Anda di halaman 1dari 8

1 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap

Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota


Bandung

PENGARUH TIPE extraversion, agreeableness,


neuroticism , dan
KEPRIBADIAN TERHADAP conscientiousness tidak memiliki
PERILAKU INOVATIF PADA pengaruh terhadap perilaku
PELAKU INDUSTRI inovatif pada pelaku industri
kreatif di Kota Bandung.
KREATIF
DI KOTA BANDUNG Kata kunci: Tipe Kepribadian,
Perilaku Inovatif, Pelaku Industri
Kreatif.
Oleh:
Firdaus Muttaqin Abstract: This study aims to
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu determine the influence of
personality type on innovative
Pendidikan, Universitas Pendidikan
behavior. The approach used is a
Indonesia quantitative approach with
firdausm168@gmail.com regression analysis. The sample
in this study amounted to 350
Ita Juwitaningrum, S.Psi., M.Pd.1 creative industry performer in the
field of fashion. The instruments
Departemen Psikologi Universitas of this research are Big five
Pendidikan Indonesia Inventory (BFI), and Innovative
Behavior Scale (IBS). The results
Diah Zaleha Wyandini, S.Psi., M.Si2 show that (1) out of five
personality types only openess to
Departemen Psikologi Universitas experience have an influence on
Pendidikan Indonesia innovative behavior of 6%, (2)
while for extraversion,
agreeableness, neuroticism , and
conscientiousness have no effect
on innovative behavior on
Abstrak: Penelitian ini bertujuan creative industry players in
untuk mengetahui pengaruh tipe Bandung.
kepribadian terhadap perilaku
inovatif. Pendekatan yang Keywords: Personality Type,
digunakan adalah pendekatan Innovative Behavior, Creative
kuantitatif dengan analisis regresi. Industry Performer.
Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 350 pelaku industri
kreatif di bidang fashion.
Instrumen pada penelitian ini
adalah Big five Inventory (BFI), PENDAHULUAN
dan Innovative Behaviour Scale Pesatnya perkembangan ekonomi,
(IBS). Hasil yang diperoleh pengetahuan dan pembaharuan ilmu, serta
menunjukkan bahwa (1) dari lima teknologi mendorong hampir semua
tipe kepribadian hanya tipe
organisasi dan industri untuk turut
kepribadian openess to experience
yang memiliki pengaruh terhadap berkembang. Salah satunya sektor industri
perilaku inovatif sebesar 6%, (2) di Kota Bandung yang mengalami
sementara untuk tipe kepribadian perkembangan pesat (Kartika, 2016).
Sampai tahun 2014, Kota Bandung tercatat
telah memiliki 400 outlet industri kreatif
1
Penulis Penanggung Jawab 1 dan mampu menyerap kurang lebih
2
Penulis Penanggung Jawab 2
2 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap
Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota
Bandung

334.244 tenaga kerja (Herawati & Rudatin, kepribadian pelaku bisnis itu sendiri
2014). (Etikariena & Muluk, 2014). Janssen
Industri kreatif telah dipetakan oleh (2000) menjelaskan bahwa perilaku
Departemen Perdagangan Republik inovatif memiliki 3 dimensi, idea
Indonesia ke dalam 14 subsektor industri, generalization, idea promotion dan idea
diantaranya yaitu sektor periklanan realization.
(advertising), arsitektur, pasar barang seni, Idea generaltization adalah
kerajinan (craft), desain, pakaian (fashion), Kemampuan individu untuk memeperoleh
video, film dan fotografi, permainan atau menciptakan ide atau cara baru. Ide-
interaktif (game), musik, seni pertunjukan, ide yang dicari bukan hanya sebatas pada
penerbitan, layanan komputer dan piranti produk, tapi dalam berbagai aspek lain.
lunak (software), televisi & radio Individu dengan idea generalization yang
(broadcasting), serta riset dan tinggi mampu mencari peluang dan
pengembangan (R&D) (Herawati & menghasilkan gagasan baru. Dimensi yang
Rudatin, 2014). Dari 14 subsektor tersebut, kedua adalah idea promotion adalah
industri fashion merupakan salah satu Kemampuan individu untuk mencari
industri kreatif yang paling unggul di Kota dukungan dari lingkungan sekitar untuk
Bandung (Herawati & Rudatin, 2014). mewujudkan ide atau cara yang telah
Industri fashion telah berubah dari ditemukan. Setalah individu menemukan
kebutuhan primer manusia sebagai ide, ide tersebut perlu memeroleh
penutup aurat menjadi kebutuhan akan dukungan dari sekitar sehingga ide
mode, gaya dan tren (Jerusalem, 2009). tersebut terlihat semakin nyata dan dapat
Berkembangnya bisnis fashion di diimplementasikan. Idea generalization ini
Bandung ini dibuktikan dengan banyaknya membedakan perilaku inovasi dengan
pelaku industri yang membuka factory kreatifitas. Dimensi yang terakhir adalah
oulet, percetakan, sablon, dan banyaknya idea realization adalah Kemampuan
distribution store (Barilian dkk, 2014). individu untuk mengimplementasikan atau
Perkembangan industri di Kota Bandung mewujudkan ide-ide baru yang ditemukan
ini membuat para pelaku industri kreatif kedalam pekerjaan. Ide baru yang
harus mempertahakankan eksistensinya ditemukan kemudian diwujudkan secara
agar mampu bertahan dalam situasi yang nyata.
kompetitif. Salah satunya dengan Kepribadian individu yang senang
menerapkan inovasi atau ide-ide baru melakukan pekerjaan dan aktivitas baru
dalam bisnis mereka (Shalley, Zhou & cenderung menggunakan ide-ide baru
Oldham, 2004). Menurut Li & Zheng dalam melakukan pekerjaan (Rossberger &
(2014) seorang individu akan sukses ketika Krause, 2014). Sementara individu yang
memunculkan perilaku inovatif dalam lebih responsif dan senang membantu
melakukan setiap pekerjaanya. Perilaku orang lain mendorong
inovatif adalah tindakan menghasilkan dan pengimplementasian ide-ide baru dalam
menerapkan ide-ide baru dalam suatu suatu pekerjaan (Rossberger & Krause,
pekerjaan untuk mencapai tujuan individu 2014). Perbedaan kepribadian individu ini
maupun organisasi (Scott, Bruce, 1994; berpengaruh pada potensi untuk
Woodman, dkk, 1993; Robert, 2001). menghasilkan ide-ide baru yang berbeda
Penerapan ide-ide baru mampu pula (Barron & Harrington, 1981; Zhou &
meningkatkan kinerja suatu perusahaan Shalley, 2003). Perilaku inovatif telah
atau organisasi, sehingga perilaku inovatif diteliti berdasarkan faktor internal dan
menjadi aspek penting yang harus selalu eksternal yang mempengaruhinya (Jung
dikembangkan (Etikariena & Muluk, dalam Abdullah dkk, 2016). Kepribadian
2014). Perilaku inovatif ini didukung oleh menjadi salah satu faktor internal yang
3 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap
Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota
Bandung

diprediksi mempengaruhi munculnya diperlukan dalam kehidupan sosial


perilaku inovatif. (Jilbeen, 2014).
Penelitian mengenai kepribadian dan Feist & Feist (2010) menjabarkan
inovatif yang pernah dilakukan Amo dan karakteristik dari tipe kepribadian the big
Kolvereid (2005) mengukur kepribadian five yang diungkapkan oleh McCrae &
menggunakan teori dan instrumen yang Costa (1992) secara lebih spesifik sebagai
dikembangkan oleh Pinchot pada tahun berikut:
Tipe Karakteristik Karakteristik
1985. Selain teori dan instrumen Pinchot
Kepribadian Skor Tinggi Skor Rendah
(1985), teori lain yang berkembang
Extraversion 1. Penuh kasih 1. Tidak peduli
berkembang pada akhir abad ke-20 adalah sayang dengan sekitar
big five yang dikembangkan oleh McCrae 2. Mudah bergaul 2. Penyendiri
dan Costa pada tahun 1992. Teori big five 3. Senang bicara 3. Pendiam
sebelumnya disebut sebagai model lima 4. Menyukai 4. Serius
faktor karena hanya bersifat sesuatu yang 5. Tidak peka

mengklasifikasikan kepribadian manusia. dinamis


5. Bersemangat
Akan tetapi teori tersebut terus
Agreeableness 1. Berhati lembut 1. Keras hati
dikembangkan oleh McCrae dan Costa 2. Mudah percaya 2. Curiga
(1992) menjadi lebih komprehensif agar 3. Dermawan 3. Pelit
dapat digunakan dalam penelitian dan 4. Ramah 4. Bermusuhan
pengembangan ilmu pengetahuan. 5. Toleran 5. Kritis
Teori teori big five McCrae & Costa 6. Bersahabat 6. Mudah marah

(1992) karena menjelaskan predisposisi Neuroticsm 1. Pencemas 1. Tenang


2. Tempramental 2. Tempramen
yang tinggi untuk setiap tipenya dan
3. Sentimental yang
disusun lebih sistematis (James &
4. Emosional cenderung
Mazerolle, 2002; Costa & McCrae, 1992). 5. Rentan stabil
Teori big five pun telah diteliti secara 3. Self-esteem
longitudinal bagi anak dan dewasa, dan baik
telah dikonfirmasi mampu mengukur Conscientiousnes 1. Teliti 1. Ceroboh

kepribadian di berbagai kultur dan teknik s 2. Bekerja keras 2. Malah


3. Teratur dan 3. Tidak teratur
asesmen (McCrae & Jhon, 2002;
tepat dan terlambat
Piedmont, McCrae & Costa, 1991).
4. Ambisius dan 4. Mudah
Penelitian ini mengukur lima tipe gigih menyerah
kepribadian yaitu Neuroticism , Oppeness to 1. Imajinatif 1. Realistis
Extraversion, Openness to experience, Experience 2. Kreatif 2. Tidak kreatif
Agreeableness dan Conscientiousness. 3. Inovatif 3. Konvensional
Neuroticism berlawanan dengan 4. Memiliki 4. Tidak memiliki

Emotional stability yang mencakup keingintahuan keingin tahuan


yang tinggi yang lebih
perasaan-perasaan negatif, seperti
5. Memiliki 5. Konservatif
kecemasan, kesedihan, mudah marah, dan kebebasan
tegang. Openness to experience berpikir
menjelaskan keluasan, kedalaman, dan
kompleksitas dari aspek mental dan
METODE
pengalaman hidup. Extraversion dan
Penelitian ini menggunakan
Agreeableness merangkum sifat-sifat
pendekatan kuantitatif dengan metode
interpersonal, yaitu apa yang dilakukan
korelasional. Partisipan dalam penelitian
seseorang dengan dan kepada orang lain.
ini terdiri dari 350 pelaku industri kreatif
Sementara Conscientiousness menjelaskan
bidang fashion di Kota Bandung. Teknik
perilaku pencapaian tujuan dan
pengambilan sampel dalam penelitian ini
kemampuan mengendalikan dorogan yang
4 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap
Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota
Bandung

menggunakan teknik teknik nonprobability neuroticsm berjumlah 39 orang atau


sampling dengan quota sampling. 11.14%.
Pengumpulan data dilakukan dengan No Dimensi Frekuensi Presentase
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 1 Exstraversion 32 9,14%
instrumen Big five Inventory yang
dikembangakan oleh John, Naumann & 2 Aggreableness 127 36,28%
Soto (2008), serta instrumen Innovative
3 Conscientiousness 50 14,28%
Behavior Scale dari Janssen (2000).
Terdapat tiga hipotesis dalam 4 Neuroticsm 39 11,14%
penelitian ini, yaitu: 5 Openness 102 29,14%
HTerdapat
: pengaruh tipe kepribadian
1 extraversion dengan perilaku Total 350 100%
inovatif pada pelaku industri kreatif
fashion di Kota Bandung.
HTerdapat
: pengaruh tipe kepribadian Sementara gambaran perilaku
agreeableness terhadap perilaku inovatif pada pelaku industri kreatif di kota
2
inovatif pada pelaku industri kreatif Bandung relatif memiliki perilaku inovatif
fashion di Kota Bandung. yang tinggi yakni sbebesar 55,15%.
HTerdapat
: pengaruh tipe kepribadian Hasil perhitungan analisis regresi
conscientiousness terhadap perilaku untuk meenguji hipotesis pertama
3
inovatif pada pelaku industri kreatif menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R)
fashion di Kota Bandung. 0,001 dengan taraf siginfikansi sebesar
HTerdapat
: pengaruh tipe kepribadian 0,993 (>0,005) sehingga H0 diterima.
neuroticism terhadap perilaku Artinya tidak terdapat pengaruh antara tipe
4
inovatif pada pelaku industri kreatif kepribadian terhadap perilaku inivatif pada
fashion di Kota Bandung. pelaku industri kreatif. Pengaruh tipe
HTerdapat
: pengaruh tipe kepribadian kepribadian extraversion terhdap perilaku
openness to experience terhadap inovatif adalah sebesar 0%.
5
perilaku inovatif pada pelaku McCrae & Costa (2006) menjelaskan
industri kreatif fashion di Kota bahwa tipe kepribadian extraversion
Bandung. menunjukkan kuantitas seorang individu
dalam menjalin suatu relasi, kebutuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN stimulasi, dan kapasitas untuk mencapai
Hasil perhitungan menunjukkan kebahagiaan. Dikatakan bahwa individu
bahwa gambaran tipe kepribadian pelaku dengan tipe kepribadian extraversion yang
industri kreatif pelaku industri kreatif di tinggi mengindikasikan kemampuan
Kota Bandung menunjukkan bahwa individu dalam bersosiliasi, lebih aktif,
mayoritas tipe kepribadian yang dimiliki berorientasi pada orang lain, optimis dan
oleh pelaku industri kreatif Kota Bandung penuh afeksi. Sementara level yang rendah
yang menjadi responden penelitian ini pada dimensi ini disebut individu yang
adalah aggreableness yaitu sebayak 127 introvert, diindentifikasikan dengan
orang atau 36,28%. Sementara itu tipe individu yang pendiam dan penyendiri,
kepribadian openness memiliki frekuensi namun tetap bijak dan mandiri (Costa &
sebesar 102 orang atau sekitar 29,14%. Widiger, 2002). Kecenderungan-
Tipe kepribadian conscientiousness kecenderungan tersebut, bisa menjadi
dimiliki oleh pelaku industri kreatif Kota predisposisi yang sesuai untuk tipe
Bandung berjumlah 50 orang atau 14,28%. kepribadian extraversion namun bukan
Adapun dengan tipe extraversion merupakan hal yang memengaruhi
berjumlah 32 orang atau 9.14% dan perilaku inovatif. Individu dengan tipe
5 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap
Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota
Bandung

kepribadian extraversion yang tinggi Sehingga apabila pelaku industri kreatif


memiliki kecenderungan kebih memiliki stabilitas emosi yang baik, dapat
berorientasi kepada orang lain, hal ini dengan mudah memunculkan perilaku
menjadi tidak sesuai dengan salah satu inovatif. Hal ini selaras dengan penelitian
dimesi perilaku inovatif yaitu idea Pervin (2012) bahwa kreativitas dan
generalization dimana individu memiliki inovasi dipengaruhi oleh kesadaran dan
kemampuan untuk memeperoleh atau ketidaksadaran seseorang. Dalam kondisi
menciptakan ide atau cara baru yang sadar, seseorang dengan jernih bisa
diperoleh dari dirinya sendiri (Janssen, mengeluarkan perilaku inovatif.
2000). Sebaliknya, ketidaksadaran menjadi
Selanjutnya hasil analisis regresi penghambat perilaku inovatif muncul.
untuk menguji hipotesis kedua Hasil perhitungan hipotesis ke empat
menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R)
sebesar 0,35 dengan taraf signifikansi sebesar 0,021 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,623 (>0,005) yang menunjukkan sebesar 0,781 atau H0 diterima yang berarti
bahwa H0 diterima. Hasil ini berarti tidak tidak ada pengaruh antara tipe kepribadian
ada pengaruh dari tipe kepribadian conscientiousness terhadap perilaku
agreeableness terhadap perilaku inovatif. inovatif.
Sama dengan tipe kepribadian extraversion Hasil uji hipotesis yang
sebelumnya, tipe kepibradian menyebutkan bahwa tidak adanya
agreeableness merupakan dimensi sosial pengaruh yang diberikan oleh tipe
yang menunjukkan jenis interaksi seorang kepribadian agreeableness terhadap
individu. Pelaku industri kreatif dengan perilaku inovatif tidak sesuai dengan
tipe kerpibadian ini cenderung baik hati, penelitian terdahulu tentang tipe
lembut, penuh kepercayaan, pemaaf dan kepribadian dengan kreativitas yang
memiliki sifat altruistik. Sifatnya yang menjadi bagian dari perilaku inovatif
ingin membantu orang lain membuat dalam dimensi idea generalization yang
pelaku industri kreatif dengan tipe dilakukan oleh Widhiastuti (2014). Dalam
kerpibadian agreeableness menjadi lebih penelitian tersebut dikatakan bahwa
responsif dan berempati. Sebaliknya, level perilaku inovatif dipengaruhi oleh salah
rendah pada dimensi ini akan membuat satu karakteristik dalam conscientiousness
individu cenderung sinis, kasar, penuh yaitu motivasi dalam mencapai tujuan.
dengan kecurigaan, tidak kooperatif, Pelaku industri kreatif yang memiliki
mudah tersinggung, manipulatif, tipe kepribadian conscientiousness
pendendam dan kejam. menunjukkan ketekunan, kontrol diri dan
Untuk hipotesis yang ke tiga motivasi dalam mencapai tujuan. Individu
menunjukkan hasil koefisien korelasi (R) yang termasuk tipe ini akan cenderung
sebesar 0,064 dengan taraf signifikan terorganisasi, dapat diandalkan, pekerja
sebesar 0,374 yang berati H0 diterima keras, mandiri, tepat, teliti, ambisius, dan
artinya tidak terdapat pengaruh antara tipe tekun. Sedangkan individu dengan level
kepribadian terhadap perilaku inovatif. rendah pada dimensi ini cenderung tidak
Pelaku industri kreatif dengan tipe memiliki tujuan, tidak dapat diandalkan,
kepribadian neuroticism menunjukkan pemalas, ceroboh, lalai, lemah dan
level penyesuaian emosi dan stabilitas hedonistik.
pribadi seorang individu (McCrae & Kecenderungan-kecenderungan di
Costa, 2006). Faktor neuroticism dalam atas seperti terorganisasi dan tekun bisa
penelitian ini bertanda negatif. menjadi penyebab rendahnya pengaruh
Neuroticism dalam penelitian ini tidak tipe kepribadian ini terhadap perilaku
berpengaruh terhadap perilaku inovatif. inovatif. Karena dalam faktor-faktor yang
6 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap
Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota
Bandung

