Pengantar Manajemen
Departementasi
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “DEPARTEMENTASI”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen
diprogram studi Akuntansi di Universitas Putera Batam. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah Pengantar Manajemen dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahawa masih terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis berharap adanya kritikkan ataupun saran
yang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan demi kebaikan
penulis untuk membuat makalah selanjutnya di kemudian hari.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 TUJUAN MAKALAH............................................................................................2
1.3 MANFAAT MAKALAH........................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 PEMBAGIAN DALAM DEPARTEMEN......................................................3
2.2 JENIS-JENIS LAINNYA DARI DEPARTEMENTASI..............................5
2.3 MELAKSANAKAN DEPARTEMENTASI...................................................6
2.4 HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT................................................................8
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................11
3.2 SARAN.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN MAKALAH
2
BAB I
PEMBAHASAN
3
kegiatan-kegiatan dasar ini yang memungkinkan. Cara khusus
menggunakannya terutama sekali tergantung dari sifat dan banyaknya
pekerjaan, orang yang tersedia untuk bekerja, dan sampai berapa jauh
spesialisasi itu nanti.
1. Fungsi
Kegiatan-kegiatan biasa atau seragam ditempatkan dalam satuan
organisasi yang biasa. Departementasi fungsional adalah cara yang biasa
untuk mendepartementasikan, ia mudah dimengerti dan lebih sering dipakai
dari pada cara-cara yang lain. Contoh-contoh meliputi bagian
akuntansi,bagian ptoduksi, dan bagian permesinan.
2. Hasil produksi
Suatu tingkat spesialisasi yang wajar didorong dengan departementasi
menurut hasil produksi. Seterusnya pengetahuan keahlian, seandainya ia
berguna untuk hasil suatu produksi serta syarat-syaratnya, dapat digunakan
secara lebih efektif. Contoh meliputi departemen-departemen yang terpisah
untuk jenis-jenis dagangan yang berbeda dalam sebuah toserba dan fasilitas-
fasilitas yang terpisah untuk pinjaman usaha dan individu dalam suatu
organisasi bank.
3. Wilayah atau geogarfi
Pembagian dalam wilayah sudah populer dalam organisasi pemasaran.
Ia memungkinkan pemasaran untuk mengurangi waktu perjalanan dan biaya.
Terdapat sekedar tumpang-tindih fungsi-fungsi, tetapi pemindahan pegawai
pemasaran dapat dipercepat dan pengawasa-pengawasan yang serupa dapat
dilakukan untuk masing-masing satuan yang disusun menurut wilayah.
Contonya meliputi Divisi Utara, Divisi Selatan, Divisi Barat, Divisi Timur.
4
4. Pelanggan
Pembagian menurut jenis pelanggan memberi penekanan pada
pemberian pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan-pelanggan,misalnya
di departemen anak-anak dalam suatu toko pakaian. Berbicara secara
umumnya, pembagian menurut pelanggan adalah cara paling efektif. Kalau
hasil produksinya sangat terkenal, digunakan secara luas dan dijual melalui
banyak pintu keluar.
5. Regu tugas
Suatu proyek khusus atau sekelompok pekerjaan dapat ditugaskan
kepada suatu kelompok kecil, yang beroperasi sebagai sebuah satuan yang
berdiri sendiri dan meliputi semua kecakapan yang diminta untuk pelaksanaan
pekerjaan itu. Regu tugas itu biasanya beroperasi sampai penyelesaian proyek
itu berhasil. Setelah itu, regu dibubarkan dengan penugasan kembali orang-
orang dan fasilitas-fasilitas. Pengaturan itu berlawanan dengan pendekatan
biasa terhadap pembagian kerja dan dari satuan satuan organisasi yang
berspesialisasi dan agak terpisah pisah. Organisasi regu tugas kadang-kadang
disebut dengan istilah organisasi proyek.
5
terakhir adalah yang menurut waktu atau giliran. Organisasi-organisasi yang
bekerja siang malam mungkin didepartementalisasikan menurut giliran.
6
1. Lingkup pembuatan keputusan
Kebebasan untuk memutuskan isu-isu yang bersangkutan dengan
pekerjaan seseorang yang sanggup memberikan penahan diri, yang secara
pribadi memuaskan kebanyakkan orang. Kebebesan ini membantu untuk
keperluan-keperluan pengungkapan diri dan memungkinkan orang untuk
memperoleh perasaan, bahwa mereka melakukan pekerjaannya sendiri,
mempersiapkan diri sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang, serta
menikmati kepuasan mencapai tujuan.
2. Hubungan-hubungan timbal balik
Untuk kepuasan yang setinggi-tingginya, pengorganisasian harus
mengusahakan hubungan-hubungan timbal balik, bukan satu arah. Para
pegawai senang dengan pembicaraan “tolak angsur” mengenai isu-isu,
mereka, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan mereka.
3. Besarnya satuan pegawai kerja
Kepuasan akan “masuk hitungan”,hasil yang dicapai sendiri dan
melaksanakan suatu yang penting diperkuat seandainya kelompok kerja itu
dibatasi sampai ukuran yang wajar tidak lebih dari 15-20 orang.
