Anda di halaman 1dari 27

KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN CA VULVA


PRE – INTRA DAN PASCA OPERASI

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Carcinoma vulva adalah suatu keganasan pada pertumbuhan sel pada area vulva
yang menyerang wanita berusia berkisar antara 50 – 70 tahun, umum ditemukan pada
penderita golongan social ekonomi rendah (Sjamsuhidajat, 1997).
Tumor dapat ditemukan dimana – mana, di vulva dan dapat berbentuk eksofitis.
Sering tumor bertukak dengan infiltrasi ke jaringan yang jauh terutama ke vagina, uretra,
perineum, anus dan rectum. Diagnosis hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
histologik. Metastasis umumnya menuju ke kelenjar limfe femoral dan inguinal, unilateral
atau bilateral, dan selanjutnya ke kelenjar iliaka ekstren dan intern.

2. Etiologi
Tidak diketahui secara pasti, diduga karena adanya factor iritasi ekstern dan kronik atau
pada kasus-kasus seperti:
a. Penyakit kelamin (granuloma inguinal) yang menyebabkan vulvitis kronik.
b. Lesi-lesi kronik menimbulkan gatal, kadang-kadang multifokal dari vulva
(leukoplakia dan kraurosis).

3. Patofisiologi
Pembengkakan

Neoplasma non-neoplasma
(tumor)

Maligna Benigna Kista Radang Hipertrofi


(kanker)

Karsinoma Sarkoma

Menyebar

Kontinuitatum Limfogen Hematogen Implantasi transluminal Iatrogenik

Sel ca keluar organ Sal limfe kapiler darah Dinding sal suatu system Tindakan medik
(sal cerna, kemih, nafas)

Infiltrasi ke organ metastasis kel. V. porta, v. kava, Masase, palpasi kasar,


sekitar Limf. Regional v. pulmonalis tindakan operasi
Masuk ke lumen

Perlekatan kel. Limfe. Metastasis


Hati, paru, pleura, Organ lain, rongga tubuh
peritoneum, omentum,
ovarium, tulang, kulit,
otak, sumsum tulang,
kel. Limfe.

4. Manifestasi Klinis
a. Penderita telah menopause.
b. Nyeri pada waktu miksi.
c. Rasa ada benjolan dengan atau tanpa mengeluarkan cairan atau darah.
d. Iritasi vulva lama dengan:
1) Pruritus.
2) Perdarahan sedikit.
e. Tanda seperti dermatitis.
f. Tanda lanjut:
1) Tumor bunga kol.
2) Tukak
g. Pembesaran kelenjar limfe lipat paha.
h. Untuk diagnosis diperlukan biopsi.

5. Morfologi dan Pembagian Tumor Vulva


a. Kelainan premaligna
Banyak ditemukan pada wanita di atas 40 tahun, seperti:
1) Distrofia
Adanya lapisan epitel yang sangat lebar dan sempit pada vulva, terdiri dari:
a) Distrofia hiperplastik.
- Tanpa atipi
- Dengan atipi
b) Distrofia atrofik (lichen sclerosus)
c) Distrofia campuran (distrofia atrofik dengan sarang-sarang
hiperplasia)
- Tanpa atipi
- Dengan atipi
2) Atipi epitel vulva.
3) Karsinoma in situ, tidak ada invasi yang jelas
4) Penyakit paget vulva, ciri: banyak sel khas, besar dan pucat, sering
bersama adenokarsinoma yang berasal dari kelenjar keringat.

b. Tumor maligna
1) karsinoma planoselular (90% kasus).
Kebanyakan menunjukkan kornifikasi dan diferensiasi yang tinggi, pertumbuhan
kedalam diukur dari membrane basal papil deral yang paling superficial yang
berbatasan.
2) Karsinoma verukosa (5% kasus).
Adalah varians dari Ca planoselular, menunjukkan sususnan papilar, terdiri atas
epitel diferensial tinggi dengan atipi sedikit dan kornifikasi luas superficial.
3) Melanoma maligna (5% kasus).
Terjadi dari nevus yang preeksisten atau de novo, bersifat amelanotik, perlu
pemeriksaan imunohistologik.

6. Penetapan Stadium
a. Menurut klasifikasi FIGO:
Stadium I : tumor terbatas pada vulva dan atau peritoneum, diameter terbesar
maksimal 2 cm, kelenjar inguinal negative.
Stadium Ia : kedalaman invasi kurang dari 1 mm.
Stadium Ib : Kedalaman invasi lebih dari 1 mm.
Stadium II : Tumor terbatas pada vulva dan atau perineum, diameter lebih besar
daripada 2 cm, kelenjar inguinal negative.
Stadium III : Tumor denagn perluasan ke bagian distal uretra dan atau vagina dan
anus, atau metastasis unilateral pada kelenjar inguinal.
Stadium IVa : Tumor denagn infiltrasi kandung kencing, selaput lender atau selaput
lender rectum atau kedua-duanya atau bagian proksimal mukosa uretra
dan atau fiksasi pada tulang atau metastasis blateral kelenjar inguinal.
Stadium IVb : Tiap metastasis jarak jauh, termasuk metastasis kelenjar limfe di pelvis.

b. Menurut klasifikasi TNM dan FIGO:


T. tumor primer
TX tidak dapat ditentukan
TO Tidak dapat ditemui
Tis karsinoma in situ
T1 terbatas pada vulva; < 2 cm
T2 Terbatas pada vulva; 2-5 cm
T3 Infiltrasi ke dalam uretra, vagina, perineum atau anus.
T4 Infiltrasi sampai mukosa uretra proksimal, mukosa kandung kemih, mukosa
rectum atau fiksasi pada tulang.
N. Kelenjar limfe regional
NX Tidak dapat ditentukan
NO Tidak dapat diraba
N1 Kelenjar mobil dan tidak membesar sehingga tidak mencurifakan.
N2 Kelenjar membesar, padat keras, dan mobil (mencurigakan)
N3 Kelenjar melengket atau bertukak.
M Metastasis
MO Tidak dapat ditemukan
M1 Metastasis jauh.

