dengan risiko- risiko K3 yang dihadapi.

4.5.4 Pengendalian catatan

Berisi pembuatan dan pemeliharaan catatan sesuai keperluan untuk memperlihatkan

kesesuaian dengan persyaratan sistem manajemen K3 organisasi dan Standar OHSAS, serta

hasil-hasil yang dicapai. Catatan harus dapat dibaca, teridentifikasi dan dapat dilacak.

4.5.5 Audit internal

Berisi pelaksanaan audit sistem manajemen K3 secara berkala, agar dapat menentukan sistem

manajemen K3 sesuai standar yang ditetapkan oleh manajemen K3 dan OHSAS dan

memberikan informasi tentang hasil audit kepada pihak manajemen.Pemilihan auditor dan

pelaksanaan audit harus memastikan objektivitas dan independensinya selama proses audit.

4.6 Tinjauan manajemen

Berisi peninjauan sistem manajemen K3, secara terencana, untuk menjamin kesesuaian,

kecukupan dan keefektifannya secara berkelanjutan. Proses tinjauan manajemen termasuk

penilaian kemungkinan-kemungkinan peningkatan dan kebutuhan perubahan sistem

manajemen K3. Hasil dari tinjauan manajemen konsisten dengan komitmen organsisasi untuk

peningkatan berkelanjutan harus termasuk setiap keputusan dan tindakan yang terkait dengan
kemungkinan perubahan kinerja K3, kebijakan, tujuan-tujuan K3, sumberdaya dan

elemen-elemen lain sistem manajemen K3.


Sesi III : KESIMPULAN

Tujuan :

1. Peserta mendapatkan reviu mengenai materi yang dilakukan selama pelatihan ini.

2. Mengetahui peningkatan pengetahuan yang diperoleh peserta melalui hasil post test.

3. Mendapatkan umpan balik dari peserta mengenai pelaksanaan pelatihan.

Target :

1. Pemateri dapat menyelesaikan reviu materi sesuai waktu yang disepakati.

2. Peserta dapat menyelesaikan post test sesuai waktu yang ditentukan.

3. Tercipta diskusi tentang evaluasi pelaksanaan pelatihan

4. .4. Peserta dapat membuat kesimpulan tentang keseluruhan materi pelatihan

Waktu : 25 Menit (termasuk post test)

Alat dan Bahan :

1. Lembar post test

2. Lembar evaluasi pelaksanaan pelatihan

Prosedur :

1. Sebelum mengakhiri pelatihan, lakukan reviu singkat mengenai keseluruhan materi

konsep dasar OHSAS 18001:2007.

2. Saatnya post test dilakukan (waktu 10 menit). Setelah peserta selesai mengerjakan,

fasilitator membagikan lembar evaluasi pelaksanaan pelatihan pada peserta untuk diisi

dan dikembalikan pada fasilitator.

3. Pelatihan selesai. Saatnya fasilitator membereskan semua bahan yang digunakan.

Jangan lupa melakukan notelensi dan pengarsipan.


KESIMPULAN

OHSAS merupakan kepanjangan dari Occupational Health and Safety Management

Systems, atau diterjemahkan dalam bahasa indonesia kurang lebih artinya adalah “Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja” yang biasanya sering disingkat dengan

SMK3. OHSAS mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan

melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan

mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

OHSAS 18001:2007 terdiri dari 4 klausul yang telah disusun oleh OHSAS menjadi

suatu standar yang bisa diterapkan berdampingan dengan sistem manajemen K3 yang berlaku

disuatu Negara. Penekanan utama terdapat pada klausul 4 tentang persyaratan sistem

manajemen K3 mulai dari persyaratan umum hingga tinjauan manajemen menilai

kemungkinan-kemungkinan peningkatan dan kebutuhan perubahan sistem manajemen K3

untuk peningkatan berkelanjutan.


PENUTUP

Terimakasih …..

Pelatihan Konsep Dasar OHSAS 18001:2007 ini telah berjalan sesuai harapan. Tahap

berikutnya adalah melakukan observasi terhadap kinerja para peserta di tiap bagiannya.

Lakukan tindak lanjut terhadap atasan bersangkutan untuk melihat materi pelatihan ini telah

menambah wawasan tentang konsep dasar OHSAS 18001:2007 di perusahaan kita.

Selamat Melatih …
PRE/POST TEST

Tanggal :

Nama :

Departemen :

Jabatan : (Operator – Group Leader)

Waktu : 10 Menit

Soal

1. Apa yang anda ketahui tentang OHSAS 18001:2007 ? (bobot 30%)

2. Menurut anda, apa saja keuntungan bagi suatu perusahaan menjalankan/

mengimplementasikan OHSAS 18001:2007 ?(bobot 30%)

3. Apakah di departemen anda memiliki dokumentasi (Prosedur atau instruksi kerja)

yang terkait dengan OHSAS 18001:2007 ? (bobot 40%)

Bila tidak ada, apakah anda merasa perlu untuk dibuatkan dokumentasi tersebut ?
Jawaban
PRE / POST TEST

Tanggal :

Nama :

Departemen :

Jabatan : (Asst. Spv – Spv)

Waktu :10 Menit

Soal

1. Apa saja yang anda ketahui dari OHSAS 18001:2007 ? (bobot 20%)

2. Apa saja keuntungan yang dimiliki jika menerapkan OHSAS 18001:2007 ? (bobot

25%)

3. Jelaskan hubungan SOP di departemen anda dengan penerapan OHSAS 18001:2007

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ? (bobot 25%)

4. Apakah konsen OHSAS 18001:2007 terutama klausul 4 tentang kebijakan K3 sudah

diterapkan di lapangan ?

Jika belum, faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut belum bisa diterapkan ?

(bobot 30%)
Jawaban
POST TEST II

Tanggal :

Nama :

Departemen :

Jabatan : (Operator – Group Leader)

Waktu : 3 Bulan

1. Para peserta pelatihan ditugaskan untuk menerapkan konsep dasar OHSAS

18001:2007, terutama Klausul 4.4.7

2. Bentuk evaluasinya adalah berupa tes tulis (close book) kembali dengan soal yang

sama dengan Pre-Post 1.

3. Evaluasi ini akan dilaksanakan tiga bulan setelah pelatihan selesai.

4. Penilai adalah pemateri pelatihan.

5. Standar kelulusan adalah sebagai berikut :

 Peserta mampu mengerjakan tes tersebut dengan minimal nilai adalah 60

 Peserta mengerjakan soal tersebut secara mandiri (tidak ada indikasi

kecurangan)
POST TEST II

Tanggal :

Nama :

Departemen :

Jabatan : (Asst Spv –Spv)

Waktu : 3 Bulan

1. Peserta diberikan suatu proyek untuk menganalisis hambatan-hambatan

pengaplikasian ketentuan-ketentuan OHSAS 18001:2007 di masing-masing

departemen peserta dan menemukan solusinya.

2. Penilai adalah atasan langsung peserta dan pemateri.

3. Proyek tersebut akan dipresentasikan kepada penilai berupa hasil analisis dan solusi

mereka selama masa evaluasi.

4. Presentasi ini akan dilaksanakan tiga bulan setelah pelatihan ini berakir..

5. Standar kelulusan adalah sebagai berikut :

 Kemampuan peserta untuk melakukan presentasi (bobot 20 %)

 Dapat melakukan analisis terhadap kendala penerapan OHSAS 18001:2007 di

departemennya. (bobot 40%).

 Dapat memberikan solusi mengenai kendala penerapan OHASA 18001:2007

di departemennya (bobot 40%).


FORM PENILAIAN PRESENTASI

Nama :

Job Title :

Nama Pelatihan :

Tanggal evaluasi :

Nilai
Sangat Sangat Nilai x
No Aspek Penilaian Bobot Kurang Biasa Baik
Kurang Baik BOBOT
1 2 3 4 5
1. Penyampaian Materi
2. Kemampuan Analisis
3. Keteoatan Solusi
TOTAL

Keterangan Nilai : Komentar Penilai

Kualifikasi Predikat Nilai


A Amat Baik > 401
B Baik 335 – 400
C Cukup 268 – 334
D Kurang 202 – 267
E Sangat Kurang < 201

Penilai,

……………………………………………

Anda mungkin juga menyukai