MKN Jun2008 41 PDF
MKN Jun2008 41 PDF
tanda neurologik fokal sebagai akibat proses 300 UI/ml. Meskipun sebenarnya pemeriksaan
1
infeksi yang progresif. kadar CD4 sangat diperlukan, dimana
Riwayat pemakaian narkoba jarum suntik biasanya nilai CD4 dibawah 100 sel/μL untuk
6.9
ditemukan pada pasien ini yang mungkin ET sebagai diagnosa presumtif.
sebagai penularan HIV. Diagnosa banding dengan SOL (limfoma
Pada pemeriksaan neurologis pada pasien SSP, abses, tumor) dibuat karena gambaran
ditemukan simptom dan tanda neurologis klinis, radiologis yang menyerupai ET.
fokal berupa hemiparese dupleks, kranial Limfoma SSP merupakan neoplasma yang
nerve palsi, seizure. AIDS dengan lazim dijumpai pada penderita HIV-AIDS.
toksoplasmosis SSP dijumpai defisit neurologis Pemeriksaan SPECT, PET, dan MR
dalam 50-89 % dari pasien, seizure dalam 15-25 % spektroskopi dapat digunakan untuk
9
pasien, perubahan status mental dan peninggian membedakan lesi ET dengan limfoma SSP.
12
tekanan intrakranial. Toksoplasmosis harus selalu Diagnosa banding dengan stroke iskemik
dipertimbangkan pada penderita AIDS bila dibuat, karena AIDS sendiri merupkan faktor
risiko untuk terjadinya stroke iskemik, adanya
ditemukan defisit neurologis fokal terutama
defisit neurologis fokal. Meskipun dapat
jika ditemukan seizure, nyeri kepala dan
12 disingkirkan dengan onsetnya yang perlahan-
demam.
lahan, dan tidak adanya riwayat penyakit
Pemeriksaan laboratorium didapatkan
metabolik.
hasil imunoserologi HIV test positif 20,21
Penanganan kasus ini dilakukan melalui
(ELISA). Pemeriksaan serologis ini memiliki diagnosis presumtif dengan memberikan
13
sensitifitas dan spesifisitas lebih dari 98%. terapi anti toksoplasmosis. European
Pemeriksaan serologis lainnya yang dijumpai Federation of Neurological Societes (EFNS)
pada pasien ini adalah Ig M anti toksoplasma mengeluarkan paduan tatalaksana yaitu secara
dengan hasil negatif 0,0 dan Ig G anti praktis pada semua penderita HIV-AIDS
Toksoplasma positif > 300 IU / ml. Di RSCM dengan massa intrakranial dapat diberikan
titer Ig G anti Toksoplasma yang dianggap terapi empiris anti toksoplasmosis selama 2
6
positif bila lebih besar dari 300 IU/ml. minggu, walaupun serologisnya negatif atau
Pemeriksaan head CT scan tanpa kontras lesinya tunggal. Bila tidak terdapat perbaikan
pada pasien ini menunjukkan lesi hipodens klinis ataupun radiologis berulang dianjurkan
yang luas sesuai gambaran ensefalitis. Hasil ini biopsi.
9
tidak banyak membantu untuk menegakkan Diagnosis defenitif pada penderita ini
diagnosa ET sebab tidak dilakukan kontras. hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
Pemeriksaan imajing pada pasien ET histopatologi jaringan otak, atau
memperlihatkan lesi otak multipel dengan ditemukannya DNA toksoplasma melalui
cincin atau penyengatan homogen dan disertai metode PCR.
6
edema vasogenik pada jaringan disekitarnya. Prognosis pasien ini adalah jelek dimana
Ensefalitis toksoplasmosis jarang muncul penderita meninggal setelah dirawat selama 2
dengan lesi tunggal atau tanpa lesi. MRI lebih minggu. ET yang berat sering terjadi pada
sensitif dibanding CT scan, sehingga teknik ini penderita immunocompromised, dan sering
13
lebih disukai, khususnya pada pasien-pasien menimbulkan kematian.
tanpa gangguan neurologik fokal. Pasien-
pasien dengan hanya satu lesi atau tidak KESIMPULAN
tampak pada CT scan harus dilakukan MRI 1. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
untuk menentukan apakah lebih dari satu lesi anamnese, gambaran klinis, pemeriksaan
muncul.
14,15 neurologi, pemeriksaan penunjang/
Pada saat masuk rumah sakit pasien serologis.
didiagnosa banding dengan ensefalitis HIV, 2. Diagnosa pada pasien ini adalah diagnosa
SOL (abses serebri, limfoma, tumor) dan presumtif mengingat pemeriksaan
stroke berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan histopatologi dan PCR tidak dilakukan.
radiologis, pemeriksaan laboratorium. 3. Dengan semakin banyaknya kasus infeksi
Diagnosa banding dengan HIV HIV, maka komplikasi yang mengenai SSP
disingkirkan dengan pemeriksaan serologis akan lebih sering dijumpai dalam praktek
ditemukannya IgG anti toksoplasma positif > klinis.