7. Terapi
a. Karsinoma in situ: eksisi local atau vulvektomi sederhana, penanganan
dengan terapi laser dan salep 5-FU dapat digunakan.
b. Tumor invasive (stadium I-III): vulvektomi radikal dengan ikut mengambil
klitoris, labia, otot-otot superficial dan fascia, dilakukan ekstirpasi kelenjar limfe bilateral
dengan reseksi en bloc semua jaringan lemak.
c. Pada stadium IV umumnya tidak dilakukan pembedahan, terapi paliatif
lebih banyak digunakan dengan penyinaran megavolt (radioterapi).

8. Prognosis
Ketahanan hidup 5 tahun semua stadium memberi gambaran berikut:
a. Stadium I: 85-95%
b. Stadium II: 65-80%
c. Stadium III: 25-40%
d. Stadium IV: 0-25%
e. Adanya metastasis kelenjar membuat prognosis lebih buruk, tetapi tidak
tanpa harapan.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pra operasi
a. Pengkajian data dasar
1) Kaji pemahaman prosedur operasi dan hasilnya denagn
menggunakan pernyataan sederhana seperti “ Apa yang sudah dikatakan dokter
tentang pembedahan anda?”
2) Kaji perasaan pasien dan masalah tentang pembedahan dengan
menggunakan pernyataan sederhana seperti “ Bagaimana perasaan anda
mengalami pembedahan ini?” atau “Apa yang menjadi masalah tentang
pembedahan anda?”
3) Periksa kelengkapan operasi seperti: informed consent, data
laboratorium, foto thoraks, USG abdomen, ECG, puasa, lavement, cukur,
keseimbangan cairan sebelum operasi.
4) Pemeriksaan fisik untuk mendapat nilai – nilai dasar seperti: tingkat
kesadaran, vital sign.
b. Diagnosa keperawatan
1) Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai kejadian pra operasi dan
pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.

c. Rencana tindakan dan rasional


1) Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai kejadian pra
operasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
Batasan karakteristik: mengungkapkan takut tentang beberapa aspek
pembedahan, meminta informasi, melaporkan perasaan cemas atau gugup, postur
tubuh dan ekspresi wajah tegang, bicara banyak.
Hasil pasien: mendemonstrasikan hilang dari stress.
Kriteria evaluasi: mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pra operasi dan
pasca operasi, melaporkan berkurangnya perasaan cemas atau gugup, ekspresi
wajah rileks, kurang bicara.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ansietas pasien.
Membantu menentukan intervensi
keperawatan untuk mengatasi ansietas.
2. Jelaskan apa yang terjadi Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan
selama periode pra operasi membnatu mengurangi ansietas dan
dan pasca operasi, termasuk meningkatkan kerjasama pasien selama
obat-obatan pra operasi, pemulihan.
tinggal di ruang pemulihan
dan program pasca operasi.
3. Ajarkan dan usahakan Mendorong keterlibatan pasien dalam
pasien untuk: perawatan diri pasca operasi.

- nafas dalam
- berbalik
- turun dari tempat
tidur.
- Membebat bagian
4. yang dibedah ketika Dengan mengungkapkan perasaan membnatu
batuk. memecahkan masalah dan memungkinkan
Biarkan pasien pemberi perawatan untuk mengidentifikasi
mengungkapkan perasaan kekeliruan yang dapat menjadi sumber
tentang pengalaman ketika ketakutan.
pembedahan sebelumnya.
5. Perbaiki jika ada kekeliruan Daftar cek memastikan semua aktifitas yang
konsep. diperlukan sudah lengkap. Aktifitas tersebut
Lengkapi daftar aktifitas dirancang untuk membantu pasien siap
pada daftar cek pra operasi. secara fisiologis untuk pembedahan, sehingga
mengurangi resiko lamanya penyembuhan.
6. Pengulangan tersebut meningkatkan
pemahaman pasien.
Tegaskan penjelasan dari
dokter.
2. Intra operasi
a. Pengkajian data dasar
1) Kaji tingkat kesadaran pasien, vital sign setiap 5 menit.
2) Kaji kesiapan instrument, operator, asisten operasi dan
instrumentator operasi.
3) Kaji kesiapan obat-obat anestesi dan anafilaktik syok.
4) Kaji kesiapan cairan pengganti.

b. Diagnosa keperawatan
1) Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output
akibat penggunaan obat anestesi, perdarahan durante operasi.
2) Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah
atau cairan yang banyak.

c. Rencana tindakan dan rasional


1) Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output
akibat penggunaan obat anestesi, perdarahan durante operasi.
Batasan karakteristik: manifestasi dehidrasi.
Hasil pasien: mendemonstrasikan keseimbangan cairan adekuat.
Kriteria evaluasi: tak ada manifestasi dehidrasi, hasil elektrolit serum menunjukkan
nilai rentang normal.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Pantau: Mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
- tanda vital setiap 5 adanya penyimpangan dari hasil yang
menit.. diharapkan.
- Masukan dan
2. haluaran durante operasi. Mengganti kehilangan/haluaran cairan sesuai
Berikan cairan pengganti dengan jumlah haluaran yang terjadi untuk
sesuai dengan haluaran dari mencapai keseimbangan cairan tubuh.
urine, penguapan,
perdarahan serta kebutuhan
3. cairan maintenance. Mengidentifikasikan adanay gangguan perfusi
Kaji refill time. jaringan akibat penurunan cardiac output
akibat penggunaan obat anestesi.
4. Menggantikan elektrolit yang hilang durante
Kolaborasi pemberian cairan operasi.
elektrolit pengganti bila
terjadi perdarahan > 500 cc.

2) Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran


darah atau cairan yang banyak.
Batasan karakteristik: menifestasi hipotermi.
Hasil pasien: menunjukkan keseimbangan suhu tubuh selama operasi berlangsung.

Kriteria evaluasi: Tak ada manifestasi hipotermi, suhu tubuh pasien stabil.
Rencana tindakan:
No Intervensi Rasional
1. Catat suhu pra operasi. Sebagai dasar untuk memantau suhu intra
operasi. Elevasi suhu pra operasi adalah
indikasi dari proses penyakit.
2. Pantau: Mengidentifikasi adanya penyimpangan dari
- Vital sign. criteria yang diharapkan. Kehilangan cairan
- Keseimbangan durante operasi dapat meningkatkan suhu
cairan durante operasi. tubuh.
- Kestabilan suhu
ruangan operasi.
3. Kaji suhu lingkungan dan Membantu mempertahankan suhu pasien.
modifikasi sesuai
kebutuhan.
4. Lindungi area kulit diluar Kehilangan panas dapat trejadi waktu kulit
wilayah operasi. dipajankan dengan suhu dingin.
5. Sediakan selimut Anestesi dapat menekan hipotalamus dan
penghangat pada saat-saat mnegakibatkan gangguan regulasi suhu
darurat untuk anestesi. tubuh.

