REPORT THIS AD
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga
mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas
hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang sedang
menghadapi proses sakaratul maut?
Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalah
membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam
upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual ( APA, 1992 ), karena pada
dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang Hawari,
1999 ). Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang
menyatakan bahwa aspek agama ( spiritual ) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehataan
seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi
kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang konfrehensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai dengan Sabda
Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir sangat menentukan, sehingga perawat dapat
bertindak sebagai fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal
mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan
sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut. Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang
yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit
kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang
ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”. Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang
berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya
ini, pasien tersebut selalu berada di samping perawat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritual
dapat meningkatkan semangat hidup klien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat
mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi alam yang kekal. Menurut konsep Islam, fase akhir
tersebut sangat menentukan baik atau tidaknya kematian seseorang dalam menuju kehidupan alam
kekal dan perawat sendiri kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT karena upaya
pemenuhan kebutuhan pasien di rumah sakit mutlak diperlukan. Perawat hendaknya meyakini bahwa
sesuai dengan ajaran islam dalam menjalani fase akhir dari kehidupan manusia di dunia terdapat fase
sakaratul maut. Fase sakaratul maut seringkali di sebutkan oleh Rasulullah sebagai fase yang sangat
berat dan menyakitkan sehingga kita diajarkan do’a untuk diringankan dalam fase sakaratul maut.
Sakratul maut juga dapat diakatakan sebagai warming up (pemanasan) kematian. Karena kematian itu
sulit, berat dan amat sakit maka diperlukan pemanasan. Di samping itu, sebagaimana kehidupan
pertama manusia memerlukan proses dan tahapan, Kematian Kedua pun memerlukan proses dan
tahapan agar bisa memasuki penginapan ke tiga yang bernama Barzakh, sebuah penginapan yang jauh
lebih besar dan sangat berbeda situasi, kondisi dan lingkungannya dengan dua penginapan sebelumnya,
yakni perut atau rahim ibu kita dan bumi untuk kehidupan dunia.
Sakratul maut adalah sesuatu yang ditakuti manusia. Faktanya, berbagai riset dan upaya telah dilakukan
manusia untuk menghindarinya seperti, menciptakan obat-obatan untuk memperpanjang umur. Hal
tersebut digambarkan Allah dalam firman-Nya “Dan datanglah Sakratulmaut dengan sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”. (Q.S. Qaf (50): 19 )
“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera.
Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek
?” (HR Bukhari)
“Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang
lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang
menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”. (Ka’b al-Ahbar, sahabat Rasulullah saw)
“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan
(pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan
mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
“Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota
tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari
setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”. ( Imam
Ghozali)
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah
pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga
mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba
mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia!”, kata
pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian,
namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dari hatiku”.
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung
dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir
kematian seseorang. Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat
rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah
riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit selama kita hidup dan saat sakaratul maut bisa jadi
merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung
di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini. Di
mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi
Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:7 8) Dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
Sakaratul maut itu pedih seperti firman Allah SWT kepada Ibrahim AS adalah “Seperti panasnya besi
dibakar pada kain sutera yang basah, lalu nyawapun ditarik”, Selanjutnya Allah berfirman kepada Nabi
Musa“rasanya seperti burung hidup yang digoreng dalam wajan. Rasanya seperti domba yang hidup
kemudian diikuti oleh penjagal. Rasanya lebih perih pedih dibanding sayatan pedang, geretan gergaji, dan
tusukan benda tajam. Seringan-ringannya kematian seperti duri dalam kain. Bisakah duri keluar dari
sutera tersebut tanpa robekan. Seperti berada dalam selimut api panas dan seolah-olah bernafas dalam
lubang jarum seakan-akan berada dalam satu pohon yang berduri lalu ditarik dari ujung kaki sampai
keubun-ubun”.
Allah SWT memberikan gambaran khusus dalam Quran surat Al- Qiyamah:”berbelit kepayahan demi
kepayahan, tindih bertindih kesengsaraan demi kesengsaraan. Penyesalan dengan penyesalan dan
kesakitan demi kesakitan” (Bey, 1987: 339)
Melihat batapa sakitnya sakaratul maut maka perawat harus melakukan upaya –upaya sebagai berikut
:
1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT.
Pada sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah sebagaimana
Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem “Jangan sampai seorang dari kamu mati kecuali dalam
keadaan berbaik sangka kepada Allah” selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi ”Aku ada pada
sangka-sangka hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik”,
selanjutnya Ibnu Abas berkata”Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia supaya
bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu”, selanjutnya Ibnu Mas´ud
berkata ”Demi Allah yang tak ada Tuhan selain Dia, seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka
Allah berikan sesuai dengan persangkaannya itu”. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua
berada ditangannya.
2. Mentalkinkan dengan Kalimat Laailahaillallah.
Perawat muslim dalam mentalkinkan kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien terminal
menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir. Wotf, Weitzel, Fruerst
memberikan gambaran ciri-ciri pokok Ciri-ciri pokok pasien yang akan melepaskan nafasnya yang
terakhir, yaitu :
1. penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak
paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab,
2. kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
3. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.
4. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes.
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada
biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu. Otot rahang
menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.
Dalam keadaan yang seperti itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan fisiknya juga harus
memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal dalam keadaan Husnul
Khatimah. Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara
berulang-ulang), sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim “Talkinkanlah
olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya seseorang
yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang
yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga” Selanjutnya
Umar Bin Ktahab berkata “Hindarilah orang yang mati diantara kami dan dzikirkanlah mereka dengan
ucapan Laailahaillahllah, maka sesungguhnya mereka (orang yang meninggal) melihat apa yang tidak
bisa, kamu lihat”. Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang akan meninggal
dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali apabila ia berbicara dengan bacaan-
bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang kembali, agar bacaan La Ilaha Illallha
menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi kematian. Para ulama mengarahkan pada pentingnya
menjenguk orang sakaratul maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan
memberikan hak-haknya.” (Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim : 6/458)
3. Berbicara yang Baik dan Do´a untuk jenazah ketika menutupkan matanya.
Di samping berusaha memberikan sentuhan perawat muslim perlu berkomunikasi terapeutik, antara
lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda ”Bila kamu datang mengunjungi orang
sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan
terhadap apa yang kamu ucapkan”, Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rasulullah
bersabda “apabila kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah
matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata
yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”. Berdasarkan hal diatas
perawat harus berupaya memberikan suport mental agar pasien merasa yakin bahwa Allah Pengasih
dan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya, mendo’akan dan menutupkan kedua matanya
yang terbuka saat roh terlepas, dari jasadnya.
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
“Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang
sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi
bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit
yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut
setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal
itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.” (Al-Mughni : 2/450 milik
Ibnu Qudamah)
5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat
Kemudian disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat.
Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw., hanya saja dalam
beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih melakukan hal tersebut. Para Ulama
sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat :
1. Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan kearah
kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah kiblat.
2. Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke kiblat. Dan Imam
Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling benar. Seandainya posisi ini
menimbulkan sakit atau sesak, maka biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang
membuatnya selesai.
sampai kita menjalani kehidupan sesuai dengan jalan kita masing-masing, melakukan sesuatu yang
berguna, dan menadi orang baik, insyaAllah, lalu
tidak terasa
wajah
ini juga akan kita rasakan
sampai akhirnya
kematian.
semoga kita selalu menjadi anak soleh, dan selalu mendapatkan ridho-Nya, amiin
# Semoga kita sebagai perawat selalu dapat membimbing pasien yang tengah menghadapi proses yang
maha dasyat ini dalam keadaan khusnul khotimah dan juga selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Dan saya sebagai manusia juga semoga selalu berada dalam keadaan khusnul khotimah.amiin
Rate this:
14 Votes
REPORT THIS AD
Advertisements
REPORT THIS AD
o’clock
unpad logo’s
Advertisements
REPORT THIS AD
mentari’s image
Blogroll
Advertisements
REPORT THIS AD
Blog at WordPress.com.
Follow
CariCari
Unduh
Simpan
Perawatan Masa Terminal Dan Menjelang Kematian (Au...
Untuk Nanti
Simpan
Terkait
Info
Cari
Perawatan Masa Terminal Dan Menjelang Kematian (Autosaved)(1)
Diunggah oleh MIRAH pada Feb 08, 2015
29
Ketersediaan obat
di rumah
Jika terdapat kem
ungkinan kejadian
fase terminal aku
t dan menimbulka
n penderitaan aka
nmenguntungkan
untuk memastika
n semua obat yan
g diperlukan terse
dia di rumah. Suat
u ‘kotakdarurat’ d
i rumah adalah su
atu cara yang me
mbantu untuk ren
cana hal ini.
Perdarahan masif
Sebagai tambaha
n atas tindakan u
mum yang telah d
isebutkan sebelu
mnya, sangat ber
guna untukmemili
ki handuk atau sel
imut dengan war
na gelap untuk m
engurangi pengar
uh visual dan psik
ologis dari kehilan
gan darah yang m
asif. Tekanan pad
a lokasi perdarah
an dengan bantal
ataualas yang lua
s (namun dapat s
angat menyakitka
n karena tumorny
a)
Haemoptisis
Pada pasien kank
er dengan haemo
ptisis kanker yang
masif biasanya te
rjadi pada kanker
paruatau sebagai
konsekuensi dari
disfungsi koagulas
i sistemik atau pa
da kasus pneumo
nia akibat jamur p
ada pasien yang j
elas-
jelas neutropenia.
Pasien dengan m
etastase paru dan
tumor primertrak
eolaringeal sanga
t jarang mengala
mi haemoptisis m
asif. Seringkali ter
dapat peringatan
atashaemoptisis b
aru yang meningk
at.
Serangan karotid
Serangan karotid l
ebih cenderung m
uncul pada pasien
dengan tumor ya
ng kambuhan pad
a lokasiyang sebel
umnya dirawat de
ngan pembedaha
n dan radioterapi.
Kematian terjadi
dalam waktu 2-
3 menit. Seringkal
i terjadi perdarah
an yang meluas.
Perdarahan pelvis
Tumor serviks, ut
erus dan rektum
dapat menyebabk
an erosi pembulu
h darah utama pe
lvis. Inimungkin di
awali oleh pembe
ntukan fistula
vesicovaginal, rec
to-vaginal,
atau
vesico-rectal
, dandengan meni
ngkatnya kehilang
an darah segar. T
ampon vagina mu
ngkin berguna pa
da beberapa pasi
en. Banyak pasien
dengan tumor pe
lvis akan mengala
mi obstruksi dan
beberapa mungki
ntellah dirawat d
engan warfarin. H
al ini jelas merupa
kan faktor resiko
ekstra untuk perd
arahanmasif.
30
Perdarahan gastro
intestinal
Hematemesis ma
sif biasanya terjad
i akibat ulkus pep
tikum atau varise
s esofagus diband
ingkanerosi tumo
r dalam pembulu
h darah besar. Pa
sien dengan kank
er tingkat lanjut s
eringkalimeminu
m obat antiinflam
asi non-
steroid (NSAID) d
an banyak juga ya
ng juga minum st
eroid.Mereka jug
a memiiliki resiko
dari ulkus peptiku
m dan seharusnya
dipersiapkan pen
dekatan proaktif
untuk mengawasi
dan mengobati t
anda-
tanda peringatan
yang khas untuk
mencegah perdar
ahan yang menim
bulkan bencana.
Pasien dengan, at
au dengan kecen
derungan tinggi d
arivarises esofagu
s pada umumnya
mudah diidentifik
asi dan perencana
an yang sesuai da
pat dibuatdengan
baik sebelumnya.
Prosedur setelah k
ematianMendiagn
osis kematian
Biasanya merupa
kan kewajiban da
ri seorang dokter
untuk mendiagno
sis kematian; nam
un, pada beberap
a rumah sakit, sta
f perawatan dapa
t melakukan tuga
s ini. Hal ini dpat
dilakukan dalam b
anyak cara, meski
pun dalam peraw
atan masa termin
al suatu konfirma
si dari kematian s
omatikdibuat den
gan melakukan o
bservasi terhadap
hal-hal berikut:
Sebab kematian ti
dak diketahui ata
u terlihaat tidak al
ami
32
Penyebab kemati
an dihubungkan d
engan anestesi, p
enyakit industrial,
pembedahan,fra
ktur, kekerasan at
au bunuh diri.Dal
am kasus ini bagia
n koroner harus d
iinformasikan dan
pemeriksaan pos
t-
mortem mungkin
selanjutnya dilaku
kan. Jika terdapat
keraguan, akan se
lalu bermanfaat u
ntuk mendiskusik
ankasus ini denga
n bagian koroner
atau kantor koron
er (perwakilan ko
roner dari pihak k
epolisian).Detail p
ada bagaimana ca
ra mengisi sertifik
at kematian telah
diberikan kerangk
a pada awal buku
sertifikat. Sertifik
at kemudian diba
wa ke kantor cata
tan kelahiran, per
nikahan dan kem
atian(biasanya ole
h kerabat), diman
a seritifikat untuk
pengurusan jenaz
ah dikeluarkan, in
i perludibawa kep
ada pengurus jen
azah. Jika jenazah
akan dikremasi, f
ormulir kedua per
lu dilengkapioleh
dua dokter indep
enden (biasanya
dokter yang mem
beri sertifikat dan
dokter lain denga
nsetidaknya 5 tah
un post-
registrasi).
Post-mortem
Sebuah laporan p
ost-
mortem mungkin
sebuah keperluan
mutlak (kasus ya
ng dirujuk ke koro
ner).Ini adalah ke
butuhan yang leg
al dan tidak bisa d
itolak. Post-
mortem dapat jug
a diminta untukm
engklarifikasi detil
medis dari kemat
ian. Kerabat dapa
t menolak hal ini j
ika pasien telahm
engharapkan sep
erti itu.
Ringkasan
Perawatan untuk
pasien yang telah
mencapai fase ter
minal dari sakitny
a memiliki banyak
tantangan untuk
profesional. Kualit
as perawatan yan
g bagus pada titik
ini seringkali mem
erlukandukungan
yang meningkat d
ari profesional da
n yang pasien cint
ai. Berkembangny
a jalur perawatan
telah memberika
n suatu metode u
ntuk meningkatka
n kualitas dari per
awatan tersebut
pada hari-
hari dan jam tera
khir dari hidupnya
. Setelah kematia
n terdapat keperl
uan praktistertent
u yang diperlukan
yang perlu diurus
degan profesiona
l dan dengan sens
itifitas terhadap p
erasaan dari yang
berduka.
Puaskan Keingintahuan Anda
Rhiskha Wijhayanthy
hanud ghazali
SOP Layanan Klinis Memuat Jika Terjadi Pengulangan Pemeriksaan,Penunjang Diagnostik, Tindakan
Atau Pemberian Obat (Petugas Kesehatan Wajib Memeberitahukan Dokter)
DIUNGGAH OLEH
Titien Nggobhe
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.
Perawatan Klien Menjelang Ajal
DIUNGGAH OLEH
renaldazwari
hawa
HadiMilanisty
NqULiyanT
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.
ROM Aktif
DIUNGGAH OLEH
Dianita Retnani
Zakiyah Ulfah
(22Des) Perawatan Pasien dalam Kondisi Terminal dan Home Care - dr. Lucy.pdf
DIUNGGAH OLEH
Anita Erny
elis anggeria
widia
widya
makalah kematian
DIUNGGAH OLEH
Rekyan Shinta
anita siahaan
Don Luciano
nonanovi
Sayhidoen Cepex
Dieni Haqiqi
dragon_star2013
arif riyanto
K Abdullah
AgungAdha
Stargate Force
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.
Makalah Teknik Menyampaikan Berita Buruk
DIUNGGAH OLEH
kurnia
Anonymous 1jTm19GspQ
Panduan Restraint
DIUNGGAH OLEH
Fitri Anggraeni
Menu Footer
Kembali Ke Atas
TENTANG
Tentang Scribd
Tekan
Blog kami
Hubungi Kami
Undang Teman
Hadiah
DUKUNGAN
Bantuan/Tanya Jawab
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
LEGAL
Ketentuan
Privasi
Hak Cipta
Media Sosial
o
o
o
o
o