Anda di halaman 1dari 2

1.

Cardinal sign akut apendisitis


- nyeri perut periumbilikus yang memberat dalam 24 jam
- nyeri berpindah ke fossa iliaka kanan
- muntah 1-3 kali
- demam subfebris (37,5-38,5)
- nyeri tekan dan nyeri lepas pada fosa iliaka kanan
- pada RT didapatkan nyeri pada arah jam 9-11
2. Diagnosis BPH
- Identitas Pasien
- Keluhan utama dan riwayat keluhan sekarang: ditanyakan apakah pasien memiliki gejala LUTS
- Apakah pasien merasakan ingin berkemih? - Adakah rasa nyeri atau tidak enak? - Apakah ada
darah saat berkemih? - Adakah ingin berkemih sampai terasa nyeri tetapi tidak bisa keluar? -
Apakah biasanya ada kesulitan dengan pancaran urin? Apakah pancaran urinnya bagus atau
menetes di akhir berkemih? Pernahkah mengalami cedera, infeksi atau operasi? Untuk
mengarahkan gejala obstruksi akibat pembesaran prostat adalah International Prostate Symptoms
Score (IPSS).
Skor 0-7 : ringan - Skor 8-19 : sedang - Skor 20-35 : bergejala berat
- pemfis: pada DRE didapatkan pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, tidak ada nodul dan
tidak nyeri.
- lab: dapat diperiksa PSA
3. Tatalaksana luka bakar
- primary survey:
Airway: mempertahankan patensi jalan nafas
Breathing: memastikan fungsi ventilasi pasien baik
Circulation: Resusitasi cairan.
Formula Baxter: %luka bakar x BB x 4 cc
Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam
16 jam berikutnya
Disability: Status neurologis pasieb
Exposure: Pencegahan hipotermi
- Debridement: pembuangan jaringan nekrotik dan eskarotomi.
- Pemberian antibiotic broad spectrum
- pemberian nutrisi yang adekuat
- control nyeri dengan pemberian analgesi
4. Diagnosis hirschprung disease
Anamnesis: Keterlambatan pengeluaran mekonium pertama, mekonium keluar> 24 jam, adanya
muntah bilious (hijau), distensi abdomen, konstipasi , riwayat ibu hamil polihidramnion, riwayat
keluarga.

Pemfis:

- Inspeksi distensi abdomen pada seluruh regio abdomen, jika sudah parah dapat terlihat pergerakan
usus.
- Palpasi dapat reraba dilatasi kolon, bahkan dapat reaba feses dari dinding abdomen.
- Auskultasi penurunan bising usus, dan berlanjut dengan hilangnya bisng usus.
Penunjang:
- x ray abdomen: didapatkan penurunan udara di rektum. dilatasi kolon,
- Barium enema: Tampak daerah penyempitan di bagian rektum ke proksimali, Terdapat daerah
transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitan ke arah daerah dilatasi, Terdapat daerah
pelebaran lumen di proksimal daerah transisi
- Biopsi: tidak adanya sel ganglion pada pleksus mienterik (Auerbach) dan pleksus submukosa
(Meissner)

5. Tatalaksana pneumotoraks
- pada pneumotoraks ringan dengan volume udara<15% dapat dilakukan observasi dan pemberian
oksigen karena dapat terjadi resorbsi pada udara.
- untuk pneumotoraks >15% atau terjadi ventile pneumotoraks dapat dilakukan dekompresi yaitu
melukan needle torakotomi melului sela iga dengan menggunakan jarum nomor besar.
- dapat dilakukan pemasangan chest tube/wsd
- torakotomi: indikasi: jika pneumotoraks berulang, terdapat fistula bronco pleural menetap

Anda mungkin juga menyukai