3. Pasca operasi
a. Pengkajian data dasar
1) kaji tingkat kesadaran.
2) Ukur tanda-tanda vital.
3) Auskultasi bunyi nafas.
4) Kaji kulit: warna, adanya bengkak, suhu (hangat, kering, dingin,
lembab).
5) Inspeksi status balutan.
6) Kaji terhadap nyeri atau mual.
7) Kaji status alat intrusive:
a) Infus intravena: tipe cairan, kecepatan aliran, sisi infuse
terhadap tanda-tanda infiltrasi atau flebitis.
b) Alat drainase luka.
c) Kateter foley: selang bebas lipatan, warna dan jumlah urine,
selang ditempelkan pada paha.
d) Selang NG untuk penghisapan: warna dan jumlah drainase.
e) Selang dada.
8) Periksa laporang ruang pemulihan (recovery room/RR) terhadap:
a) adanya obat yang diberikan.
b) Masukan dan haluaran urine.
c) Adanya masalah khusus.
d) Perkiraan kehilangan darah.
9) Palpasi nadi pedalis secara bilateral.
10) Evaluasi kembalinya refleks gag.
11) Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
lamanya waktu di bawah anestesi.

b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri b/d pembedahan.
2) Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi
terhadap penurunan cardiac output, perdarahan intra operasi.
3) Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder
terhadap pembedahan.

c. Rencana tindakan dan rasional


1) Nyeri b/d pembedahan.
Batasan karakteristik: menyatakan tidak nyaman, mengeluh nyeri, meringis, postur
tubuh tegang.
Hasil pasien: Mendemontrasikan berkurangnya rasa tidak nyaman.
Kriteria evaluasi: Tidak merasa sakit, postur tubuh rileks, tidak mengeluh.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Pantau: Mengenal indikasi kemajuan dan
- Tekanan darah, nadi dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
pernafasan setiap 15 menit.
- Intensitas nyeri dengan
skala 1-10.
- Tingkat kesadaran.
2. Jika diresepkan analgetik, Mempertahankan kadar darah yang
aturlah analgesic secara rutin konsisten dari analgesic merupakan
selama 24 jam pertama, tanpa pengendali yang terbaik.
menunggu pasien memintanya.
3. Beritahu dokter jika analgesic Mengindikasikan perlunya untuk
tidak dapat menghilangkan mengubah dosis, jarak, atau jenis
sakit. analgesic. Juga mengindikasikan adanya
komplikasi, seperti perdarahan ke bagian
yang dioperasi.
4. Latih teknik distraksi seperti Teknik distraksi seperti nafas dalam dapat
nafas dalam. meningkatkan relaksasi pasien dan
membantu mengontrol nyeri.

2) Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat


anestesi terhadap penurunan cardiac output, perdarahan intra operasi.
Batasan karakteristik: Menunjukkan manifestasi awal komplikasi, pengamatan
insisi pasca pembedahan.

Hasil pasien: mendemontasikan tidak adanya komplikasi.


Kriteria evaluasi: Tidak ada dehidrasi, tidak ada perdarahan, vital sign dalam batas
normal, masukan dan haluaran seimbang.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Pantau: Mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
- tanda vital setiap 5 adanya penyimpangan dari hasil yang
menit.. diharapkan.
- Masukan dan haluaran
2. durante operasi. Mengganti kehilangan/haluaran cairan
Berikan cairan pengganti sesuai sesuai dengan jumlah haluaran yang
dengan haluaran dari urine, terjadi untuk mencapai keseimbangan
penguapan, perdarahan serta cairan tubuh.
3. kebutuhan cairan maintenance.
4. Kaji refill time. Mengidentifikasikan adanay gangguan
Kolaborasi pemberian cairan perfusi jaringan akibat penurunan cardiac
elektrolit pengganti bila terjadi output akibat penggunaan obat anestesi.
perdarahan > 500 cc. Menggantikan elektrolit yang hilang
durante operasi.

3) Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder


terhadap pembedahan.
Batasan karakteristik: Meminta bantuan beberapa aspek AKS (makan, mandi,
berdandan, ke kamar mandi, ambulasi).
Hasil pasien: mendemonstrasikan bahwa kebutuhan AKS terpenuhi.
Kriteria evaluasi: Mengidentifikasikan area kebutuhan, mengungkapkan AKS
terpenuhi.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Tentukan tingkat bantuan yang Mendorong kemandirian pasien.
diperlukan. Berikan bantuan
AKS sesuai keperluan.
Membiarkan pasien melakukan
sebanyak mungkin aktifitas
untuk dirinya sebatas yang
diperbolehkan.
2. Berikan waktu yang cukup bagi Membebani pasien dengan aktifitas akan
pasien untuk melkaukan menimbulkan frustasi.
aktifitas.

3. Jelaskan prosedur pasca Pengetahuan dapat meningkatkan


operasi yang harus ditaati kerjasama pasien sehingga membnatu
pasien: pasien mentaati prosedur pasca operasi.
- Berbaring telentang
selama waktu anestesi masih
berpengaruh.
- Larangan makan minum
sampai peristaltic usus baik
pada anestesi dengan
inhalasi.
- Telentang 24 jam pada
penggunaan anestesi SAB,
boleh miki/mika tapi tidak
boleh duduk.
- Boleh minum sedikit bila
sudah sadar baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA.
2. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
3. C.J.H Van De Velde, F.T. Bosman, D.J.Th.Wagener (1999), Onkologi, Panitia Kanker RSUP
Dr. Sardjito, Yogyakarta.
4. Geoffrey Chamberlain, Sir John Dewhurst (1994), Obstetri dan Ginekologi Praktis, Widya
Medika, Jakarta.
5. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran
EGC, Jakarta
6. Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Volume I, Penerbit Buku
Kedoketran EGC, Jakarta.
7. Larry J.Copeland (1993), Textbook of Gynecology, WB. Sauders Company, Philadelphia.
8. Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta.
9. R. Sjamsuhidajat, Wim De Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
10. Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4 Buku 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN
PRE – INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. J. DENGAN CA VULVA
POST VULVECTOMY PRO GROIN DISSECTION
DI RUANG OK 508 GBPT L. 5, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 19 FEBRUARI 2002

PENGKAJIAN

A. PRA OPERASI
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2002 pada pukul 07.00 WIB.

1. Identitas
Nama : Ny. J Tgl MRS : 17-2- 2002
Umur : 47 tahun Register : 10113448
Jenis kelamin :perempuan Diagnose : Ca vulva post vulvectomy
Suku Bangsa : Jawa pro groin dissection.
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani.
Pendidikan : SD
Alamat : Desa Cepet Rt 1/RW 3, Ngawi.
Keluhan utama : nyeri pada kemaluan dan keluar darah.
sebelumnya :
Sejak lebih kurang 3 bulan yang lalu, pasien merasakan nyeri pada kemaluan hilang timbul
serta seperti tumbuh benjolan pada kemaluan bagian luar, dibawa berobat ke dokter swasta
di Ngawi dan diberi obat tapi nyeri tidak berkurang. Kemudian pasien mengeluhkan keluar
darah dari kemaluan
dan nyeri dirasa semakin hebat. Pasien berobat ke RSUD Magetan dan dirujuk ke RSUD Dr
Soetomo Surabaya untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Pasien dilakukan biopsi pada
tgl 18 Desember 2001 dengan hasil adanya keganasan. Kemudian pasien dilakuan
vulvectomy pada tanggal 16 Januari 2002 dan dilakukan pengangkatan massa tumor,
diperiksakan ke PA dan hasilnya adanya keganasan. Kemudian pasien direncanakan untuk
dilakukan groin dissection untuk mengetahui adanya metastase tumor ke kelenjar inguinalis
dan sekitranya pada tgl 19 Februari 2002 di OK GBPT Lantai V.

II Riwayat Keperawatan

2.1 Riwayat penyakit sebelumnya: Dmdan riwayat HT disangkal.


2.2 Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan takut dengan operasi yang akan
dilakukan dan bertanya mengapa harus dioperasi lagi. Pasien banyak bicara ngalur-ngidul.
2.3 Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (-) .
2.4 Keadaan kesehatan lingkungan : tidak dikaji
2.5 Riwayat kesehatan lainnya : taa
2.6 Alat bantu yang dipakai
Gigi palsu : --
Kaca mata :--
Pendengaran:taa
Lain-lain :taa

III. Observasi dan Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum : sadar CM, terbaring di tt.
2. Tanda vital :S: 36,8 0C, N: 112 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/mnt.
3. Body System
3.1 Pernafasan
Hidung : taa.
Trachea : taa
Dada :
- Bentuk : simetris
- Gerakan : simetris, nyeri dada (-).
Suara nafas dan lokasi : vesikuler +/+

Jenis nafas : hidung


Batuk : --
Sputum : taa
Cyanosis : taa
Frekwensi nafas : 20 x/mnt.

3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada : taa
Pusing : taa.
Kram kaki : --.
Sakit kepala : --
Palpitasi : --
Clubing finger :--
Suara jantung : S1 S2 tunggal.
Edema : taa
Kapilari refill : 2 dtk.
Lainnya : --

3.3 Persarafan
Kesadaran : CM
GCS : E4V5M6
Kepala dan wajah : dbn
Mata : anemis (-), sianosis (-).
Sklera : putih
Konjunctiva : merah muda.
Pupil : isokor
Leher : DVJ (-).
Reflek fisiologis : dbn
Reflek patologis : taa
Pendengaran : dbn
Penciuman : dbn
Pengecapan : dbn
Penglihatan : dbn
Perabaan : dbn
Lainnya : --

3.4 Perkemihan –Eliminasi Urine


Produksi urine : tidak dapat dikaji.
Warna urine :--.
Gangguan saat kencing : taa.
. Lainnya : --
3.5 Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut : bersih, gigi lengkap, mukosa bibir lembab.
Tenggorokan : sakit menelan (-).
Abdomen : distensi (-), peristaltik usus baik.
Rectum : dbn
Bab : --
Obat pencahar : --
Lavement : --
Lain-lain : --

3.6 Tulang – Otot – Integumen


Kemampuan pergerakan sendi: 555 555
555 555

Extremitas :
- Atas : pergerakan baik, kekuatan otot baik.
- Bawah : pergerakan baik, kekuatan otot baik.
- Tulang belakang :dbn
Kulit:
- Warna kulit :sawo matang.
- Akral :hangat, oedem (--)
- Turgor : baik

3.7 Sistem Endokrin


Terapi hormon : --
Karakteristik seks sekunder: dbn
Riwayat pertumbuhan dan perkembnagan fisik: taa
3.8 Sistem Hematopoietik
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: --
Type darah: O

3.9 Reproduksi
Perempuan: pasien menopause 1 tahuan yang lalu, riwayat menarche umur 16 tahun, nyeri
haid jarang, riwayat persalinan 2 kali, spontan, di bidan, umur anak terkecil 23 tahun.
Pemeriksaan alat genetalia eksterna: vulva tidak ada, labia mayora dan labia minora tidak ada,
bekas luka operasi vulvectomy kering. Pemeriksaan kelenjar getah bening inguinal kiri kanan
teraba ada massa, berdungkul tidak merata.

4.0 Psikososial
Konsep diri: --
Citra diri:
- Tanggapan tentang tubuh: taa
- Bagian tubuh yang disukai: taa
- Bagian tubuh yang tidak disukai: taa
- Persepsi thd kehilangan bagian tubuh: taa
- Lainnya, sebutkan: taa
Identitas:
- Status klien dalam keluarga: istri, ibu rumah tangga
- Kepuasan klien thd status dan posisi dlm keluarga: puas
- Kepuasan klien thd jenis kelamin: puas
- Lainnya, sebutkan: taa
Peran:
- tanggapan klien thd perannya: cukup puas.
- Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup melaksanakan peran.
- Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/harapan:
- harapan klien thd:
= Tubuh: suapaya cepat sembuh.
= Posisi (dlm pekerjaan): taa
= Status dlm keluarga: taa
= Tugas/pekerjaan:taa.
- Harapan klien thd lingkungan: taa
- Harapan klien thd penyakit yg diderita: penyakitnya dapat segera disembuhkan.
Harga diri:
- Tanggapan klien thd harga dirinya: taa
- Lainnya, sebutkan: taa
Sosial/interaksi:
- Hubungan dengan klien: suami.
- Dukungan keluarga: baik
- Dukungan kelompok/teman/masyarakat: baik
- Reaksi saat interaksi: kooperatif, komunikasi lancar dan jelas.
- Konflik yang terjadi terhadap: taa

3.11 Spiritual:
- Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah SWT.
- Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Allah SWT, tenaga dokter dan perawat serta
dukungan keluarga.
- Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan sholat dengan baik
(selama dirawat klien sholat di TT).
- Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat
ini: taa
- Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: taa
- Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat
ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan.
- Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin.
- Persepsi thd penyebab penyakit: tidak tahu.

Pemeriksaan penunjang:
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
18-12-2001 Biopsi jaringan tumor. Invansive keratinizing epidermoid Tidak ada.
carcinoma, well differentiated
dengan bentukan papil.
2-1-2002 Mikrobiologi urine:
1. Jml kuman/ml/24 jam > 105 --
2. jenis kuman proteus mirabilis. --
3. Kepekaan antibiotika:
Amikasin + +
Ampisilin + +
Chlorampenicol + +
Cotrimoxazole + +
Cefepime + +
Ceftriaxone + +
Nalidixic acid + +
Nitrofurantoin - +

2-1-2002 Foto thoraks Cor: bentuk dan besar normal. --


Pulmo: tidak ada kelainan, kedua
sinus phrenicocostalis tajam.
Kesimpulan: cor dan pulmo dalam
batas normal.
2-1-2002 BOF dan IVP Contour ginjal normal, bayanagn --
batu sepanjang traktus urinarius
(-), tampak ground glass
appearanced di cavum pelvis,
tampak lipping pada VL3-5.
IVP: fungsi excresi ginjal tampak
pada menit ke 5, nephrogram
ka/ki normal, system pelviordiceal
ka/ki (-), kedua ureter normal.
Buli-buli: konsentrasi kontras
cukup, mukosa outline rata,
tampak indentasi pada stepbuli,
post miksi  sisa urine minimal.
Kesan: IVP kedua ginjal tidak ada
kelainan, indentasi atas buli
karena pembesaran uterus,
spready lesis lumbalis.
7-1-2002 ECG Irama sinus rythem. --
16-1-2002 PA jaringan post vulvectomy: Invansive squamous, cell --
carcinoma, wll differentiated tepi-
tepi dan dasar operasi bebas sel-
sel ganas.
5-2-2002 Darah lengkap Hb: 10,9 g/dl 11,4-15,1
Leuko: 7,8 x 1000/UL 4,3-11,3
Trombo: 439 x 1000/dl 150-350
Faal H:
- BT: 2 menit 1-3 ‘
- CT: 6 menit 5-10’
- PPT: 12,6, C: 11,5 +/- 2 dtk dari C
- KPTT: 33,5, C: 30,8 +/- 7 dtk dari C
Kalium: 4,3 mEq/dl 3,5-5,5
Natrium: 140 mEq/dl 135-145
Glukosa puasa: 88 mg/dl < 120
Glukosa 2 jam PP: 99 mg/dl < 160
BUN: 10 mg/dl 10-20
SC: 0,9 mg/dl < 1,19
SGOT: 34 U/L < 31
SGPT: 25 U/L < 31
Albumin: 4,8 g/dl 3,6-5,2
6-2-2002 ECG Irama sinus rythem.

Terapi:
Tanggal 18 Februari 2002:
Diet bubur kasar, Kanamycin 3x2 tab, Adona 3x1 ampul, Ampisilin 3x1 gr, Gentamycin 2x 80 mg,
siap GSH 2 bag, lavament, puasa mulai pk. 02.00 WIB.

ANALISA DATA:
DATA ETIOLOGI PATOFISIOLOGI MASALAH
S: Pasien mengatakan Kurang Kurang pengetahuan mengenai Ansietas
takut dengan operasi pengetahuan beberapa aspek pembedahan
yang akan dilakukan. mengenai
O: Pasien banyak beberapa aspek Kurang dapat memahami tujuan
bertanya tentang pembedahan. pembedahan
operasi yang akan
dilakukan, pasien Gelisah, cemas, takut
banyak bicara ngalur-
ngidul, skala HARS: 5-
6

DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai beberapa aspek pembedahan.
Data penunjang:
S: Pasien mengatakan takut dengan operasi yang akan dilakukan.
O: Pasien banyak bertanya tentang operasi yang akan dilakukan, pasien banyak bicara ngalur-
ngidul, skala HARS: 5-6

RENCANA TINDAKAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI:


Diagnosa Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Ansietas b/d Setelah diberikan Kaji tingkat ansietas pasien. Membantu menentukan intervensi 07.00 Mengkaji tingkat Pasien tenang,
kurang asuhan keperawatan keperawatan untuk mengatasi pemahaman pasein pasien mengatakan
pengetahuan selama 15 menit, ansietas. tentang prosedur mengerti dnegan
mengenai ansietas berkurang. Jelaskan apa yang terjadi Pengetahuan tentang apa yang operasi yang akan penjelasan yang
beberapa aspek selama periode pra operasi diperkirakan membnatu dilakukan. diberikan mengenai
pembedahan. dan pasca operasi, termasuk mengurangi ansietas dan 07.05 Menjelaskan prosedur prosedur dan tujuan
Data obat-obatan pra operasi, meningkatkan kerjasama pasien operasi yang akan operasi dilakukan.
penunjang: tinggal di ruang pemulihan selama pemulihan. dilakukan secara
S:Pasien dan program pasca operasi. sederhana.
mengatakan Ajarkan dan usahakan Mendorong keterlibatan pasien 07.10 Mengajarkan pasien
takut dengan pasien untuk: dalam perawatan diri pasca nafas dalam untuk
operasi yang - nafas dalam operasi. mengurangi nyeri.
akan - berbalik 07.15 Memberikan
dilakukan. - turun dari tempat kesempatan pasien
O:Pasien banyak tidur. untuk mengungkapkan
bertanya - Membebat bagian perasaannya.
tentang yang dibedah ketika
operasi yang batuk.
akan Biarkan pasien Dengan mengungkapkan
dilakukan, mengungkapkan perasaan perasaan membnatu
pasien tentang pengalaman ketika memecahkan masalah dan
banyak pembedahan sebelumnya. memungkinkan pemberi
bicara Perbaiki jika ada kekeliruan perawatan untuk mengidentifikasi
ngalur- konsep. kekeliruan yang dapat menjadi
ngidul, skala Lengkapi daftar aktifitas sumber ketakutan.
HARS: 5-6 pada daftar cek pra operasi. Daftar cek memastikan semua
aktifitas yang diperlukan sudah
lengkap. Aktifitas tersebut
dirancang untuk membantu pasien
siap secara fisiologis untuk
pembedahan, sehingga
mengurangi resiko lamanya
penyembuhan.
Tegaskan penjelasan dari Pengulangan tersebut
dokter. meningkatkan pemahaman
pasien.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi


19-2-2002 Ansietas b/d kurang S; Pasien mengatakan rasa takutnya agak berkurang,
07.20 pengetahuan mengenai pasien mengatakan sudah pasrah dan
beberapa aspek mempercayakan kepada dokter dan perawat dalam
pembedahan. operasinya nanti, pasien mengatakan mengerti
Data penunjang: dengan penjelasan yang diberikan tentang tujuan
S:Pasien mengatakan dilakukan operasi yang kedua.
takut dengan operasi O: Pasien tenang, bicara agak berkurang, pasien
yang akan dilakukan. memejamkan matanya.
O:Pasien banyak A: Masalah teratasi
bertanya tentang P: Intervensi dihentikan.
operasi yang akan
dilakukan, pasien
banyak bicara ngalur-
ngidul, skala HARS:
5-6

ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERASI

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PATOFISIOLOGI MASALAH
S: -- Penurunan Penggunaan SAB Resiko
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 cardiac output kekurangan
x/mnt, HR: 92 x/mnt, akibat Vasodilatasi volume cairan.
RR: 16 x/mnt, anestesi penggunaan
SAB, hidrasi cairan 500 SAB. Cardiac output menurun
cc, urine 750 cc, refill
time 3 dtk, perdarahan Volume cairan dalam
50 cc. sirkulasi turun
S:-- Pembedahan Pembedahan lama Resiko hipotermi
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 lama.
x/mnt, HR: 92 x/mnt, Terpajan suhu ruangan
RR: 16 x/mnt, anestesi dingin lebih lama dan
SAB, hidrasi cairan penggunaan obat anestesi
1000 cc, urine 750 cc,
refill time 3 dtk, Rangsangan terhadap
perdarahan 50 cc, lama hipotalamus
pembedahan 1 jam 30
menit. Regulasi suhu tubuh
terganggu

Hipotermi

Diagnosa keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat
anestesi, perdarahan durante operasi.
Data penunjang:
S: --
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, anestesi SAB, hidrasi cairan
500 cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 50 cc.
2. Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang
banyak.
Data penunjang:
S:--
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, anestesi SAB, hidrasi cairan
1000 cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 50 cc, lama pembedahan 1 jam 30 menit.

Rencana tindakan, implementasi dan evaluasi:


Diagnosa Keperawatan Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
Resiko kekurangan Setelah diberikan Pantau: Mengidentifikasi indikasi 08.30 Mengukur vital sign. TD: 110/70 mmHg,
volume cairan b/d asuhan - tanda vital setiap 5 kemajuan atau adanya 08.40 Melakukan hidrasi N: 88 x/mnt; RR: 20
penurunan cardiac output keperawatan menit.. penyimpangan dari hasil yang cairan 500 cc. x/mnt; S: 36,50C,
akibat penggunaan obat selama operasi - Masukan dan diharapkan. 08.50 Memasang dower HR: 88 x/mnt,
anestesi, perdarahan berlangsung, haluaran durante operasi. catheter (urine 750 cc) Output dan input
durante operasi. kekuranagn Mengganti kehilangan/haluaran 09.30 Mengobservasi seimbang, refill time
Data penunjang: volume cairan Berikan cairan pengganti cairan sesuai dengan jumlah balance cairan. 1-3 detik.
S: -- tubuh tidak sesuai dengan haluaran dari haluaran yang terjadi untuk 10.00 Mengukur vital sign
O: TD: 100/70 mmHg, N: terjadi. urine, penguapan, mencapai keseimbangan cairan (TD: 100/70 mmHg, N:
80 x/mnt, HR: 92 perdarahan serta kebutuhan tubuh. 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt;
x/mnt, RR: 16 x/mnt, cairan maintenance. RR: 18 x/mnt; S: 36,9
0
anestesi SAB, hidrasi Mengidentifikasikan adanay C), refill time: 2 dtk.
cairan 1000 cc, urine Kaji refill time. gangguan perfusi jaringan akibat 10.30 Mngukur balance
750 cc, refill time 3 penurunan cardiac output akibat cairan: urine: 1500 cc,
dtk, perdarahan 50 cc. penggunaan obat anestesi. penguapan: 150 cc,
perdarhan 50 cc (1700
cc), cairan masuk:
(2500 cc).

Resiko hipotermi b/d Setelah diberikan Catat suhu pra operasi. Sebagai dasar untuk memantau 08.30 Membaringkan pasien TD: 110/70 mmHg,
pembedahan lama asuhan suhu intra operasi. Elevasi suhu di atas meja operasi, N: 88 x/mnt, HR: 88
dengan pengeluaran keperawatan pra operasi adalah indikasi dari memberi alas meja x/mnt, RR: 20 x/mnt;
darah atau cairan yang selama operasi proses penyakit. operasi dengan kain S: 36,50C, akral
banyak. berlangsung, Pantau: Mengidentifikasi adanya bersih. hangat dan kering.
Data penunjang: hipotermi tidak - Vital sign. penyimpangan dari criteria yang 09.00 Mempersempit lapang
S:-- terjadi. - Keseimbangan diharapkan. Kehilangan cairan operasi denagn doek
O: TD: 100/70 mmHg, N: cairan durante operasi. durante operasi dapat steril.
80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, - Kestabilan suhu meningkatkan suhu tubuh. 09.10 memantau vital sign:
RR: 16 x/mnt, anestesi ruangan operasi. TD: 100/70 mmHg, N:
SAB, hidrasi cairan 500 Kaji suhu lingkungan dan Membantu mempertahankan suhu 92 x/mnt; HR: 96 x/mnt;
cc, urine 750 cc, refill modifikasi sesuai pasien. RR: 18 x/mnt; S:
time 3 dtk, perdarahan kebutuhan. 36,40C, refill time 3 dtk,
50 cc, lama Lindungi area kulit diluar Kehilangan panas dapat trejadi suhu ruang operasi:
pembedahan 1 jam 30 wilayah operasi. waktu kulit dipajankan dengan 200C.
menit. suhu dingin. 10.30 Mengukur vital sign
(TD: 100/70 mmHg, N:
Sediakan selimut Anestesi dapat menekan 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt;
penghangat pada saat-saat hipotalamus dan mnegakibatkan RR: 18 x/mnt; S: 36,9
0
darurat untuk anestesi. gangguan regulasi suhu tubuh. C), refill time: 2 dtk.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi


19-2-2002 Resiko kekurangan volume cairan b/d S: --
10.30 penurunan cardiac output akibat O: vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92
penggunaan obat anestesi, x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S:
perdarahan durante operasi. 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
Data penunjang: balance cairan: urine: 1500 cc,
S: -- penguapan: 150 cc, perdarhan 50 cc
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, (1700 cc), cairan masuk: (2500 cc).
HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt,
anestesi SAB, hidrasi cairan 1000 A: Masalah teratasi
cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk, P: Intervensi dihentikan.
perdarahan 50 cc.

19-2-2002 Resiko hipotermi b/d pembedahan S: --


10.30 lama dengan pengeluaran darah atau O: vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92
cairan yang banyak. x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S:
Data penunjang: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
S:-- balance cairan: urine: 1500 cc,
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, penguapan: 150 cc, perdarhan 50 cc
HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, (1700 cc), cairan masuk: (2500 cc).
anestesi SAB, hidrasi cairan 500 cc,
urine 750 cc, refill time 3 dtk, A: Masalah teratasi
perdarahan 50 cc, lama P: Intervensi dihentikan.
pembedahan 1 jam 30 menit.

PASCA OPERASI
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PATOFISIOLOGI MASALAH
S; Pasien mengeluh luka Pembedahan Pembedahan Nyeri
operasi mulai terasa nyeri,
kaki masih dirasa berat. Pemutusan nosiseptor
O; (TD: 100/70 mmHg, N:
92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; Menghantarkan rangsang
RR: 18 x/mnt; skala nyeri nyeri
4, pasien tenang.
Diterima sebagai respon
nyeri
S; Pasien mengeluh haus. Penurunan Penggunaan SAB Resiko
O; vital sign (TD: 100/70 cardiac output kekurangan
mmHg, N: 92 x/mnt, HR: sebagai efek Vasodilatasi volume cairan
96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; anestesi SAB.
S: 36,9 0C), refill time: 2 Cardiac output menurun
dtk.
balance cairan: urine: Volume cairan dalam
1500 cc, penguapan: 150 sirkulasi turun
cc, perdarhan 50 cc
(1700 cc), cairan masuk:
(2500 cc).
efek anestesi (SAB)
masih ada sampai 24 jam
pertama.
S; Pasien mengeluh kaki keterbatasan Penggunaan SAB Kurang
masih terasa berat. mobilitas fisik perawatan diri
O; Efek anestesi masih ada skunder terhadap Efek 24 jam pertama 
sampai 24 jam pertama, pembedahan. berbaring telentang
anestesi SAB. (miki/mika)

Mobilitas fisik terbatas


skunder.

Perawatan diri kurang.


Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d pembedahan.
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh luka operasi mulai terasa nyeri, kaki masih dirasa berat.
O; (TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; skala nyeri 4, pasien tenang.
2. Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi terhadap penurunan
cardiac output, perdarahan intra operasi.
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh haus.
O; vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill
time: 2 dtk.
balance cairan: urine: 1500 cc, penguapan: 150 cc, perdarhan 50 cc (1700 cc), cairan masuk:
(2500 cc).
efek anestesi (SAB) masih ada sampai 24 jam pertama.
3. Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh kaki masih terasa berat.
O; Efek anestesi masih ada sampai 24 jam pertama, anestesi SAB.

Rencana Tindakan, Rasional, implementasi dan evaluasi:


Diagnosa Keperawatan Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
.Nyeri b/d pembedahan. Setelah Pantau: Mengenal indikasi kemajuan dan 10.35 Memindahkan pasien TD: 110/70 mmHg,
Data penunjang: diberikan - Tekanan darah, nadi penyimpangan dari hasil yang ke RR N: 80 x/mnt; RR: 20
S; Pasien mengeluh luka asuhan dan pernafasan setiap 15 diharapkan. 10.45 Mengukur vital sign x/mnt; pasien
operasi mulai terasa nyeri, keperawatan menit. (TD: 110/70 mmHg, RR: tenang, pasien
kaki masih dirasa berat. selama 1 x 24 - Intensitas nyeri 20 x/mnt; N: 88 x/mnt), mengatakan nyeri
O; (TD: 100/70 mmHg, N: jam, nyeri dengan skala 1-10. pasien sadar CM, sudah berkurang,
92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; operasi - Tingkat kesadaran. kleuhan nyeri mulai pasien dapat
RR: 18 x/mnt; skala nyeri berkurang. Jika diresepkan analgetik, Mempertahankan kadar darah dirasa pada luka operasi, miki/mika tanpa
4, pasien tenang. aturlah analgesic secara yang konsisten dari analgesic kaki masih dirasa berat. takut nyeri.
rutin selama 24 jam merupakan pengendali yang 11.00 Memberi obat
pertama, tanpa menunggu terbaik. ketoprofen 2 tab.
pasien memintanya. 11.30 Mengukur vital sign
Beritahu dokter jika Mengindikasikan perlunya untuk (TD: 110/70 mmHg, N: 80
analgesic tidak dapat mengubah dosis, jarak, atau jenis x/mnt; RR: 20 x/mnt),
menghilangkan sakit. analgesic. Juga mengindikasikan pasein tidur.
adanya komplikasi, seperti 11.50 Menjelaskan perlunya
perdarahan ke bagian yang pasien berbaring
dioperasi. telentang (miki/mika
Latih teknik distraksi seperti Teknik distraksi seperti nafas boleh asal tidak duduk)
nafas dalam. dalam dapat meningkatkan sampai besok tgl 20 – 2-
relaksasi pasien dan membantu 2002 pkl. 09.00 WIB.
mengontrol nyeri. 11.55 Melatih apsien nafas
dalam untuk mengurangi
nyeri.
12.00 Pasien pindah ke UPI
Kandungan.
Resiko kekurangan volume Setelah Pantau: Mengidentifikasi indikasi 10.45 Mengukur vital sign. TD: 110/70 mmHg,
cairan b/d penurunan diberikan - tanda vital setiap 5 kemajuan atau adanya 11.00 Mengobservasi balance N: 88 x/mnt; RR: 20
cardiac output akibat asuhan menit.. penyimpangan dari hasil yang cairan (RL Post op: 500 x/mnt; S: 36,50C,
penggunaan obat anestesi, keperawatan - Masukan dan diharapkan. cc, urine: 200 cc). HR: 88 x/mnt,
perdarahan durante selama operasi haluaran durante operasi. 11.30 Mengukur vital sign Output dan input
operasi. berlangsung, Mengganti kehilangan/haluaran (TD: 100/70 mmHg, N: seimbang, refill time
Data penunjang: kekuranagn Berikan cairan pengganti cairan sesuai dengan jumlah 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; 1-3 detik.
S: -- volume cairan sesuai dengan haluaran dari haluaran yang terjadi untuk RR: 18 x/mnt; S: 36,9
0
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 tubuh tidak urine, penguapan, mencapai keseimbangan cairan C), refill time: 2 dtk.
x/mnt, HR: 92 x/mnt, terjadi. perdarahan serta kebutuhan tubuh.
RR: 16 x/mnt, anestesi cairan maintenance. Mengidentifikasikan adanay
SAB, . balance Kaji refill time. gangguan perfusi jaringan akibat
cairan: urine: 1500 cc, penurunan cardiac output akibat
penguapan: 150 cc, penggunaan obat anestesi.
perdarhan 50 cc (1700
cc), cairan masuk:
(2500 cc).
efek anestesi (SAB)
masih ada sampai 24
jam pertama.

Kurang perawatan diri b/d Setealh Tentukan tingkat bantuan Mendorong kemandirian pasien. 11.00 menjelaskan pada Pasien dapat
keterbatasan mobilitas fisik diberikan yang diperlukan. Berikan pasien pentingnya tidur memenuhi
skunder terhadap asuhan bantuan AKS sesuai telentang selama 24 kebutuhan AKS
pembedahan. keperawatan keperluan. Membiarkan jam sampai tgl 20-2- secara mandir,
Data penunjang: selama 2x24 pasien melakukan sebanyak 2002 (Rabu) pk 09.00 seperti makan,
S; Pasien mengeluh kaki jam, pasien mungkin aktifitas untuk WIB, boleh miki/mika mandi, berpakaian,
masih terasa berat. dapat dirinya sebatas yang asal jangan duduk, ke akmar mandi.
O; Efek anestesi masih ada memenuhi AKS diperbolehkan. Membebani pasien dengan tidak boleh minum Puisng (-).
sampai 24 jam pertama, secara mandiri Berikan waktu yang cukup aktifitas akan menimbulkan sampai benar-benar
anestesi SAB. (makan, minum, bagi pasien untuk frustasi. sadar.
berpakaian, melkaukan aktifitas. 11.30 membantu pasien
mandi, ke Jelaskan prosedur pasca Pengetahuan dapat meningkatkan miring kiri.
kamar mandi) operasi yang harus ditaati kerjasama pasien sehingga 12.00 Mempersiapkan pasein
pasien: membnatu pasien mentaati pindah ke UPI
- Berbaring telentang prosedur pasca operasi. Kandungan.
selama waktu anestesi
masih berpengaruh.
- Larangan makan
minum sampai peristaltic
usus baik pada anestesi
dengan inhalasi.
- Telentang 24 jam
pada penggunaan
anestesi SAB, boleh
miki/mika tapi tidak boleh
duduk.
- Boleh minum sedikit
bila sudah sadar baik.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
19-2-2002 .Nyeri b/d pembedahan. S: Pasien mengeluh nyeri masih terasa bahkan
12.00 Data penunjang: mulai terasa keras, pasien mengatakan kaki
S; Pasien mengeluh luka operasi masih terasa berat.
mulai terasa nyeri, kaki masih O: TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt; RR: 20x/mnt,
dirasa berat. pasien tenang.
O; (TD: 100/70 mmHg, N: 92
x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 A: Masalah belum teratasi.
x/mnt; skala nyeri 4, pasien P: Intervensi dilanjutkan seluruhnya.
tenang.

19-2-2002 Resiko kekurangan volume cairan S: Pasien mengleuh haus, mual (-), pusing (-).
12.00 b/d penurunan cardiac output O: TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt; RR: 20
akibat penggunaan obat anestesi, x/mnt, CM: 500 cc, urine: 200 cc, perdarahan
perdarahan durante operasi. (-).
Data penunjang:
S: -- A: Masalah belum teratasi.
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 P: Lanjutkan seluruh intervensi.
x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16
x/mnt, anestesi SAB,
balance cairan: urine: 1500
cc, penguapan: 150 cc,
perdarhan 50 cc (1700 cc),
cairan masuk: (2500 cc).
efek anestesi (SAB) masih
ada sampai 24 jam
pertama.

19-2-2002 Kurang perawatan diri b/d S: Pasien mengatakan kaki masih terasa berat,
12.00 keterbatasan mobilitas fisik pusing (-)
skunder terhadap pembedahan. O: Efek anestesi masih ada sampai 24 jam
Data penunjang: pertama, miki/mika masih dibantu
S; Pasien mengeluh kaki masih
terasa berat. A: Masalah belum teratasi.
O; Efek anestesi masih ada P: Lanjutkan intervensi seluruhnya.
sampai 24 jam pertama,
anestesi SAB.
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN
PRE – INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. J. DENGAN CA VULVA
POST VULVECTOMY PRO GROIN DISSECTION
DI RUANG OK 508 GBPT L. 5, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

( Disusun Sebagai Bahan Laporan Kasus Praktek Keperawatan Profesi


di Ruang OK GBPT , RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

Oleh:

NI WAYAN DEWI TARINI


NIM 019930093 B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2002
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Dengan judul:

ASUHAN KEPERAWATAN
PRE – INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. J. DENGAN CA VULVA
POST VULVECTOMY PRO GROIN DISSECTION
DI RUANG OK 508 GBPT L. 5, RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Disahkan Sebagai Bahan Laporan Kasus

Di Ruang OK GBPT , RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Tanggal 21 Februari 2002

Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan,

P a d o l i , S.KP Sri Harti, A. Md. Kep


NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai