Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mandiri

Pengantar Manajemen
Departementasi

Nama : Roni Bintang T.Sibarani


Npm : 170810163
Dosen : Suali, S.E.,M.M.

Program Studi Akuntansi


Fakultas Bisnis
Universitas Putera Batam
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “DEPARTEMENTASI”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen
diprogram studi Akuntansi di Universitas Putera Batam. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah Pengantar Manajemen dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahawa masih terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis berharap adanya kritikkan ataupun saran
yang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan demi kebaikan
penulis untuk membuat makalah selanjutnya di kemudian hari.

Batam,17 Januari 2018

Roni Bintang T. Sibarani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 TUJUAN MAKALAH............................................................................................2
1.3 MANFAAT MAKALAH........................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 PEMBAGIAN DALAM DEPARTEMEN......................................................3
2.2 JENIS-JENIS LAINNYA DARI DEPARTEMENTASI..............................5
2.3 MELAKSANAKAN DEPARTEMENTASI...................................................6
2.4 HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT................................................................8
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................11
3.2 SARAN.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perusahaan pada hakekatnya terdiri dari kumpulan orang-orang dan


peralatan operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam dalam
memaksimalkan keuntungan dan berhasil atau tidaknya misi perusahaan
untuk mencapai tujuan ditentukan oleh individu-individu yang menjalankan
manajemen yang dilaksanakan perusahaan. Masalah manajemen itu akan
selalu ada bila perusahaan masih menjalankan aktivitasnya. Jadi manajemen
sangat penting bagi seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi
untuk menggerakkan karyawan, agar dapat melakukan aktivitas atau bekerja
secara efektif bagi perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
Seorang manajer dalam menggerakkan orang-orang atau anggotanya
saat menjalankan pekerjaan haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan seni,
supaya orang mau melakukannya. Untuk itulah diperlukan sesuatu wadah
yang dapat menghimpun setiap orang, wadah itulah yang disebut dengan
Departementasi.
Departemen itu sendiri merupakan alat yang paling berhubungan
dengan satuan-satuan kerja, yang diberikan kepada orang-orang yang
ditempatkan dalam struktur wewenang. Sehingga pekerjaan yang akan
dilaksanakan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada
bawahan dari bagian puncak manajemen sampai ke bawah dari seluruh unit
atau bagian. Perusahaan yang mempunyai Departemen yang baik dan teratur,
kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam
mengerjakan tugasnya dengan efektif (sebaiknya atau semaksimal mungkin).

1
1.2 TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari pembuatan makalah ini,yaitu:


1. Mengetahui pembagian dalam departementasi.
2. Mengetahui jenis-jenis lain yang terdapat dalam departementasi.
3. Mengetahui pelaksanaan departementasi

1.3 MANFAAT MAKALAH

Manfaat dari pembuatan makalah ini,yaitu:


1. Menambah pengetahuan tentang departementasi bagi penulis dan
pembaca.
2. Melatih kemampuan penulis dalam menyelesaikan tugas mandiri.
3. Menambah nilai untuk tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.

2
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 PEMBAGIAN DALAM DEPARTEMEN

Pembagian dalam departemen-departemen merupakan metode yang


paling sering digunakan untuk melakukan setiap pembagian kerja
“Departementation” mencakup pengelompokkan kegiatan-kegitan dalam
satuan yang berhubungan. Pendekatan–pendekatan terhadap departementasi
meliputi :
1. Atas-bawah
2. Bawah-atas
3. Arus pekerjaan terus.
Yang pertama, mulai dengan keseluruhan pekerjaan di bagian atas dan
terus ke bawah. Kedua, mengelompokkan tugas-tugas perorangan dan
kemudian menggabungkan pekerjaaan-pekerjaan yang berkaitan ke dalam
seksi-seksi kerja. Ketiga, arus pekerja melalui organisasi. Dalam pendekatan
arus pekerja terus, setiap tindakan ditugaskan, dan apa yang disumbangkan
setiap satuan dan perorangan diternagkan dengan jelas.
Dalam hampir setiap organisasi terdapat tiga kegiatan pokok yang
harus dilaksanakan,yaitu :
1. Produksi
2. Pemasaran
3. Keuangan.
Tidak selalu kegiatan pokok ini memiliki identitas ini, tetatapi kegiatan-
kegiatan itu ada,karena diperlukan agar organisasi dapat beroperasi dan hidup
terus. Banyak pembagian-pembagian dan pengaturan-pengaturan dari

3
kegiatan-kegiatan dasar ini yang memungkinkan. Cara khusus
menggunakannya terutama sekali tergantung dari sifat dan banyaknya
pekerjaan, orang yang tersedia untuk bekerja, dan sampai berapa jauh
spesialisasi itu nanti.

