Tahap-Tahap Penyuntingan
Tahap-Tahap Penyuntingan
KELOMPOK 6:
1. Tania Eka Pratiwi
2. Vira Erlinda Kurnia
3. Revayanti Monita
4. Dwi Utari
Langkah-langkah Penyuntingan
Ejaan yang berlaku di Indonesia adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, yang
menyangkut beberapa hal berikut: pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital,
pemakaian huruf miring, pemakaian tanda-tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan dan
akronim, penulisan angka dan bilangan, dan penulisan unsur serapan. Beberapa hal lain yang perlu
diperhatikan seorang penyunting naskah, antara lain: kata dan frase yang diikuti tanda koma, kata-
kata yang tidak diikuti titik dua, penulisan penggabungan kata, penulisan reduplikasi gabungan
kata, dan penulisan nama jenis.
1. Kata dan Frase yang Diikuti Koma
Ada sejumlah kata/frase penghubung antarkalimat dalam bahasa Indonesia yang diikuti
tanda koma jika digunakan pada awal kalimat. Di antaranya: Agaknya,..; Akan tetapi,..;
Akhirnya,...; Akibatnya,..; Jadi,.. ; Sebaiknya,... ; dan lainnya.
Tatabahasa
2. Pemilihan Kata
Ada sejumlah kata yang mirip namun maknanya berbeda. Contoh: (segala, segenap,
seluruh, dan semua); (adalah, yaitu, dan ialah).
Sumber:
Erneste, Panusuk. 2005. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Proses
Sudah larut malam tapi aku masih sibuk menghadapi layar monitor di depanku. Tak aku
hiraukan jam berdentang dengan melodi yang mengiringinya, sekarang sudah tepat pukul 00, hari
sudah berganti. Aku biarkan radio berisik di sebelahku, setidaknya ia menjadi teman dikala sunyi
ini, sudah tak terdengar lagi penyiar yang berbincang menyapa pemirsa, kini hanya terdengar
alunan lagu-lagu syahdu, tampaknya merekapun juga sudah lelah dan ingin menghabiskan malam
untuk beristirahat. Aku coba untuk menoleh ke saudara satu kamarku, dia pun sudah tertidur
pulas.Ah sudahlah!
Aku masih sibuk menelusuri alamat web yang satu ini, aku sibuk mengotak atik komputer milikku.
Aku begitu tak sabar hingga rela menunggu pergantian hari di larut malam ini. “Aku telah
menggantung mimpi ini sejak lebih dari tiga tahun yang lalu. Akankah aku menggapainya saat ini
juga?” gumamku dalam hati.
SMA favorit, ya SMA favorit di kota ini. Inilah yang aku incar setahun belakangan ini.
Aku pun semakin giat mengejarnya di tahun terakhir madrasahku. Entah apa yang mengubahku
sejak saat itu. Bahkan mungkin aku menjadi pemimpi yang sangat hebat kala itu, meski aku tak
begitu yakin bahwa aku bisa meraihnya. Tapi setidaknya aku berhasil menggenggam kuat tekadku,
aku berhasil menggebu tinggi semangatku, aku berhasil mengubah aku yang pemalas tingkat akut
sebelumya menjadi lebih tekun saat itu. Ya, memang tidak terlalu berlebihan, jelas saja semua itu
hanya akan sebesar kapasitasku.
Menjelang UN hingga setelahnya pun begitu, aku tentu menghadapi jatuh bangun terhadap
usahaku. Tapi tak apa. Kata orang semua itu biasa, segalanya butuh proses. Aku setuju dan terus
bangkit.
Sampai sekarangpun aku masih percaya, dan sering melafalkan kalimat itu “segalanya butuh
proses!”
Sudah hampir satu jam aku duduk di depan komputer ini. Dari kabar yang aku dengar,
pengumuman diterima atau tidaknya di SMA favorit ini sudah bisa diketahui hari ini juga.
Melawan rasa kantuk, mataku masih menyala dengan sejuta harapan untuk menunggu
pengumuman itu.
Yeey! Akhirnya! Aku bersorak bahagia. Hasilnya menyatakan aku LULUS. Tanpa sengaja
suaraku membangunkan kakakku yang tertidur pulas di sebelahku. Aku pun memeluknya dan
memberitahunya. Kemudian, tanpa sabar aku berlari keluar kamar dan membagi kabar gembira ini
kepada orangtuaku. Mereka memberiku pelukan hangat dan ikut bahagia. Tak lupa, aku patut
bersyukur kepada Allah atas segala kasih sayangnya. Dan benar sekali “segalanya butuh proses”,
sekarang aku mencicipi manisnya perjuangan itu.
Sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-pendidikan/proses.html