mempengaruhi perilaku inovatif salah yang tidak familiar yang memungkinkan


satunya adalah gaya individu memecahkan dirinya untuk menemukan pengalaman
masalah (Scott & Bruce, 1994; Etikariena yang baru dan perspektif baru. (George
& Muluk, 2014). Individu yang cenderung dalam Sung & Choi, 2009).
terorganisir akan kesulitan untuk Ketika pertama kali pelaku industri
menemukan pemecahan masalah yang kreatif denga tipe kepribadian openness to
berbeda dengan orang lain, karena terbiasa experience memunculkan idea
melakukan aktivitas yang sama. generalization atau penciptaan ide atau
Untuk menguji hipotesis ke lima bisa disebut tahap kreativitas dan dilihat
menggunakan analisis regresi didapatkan salah oleh orang lain atau tidak di hargai
hasil yang menunjukkan koefisien korelasi oleh orang lain, pelaku industri kreatif
sebesar 0,244 dengan signifikansi sebesar yang memiliki openness to experience
0,000 (< 0,005) atau H0 ditolak. Artinya yang tinggi akan lebih fleksibel dan
terdapat pengaruh antara tipe kepribadian terbuka meskipun idenya dirasa aneh.
terhadap perilaku inovatif. Pengaruh tipe (Sung & Choi, 2009). Pelaku industri
kepribadian openness to experience kreatif yang memiliki pemikiran terbuka
terhadap perilaku inovatif sebesar 6% dan akan memliki kecenderungan mencari
sebesar 94% dipengaruhi faktor lain. Hal situasi-siatuasi yang tidak familiar yang
ini dikarenakan tipe kepribadian openness memungkinkan dirinya untuk menemukan
to expereince menunjukkan karakter yang oengalaman yang baru dan perspektif baru.
cenderung suka mencari pengalaman- (George dalam Sung & Choi, 2009).
pengalaman baru demi kepentingan Setelah proses penciptaan ide atau idea
dirinya. (McCrae & Costa, 2006). Individu generalization, dimensi selanjutnya adalah
dengan dimensi ini akan lebih imajinatif, idea promotion dimana kemampuan
memiliki rasa penasaran yang tinggi, dan individu untuk mencari dukungan dari
mampu menampilkan ide-ide baru yang lingkungan sekitar untuk mewujudkan ide
tidak konvensional. Sebaliknya, individu atau cara yang telah ditemukan. Pada
dengan level rendah pada dimensi ini tahapan ini setelah menemukan ide,
cenderung konvensional terhadap hal-hal seseorang harus memperoleh dukungan
yang sudah mereka yakini, lebih dari sekitar sehingga ide tersebut terlihat
konservatif, dogmatis dan rigid. semakin nyata dan dapat
Perilakunya sudah terarah dan memiliki diimplementasikan. Tahapan ini
kondisi emosi yang kurang responsif. membedakan perilaku inovasi dengan
(Costa & Widiger, 2002). kreativitas (Janssen, 2000). Orang dengan
Dari penelitian-penelitian tipe kepribadian openness to experience
sebelumnya seperti yang dilakukan oleh memiliki cara tersendiri dalam
George & Zhou (2011), McCrae & Costa menyampaikan idenya untuk mendapatkan
(1997), Sung & Choi (2009) didapatkan dukungan dengan cara lain.
hasil bahwa tipe kepribadian openness to KESIMPULAN
experience merupakan salah satu prediktor Penelitian ini memberikan suatu data
dari perilaku inovatif. Hal ini dapat baru mengenai tipe kepribadian big five
dipahami karena openness to experience dan perilaku inovatif pada pelaku industri
menunjukkan bahwa individu tersebut kreatif di Kota Bandung. Berdasarkan hasil
imaginatif, berpikiran luas dan tidak analisis pada bab-bab sebelumnya,
terpaku kepada hal-hal yang konvensional. didapatkan hasil bahwa hanya tipe
(Costa & Widiger, 2002; Mount & Barick, kepribadian openness to experience yang
1995). Pelaku industri kreatif yang memlili pengaruh terhadap perilaku
memiliki pemikiran terbuka akan memliki inovatif dengan koefisien determinasi
kecenderungan mencari situasi-siatuasi sebesar 0,060 atau sebesar 6%. Sementara
7 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap
Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota
Bandung

untuk tipe kepribadian extraversion, Li, X & Zheng, Y. (2014). The Influential
agreeableness, neuroticism dan Factors of Employees Innovative
conscientiousness tidak memiliki pengaruh Behavior and the Management
terhadap perilaku inovatif pada pelaku Advices. Journal of Service Science
industri kreatif di Kota Bandung. and Management, Vol. 7, hal. 446-
450.
REFERENSI Limakrisna, N., Sudarso, A., Daryus, C.
Amo, B.W., Kolvereid, L. (2005), (2015). Entrepreneurship Orientation
Organizational strategy, individual for Building Business Performance:
personality and innovation An Empirical Study Distro Small
behaviour. Journal of Enterprising Medium Enterprises Bandung City’,
Culture, 13(01), 7-19. International Journal of Economics
Departemen Perdagangan Republik and Financial Issues, Vol. 5, special
Indonesia. 2008. Pengembangan issue, hal.144-149.
Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. McCrae, R. R (1992). Openness to
Rencana Pengembangan Ekonomi experience as a basic dimension of
Kreatif Indonesia 2009-2015, DPRI, personality. Paper presented at the
Jakarta. annual convention of American
Etikariena, A., & Muluk, H. (2014). Psychological Association.
Hubungan antara memori organisasi Washington D.C.
dan perilaku inovatif karyawan. McCrae, R. R., & Costa, P. T., Jr. (1997).
Jurnal Fakultas Psikologi UI, vol. Conceptions and correlates of
18(2), hal. 77-88. Openness to experience. In R.
Feist, Jess, & Gregory J. Feist. (2010). Hogan, J. A. Johnson & S. R. Briggs
Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 1. (Eds.), Handbook of personality
Jakarta: Salemba Humanika. psychology. Orlando, FL: Academic
Feist, Jess, & Gregory J. Feist. (2010). Press.
Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 2. Pervin, L. A., Cervone, D., & Oliver, P. J.
Jakarta: Salemba Humanika. (2012). Psikologi kepribadian: Teori
Feist, J., & Feist, G. (2012). Theory of dan Penelitian (edisi ke-9). Kencana
Personality II. Jakarta: Salemba Prenada Media Group. Jakarta.
Humanika. Robert, M. L & John, J. H. (2001).
George, J. M. & Zhou, J. 2001. When Manajemen Sumber Daya
Openness to experience and Manusia(Jilid 2). Jakarta : Salemba
Conscientiousness are Related to Empat.
Creative Behavior: An Interactional Scott, & Bruce, R. A. 1994. “Determinants
Approach. Journal of Applied of Innovative behavior: A Path
Psychology, vol. 86, hal. 513-524. Model Of Individual Innovation in
Herawati, T. Rudatin, C. L. (2014) Potensi the Workplace”. Academy of
Kota Bandung Sebagai Destinasi Management Journal.
Incentives Melalui Pengembangan Shalley, C. E., Zhou, J., & Oldham, G. R.
Ekonomi Kreatif, Epigram. Vol.11 (2004). The effects of personal and
No.2, Hal. 95-102. contextual characteristics on
Janssen, O. (2000). Job demands, creativity: Where should we go from
perceptions of effort–reward fairness here?. Journal of Management,
and innovative work behaviour. Vol.30, Hal. 933–958.
Journal of Occupational and Sung, S.Y., & Choi, J.N. (2009). Do Big
Organizational Psychology 2000, five Personality Factors Affect
vol. 73, hal. 287–302. Individual Creativity. The
8 | Firdaus Muttaqin: Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap
Perilaku Inovatif pada Pelaku Industri Kreatif di Kota
Bandung

Moderating Role of Extrinsic Kinerja Anggota Dewan. Jurnal


Motivation. Social Behavior and Psikologi, vol. 41(1). Hal. 115-133.
Personality, Vol. 37(7). Hal. 941- Woodman, R. W., Sawyer, J. E., &
956. Griffin, R. W. (1993). Toward a
Widhiastuti, H. (2014). Big five theory of organizational creativity.
Personality sebagai Perdiktor Academy of Management Review,
Kreativitas dalam Meingkatkan Vol. 18, Hal. 293-321.

Anda mungkin juga menyukai