Anda di halaman 1dari 6

e

www.mims.com

lin
Accre
dited
by IDI
on
2 SKP

Manfaat Pleiotropik Glimepiride


s
dan Relevansinya terhadap
im

Praktek Klinis
Ketut Suastika dan Made Ratna Saraswati
m

for Healthcare Professional Only


Manfaat Pleiotropik Glimepiride
dan Relevansinya terhadap

e
Praktek Klinis
Ketut Suastika dan Made Ratna Saraswati

lin
Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang progresif dengan berbagai komplikasi,
terutama penyakit makro- dan mikrovaskular. Prevalensinya terus meningkat hampir di seluruh negara
di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan Atlas International Diabetes Federation (IDF) tahun 2017,
jumlah penduduk dunia dengan diabetes pada rentang usia antara 20-79 tahun diperkirakan berjumlah

on
425 juta orang, dan akan meningkat menjadi 629 juta orang (48%) pada tahun 2045.1

Penanggulangan Diabetes melitus (DM) merupakan hal yang perlu dilakukan mengingat penyakit
ini memiliki dampak yang sangat besar, baik terhadap kualitas sumber daya manusia maupun biaya
kesehatan. Penatalaksanaan DM terutama mencakup pengaturan diet dan latihan jasmani, yang dapat
disertai dengan pemberian terapi farmakologis dengan obat antihiperglikemia oral dan/atau injeksi
baik secara tunggal ataupun kombinasi. Berdasarkan cara kerjanya, obat anti hiperglikemia oral yang
digunakan di Indonesia dibagi menjadi 5 golongan, yaitu pemacu sekresi insulin (sulfonilurea, glinid),
peningkat sensitivitas terhadap insulin (metformin, tiazolidindion), penghambat absorpsi glukosa di
saluran pencernaan (penghambat alfa glukosidase), penghambat dipeptidyl peptidase IV atau DPP-
4 (linagliptin, saxagliptin, sitagliptin, vildagliptin), penghambat sodium glucose co-transporter 2 atau
s
SGLT-2 (dapagliflozin, empagliflozin).2

Farmakoterapi pada DM tipe 2 bertujuan untuk mencapai sasaran kendali glikemik dan menurunkan
risiko komplikasi makro- maupun mikrovaskular, tanpa efek samping hipoglikemia dan kenaikan berat
im

badan.3 Hasil studi United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) menunjukkan bahwa telah
terjadi penurunan fungsi sel beta sebesar 50% pada saat diagnosis DM tipe 2 ditegakkan sehingga
pemberian pemacu sekresi insulin (insulin secretagogue) merupakan pendekatan yang sangat logis dan
efektif dalam mencapai kendali glikemik.4,5

Glimeperide: Efek Pankreatik dan diekskresikan melalui urin (predominan M1) dan
m

Ekstrapankreatik sisanya melalui feses (predominan M2).2


Glimepiride merupakan pemacu sekresi insulin Selain menstimulasi sekresi insulin, glimepiride
(golongan sulfonilurea/SU) dengan aktivitas ganda, juga menunjukkan efek ekstrapankreatik, diantaranya
yaitu stimulasi sekresi insulin pada sel beta pankreas memperbaiki resistensi insulin dan menghambat
dan meningkatkan aksi insulin pada jaringan perifer.6 inisiasi dan perkembangan terjadinya aterosklerosis.7,8
Satu jam setelah pemberian, glimepiride diabsorpsi Glimepiride memiliki profil antioksidatif, anti-
secara lengkap, dengan ikatan protein plasma hingga inflamasi, dan angiogenik kuat, yang berpotensi
99,4%. Metabolisme utama terjadi di hati oleh CYP2C9 memperbaiki kerusakan jaringan dengan menurunkan
menjadi metabolit aktif M1 (hidroksil) dan kemudian kadar advanced glycation end product (AGE) toksik
metabolit inaktif M2 (karboksil). Sekitar 60% metabolit dan meningkatkan colony-stimulating factor (CSF).

2
Glimepiride menurunkan hsCRP dan meningkatkan assessment of β-cell function (HOMA-β) meningkat
adiponektin.9 Penambahan glimepiride terhadap terapi secara bermakna. Analisis perubahan adiponektin dan
insulin menyebabkan perbaikan kendali glikemik yang kolesterol HDL dilakukan terhadap setiap kelompok,
lebih baik, dengan dosis insulin harian yang lebih kecil, yaitu kelompok Adiponektin Rendah (AR) (kadar
dan peningkatan kadar adiponektin berat molekul tinggi adiponektin pada awal studi < 6 μg/mL) dan kelompok
yang secara langsung berkontribusi terhadap perbaikan Adiponektin Tinggi (AT) (kadar adiponektin pada awal

e
kendali glikemik.10 studi ≥ 6 μg/mL). Pada kelompok AR, kadar adiponektin
plasma dan kolesterol HDL meningkat secara bermakna
Glimepiride: Efek Pleiotropik dan Manfaat Klinis (P=0,004 dan P=0,011, berturut-turut); sedangkan pada
Pleiotropik merupakan suatu fenomena dalam bidang kelompok AT tidak terjadi perubahan yang bermakna

lin
genetik, perkembangan, biologi molekular, evolusi, dan (Gambar 1). Perubahan kadar adiponektin plasma
kedokteran teoritis, eksperimental, maupun riset klinis, berkorelasi positif dengan peningkatan kadar kolesterol
dimana satu gen tunggal mempengaruhi beberapa HDL pada semua kelompok (Gambar 2). Imaturitas
sifat.11 Suatu senyawa dikatakan memiliki sifat jaringan adiposa dengan aktivitas sekresi adiponektin
pleiotropik jika memiliki beberapa sifat yang muncul yang rendah kemungkinan lebih sensitif terhadap
bersamaan dan mungkin satu sama lain memiliki aksi agonis PPARγ dari glimepiride. Aksi agonis PPARγ
korelasi.12 Glimepiride memiliki manfaat pleiotropik glimepiride tidak dijumpai pada jaringan adiposa yang
karena tidak hanya menstimulasi sekresi insulin sudah sangat matur.6

Efek terhadap adiponektin


on
tetapi juga memiliki efek terhadap kadar adiponektin,
ischemic preconditioning (IP), dan mortalitas pada
penyakit jantung koroner (PJK).3,6,9

Dari sebuah studi diketahui bahwa glimepiride


merupakan agonis peroxisome proliferator-activated
Adiponektin (µg/ml)

14
12
10
8
**
TS

receptor gamma (PPARγ) yang sangat kuat. Agonis 6


PPARγ menstimulasi sekresi adiponektin, suatu protein 4
adiposit-spesifik yang disekresi oleh jaringan adiposa 2
ke dalam sirkulasi darah. Adiponektin, selain memiliki
s
0
efek sensitisasi insulin, juga memberikan fungsi Awal 3 bulan Awal 3 bulan
protektif terhadap aterosklerosis. Adiponektin dapat
A Adiponektin rendah Adiponektin tinggi
meningkatkan kadar kolesterol HDL secara langsung N=20 N=20
melalui peningkatan aktivitas lipoprotein lipase dan
im

penurunan aktivitas hepatik lipase. Pada DM tipe 2 ***

terdapat korelasi bermakna antara kadar adiponektin * TS


plasma dan kolesterol HDL.6
Glimepiride memperbaiki kadar adiponektin 60
plasma, terutama pada penyandang DM tipe 2 dengan
HDL-C (mg/dl)

50
kadar adiponektin yang rendah sebelum pengobatan,
dan memiliki kontribusi langsung terhadap perbaikan 40
kadar kolesterol HDL. Hal ini terbukti dari sebuah
m

30
studi yang telah dilakukan untuk mengetahui efek
glimepiride 1 mg/hari terhadap adiponektin plasma dan 20
untuk menilai kontribusi adiponektin dalam mengubah 0
kadar kolesterol HDL setelah pemberian glimepiride.6 Awal 3 bulan Awal 3 bulan
Pengukuran adiponektin plasma, kadar glukosa darah B
Adiponektin rendah Adiponektin tinggi
(GD) puasa, insulin, HbA1c, dan kolesterol dilakukan N=20 N=20
pada awal studi dan 3 bulan setelah pemberian
glimepiride.6 Setelah pemberian glimepiride, GD puasa Gambar 1. Perubahan kadar adiponektin (A) dan kolesterol
HDL (B) setelah terapi glimepiride pada masing-masing
dan HbA1c menurun secara bermakna; sedangkan kelompok adiponektin rendah dan adiponektin tinggi.6
insulin release index (IRI) dan homeostatic model ***P<0,001 ; **P<0,01 ; *P<0,05 ; TS=tidak signifikan

3
mg/dl “Glimepiride memiliki
90
80
manfaat pleiotropik karena
70 tidak hanya menstimulasi
HDL-c (awal)

sekresi insulin tetapi juga

e
60
50
memiliki efek terhadap
kadar adiponektin, ischemic
40
30

lin
0 preconditioning (IP), dan
0 5 10 15 20 25
mortalitas pada penyakit
A Adiponektin (awal) g/ml
jantung koroner (PJK).3,6,9”
mg/dl
25 Studi lainnya menunjukkan bahwa pemberian
20

on glimepiride 1-6 mg/hari selama 8 minggu meningkatkan


kadar adiponektin plasma sampai 54% dan memperbai-
Perubahan HDL-c

15
10 ki indeks sensitivitas insulin yang dinilai dengan clamp
5 hiperinsulinemik euglikemik. Studi ini menyimpulkan
adanya suatu efek sensitisasi insulin melalui pe-
0
ningkatan kadar adiponektin plasma.13 Nagasaka dkk.
-5
menemukan peningkatan adiponektin plasma sampai
-10
29% pada pemberian glimepiride 1-3 mg/hari dan
-15
menyimpulkan bahwa kemungkinan peningkatan kadar
-6 -4 -2 0 2 4 6 8
adiponektin terjadi melalui perbaikan hiperinsulinemia
B Perubahan Adiponektin g/ml dan/atau kendali glikemik.14
s
% Perubahan rerata pergeseran ST

(%)
P = 0,01 P = TS P = 0,049
2
100
im

1
Perubahan HbA1c

0
-1
50
-2
-3
-4 0
-5 Glimepiride Glibenclamide Plasebo

-6 Kelompok Pengobatan
-7
m

-6 -4 -2 0 2 4 6 8 Gambar 3. Glimepiride dan plasebo menunjukkan efek khas


C ischemic preconditioning, yaitu penurunan rerata depresi
Perubahan Adiponektin g/ml segmen ST setelah penutupan balon secara berulang. Namun
preconditioning dihilangkan oleh glibenclamide.17
Balok hitam = dilatasi 2; Balok putih = dilatasi 3;TS = tidak
Gambar 2. Asosiasi adiponektin plasma dan perubahannya signifikan
setelah terapi glimepiride dengan kolesterol HDL (A), atau
perubahan kolesterol HDL (B) dan HbA1c (C) setelah terapi
pada semua pasien. Adiponektin plasma berkorelasi secara Efek terhadap ischemic preconditioning
positif dengan kadar kolesterol HDL (A) (r = 0,365; P = 0,021), Ischemic preconditioning (IP) merupakan serangkaian
dan perubahan adiponektin plasma berkorelasi secara positif
dengan perubahan kolesterol HDL (B) (r = 0,411; P = 0,008) siklus iskemia-reperfusi, yang melindungi jantung
dan terbalik dengan HbA1c (C) (r = −0,473; P = 0,002).6 terhadap cedera miokardium yang lebih luas.15