Cara-cara utama departementasi di daftarkan di bawah,yaitu:

1. Fungsi
Kegiatan-kegiatan biasa atau seragam ditempatkan dalam satuan
organisasi yang biasa. Departementasi fungsional adalah cara yang biasa
untuk mendepartementasikan, ia mudah dimengerti dan lebih sering dipakai
dari pada cara-cara yang lain. Contoh-contoh meliputi bagian
akuntansi,bagian ptoduksi, dan bagian permesinan.
2. Hasil produksi
Suatu tingkat spesialisasi yang wajar didorong dengan departementasi
menurut hasil produksi. Seterusnya pengetahuan keahlian, seandainya ia
berguna untuk hasil suatu produksi serta syarat-syaratnya, dapat digunakan
secara lebih efektif. Contoh meliputi departemen-departemen yang terpisah
untuk jenis-jenis dagangan yang berbeda dalam sebuah toserba dan fasilitas-
fasilitas yang terpisah untuk pinjaman usaha dan individu dalam suatu
organisasi bank.
3. Wilayah atau geogarfi
Pembagian dalam wilayah sudah populer dalam organisasi pemasaran.
Ia memungkinkan pemasaran untuk mengurangi waktu perjalanan dan biaya.
Terdapat sekedar tumpang-tindih fungsi-fungsi, tetapi pemindahan pegawai
pemasaran dapat dipercepat dan pengawasa-pengawasan yang serupa dapat
dilakukan untuk masing-masing satuan yang disusun menurut wilayah.
Contonya meliputi Divisi Utara, Divisi Selatan, Divisi Barat, Divisi Timur.

4
4. Pelanggan
Pembagian menurut jenis pelanggan memberi penekanan pada
pemberian pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan-pelanggan,misalnya
di departemen anak-anak dalam suatu toko pakaian. Berbicara secara
umumnya, pembagian menurut pelanggan adalah cara paling efektif. Kalau
hasil produksinya sangat terkenal, digunakan secara luas dan dijual melalui
banyak pintu keluar.
5. Regu tugas
Suatu proyek khusus atau sekelompok pekerjaan dapat ditugaskan
kepada suatu kelompok kecil, yang beroperasi sebagai sebuah satuan yang
berdiri sendiri dan meliputi semua kecakapan yang diminta untuk pelaksanaan
pekerjaan itu. Regu tugas itu biasanya beroperasi sampai penyelesaian proyek
itu berhasil. Setelah itu, regu dibubarkan dengan penugasan kembali orang-
orang dan fasilitas-fasilitas. Pengaturan itu berlawanan dengan pendekatan
biasa terhadap pembagian kerja dan dari satuan satuan organisasi yang
berspesialisasi dan agak terpisah pisah. Organisasi regu tugas kadang-kadang
disebut dengan istilah organisasi proyek.

2.2 JENIS-JENIS LAINNYA DARI DEPARTEMENTASI

Selain daripada jenis-jenis yang paling dikenal dari departementasi,


mungkin juga ada beberapa jenis lainnya. Pembagian menurut jumlah-jumlah
sederhana dipraktekkan, yang merupakan ramuan terpenting untuk
keberhasilan banyaknya jumlah pekerja. Pengorganisasian untuk suatu
“United Way Drive” setempat mungkin merupakan suatu contoh. Pembagian
menurut proses atau peralatan adalah kemungkinan lain. Sama sekali tidak
berbeda dari pembagian fungsional, kegiatan-kegiatan dapat dikelompokkan
menurut peralatan atau proses yang digunakan. Sebuah jenis pembagian yang

5
terakhir adalah yang menurut waktu atau giliran. Organisasi-organisasi yang
bekerja siang malam mungkin didepartementalisasikan menurut giliran.

2.3 MELAKSANAKAN DEPARTEMENTASI

Orang yang mengorganisasi adalah bebas untuk menggunakan setiap


cara departementasi. Khususnya beberapa buah yang digunakan dalam
organisasi yang lama. Haruslah diingat,bahwa manusia merupakan unsur yang
penting dalam pengorganisasian.
Kita tidak dapat mendepartementalisasikan dengan berhasil semata-
mata atas dasar pekerjaan itu sendiri. Nilai-nilai sosial apapun yang dipunyai
manusia haruslah diperhitungkan. Begitu pula adat istiadatnya, kepercayaan-
kepercayaannya dan perbedaan masing-masing haruslah dipertimbangkan
dalam memilih bentuk departementasi. Akhir-akhir ini penekanan pada
pengorganisasian ditujukan ke arah :
A. Meningkatkan usaha-usaha kelompok sebagai sebuah kesatuan.
B. Memperluas persyaratan masing-masing pekerjaan.
Dengan mengacu kepada yang terdahulu, banyak pekerjaan yang
diselesaikan oleh suatu kelompok, benar-benar beharga dan merupakan urusan
dari pengorganisasian. Seandainya kita hanya memusatkan perhatian kepada
usaha-usaha perorangan saja, maka kita akan mengabaikan suatu sumber yang
paling kaya untuk peningkatan pengorganisasian, yaitu hasil-hasil yang
dicapai kelompok-kelompok.
Dengan mengacu kepada persyaratan perorangan, terdapat beberapa
factor yang berkaitan dengan pengorganisasian, yang mempengaruhi
kepuasan, yang diambilkan seseorang dari pekerjaannya.

6
1. Lingkup pembuatan keputusan
Kebebasan untuk memutuskan isu-isu yang bersangkutan dengan
pekerjaan seseorang yang sanggup memberikan penahan diri, yang secara
pribadi memuaskan kebanyakkan orang. Kebebesan ini membantu untuk
keperluan-keperluan pengungkapan diri dan memungkinkan orang untuk
memperoleh perasaan, bahwa mereka melakukan pekerjaannya sendiri,
mempersiapkan diri sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang, serta
menikmati kepuasan mencapai tujuan.
2. Hubungan-hubungan timbal balik
Untuk kepuasan yang setinggi-tingginya, pengorganisasian harus
mengusahakan hubungan-hubungan timbal balik, bukan satu arah. Para
pegawai senang dengan pembicaraan “tolak angsur” mengenai isu-isu,
mereka, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan mereka.
3. Besarnya satuan pegawai kerja
Kepuasan akan “masuk hitungan”,hasil yang dicapai sendiri dan
melaksanakan suatu yang penting diperkuat seandainya kelompok kerja itu
dibatasi sampai ukuran yang wajar tidak lebih dari 15-20 orang.
Melebihi jumlah ini pemuasaan keperluan-keperluan pribadi para pegawai
melalui pengorganisasian menjadi lebih sulit. Begitu pula, menyuruh seorang
pegawai seorang diri saja mungkin menimbulkan kesulitan-kesulitan, karena
orang itu jadi terpencil dan tidak dapat berinteraksi dengan sesama pekerja-
pekerja lainnya.
4. Tingkatan perincian pekerjaan.
Sebuah pekerjaan yang teramat terperinci dapat merampas pegawai itu
dari kesempatan untuk tumbuh, untuk melihat hubungan tugas itu dengan
pekerjaan keseluruhannya, dan untuk mencapai suatu rasa kebersamaan.
Perincian kerja dapat jadi dilebih-lebihkan sampai titik akhir, dimana
perhatian pegawai itu dalam pekerjaan itu menjadi tumpul, suatu rasa

7
keberhasilan jadi berkurang, dan kelesuan pun datang dengan lebih cepat.
Akibat-akibat yang tidak diingankan ini yang tidak diinginkan ini dapat
dihindari dengan memperluas keanekaragaman pekerjaan dan menghapuskan
pemusatan pada satu tugas tunggal, ini diacukan sebagai “Job-enlergement”
perluasan kerja.
5. Melapor kepada para executive tingkat tinggi
Hampir setiap orang suka melapor kepada seorang pada tingkat
puncak. Ini menandakkan status, menambah tingginya prestise sang pelapor,
dan mencerminkan pentingnya pekerjaan yang dilakukan. Pengorganisasian
dapat mengadakan pengaturan ini, seandainya dianggap perlu.

2.4 HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT

Sebenarnya tidak ada pola yang ditakdirkan, yang dapat diikuti


seorang manajer dalam menyelesaikan setiap masalah pengorganisasian.
Manajer itu harus memutuskan persyaratan-persyaratan mana yang
diutamakan, dan berusaha untuk memenuhinya.tujuan adalah mencari paduan
yang terbaik dari semua faktor-faktor penting yang sudah dipertimbangkan.
Faktor-faktor yang harus tetap diingat adalah ,bahwa departementasi yang
efektif :

1 Membantu koordinasi
Penugasan kerja kepada kesatuan, yang paling baik melaksanakannya
serta menyederhanakan koordinasi. Satuan-satuan yang tidak sama dan
terpisahkan dalam departemen yang sama tanpa ada untungnya. Selanjutnya
dimana terdapat dengan jelas suatu tujuan dominan berkaitan dengan beberapa
satuan yang berbeda-beda, biasanya adalah efektif untuk menempatkan
satuan-satuan ini dalam satu bagian dari struktur organisasi.

8
2 Mempercepat pengawasan
Ia membantu pengawasan untuk mempunyai seorang anggota
manajemen berkemampuan tinggi dalam setiap satuan organisasi. Karena itu,
suatu-satuan dapat ditempatkan sedemikian dalam organisasi keseluruhannya
agar tujuan ini dapat tercapai, bahkan seandainya mungkin tampaknya suatu
lokasi tidak logis. Pekerjaan satu unit diperiksa oleh yang lain secara berdiri
sendiri, maka jelaslah lebih baik untuk menempatkan satuan-satuan itu dalam
lokasi organisasi yang terpisah-pisah. Misalnya, andil dan pembayaran kontan
harus dipisah. Selanjutnya, pengawasan yang serupa dapat dipakai dan hasil-
hasilnya dibandingkan. Ketidak efisien karena itu cepat terlihat dengan
membandingkan hasilnya.
3 Memberi manfaat-manfaat dari perincian.
Pertimbangkan usaha menolong seseorang untuk menjadi ahli dalam
jenis-jenis pekerjaan tertentu, tetapi sebagai yang sudah ditunjukkan sebelum
ini, perincian itu haruslah tidak terlalu jauh diperluas. Menumpukkan harapan
pada keahlian khusus seoarang perorang merupakan pengorganisasian yang
baik, seandainya itu merupakan suatu kecakapan istimewa dan jarang di
temukan serta pengetahuan yang dikehendaki.
4 Mengurangi biaya.
Biaya haruslah selalu dipertimbangkan dalam menentukkan struktur
organisasi. Jumlah satuan-satuan yang digunakan mempunyai akibat langsung
pada biaya. Terlampau sering satuan-satuan baru ditambahkan dan
penambahan pekerja, tanpa penelitian yang cukup mengenai biaya.
Tambahan-tambahan seperti itu seharusnya tidak diperbuat tanpa sekedar
pemikiran mengenai nilai sumbangan dari satuan baru ini dibanding dengan
tambahan biaya. Peluang-peluang ada didapati dalam pengorganisasian untuk
mengurangi biaya buruh dengan menentukkan tingkat-tingkat yang berbeda-
beda, diman pekerjaan itu mempunyai persyaratan-persyaratan kecakapan
yang berbeda-beda.

9
5 Memberikan penilain kepada hubungan manusia.
Untuk menilai, kita tidak boleh melupakan bahwa pengorganisasian
agak efektif harus memperhitungkan hubungan-hubungan manusia.
Pendekatan yang logis, materialistis ketat, yang tidak berbuat seperti itu, tidak
dapat berhasil untuk suatu masa yang panjang. Kelongggaran harus diberikan
untuk perbedaan-perbedaan perorangan. Pemikiran para manajer mengenai
cara bagaimana mereka hendak mengurus satuan-satuannya, tidak dapat
diabaikan. Hasil akhir yang sebenarnya dari pengorganisasian terletak dalam
hasil-hasil yang dibawanya dan sebaliknya. Ini lebih banyak tergantung dari
seberapa jauh orang-orang bekerja sama dengan baik daripada pertimbangan
lainnya.(R.Terry & W.Rue, 2016)

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Departementasi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran


dan tujuan di sebuah perusahaan. Cara pelaksanaan departementasi berdasar
dari himpunan keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan manajerial yang
menentukan kinerja terbaik agar suatu perusahaan dapat bertahan lama dan
mendapat hasil yang memuaskan.
Departementasi sebagai bidang studi mencakup perhatian yang
intergratif mengenai kebijakan organisasi publik dengan penekanan yang lebih
berat kepada lingkungan dan strategi.

3.2 SARAN

Mengingat pentingnya Departemen maka perlu kiranya masalah ini


diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami Departemen
maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

R.Terry, G., & W.Rue, L. (2016). DASAR-DASAR MANAJEMEN (Bahasa Ind).


Jakarta: PT Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai