Anda di halaman 1dari 83

Menu

Bimbingan Sakaratul Maut Bagi Klien Muslim


mentariwardhaniputeri.facultyofnursing.universityofpadjadjaran
Advertisements

REPORT THIS AD

TAGGED WITH PENYAKIT TERMINAL

Bimbingan Sakaratul Maut bagi Klien Muslim


Assalamualaikum Wr Wb.

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga
mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas
hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang sedang
menghadapi proses sakaratul maut?
Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalah
membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam
upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual ( APA, 1992 ), karena pada
dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang Hawari,
1999 ). Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang
menyatakan bahwa aspek agama ( spiritual ) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehataan
seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi
kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang konfrehensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai dengan Sabda
Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir sangat menentukan, sehingga perawat dapat
bertindak sebagai fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal
mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan
sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut. Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang
yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit
kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang
ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”. Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang
berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya
ini, pasien tersebut selalu berada di samping perawat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritual
dapat meningkatkan semangat hidup klien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat
mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi alam yang kekal. Menurut konsep Islam, fase akhir
tersebut sangat menentukan baik atau tidaknya kematian seseorang dalam menuju kehidupan alam
kekal dan perawat sendiri kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT karena upaya
pemenuhan kebutuhan pasien di rumah sakit mutlak diperlukan. Perawat hendaknya meyakini bahwa
sesuai dengan ajaran islam dalam menjalani fase akhir dari kehidupan manusia di dunia terdapat fase
sakaratul maut. Fase sakaratul maut seringkali di sebutkan oleh Rasulullah sebagai fase yang sangat
berat dan menyakitkan sehingga kita diajarkan do’a untuk diringankan dalam fase sakaratul maut.
Sakratul maut juga dapat diakatakan sebagai warming up (pemanasan) kematian. Karena kematian itu
sulit, berat dan amat sakit maka diperlukan pemanasan. Di samping itu, sebagaimana kehidupan
pertama manusia memerlukan proses dan tahapan, Kematian Kedua pun memerlukan proses dan
tahapan agar bisa memasuki penginapan ke tiga yang bernama Barzakh, sebuah penginapan yang jauh
lebih besar dan sangat berbeda situasi, kondisi dan lingkungannya dengan dua penginapan sebelumnya,
yakni perut atau rahim ibu kita dan bumi untuk kehidupan dunia.
Sakratul maut adalah sesuatu yang ditakuti manusia. Faktanya, berbagai riset dan upaya telah dilakukan
manusia untuk menghindarinya seperti, menciptakan obat-obatan untuk memperpanjang umur. Hal
tersebut digambarkan Allah dalam firman-Nya “Dan datanglah Sakratulmaut dengan sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”. (Q.S. Qaf (50): 19 )
“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera.
Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek
?” (HR Bukhari)
“Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang
lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang
menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”. (Ka’b al-Ahbar, sahabat Rasulullah saw)
“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan
(pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan
mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
“Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota
tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari
setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”. ( Imam
Ghozali)
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah
pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga
mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba
mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia!”, kata
pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian,
namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dari hatiku”.
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung
dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir
kematian seseorang. Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat
rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah
riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit selama kita hidup dan saat sakaratul maut bisa jadi
merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung
di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini. Di
mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi
Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:7 8) Dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
Sakaratul maut itu pedih seperti firman Allah SWT kepada Ibrahim AS adalah “Seperti panasnya besi
dibakar pada kain sutera yang basah, lalu nyawapun ditarik”, Selanjutnya Allah berfirman kepada Nabi
Musa“rasanya seperti burung hidup yang digoreng dalam wajan. Rasanya seperti domba yang hidup
kemudian diikuti oleh penjagal. Rasanya lebih perih pedih dibanding sayatan pedang, geretan gergaji, dan
tusukan benda tajam. Seringan-ringannya kematian seperti duri dalam kain. Bisakah duri keluar dari
sutera tersebut tanpa robekan. Seperti berada dalam selimut api panas dan seolah-olah bernafas dalam
lubang jarum seakan-akan berada dalam satu pohon yang berduri lalu ditarik dari ujung kaki sampai
keubun-ubun”.
Allah SWT memberikan gambaran khusus dalam Quran surat Al- Qiyamah:”berbelit kepayahan demi
kepayahan, tindih bertindih kesengsaraan demi kesengsaraan. Penyesalan dengan penyesalan dan
kesakitan demi kesakitan” (Bey, 1987: 339)
Melihat batapa sakitnya sakaratul maut maka perawat harus melakukan upaya –upaya sebagai berikut
:
1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT.
Pada sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah sebagaimana
Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem “Jangan sampai seorang dari kamu mati kecuali dalam
keadaan berbaik sangka kepada Allah” selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi ”Aku ada pada
sangka-sangka hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik”,
selanjutnya Ibnu Abas berkata”Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia supaya
bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu”, selanjutnya Ibnu Mas´ud
berkata ”Demi Allah yang tak ada Tuhan selain Dia, seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka
Allah berikan sesuai dengan persangkaannya itu”. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua
berada ditangannya.
2. Mentalkinkan dengan Kalimat Laailahaillallah.
Perawat muslim dalam mentalkinkan kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien terminal
menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir. Wotf, Weitzel, Fruerst
memberikan gambaran ciri-ciri pokok Ciri-ciri pokok pasien yang akan melepaskan nafasnya yang
terakhir, yaitu :
1. penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak
paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab,
2. kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
3. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.
4. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes.
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada
biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu. Otot rahang
menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.
Dalam keadaan yang seperti itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan fisiknya juga harus
memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal dalam keadaan Husnul
Khatimah. Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara
berulang-ulang), sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim “Talkinkanlah
olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya seseorang
yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang
yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga” Selanjutnya
Umar Bin Ktahab berkata “Hindarilah orang yang mati diantara kami dan dzikirkanlah mereka dengan
ucapan Laailahaillahllah, maka sesungguhnya mereka (orang yang meninggal) melihat apa yang tidak
bisa, kamu lihat”. Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang akan meninggal
dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali apabila ia berbicara dengan bacaan-
bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang kembali, agar bacaan La Ilaha Illallha
menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi kematian. Para ulama mengarahkan pada pentingnya
menjenguk orang sakaratul maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan
memberikan hak-haknya.” (Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim : 6/458)
3. Berbicara yang Baik dan Do´a untuk jenazah ketika menutupkan matanya.
Di samping berusaha memberikan sentuhan perawat muslim perlu berkomunikasi terapeutik, antara
lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda ”Bila kamu datang mengunjungi orang
sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan
terhadap apa yang kamu ucapkan”, Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rasulullah
bersabda “apabila kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah
matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata
yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”. Berdasarkan hal diatas
perawat harus berupaya memberikan suport mental agar pasien merasa yakin bahwa Allah Pengasih
dan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya, mendo’akan dan menutupkan kedua matanya
yang terbuka saat roh terlepas, dari jasadnya.
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
“Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang
sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi
bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit
yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut
setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal
itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.” (Al-Mughni : 2/450 milik
Ibnu Qudamah)
5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat
Kemudian disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat.
Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw., hanya saja dalam
beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih melakukan hal tersebut. Para Ulama
sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat :
1. Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan kearah
kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah kiblat.
2. Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke kiblat. Dan Imam
Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling benar. Seandainya posisi ini
menimbulkan sakit atau sesak, maka biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang
membuatnya selesai.

gambaran sebuah perjalanan kita hingga sampai lagi pada-Nya


kita dipertemukan kepada malaikat yang selalu
sayang pada kita (ayah dan bunda)

dan kita dibimbing untuk menjadi orang baik,


soleh dan berbakat

beranjak orang tua kita menyekolahkan kita ke Sekolah Dasar


anak SMP menyandang di diri kita, asiik Sekolah

Menengah Pertama, mulai merasa dewasa

Sekolah Menengah Atas, mulai mencari jati diri


dan bertanya “mau jadi apa saya?”

alhamdulillah mahasiswa,dan itu menentukan

mau jadi apa nanti


nah,
mau jadi orang sukses???
atau

hanya mau jadi pengangguran?


kita yang memilih!!

sampai kita menjalani kehidupan sesuai dengan jalan kita masing-masing, melakukan sesuatu yang
berguna, dan menadi orang baik, insyaAllah, lalu

tidak terasa
wajah
ini juga akan kita rasakan
sampai akhirnya

rasa sakit yang maha dasyat akan menghampiri kita,

kematian.

semoga kita selalu menjadi anak soleh, dan selalu mendapatkan ridho-Nya, amiin

# Semoga kita sebagai perawat selalu dapat membimbing pasien yang tengah menghadapi proses yang
maha dasyat ini dalam keadaan khusnul khotimah dan juga selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Dan saya sebagai manusia juga semoga selalu berada dalam keadaan khusnul khotimah.amiin
Rate this:

14 Votes

December 12, 20101 Reply


Advertisements

REPORT THIS AD

Advertisements

REPORT THIS AD

o’clock

date month and year

unpad logo’s

faculty of nursing logo’s


Dean Faculty of Nursing

Advertisements

REPORT THIS AD

my lecturer of nursing religion

mentari’s image

Blogroll

 aditya bayu kusuma


 afini dwi purnamasari
 amartiwi
 anah rostianah
 anisah yumna
 annisa labertha
 annisa labertha
 annisa nur arifiani
 annisa rahmah
 asri aqidah
 ayu endah rahayu
 claudia selviyanti
 danita suci lestari
 denti mardianti
 devi kusnianti
 devitha
 dina sonyah
 dini fathaniaa
 dinny ria pertiwi
 Documentation
 dwi jayanti
 dwiesty fathia
 efa fatmawati
 efa fatmawati
 egi nugraha
 eka wahyu
 erma ermawati
 faculty of nursing
 febi dwi putri
 fitri aryanti
 fuji lestari
 hanna khoirutunnisa
 huseino ahmad
 indah robiatul adawiah
 indra budi permana
 indriyani putri
 intan melati
 irine gemasari
 isara nur latifah
 jelita puspa
 kamila aziza
 kamilaazizarabiula
 lia masudah
 meila
 melia
 nabilah
 nisa ikatania
 nisa ikatania
 novi hermawati
 nur putri indrayani
 Plugins
 puji nur fauziatulhasanah
 putri yani lubis
 putriayuprimadewi
 ratih
 ratna ekawati
 restu pratama w
 ria amalia putri
 rini meilani
 risca ayu hidayat
 riska arisman
 risqy ita
 sarah nurul khotimah
 sarita
 shalha ubaid salim
 shella febrita putri utomo
 sinta dwi oktaviani
 sisca pertiwi
 siti herlina
 sri hardiyani
 srikandi puspa
 Suggest Ideas
 Support Forum
 syifa khoirunnisa
 Themes
 tri ayu lestari
 tri ayu lestari
 tri nur jayanti
 University of Padjadjaran
 vrian agus ramdhan
 wina tresnawati
 wiwi karlina
 WordPress Blog
 WordPress Planet
 yufi luthfia
 yuniar
Facebook

Mentari Wardhani Puteri

Create Your Badge

Advertisements

REPORT THIS AD

View Full Site

Blog at WordPress.com.

 Follow

CariCari
Unduh

Simpan
Perawatan Masa Terminal Dan Menjelang Kematian (Au...
Untuk Nanti
Simpan

Terkait

Info

Cari
Perawatan Masa Terminal Dan Menjelang Kematian (Autosaved)(1)
Diunggah oleh MIRAH pada Feb 08, 2015

29
Ketersediaan obat
di rumah
Jika terdapat kem
ungkinan kejadian
fase terminal aku
t dan menimbulka
n penderitaan aka
nmenguntungkan
untuk memastika
n semua obat yan
g diperlukan terse
dia di rumah. Suat
u ‘kotakdarurat’ d
i rumah adalah su
atu cara yang me
mbantu untuk ren
cana hal ini.
Perdarahan masif
Sebagai tambaha
n atas tindakan u
mum yang telah d
isebutkan sebelu
mnya, sangat ber
guna untukmemili
ki handuk atau sel
imut dengan war
na gelap untuk m
engurangi pengar
uh visual dan psik
ologis dari kehilan
gan darah yang m
asif. Tekanan pad
a lokasi perdarah
an dengan bantal
ataualas yang lua
s (namun dapat s
angat menyakitka
n karena tumorny
a)
Haemoptisis
Pada pasien kank
er dengan haemo
ptisis kanker yang
masif biasanya te
rjadi pada kanker
paruatau sebagai
konsekuensi dari
disfungsi koagulas
i sistemik atau pa
da kasus pneumo
nia akibat jamur p
ada pasien yang j
elas-
jelas neutropenia.
Pasien dengan m
etastase paru dan
tumor primertrak
eolaringeal sanga
t jarang mengala
mi haemoptisis m
asif. Seringkali ter
dapat peringatan
atashaemoptisis b
aru yang meningk
at.
Serangan karotid
Serangan karotid l
ebih cenderung m
uncul pada pasien
dengan tumor ya
ng kambuhan pad
a lokasiyang sebel
umnya dirawat de
ngan pembedaha
n dan radioterapi.
Kematian terjadi
dalam waktu 2-
3 menit. Seringkal
i terjadi perdarah
an yang meluas.
Perdarahan pelvis
Tumor serviks, ut
erus dan rektum
dapat menyebabk
an erosi pembulu
h darah utama pe
lvis. Inimungkin di
awali oleh pembe
ntukan fistula
vesicovaginal, rec
to-vaginal,
atau
vesico-rectal
, dandengan meni
ngkatnya kehilang
an darah segar. T
ampon vagina mu
ngkin berguna pa
da beberapa pasi
en. Banyak pasien
dengan tumor pe
lvis akan mengala
mi obstruksi dan
beberapa mungki
ntellah dirawat d
engan warfarin. H
al ini jelas merupa
kan faktor resiko
ekstra untuk perd
arahanmasif.
30
Perdarahan gastro
intestinal
Hematemesis ma
sif biasanya terjad
i akibat ulkus pep
tikum atau varise
s esofagus diband
ingkanerosi tumo
r dalam pembulu
h darah besar. Pa
sien dengan kank
er tingkat lanjut s
eringkalimeminu
m obat antiinflam
asi non-
steroid (NSAID) d
an banyak juga ya
ng juga minum st
eroid.Mereka jug
a memiiliki resiko
dari ulkus peptiku
m dan seharusnya
dipersiapkan pen
dekatan proaktif
untuk mengawasi
dan mengobati t
anda-
tanda peringatan
yang khas untuk
mencegah perdar
ahan yang menim
bulkan bencana.
Pasien dengan, at
au dengan kecen
derungan tinggi d
arivarises esofagu
s pada umumnya
mudah diidentifik
asi dan perencana
an yang sesuai da
pat dibuatdengan
baik sebelumnya.
Prosedur setelah k
ematianMendiagn
osis kematian
Biasanya merupa
kan kewajiban da
ri seorang dokter
untuk mendiagno
sis kematian; nam
un, pada beberap
a rumah sakit, sta
f perawatan dapa
t melakukan tuga
s ini. Hal ini dpat
dilakukan dalam b
anyak cara, meski
pun dalam peraw
atan masa termin
al suatu konfirma
si dari kematian s
omatikdibuat den
gan melakukan o
bservasi terhadap
hal-hal berikut:

Dilatasi pupil yan


g tepat
Tidak ada suara ja
ntung

Tidak ada usaha p


ernapasan
Tidak ada denyut
nadi
Bagaimana untuk
mempersiapkan je
nazah setelah ke
matian
Kerabat seharusn
ya diijinkan untuk
memilih melihat
dan menghabiska
n waktu dengan o
rangyang telah m
eninggal, tidak ha
nya diantara wakt
u menjelang kem
atian, namun juga
setelah itu.Mere
ka mungkin perlu
banyak dukungan
dalam hal ini dan
persiapan jenazah
mungkinmemain
kan peran yang p
ennting dalam ba
ntuan ini. Bebera
pa kerabat mungk
in berharap untuk
terlibat dalam per
siapan jenazah. K
ebijakan institusio
nal dengan perha
tian pada persiap
an jenazah seharu
snya diikuti denga
n kepekaan terha
dap herapan dari
keluarga dan tem
an.Khususnya, ke
budayaan dan pra
ktek agama yang
berbeda harus di
hormati.Luka seh
arusnya ditutupi
dengan penutup t
ahan air dan bant
alan yang dipergu
nakanuntuk meny
erap cairan tubuh
dan kebocoran. K
ateter dan infus,
harus dicabut (ke
cuali kasus ini
31
dirujuk untuk dise
lidiki forensik). M
ereka yang mena
ngani jenazah seh
arusnya diperinga
ti untuk berbagai
resiko infeksi dan
beberapa jenazah
mungkin perlu un
tuk ditempatkan
dalam kantong je
nazah. Sebuah da
ftar dengan nama
-
nama direktur pe
makaman dapat d
iberikan kepada p
asien,dan tentuny
a dokter umum at
au perawat ada d
alam posisi dapat
menghubungi bad
an tertentuuntuk
mewakili keluarga
. Pengurus pemak
aman tersedia dal
am 24 jam sehari
dan dapatmengur
us jenazah. Meski
pun tidak segera
diperlukan, jenaz
ah seringkali diam
bil dari rumah pas
ien ke wisma pem
akaman.
Donasi organ
Pasien dengan kar
tu donor, atau de
ngan persetujuan
keluarga, dapat m
emberi donasi be
rbagai organ dan j
aringan. Tabel 21.
2 menggambarka
n beberapa perbe
daan kebudayaan
potensial dalam
pendekatan ini. S
ecara umum, org
an-
organ diambil dar
i pasien yang tela
hmeninggal dari t
rauma serebral, p
erdarahan intrakr
anial, kerusakan a
noksia otak yang
mengikutikegagal
an kardiopulmon
ar, atau tumor ot
ak primer. Petunj
uk selanjutnya tel
ah tersedia dari
British Transplant
ation Society
. Donasi jaringan
dan organ jarang
dipertimbangkan
danmeskipun pasi
en dengan sakit t
erminal mencuku
pi dalam kriteria i
ni, hal ini tidak be
rlakuseczara univ
ersal dan keluarg
a harus diberi kes
empatan untuk m
emberikan perset
ujuan, jikamereka
inginkan. Sebagai
contoh, donasi k
ornea adalah pen
galaman yang cuk
up sering terjadi p
ada rumah sakit.J
elas sekali bahwa
penting bagi prof
esional untuk sec
ara penuh sesuai
dengan kebijakanl
okal dan mendek
ati kerabat denga
n koordinator tra
nsplant jaringan.
Mereka dapat ber
bicarakepada ker
abat dan mengat
ur pengambilan ja
ringan.
Sertifikat kematia
n (sertifikat medis
tentang sebab ke
matian)
Sertifikat kematia
n harus dikeluark
an oleh praktisi m
edis yang sudah t
erdaftar. Hal ini ti
dakdapat dikelua
kan dalam kondisi
berikut ini:

Pasien tidak dira


wat dalam sakit t
erakhirnya oleh s
eorang praktisi m
edis

Dokter yang mem


beri sertifikat tida
k memeriksa jena
zah atau melihat
pasien dalamwakt
u 14 hari sebelum
kematian

Sebab kematian ti
dak diketahui ata
u terlihaat tidak al
ami
32

Penyebab kemati
an dihubungkan d
engan anestesi, p
enyakit industrial,
pembedahan,fra
ktur, kekerasan at
au bunuh diri.Dal
am kasus ini bagia
n koroner harus d
iinformasikan dan
pemeriksaan pos
t-
mortem mungkin
selanjutnya dilaku
kan. Jika terdapat
keraguan, akan se
lalu bermanfaat u
ntuk mendiskusik
ankasus ini denga
n bagian koroner
atau kantor koron
er (perwakilan ko
roner dari pihak k
epolisian).Detail p
ada bagaimana ca
ra mengisi sertifik
at kematian telah
diberikan kerangk
a pada awal buku
sertifikat. Sertifik
at kemudian diba
wa ke kantor cata
tan kelahiran, per
nikahan dan kem
atian(biasanya ole
h kerabat), diman
a seritifikat untuk
pengurusan jenaz
ah dikeluarkan, in
i perludibawa kep
ada pengurus jen
azah. Jika jenazah
akan dikremasi, f
ormulir kedua per
lu dilengkapioleh
dua dokter indep
enden (biasanya
dokter yang mem
beri sertifikat dan
dokter lain denga
nsetidaknya 5 tah
un post-
registrasi).
Post-mortem
Sebuah laporan p
ost-
mortem mungkin
sebuah keperluan
mutlak (kasus ya
ng dirujuk ke koro
ner).Ini adalah ke
butuhan yang leg
al dan tidak bisa d
itolak. Post-
mortem dapat jug
a diminta untukm
engklarifikasi detil
medis dari kemat
ian. Kerabat dapa
t menolak hal ini j
ika pasien telahm
engharapkan sep
erti itu.
Ringkasan
Perawatan untuk
pasien yang telah
mencapai fase ter
minal dari sakitny
a memiliki banyak
tantangan untuk
profesional. Kualit
as perawatan yan
g bagus pada titik
ini seringkali mem
erlukandukungan
yang meningkat d
ari profesional da
n yang pasien cint
ai. Berkembangny
a jalur perawatan
telah memberika
n suatu metode u
ntuk meningkatka
n kualitas dari per
awatan tersebut
pada hari-
hari dan jam tera
khir dari hidupnya
. Setelah kematia
n terdapat keperl
uan praktistertent
u yang diperlukan
yang perlu diurus
degan profesiona
l dan dengan sens
itifitas terhadap p
erasaan dari yang
berduka.
Puaskan Keingintahuan Anda

Segala yang ingin Anda baca.

Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.

Baca Secara Gratis


Batalkan Kapan Saja
Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen


Opsi Berbagi
 Bagikan Di Facebook, Terbuka Di Jendela Baru
 Bagikan Di Twitter, Terbuka Di Jendela Baru
 Bagikan Di LinkedIn, Terbuka Di Jendela Baru
 Bagikan Dengan Email, Membuka Klien Email
 Copy Text

Dokumen Serupa dengan Perawatan Masa Terminal Dan Menjelang


Kematian (Autosaved)(1)
Karusel Berikutnya

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Makalah Prinsip Komunikasi Dalam Perawatan Paliatif


DIUNGGAH OLEH
Hery Ruswanfi

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Tinjauan Agama, Sosial & Budaya Dalam Perawatan


DIUNGGAH OLEH

Rhiskha Wijhayanthy

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Perawatan Paliatif Pada Pasien Stroke


DIUNGGAH OLEH

hanud ghazali

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

SOP Layanan Klinis Memuat Jika Terjadi Pengulangan Pemeriksaan,Penunjang Diagnostik, Tindakan
Atau Pemberian Obat (Petugas Kesehatan Wajib Memeberitahukan Dokter)
DIUNGGAH OLEH

Titien Nggobhe


Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.
Perawatan Klien Menjelang Ajal
DIUNGGAH OLEH

renaldazwari

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Makalah Teori Virginia Henderson


DIUNGGAH OLEH

hawa

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Askep Pada Pasien Menjelang Ajal


DIUNGGAH OLEH

HadiMilanisty

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Panduan Pasien Tahap Terminal


DIUNGGAH OLEH

NqULiyanT


Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

ROM Aktif
DIUNGGAH OLEH

Dianita Retnani

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik Otitis Media


DIUNGGAH OLEH

Zakiyah Ulfah

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

(22Des) Perawatan Pasien dalam Kondisi Terminal dan Home Care - dr. Lucy.pdf
DIUNGGAH OLEH

Dea Novianda Geovanni

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Panduan Asesmen Pasien Terminal.docx


DIUNGGAH OLEH

Anita Erny

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

2. Komunikasi Dalam Keperawatan Paliatif


DIUNGGAH OLEH

elis anggeria

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Makalah Meningitis (Proses Fix Banget)


DIUNGGAH OLEH

widia

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Konsep Kematian Dan Menjelang Ajal


DIUNGGAH OLEH

widya

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

makalah kematian
DIUNGGAH OLEH

Rekyan Shinta

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Panduan Pelayanan Pasien Tahap Terminal


DIUNGGAH OLEH

anita siahaan

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

SOP Pemasangan OGT


DIUNGGAH OLEH

Don Luciano

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Spo Asesmen Pasien Terminal


DIUNGGAH OLEH

nonanovi

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Aspek Agama Dalam Keperawatan Paliatif


DIUNGGAH OLEH
PutriadityaNurudin

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Perawatan Paliatif Pasien Kanker


DIUNGGAH OLEH

Sayhidoen Cepex

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Pemeriksaan Penunjang Stroke


DIUNGGAH OLEH

Dieni Haqiqi

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Pemeriksaan Fisik Pada Dada Dan Paru


DIUNGGAH OLEH

dragon_star2013

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


PP. 7 PANDUAN PELAYANAN PASIEN TERMINAL, hpk.pdf
DIUNGGAH OLEH

arif riyanto

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Roleplay Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Terminal


DIUNGGAH OLEH

K Abdullah

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Soal Pilihan Ganda Materi Dasar Kamar Bedah


DIUNGGAH OLEH

AgungAdha

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Form Asesmen Pasien Terminal (Recovered)


DIUNGGAH OLEH

Stargate Force


Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.
Makalah Teknik Menyampaikan Berita Buruk
DIUNGGAH OLEH

kurnia

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

ASKEP PALIATIF GGK


DIUNGGAH OLEH

Anonymous 1jTm19GspQ

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Panduan Restraint
DIUNGGAH OLEH

Fitri Anggraeni

Menu Footer
Kembali Ke Atas
TENTANG

 Tentang Scribd

 Tekan

 Blog kami

 Bergabunglah dengan tim kami!

 Hubungi Kami
 Undang Teman

 Hadiah

DUKUNGAN

 Bantuan/Tanya Jawab

 Aksesibilitas

 Bantuan pembelian

 AdChoices

 Penerbit

LEGAL

 Ketentuan

 Privasi

 Hak Cipta

Media Sosial
o
o
o
o
o

 Hak cipta © 2019 Scribd Inc.


 Telusuri Buku
 Direktori Situs
 Bahasa Situs:

Bahasa IndonesiaChange LanguageUbah Bahasa

Membaca buku, buku audio, dan banyak lagi lainnya


Scribd, Inc
INSTAL

Anda mungkin juga menyukai