Makalah Beton Dengan Bahan Tambahan Karet Ban
Makalah Beton Dengan Bahan Tambahan Karet Ban
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
beliau kami dapat menyusun makalah ini dengan sebagaimana mestinya. Kami berharapmakalah ini
dapat berguna sebagai panduan untuk menambah wawasan agar menjadi lebih luas .
Dengan selesainya makalah ini, kami berharap karya ini menjadi sesuatu yang bermanfaat
untuk kedepannya. Kami minta maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI .........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
1.3 TUJUAN ......................................................................................................................4
1.4 MANFAAT KARYA TULIS ILMIAH..................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
LAMPIRAN…......................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 LATAR BELAKANG
Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak
dimanfaatkansampai saat ini. Dalam perkembangan teknologi beton berjalan seiring dengan
tuntutan kebutuhanyang ada di lapangan. Salah satu tuntunan tersebut adalah bagaimana
memperbaiki sifat betonyang getas. Dalam perkembanganya, beton mulai menggunakan bahan
substitusi untuk mengurangi sifat getas beton. Bahan substitusi merupakan bahan yang dapat
menggantikanmaterial beton baik itu agregat halus, agregat kasar maupun semen dengan bahan
material lain,seperti semen actort dengan terak baja, batu pecah (agregat kasar) dengan batu apung
dan lain-lain. Salah satu manfaat dari metode substitusi material beton yaitu dapat menggunakan
limbah anorganik (Murdock, 1991). Limbah anorganik dapat berupa hasil sisa produksi
maupunpemakaian, salah satunya adalah limbah ban karet yang merupakan sisa dari pemakaian ban
mobil.
Kebutuhan produksi ban di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun2008
produksi ban dalam negeri mencapai 39,8 juta buah/tahun, sedangkan tahun 2009 sendirimencapai
41 juta/tahun buah, rata-rata produksi ban dalam negeri mencapai 40 juta buah/tahun(Asosiasi
Pengusaha Ban Indonesia, 2009). Seiring dengan itu, maka limbah ban yang tidak terpakai di
lingkungan semakin meningkat, sehingga ban karet ini dapat dijadikan actortive darisegi kuantitas
karena tingkat kelangkaannya rendah.
Pada sisi lain, pemanfaatan ban karet di Indonesia masih sangat terbatas, antara lain
hanyauntuk pelindung dermaga ( fender ), tali, sandal, tempat sampah dan kerajinan kursi. Ban karet
akanmemberikan sifat kelenturan dan akan mencegah keretakan beton. Ban karet sendiri
memilikimodulus elastisitas 0,77-1,33 Mpa, dan memiliki density yang rendah yaitu berkisar antara
1,08-1,27 t/m3 (Yang, et, al, 2002; Moo et al,2003).
Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Satyarno (2006) diketahui bahwapenggunaan
substitusi serutan ban karet dapat meningkatkan daktalitas beton karena
menurunkanmodulus elastisitas, namun mengurangi sifat-sifat mekanika beton seperti kuat tekan
dan kuatlentur serta sifat fisiknya seperti berat isi. Penelitian ini dilakukan sebagai kelanjutan dan
untuk melengkapi penelitian terdahulu dengan tujuan mengetahui pengaruh jumlah dan ukuran
potonganban karet berbentuk kubus sebagai substitusi agregat kasar pada
pengujian modulus elastisitasbeton.
Dapat membuat rancangan campuran beton mutu tepat f’c 20 Mpa dengan bahan
tambahan karet ban
Agregat
Agregat adalah butiran mineral seperti pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku besi yang
dipakai dalam adukan (mortar) atau beton. Penilaian jenis agregat sebagai bahan campuran beton
tergantung dari mutu, tersedianya bahan, serta jenis konstruksi yang akan memakai bahan tersebut.
Sedangkan penilaian dapat diterimanya agregat tersebut, ditetapkan antara lain terhadap ukuran,
gradasi, kebersihan, kekerasan, kemulusan, bentuk butiran dan bentuk permukaannya. Secara umum
agregat diklasifikasikan menurut ukuran butiran menjadi :
Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batu-batuan atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu yang mempunyai ukuran terbesar 5 mm.
Agregat Halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %. Jika mengandung kadar lumpur lebih
dari 5% agregat harus dicuci sebelum digunakan sebagai bahan campuran.
Agregat Kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang yang dimaksud dengan agregat
kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm atau agregat yang butirannya
tertinggal diatas ayakan 4,8 mm. Kadar lumpur untuk agregat kasar tidak boleh melebihi dari 1 %.
Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk beton (concrete admixture) adalah bahan atau zat kimia yang
ditambahkan di dalam adukan beton pada saat beton masih segar.
Tujuan penggunaan bahan tambahan untuk beton secara umum adalah untuk memperoleh sifat
sifat beton yang diinginkan ,sesuai dengan tujuan / keperluannya. Sifat sifat sifat beton yang dapat
diperbaiki antara lain :
Memperbaiki kelecakan beton
Mengatur faktor air semen
Mengurangi penggunaan semen
Meningkatkan kuat tekan beton
Mempercepat proses pengerasan
Memperlambat proses pengerasan
Meningkatkan keawetan beton
Macam macam bahan tambahan, jika ditinjau dari fungsinya, ASTM membagi bahan
tambahan untuk beton menjadi 5 jenis, antara lain :
Type A : Water – reducing
Mengurangi jumlah air campuran dan dapat menghasilkan konsistensi tertentu
Type B : Retarding
Memperlambat pengikatan beton
Type C : Accelerating
Mempercepat pengikatan beton dan pengembangan kekuatan awal beton
Type D : Water – reducing dan Retarding
Mengurangi jumlah air dan dan memhambat pengikatan beton
Type E : Water – reducing dan Accelerating
Mengurangi jumlah air dan dan mempercepat pengikatan beton
Pemanfaatan karet ban merupakan upaya menekan pembuangan ban seminimal mungkin
dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku
impor. Pemanfaatan karet ban dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur
ulang (recycle).
Di Indonesia, pemanfaatan ban karet bekas sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang
ditemui. Biasanya hanya digunakan sebagai pembuatan sendal, dan aneka kerajinan lainnya.
Ban karet akan memberikan sifat kelenturan dan akan mencegah keretakan beton. Ban karet
sendiri memilikimodulus elastisitas 0,77-1,33 Mpa, dan memiliki density yang rendah yaitu berkisar
antara 1,08-1,27 t/m3
Dari hasil mix design yang diperoleh ternyata kadar airnya sangat kecil, sulit untuk dikerjakan
sehingga diperlukan bahan tambahan untuk mempermudah proses pengerjaan. Untuk itu jenis
bahan yang digunakan :
Type A : Water – reducing
Mengurangi jumlah air campuran dan dapat menghasilkan konsistensi tertentu
Berdasarkan ketentuan pabrik yang mengeluarkan bahan tambahan, perbandingan berat semen
dengan bahan tambahan adalah 50 kg : 200 cc, sehingga kebutuhan bahan tambahan untuk 1 kg
semen adalah
» 50 kg= 200 cc
» 1 kg= 4cc
BAB III
METODE PEMBUATAN
Pembuatan benda uji dalam kompetisi ini berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm.
Proporsi campuran menggunakan perhitungan campuran mix design sesuai dengan SNI 03-3449-
2002. Penggunaan butir agregat kasar pada campuran beton yang dibuat menggunakan kerikil alami
dan kerikil plastik dengan ukuran maksimum 40 mm.
Langkah-langkah pembuatan benda uji adalah sebagai berikut:
Pasir
1m3= Rp 142.857,00
Volume x harga satuan
= 0,54 x Rp.142.857,00
= Rp.78.000,00
Kerikil alami
1m3= Rp 185.714,00
Volume x harga satuan
= 1,05 x Rp.185.714,00
= Rp 195.000,00
4.1 KESIMPULAN
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil :
1. Walaupun Di Indonesia, pemanfaatan ban karet bekas sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang
ditemui. Namun Ban karet dapat memberikan sifat kelenturan dan akan mencegah keretakan beton.
2. Beberapa actor yang mempengaruhi kekuatan beton diantaranya yaitu perbandingan campuran,
kadar f.a.s ,ukuran agregat dan proses pengadukan campuran.
3. Mampu merancang campuran beton ringan mutu tepat f’c 20 Mpa.
6.2 SARAN
1. Mengingat ini merupakan penelitian secara sederhana, komposisi perbandingan campuran yang
sesuai akan membuat kekuatan beton menjadi lebih maksimal.
2. Untuk memudahkan dalam pemotongan ban karet agar ukurannya sama/seragam
sebaiknya pemotongan ban karet dilakukan dengan mesin pemotong khusus sesuai dengan dimensi
yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusadi, M. 1977 Bahan-bahan Campuran Beton. Bandung : Direktorat Jenderal Bina Marga
2. Wangsadinata, Wiratman. Cs. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Bandung:
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
3. Sinaga, H.R.Drs. 1992. Perencanaan Campuran Beton . Bandung : Pusat Pengembangan
Penataran Guru Teknologi Bandung.
4. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-3449-2002.Tata Cara Perancangan
Campuran Beton Ringan dengan Agregat Ringan.
5. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1972-1990.Metode Pengujian Slump Beton.
6. http://id.scribd.com/doc/58059023/Artikel-Subtitusi-Ban-Karet-Pada-Beton