4
Glibenclamide meniadakan efek IP, sedangkan hasil studi dengan glimepiride memperbaiki resistensi insulin,
menunjukkan bahwa glimepiride mempertahankan IP. dan glimepiride lebih efektif pada DM dengan obesitas.
Kemungkinan glibenclamide menghambat pembukaan Pada studi ini dosis rerata glimepiride ditingkatkan
kanal kalium sensitif ATP (KATP) mitokondria pada selama periode studi (dengan dosis awal 2,57 mg,
miosit, sementara pada hewan coba tikus, glimepiride dan akhir 3,21 mg). Perubahan kadar HbA1c atau

e
tidak menghalangi efek manfaat pembukaan kanal KATP GD puasa pada 3 atau 6 bulan setelah pemberian
mitokondria. Studi interaksi reseptor menunjukkan glimepiride tidak berbeda bermakna dibandingkan SU
bahwa glimepiride tidak mempengaruhi IP pada hewan konvensional, hal ini menunjukkan bahwa regimen
coba maupun manusia, berbeda dengan glibenclamide ini secara terapeutik setara dengan SU konvensional.
(glyburide) yang mencegah IP pada manusia. Data ini Sub-analisis terhadap perubahan homeostatic model

lin
mungkin memiliki implikasi klinis bermakna untuk assessment insulin resistance (HOMA-IR) dan kadar
terapi DM tipe 2 pada pasien dengan penyakit jantung HbA1c menunjukkan bahwa pada subyek dengan
iskemik.5,16,17,18 obesitas (IMT > 25) ditemukan penurunan HOMA-IR
secara bermakna. Pada subjek dengan resistensi insulin
Efek terhadap mortalitas pasien PJK berat (HOMA-IR ≥ 3), pada kelompok glimepiride
Untuk menilai hubungan antara SU dengan risiko ditemukan penurunan HOMA-IR secara nyata. Temuan
mortalitas, Pantalone dkk. telah melakukan suatu ini menunjukkan bahwa glimepiride memperbaiki

on
studi kohort retrospektif terhadap rekam medis
elektronik dari sekitar 11.000 penyandang DM tipe 2
dengan atau tanpa riwayat PJK. Tidak ada perbedaan
bermakna secara statistik antara glyburide, glipizide,
dan glimepiride dalam hal risiko mortalitas, tetapi
ditemukan kecenderungan peningkatan risiko
mortalitas pada pemberian glyburide dan glipizide
kendali glikemik dengan mengurangi resistensi insulin
sehingga lebih efektif pada individu dengan obesitas.24
Dalam praktek klinis, pergantian SU konvensional
dengan glimepiride berarti memperbaiki resistensi
insulin tanpa mengurangi kendali glikemik.
Glimepiride menurunkan resistensi insulin dengan
cara mengaktivasi sintesis glikogen yang dimediasi
pada penyandang DM tipe 2 dengan riwayat PJK. insulin, menghambat glukoneogenesis hepatik, dan
Dengan demikian glimepiride merupakan SU yang meningkatkan ambilan glukosa.22 Efek glimepiride
lebih dipilih bagi pasien DM tipe 2 dengan PJK.16 terhadap perbaikan sensitivitas insulin terkait dengan
Suatu meta-analisis terhadap 47 uji klinis acak, peningkatan adiponektin serum juga telah dibuktikan
s
yang melibatkan 37.650 pasien DM tipe 2 yang dipilih dalam beberapa penelitian.13,25,26
secara acak untuk mendapatkan SU generasi kedua
atau ketiga, memberikan konfirmasi bahwa SU generasi
kedua dan ketiga, termasuk glimepiride, tidak berkaitan “Studi interaksi reseptor
im

dengan peningkatan mortalitas semua penyebab dan


mortalitas kardiovaskular, infark miokard, atau stroke. menunjukkan bahwa
Dengan demikian SU masih dapat digunakan dengan glimepiride tidak
tetap mempertimbangkan efikasi dalam mengendalikan
hiperglikemia.19 Konsensus The South Asian Federation mempengaruhi IP pada
of Endocrine Societies menganjurkan penggunaan SU
generasi terbaru karena memiliki luaran kardiovaskular
hewan coba maupun
yang lebih baik, serta lebih sedikit menyebabkan manusia, berbeda dengan
m

hipoglikemia dan kenaikan berat badan.20


glibenclamide (glyburide)
Sensitivitas Insulin: Glimepiride vs. Sulfonilurea yang mencegah IP pada
Konvensional
Glimepiride memiliki efikasi yang sama dengan manusia.”
glibenclamide, glyburide, dan gliclazide dalam
menurunkan kadar GD puasa, GD post prandial, dan Ringkasan
HbA1c; dengan insidens hipoglikemia yang lebih  Glimepiride merupakan golongan SU generasi
rendah pada glimepiride.21,22,23 Sebuah studi di Jepang ketiga yang mempunyai kerja merangsang sekresi
menemukan bahwa penggantian SU konvensional insulin dan memperbaiki sensitivitas insulin.

5
 Glimepiride memiliki efek antioksidatif, anti- yang memiliki kadar adiponektin plasma yang
inflamasi, dan angiogenik yang poten, dan rendah sebelum terapi.
memiliki efek ischemic preconditioning, sehingga  Glimepiride memiliki efek risiko kardiovaskular
dapat diberikan pada pasien dengan penyakit yang lebih sedikit dibandingkan dengan SU lainnya,
kardiovaskular. baik pada studi hewan coba maupun manusia,

e
 Glimepiride secara bermakna meningkatkan kadar sehingga menjadi pilihan untuk terapi DM tipe 2
adiponektin plasma pada DM tipe 2, terutama dengan PJK.

lin
Daftar Pustaka
1
International Diabetes Federation (IDF) (2017). IDF Diabetes 15
Yang X, Cohen MV, Downey JM. Mechanism of Cardioprotection
Atlas. Eighth Edition. www.diabetesatlas.org. by Early Ischemic Preconditioning. Cardiovasc Drugs Ther. 2010;
24: 225-34.
2
Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, Soewondo P, Suastika K,

4
on
Manaf A, et al. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes
melitus tipe 2 di Indonesia. PB Perkeni. 2015. p1-93
Basit A, Riaz M, Fawwad A. Glimepiride: evidence-based facts,
trends, and observations. Vascular Health and Risk Management.
2012:8 463-72.
Abrahamson MJ. Should Sulfonylureas Remain an Acceptable
First-Line Add-on to Metformin Therapy in Patients With Type
2 Diabetes? Yes, They Continue to Serve Us Well! Diabetes Care
2015;38:166–9.
16

17

18
Pantalone KM, Kattan MW, Yu C, Wells BJ. The Risk of Overall
Mortality in Patients With Type 2 Diabetes Receiving Glipizide,
Glyburide, or Glimepiride Monotherapy. Diabetes Care. 2010;
33:1224-9.
Kleipzig H, Kober G, Matter C, Luus H, et al. Sulfonylureas and
ischaemic preconditioning. Eur Heart J. 1999; 20: 439-46.
Mocanu MM, Maddock HL, Baxter GF, Lawrence CL, et al.
Glimepiride, a Novel Sulfonylurea, Does Not Abolish
Myocardial Protection Afforded by Either Ischemic
Preconditioning or Diazoxide. Circulation. 2001;103:3111-6.
5
Sola D, Rossi L, Schianca GPC, Maffioli P, Bigliocca M, et al.
Sulfonylureas and their use in clinical practice. Arch Med Sci 2015; 19
Rados DV, Pinto LC, Remonti LR, Leitão CB, Gross JL. The
11, 4: 840–8. Association between Sulfonylurea Use and All-Cause
and Cardiovascular Mortality: A Meta-Analysis with Trial
6
Araki T, Emotoa M, Konishib T, Ikunoa Y, et al. Glimepiride Sequential Analysis of Randomized Clinical Trials. PLoS Med
increases high-density lipoprotein cholesterol via increasing 2016;13:e1001992.
s
adiponectin levels in type 2 diabetes mellitus. Metabolism
Clinical and Experimental. 2009; 58: 143-8. 20
Kalra S, Aamir AH, Raza A, Das AK, et al. Place of sulfonylureas
in the management of type 2 diabetes mellitus in South Asia: A
7
Inukai K, Watanabe M, Nakashima Y, Takata N, et al. Glimepiride consensus statement. Indian J Endocrinol Metab 2015;19:577‑96.
enhances intrinsic peroxisome proliferator-activated receptor-
gamma activity in 3T3-L1 adipocytes. Biochem Biophys Res 21
Dills DG, Schneider J. Clinical evaluation of glimepiride versus
im

Commun. 2005;328:484–90. glyburide in NIDDM in a double-blind comparative study.


8
Koshiba K, Nomura M, Nakaya Y, Ito S. Efficacy of glimepiride in Glimepiride/Glyburide Research Group. Horm Metab Res.
Japanese type 2 diabetic subjects. J. Med. Inves. 2006;53:87-94. 1996;28:426-9.
9
Nakamura I, Oyama J, Komoda H, SHiraki A, et al. Possible effects
22
Goldberg RB, Holvey SM, Schneider J. A dose-response study
of glimepiride beyond glycemic control in patients with type 2 of glimepiride in patients with NIDDM who have previously
diabetes: a preliminary report. Cardiovascular Diabetology. 2014; received sulfonylurea agents. The Glimepiride Protocol #201
13:15. Study Group. Diabetes Care. 1996;19:847-56.
0
Li CJ, Zhang JY, Yu, DM, Zhang QM. Adding glimepiride to current 23
Schernthaner G, Grimaldi A, Di-Mario U, et al. GUIDE study:
insulin therapy increases high-molecular weight adiponectin double-blind comparison of once-daily gliclazide MR and
levels to improve glycemic control in poorly controlled type 2 glimepiride in type 2 diabetic patients. Eur J Clin Invest.
m

diabetes. Diabetology & Metabolic Syndrome. 2014; 6:41. 2004;34:535-42.


10
Paaby AB, Rockman MV. The many faces of pleiotropy. Trends 24
Inukai K, Watanabe M, Nakashima Y, Sawa T, et al. Efficacy of
Genet. 2013; 29: 66-73. glimepiride in Japanese type 2 diabetic subjects. Diabetes
Research and Clinical Practice. 2005; 68: 250-7.
12
Plate L Festschrift zum sechzigsten Geburtstag Richard Hertwigs.
Vol 2, Jena: Gustav Fischer; 1910, p. 537-610. 25
Kanda Y, Matsuda M, Tawaramoto K, Kawasaki F, et al. Effects
of sulfonylurea drugs on adiponectin production from 3T3-L1
13
Tsunekawa T, Hayashi T, Suzuki Y, Matsui-Hirai H, et al. Plasma adipocytes: implication of different mechanism from pioglitazone.
Adiponectin Plays an Important Role in Improving Insulin Diabetes Res Clin Pract. 2008; 81:13-8.
Resistance With Glimepiride in Elderly Type 2 Diabetic Subjects.
Diabetes Care 2003;26:285-9. 26
Fukuen S, Iwaki M, Yasui A, Makishima M, et al. Sulfonylurea
Agents Exhibit Peroxisome Proliferator-activated Receptor γ
14
Nagasaka S, Taniguchi A, Aiso Y, Yatagai T, et al. Effect of Agonistic Activity*. J Biol Chem. 2005; 280:23653-9.
Glimepiride on Serum Adiponectin Level in Subjects With Type 2
Diabetes. Diabetes Care 2003;26:2215-6, 3361.

Anda mungkin juga menyukai