Melebihi jumlah ini pemuasaan keperluan-keperluan pribadi para pegawai
melalui pengorganisasian menjadi lebih sulit. Begitu pula, menyuruh seorang
pegawai seorang diri saja mungkin menimbulkan kesulitan-kesulitan, karena
orang itu jadi terpencil dan tidak dapat berinteraksi dengan sesama pekerja-
pekerja lainnya.
4. Tingkatan perincian pekerjaan.
Sebuah pekerjaan yang teramat terperinci dapat merampas pegawai itu
dari kesempatan untuk tumbuh, untuk melihat hubungan tugas itu dengan
pekerjaan keseluruhannya, dan untuk mencapai suatu rasa kebersamaan.
Perincian kerja dapat jadi dilebih-lebihkan sampai titik akhir, dimana
perhatian pegawai itu dalam pekerjaan itu menjadi tumpul, suatu rasa
7
keberhasilan jadi berkurang, dan kelesuan pun datang dengan lebih cepat.
Akibat-akibat yang tidak diingankan ini yang tidak diinginkan ini dapat
dihindari dengan memperluas keanekaragaman pekerjaan dan menghapuskan
pemusatan pada satu tugas tunggal, ini diacukan sebagai “Job-enlergement”
perluasan kerja.
5. Melapor kepada para executive tingkat tinggi
Hampir setiap orang suka melapor kepada seorang pada tingkat
puncak. Ini menandakkan status, menambah tingginya prestise sang pelapor,
dan mencerminkan pentingnya pekerjaan yang dilakukan. Pengorganisasian
dapat mengadakan pengaturan ini, seandainya dianggap perlu.
1 Membantu koordinasi
Penugasan kerja kepada kesatuan, yang paling baik melaksanakannya
serta menyederhanakan koordinasi. Satuan-satuan yang tidak sama dan
terpisahkan dalam departemen yang sama tanpa ada untungnya. Selanjutnya
dimana terdapat dengan jelas suatu tujuan dominan berkaitan dengan beberapa
satuan yang berbeda-beda, biasanya adalah efektif untuk menempatkan
satuan-satuan ini dalam satu bagian dari struktur organisasi.
8
2 Mempercepat pengawasan
Ia membantu pengawasan untuk mempunyai seorang anggota
manajemen berkemampuan tinggi dalam setiap satuan organisasi. Karena itu,
suatu-satuan dapat ditempatkan sedemikian dalam organisasi keseluruhannya
agar tujuan ini dapat tercapai, bahkan seandainya mungkin tampaknya suatu
lokasi tidak logis. Pekerjaan satu unit diperiksa oleh yang lain secara berdiri
sendiri, maka jelaslah lebih baik untuk menempatkan satuan-satuan itu dalam
lokasi organisasi yang terpisah-pisah. Misalnya, andil dan pembayaran kontan
harus dipisah. Selanjutnya, pengawasan yang serupa dapat dipakai dan hasil-
hasilnya dibandingkan. Ketidak efisien karena itu cepat terlihat dengan
membandingkan hasilnya.
3 Memberi manfaat-manfaat dari perincian.
Pertimbangkan usaha menolong seseorang untuk menjadi ahli dalam
jenis-jenis pekerjaan tertentu, tetapi sebagai yang sudah ditunjukkan sebelum
ini, perincian itu haruslah tidak terlalu jauh diperluas. Menumpukkan harapan
pada keahlian khusus seoarang perorang merupakan pengorganisasian yang
baik, seandainya itu merupakan suatu kecakapan istimewa dan jarang di
temukan serta pengetahuan yang dikehendaki.
4 Mengurangi biaya.
Biaya haruslah selalu dipertimbangkan dalam menentukkan struktur
organisasi. Jumlah satuan-satuan yang digunakan mempunyai akibat langsung
pada biaya. Terlampau sering satuan-satuan baru ditambahkan dan
penambahan pekerja, tanpa penelitian yang cukup mengenai biaya.
Tambahan-tambahan seperti itu seharusnya tidak diperbuat tanpa sekedar
pemikiran mengenai nilai sumbangan dari satuan baru ini dibanding dengan
tambahan biaya. Peluang-peluang ada didapati dalam pengorganisasian untuk
mengurangi biaya buruh dengan menentukkan tingkat-tingkat yang berbeda-
beda, diman pekerjaan itu mempunyai persyaratan-persyaratan kecakapan
yang berbeda-beda.
9
5 Memberikan penilain kepada hubungan manusia.
Untuk menilai, kita tidak boleh melupakan bahwa pengorganisasian
agak efektif harus memperhitungkan hubungan-hubungan manusia.
Pendekatan yang logis, materialistis ketat, yang tidak berbuat seperti itu, tidak
dapat berhasil untuk suatu masa yang panjang. Kelongggaran harus diberikan
untuk perbedaan-perbedaan perorangan. Pemikiran para manajer mengenai
cara bagaimana mereka hendak mengurus satuan-satuannya, tidak dapat
diabaikan. Hasil akhir yang sebenarnya dari pengorganisasian terletak dalam
hasil-hasil yang dibawanya dan sebaliknya. Ini lebih banyak tergantung dari
seberapa jauh orang-orang bekerja sama dengan baik daripada pertimbangan
lainnya.(R.Terry & W.Rue, 2016)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12