Anda di halaman 1dari 3

Teori-Teori Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman
dan latihan. Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku.
Setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia menurut John
Locke dan Leibnitz.

John Locke menganggap manusia merupakan organisme yang pasif dengan teori
tabularasa. Sedangkan Leibnitz menganggap bahwa manusia adalah organisme yang
aktif, manusia merupakan sumber kegiatan.

Berangkat dari konsep manusia yang berbeda, dalam menjelaskan terjadinya perilaku,
kedua aliran teori belajar memiliki perbedaan pula.

Tabel perbedaan Aliran Behavioristik dan Kognitif

Teori Belajar Teori Belajar


Behavioristik Kognitif
Mementingkan pengaruh Mementingkan apa yang
lingkungan ada dalam diri
Mementingkan bagian- Mementingkan
bagian keseluruhan
Mengutamakan peranan Mengutamakan fungsi
reaksi kognitif
Hasil belajar terbentuk Terjadi keseimbangan
secara mekanis dalam diri
Dipengaruhi oleh Tergantung pada kondisi
pengalaman masa lalu saat ini
Mementingkan Mementingkan
pembentukan kebiasaan terbentuknya struktur
kognitif
Memecahkan masalah Memecahkan masalah
dilakukan dengan trial and didasarkan pada insight
error

Beberapa Teori Belajar Behavioristik


a. Teori Belajar Koneksionisme, Tokohnya : Thorndike.

Menurut teori ini : Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi yang
ditangkap oleh pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan
antara Stimulus dan Respon (S-R). Dalam teori koneksionisme, Thorndike
mengemukakan hukum-hukum belajar :

1. Hukum kesiapan (law of readliness), hubungan antara stimulus dan respon


akan terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu.
2. Hukum Latihan (law of exercise), hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat
dan lemahnya hubungan stimulus dan respon.
3. Hukum akibat (law of effect), hukum ini menunjuk pada kuat atau lemahnya
hubungan stimulus dan respon tergantung pada akibat yang ditimbulkannya.

Di samping hukum-hukum belajar, konsep penting dari teori koneksionisme adalah


transfer of training yang menjelaskan bahwa apa yang pernah dipelajari oleh anak
sekarang harus dapat digunakan untuk hal lain di masa mendatang.

b. Teori Belajar Classical Conditioning Tokohnya : Pavlov

Pavlov melakukan percobaan terhadap anjing. Dari eksperimen yang dilakukan ditarik
kesimpulan, bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu harus dilakukan secara
berulang-ulang dengan pengkondisian tertentu.

c. Operant Conditioning, Tokohnya : Skinner

Skinner berpendapat bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu perlu diurutkan
atau dipecah-pecah menjadi komponen yang spesifik. Selanjutnya pada setiap tingkah
laku spesifik yang telah direspon diberikan hadiah (reinforcer) agar tingkah laku itu
terus diulang, serta memotivasi agar berlanjut pada komponen tingkah laku
selanjutnya sampai akhirnya membentuk tingkah laku yang diharapkan.

2. Teori-teori Belajar Kognitif

a. Teori Gestalt, Tokohnya : Kofka, Kohler, dan Wertheimer

Menurut teori Gestalt, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah
pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu permasalahan. Insight
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Kemampuan insight seseorang tergantung pada kemampuan dasar orang
tersebut, kemampuan dasar tergantung pada usia dan posisi yang bersangkutan
dalam kelompoknya.
2. Insight tergantung pada pengalaman masa lalunya yang relevan.
3. Insight tergantung pada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.
4. Pengertian merupakan inti dari insight.
5. Apabila insight telah diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghadapi
persoalan dalam situasi lain.

Untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang teori ini, berikut beberapa prinsip
penerapannya (Nasution, 1982)

1. Belajar itu berdasarkan keseluruhan, belajar berangkat dari suatu masalah.


Melalui masalah ini siswa dapat mempelajari fakta.
2. Anak yang belajar merupakan keseluruhan, membelajarkan anak adalah
mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
3. Belajar berkat insight, belajar akan terjadi manakala dihadapkan pada suatu
persoalan yang harus dipecahkan.
4. Belajar berdasarkan pengalaman, proses membelajarkan adalah proses
memberikan pengalaman yang bermakna untuk kehidupan anak.

b. Teori Medan (Field Theory), tokohnya : Lewin

Teori medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah. Beberapa
hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah dalam belajar menurut Lewin adalah :

1. Belajar adalah perubahan struktur kognitif. Setiap orang akan dapat


memecahkan masalah jika bisa merubah struktur kognitifnya.
2. Pentingnya motivasi. Motivasi adalah daya tarik tertentu yang mendorong
setiap individu berperilaku.

c. Teori Konstruktivistik, tokohnya : Jean Piaget

Piaget berpendapat bahwa setiap individu sejak kecil sudak memiliki kemampuan
untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Mengkonstruksi pengetahuan
dilakukan dengan proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai