Bank Soal
Epidemiologi
Penyakit Menular
Jilid II
(Emerging infectious disease, Investigasi
wabah, Herd Immunity, Ukuran Frekuensi
Penyakit, Standarisasi, Surveilans
epidemiologi)
Materi ini berisi soal-soal tentang Epidemiologi Penyakit Menular yang
diberikan pada kuliah kelas 12 (Paralel) Universitas Esa Unggul Jakarta
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Pada soal Pilihan Ganda: pilihlah jawaban yang benar antara A,B,C atau D
2. Pada soal Isian: isilah jawaban yang benar pada titik-titik
10. Penyebab terjadinya EID sebagian besar (sekitar 60%) disebabkan oleh
A. Bioterorism
B. Zoonosis
C. Penyakit tular manusia ke manusia
D. PD3I
11. Penularan penyakit menular dari hewan (zoonosis) yang menyebabkan
EID sebagian besar (sekitar 75%) berasal dari
A. Hewan peliharaan
B. Penyakit hewan
C. Hewan di alam liar
D. Migrasi hewan
12. Pembagian emerging infectious disease menurut Montou dan Pastoret
(2015) adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Penyakit yang benar-benar baru
B. Penyakit yang menyebar secara geografis di tempat yang belum
pernah terjadi sebelumnya
C. Penyakit yeng menyebar pada spesies yang tidak terinfeksi
sebelumnya
D. Penyakit yang timbul kembali akibat resistensi antibiotika
13. Penyebab munculnya emerging infectious disease menurut NIH adalah
perubahan lingkungan. Dari pernyataan berikut contoh dari penyebab
perubahan lingkungan adalah
A. Perusakan hutan oleh manusia
B. Peningkatan migrasi manusia ke wilayah yang terisolasi
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
14. Penyebab timbulnya re-emerging infectious disease menurut NIH salah
satunya adalah evolusi agen infeksi. Contoh dari evolusi agen infeksi
tersebut adalah
A. Penurunan daya tahan tubuh
B. Translokasi hewan liar
C. Perilaku seks bebas
A. Hepatitis
B. Yellow Fever
C. Anthrax
D. Tuberculosis
25. Penyakit EID berikut penyebarannya disebabkan perubahan iklim
yakni berupa hujan deras, KECUALI:
A. Epidemi malaria
B. Epidemi Dengue
C. Tuberculosis
D. Lyme disease
26. Yang termasuk penyebab penyebaran EID dalam kategori Meso Level
antara lain
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
6. ....
27. Penyakit EID yang disebabkan kepadatan penduduk kota megapolitan
(meso level) adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Anthrax
B. Kolera
C. Dengue
D. DBD
28. Avian influenza merupakan EID yang penyebarannya dalam kategori
meso level berupa kegiatan
A. Peternakan hewan secara massal
B. Pertambahan usia
C. Perilaku seks bebas
D. Resistensi antibiotika
29. Pada kategori penyebab Micro Level, terdapat 3 jenis penyebab EID
yaitu sebagai berikut KECUALI:
A. Daya imunitas
B. Globalisasi
C. Sifat agen penginfeksi
D. Perilaku berisiko
E. Usia
30. Infeksi oportunis pada penderita HIV-Aids (ODHA) dan infeksi pada
orang yang menjalani terapi imunosupresan adalah contoh dari
penyebaran EID karena
A. Traveling
B. Perubahan iklim
C. Perusakan habitat hewan liar
D. Daya imunitas rendah
31. Pada kategori Micro Level, contoh penyakit (EID) yang disebabkan oleh
sifat agen penginfeksi adalah
A. Hepatitis
B. Multiresistant TBC
C. Campak
D. Avian Influenza
32. Contoh penyakit (EID) disebabkan karena perilaku berisiko pada
individu tertentu sebagai berikut, KECUALI:
A. Hepatitis-B
B. Hepatitis-C
C. HIV
D. Chikungunya
HERD IMMUNITY
33. Menurut Noor (2013) proporsi herd immunity yang dianggap
mempunyai daya tangkal mencegah penyakit adalah 70-80% menurut
teori. Namun demikian kondisi tersebut tidak berlaku pada keadaan
berikut, KECUALI:
A. Masyarakat yang padat penduduk
B. Masyarakat yang nilai herd immunity-nya tidak merata
B. H = 1 – (1/rT)
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
49. Salah satu variable/parameter yang dipakai dalam perhitungan nilai
herd immunity dengan pendekatan MAP adalah Epidemic Threshold
(Se) yang menunjukkan
A. Batas epidemik jumlah individu yang sehat pada satu populasi
B. Batas epidemik jumlah individu yang rentan pada satu populasi
C. Batas epidemik jumlah individu yang imun pada satu populasi
D. Jawaban A, B, C salah
50. Suatu populasi pada tahun 2000 terdapat individu yang rentan
terhadap penyakit X sebanyak 12.000 dan jumlah kasus penyakit X
pada tahun 2000 adalah 100. Pada tahun 2000 terjadi penambahan
individu rentan sebanyak 300. Dengan contact rate penyakit X sebesar
0,0001, maka berapa jumlah individu yang rentan dan jumlah kasus
penyakit X pada tahun 2001
A. 11.000
B. 1.100
C. 11.100
D. 111.000
51. Sesuai soal nomor 50 di atas, berapa nilai Herd immunity bila jumlah
total populasi adalah 100.000
A. 95%
B. 99%
C. 91%
D. 90%
52. Konsep perhitungan herd immunity dengan pendekatan Case
Reproduction Rate (CRR) pertama kali dikembangkan oleh
A. MacDonald tahun 1947
B. MacDonald tahun 1975
C. MacDonald tahun 1857
D. MacDonald tahun 1957
53. Rata-rata jumlah kasus kedua (secondary cases) yang terinfeksi dari
kasus pertama (primary cases), yang terjadi pada total populasi
individu rentan, pada pendekatan CRR disebut Basic Case Reproduction
Rate (R0) yang dihitung dengan formula
A. R0 = T + r
B. R0 = T - r
C. R0 = T/r
D. R0 = T.r
54. Pada pendekatan CRR, terdapat parameter yang bisa memprediksi
kasus selanjutnya setelah secondary case atau ditulis dengan notasi R n
atau disebut Net Reproduction. Perhitungan Rn menggunakan formula:
A. Rn = R0 x (St/T)
B. Rn = R0 + (St/T)
C. Rn = R0 - (St/T)
D. Rn = R0 / (St/T)
55. Dengan menggunakan basic care reproduction rate (R0), nilai herd
immunity dapat dihitung dengan formula
A. H = 1 – (1/R0)
B. H = (R0-R1)/R0
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
56. Menurut CDC, herd immunity penyakit Diphteria adalah sebesar 85%,
hal ini berarti
A. Jumlah proporsi minimal yang imun dalam populasi adalah 85%
B. Jumlah proporsi minimal yang sakit dalam populasi adalah 85%
C. Jumlah proporsi minimal yang sehat dalam populasi adalah 85%
D. Jumlah proporsi minimal yang imun dalam populasi adalah 15%
57. Menurut NIAID, basic case reprodruction rate (R0) penyakit Rubella
antara 5-7, ini berarti
A. Jumlah primary case penyakit Rubella akibat secondary case pada
penyakit Rubella adalah 5-7 dalam satu populasi
INVESTIGASI WABAH
58. Menurut Last (1981), Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu
masyarakat dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan
dengan kesehatan, yang sifatnya:
A. Jumlahnya lebih sedikit dari keadaan biasa
B. Jumlahnya sama dengan keadaan biasa
C. Jumlahnya lebih banyak dari penyakit lain
D. Jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa
59. Ditjen PPPL Depkes (1981) mendefinisikan wabah sebagai
peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas
secara cepat, yang kecepatannya meliputi sebagai berikut KECUALI:
A. Masa inkubasi
B. Jumlah kasus
C. Daerah yang terjangkit
D. Jumlah kesakitan
60. Menurut UU No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, wabah
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat, yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu,
serta dapat menimbulkan:
A. Malapetaka
B. Peningkatan imunitas
C. Peningkatan anggaran kesehatan
D. Peningkatan individu yang sehat
61. Perbedaan epidemik dengan wabah menurut CDC adalah
A. Cakupan wabah lebih luas dibanding epidemik
Memastikan
Persiapan 1
diagnosis
Membuat
3 2
hipotesis
Pengendalian Penyampaian
4
& Pencegahan hasil
Sesuai grafik di atas, kegiatan yang sesuai pada kotak (1) adalah
A. Epidemiologi deskriptif
B. Memastikan adanya wabah
C. Menilai hipotesis
D. Memperbaiki hipotesis
72. Sesuai grafik pada soal nomor 71, kegiatan yang sesuai dengan kotak
(2) adalah
A. Memastikan adanya wabah
B. Menilai hipotesis
C. Epidemiologi deskriptif
D. Memperbaiki hipotesis
73. Kegiatan yang sesuai pada kotak (3) dan (4) pada grafik di soal nomor
71 di atas adalah
A. Memperbaiki hipotesis serta mengadakan penelitian tambahan (3)
dan menilai hipotesis
B. Menilai hipotesis (3) dan Memperbaiki hipotesis serta mengadakan
penelitian tambahan (4)
C. Menilai hipotesis (3) dan Memastikan adanya wabah (4)
D. Memastikan adanya wabah (3) dan Memperbaiki hipotesis serta
mengadakan penelitian tambahan (4)
74. Dalam tahap persiapan investigasi, hal-hal apa saja yang sebaiknya
diperhatikan
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
75. Pada tahap pemastian kejadian wabah (dalam proses investigasi
wabah) kegiatan utama yang dilakukan adalah
A. Memastikan diagnosa penyakit
B. Menghitung jumlah populasi
C. Menghitung jumlah kematian
D. Menghitung jumlah kasus yang ada
76. Dalam menghitung jumlah kasus untuk memastikan adanya wabah
penyakit, sumber data yang dipakai dapat berupa sebagai berikut
A. Catatan hasil surveilans dan survei di lingkungan masyarakat
B. Data penyakit setempat/lokal
C. Rate penyakit dari wilayah terdekat atau nasional
D. Jawaban A, B, C benar
77. Dalam pengumpulan data untuk menghitung jumlah kasus wabah, jika
tidak diperoleh data kesakitan lokal, maka digunakan
A. Rate penyakit lain
B. Rate penyakit secara global
C. Rate penyakit sebelumnya
D. Rate penyakit dari wilayah terdekat atau nasional
78. Satu kondisi dimana jumlah kasus penyakit yang dihitung melebihi
jumlah diharapkan, namun sebenarnya tidak menunjukkan adanya
wabah, disebut
A. Meso endemic
B. Propagated endemic
C. Pseudo endemic
D. Point sources endemic
79. Faktor-faktor penyebab terjadinya kondisi pseudo endemic adalah
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
80. Meskipun wabah sudah dapat dipastikan, akan tetapi harus benar-
benar dibuktikan. Pada penyakit yang tidak dipengaruhi musim,
pembuktiannya dengan membandingkan jumlah penderita yang ada
dengan epidemic threshold. Pengertian epidemic threshold adalah
A. Nilai tengah (median) jumlah penderita pada waktu-waktu yang lalu
ditambah dengan 2x standar error
B. Rata-rata hitung (mean) jumlah penderita pada waktu-waktu yang
lalu ditambah dengan 3x standar error
C. Nilai terbanyak (modus) jumlah penderita pada waktu-waktu yang
lalu ditambah dengan 2x standar error
D. Rata-rata hitung (mean) jumlah penderita pada waktu-waktu yang
lalu ditambah dengan 2x standar error
B. Perjalanan wabah
C. Perjalanan KLB
D. Periode pemaparan penyakit
95. Dari interpretasi cara penularan penyakit dengan kurva Epidemi pada
investigasi wabah, jenis epidemi terbagi menjadi:
A. Common source epidemic
B. Propagated/Progressive epidemic
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
96. Dilihat dari pola/bentuk kurva epidemi, maka common source epidemic
terbagi menjadi berikut ini, KECUALI:
A. Point source epidemic
B. Propagated epidemic
C. Continuous common source epidemic
D. Intermittent common source epidemic
97. Pada interpretasi pola kurva epidemi, bila pemaparan penyakit
bersumber tunggal dan waktunya singkat, sehingga hasil dari semua
kasus berkembang hanya satu masa inkubasi saja, maka kondisi
demikian dinamakan
A. Propagated epidemic
B. Continuous common source epidemic
C. Intermittent common source epidemic
D. Point source epidemic
98. Dari grafik di bawah, terlihat bahwa cara penularan penyakit memiliki
periode memanjang, serta kurva berpuncak tunggal dan datar.
B. 5 per 1.000.000
C. 50 per 1.000.000
D. 5 per 100.000
122. Dari tabel pada soal nomor 121 di atas, isian yang tepat untuk kotak (2)
adalah
A. 100
B. 10.000
C. 1.000
D. 100.000
123. Dari tabel pada soal nomor 121 di atas, isian yang tepat untuk kotak (3)
A. 20
B. 250
C. 2000
D. 200
124. Dari tabel pada soal nomor 121 di atas, isian yang tepat untuk kotak (4)
A. 1 per 10.000
B. 1 per 1.000.000
C. 1 per 100.000
D. 1 per 1.000
125. Jumlah kasus baru yang berkembang pada suatu periode waktu di
antara populasi berisiko disebut
A. Incidence
B. Prevalence
C. Mortalitas
D. Natalitas
126. Definisi “kasus baru” pada perhitungan insidens adalah
A. Perubahan status dari sakit ke sehat
B. Perubahan status dari sehat jadi sakit
C. Perubahan status dari sehat jadi meninggal
D. Perubahan statusdari sakit jadi meninggal
127. Pada perhitungan insidens penyakit, yang dimaksud dengan “periode
waktu” adalah
133. Ciri-ciri dari nilai Insidens Kumulatif adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Tidak memiliki dimensi dan Nilanya 0 s/d 1
B. Merujuk pada populasi
C. Merujuk pada individu
D. Ada periode rujukan waktu yang ditentukan
134. Sebagai nominator pada perhitungan Insidens Kumulatif adalah
A. Jumlah kasus insidens selama periode pengamatan
B. Jumlah kasus insidens selama periode waktu tertentu
C. Jumlah orang sehat selama periode waktu tertentu
D. Jumlah orang yang mati selama periode waktu tertentu
135. Sebagai denominator pada perhitungan Insidens Kumulatif adalah
A. Jumlah orang berisiko pada periode pengamatan
B. Jumlah orang berisiko pada permulaan waktu
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
136. Perhatikan tabel kesakitan akibat minum dua jenis air
Minuman Sakit Tidak Sakit
Jenis A 50 90
Jenis B 36 64
Hitunglah Attack Rate masing-masing jenis minuman
A. Jenis A = 36 per 100; jenis B = 50 per 140
B. Jenis A = 90 per 140; jenis B = 64 per 100
C. Jenis A = 64 per 100; jenis B = 90 per 140
D. Jenis A = 50 per 140; Jenis B = 36 per 100
137. Rata-rata rate populasi berisiko selama waktu yang ditentukan disebut
A. Kumulatif Insiden
B. Risk
C. Densitas Insiden
D. CI
138. Istilah lain untuk Densitas Insiden adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Insidens Orang-waktu
B. Tingkat Insidens
C. Kumulatif Insiden
D. Person-time incident
139. Ciri-ciri Densitas insidens antara lain sebagai berikut KECUALI:
A. Memiliki nilai 0 s/d 1
B. Tidak ada periode waktu rujukan
C. Memiliki dimensi yang merupakan invers dari waktu
D. Memiliki nilai dari 0 s/d ~
140. Sebagai nominator pada perhitungan Densitas insidens adalah
A. Jumlah orang sehat yang terjadi dalam periode waktu
B. Jumlah kasus insidens yang terjadi dalam periode waktu
C. Jumlah orang mati yang terjadi dalam periode waktu
D. Jumlah populasi pada periode waktu
141. Sebagai denominator pada perhitungan Densitas Insidens adalah
A. Jumlah orang
B. Jumlah orang-waktu
C. Jumlah populasi
D. Jumlah orang sakit
142. Kelemahan yang dialami dalam perhitungan Insidens adalah
A. Sulit diterapkan pada kasus penyakit jarang timbul
B. Sulit diterapkan pada kasus penyakit menular
C. Sulit diterapkan pada kasus penyakit tidak menular
D. Sulit diterapkan pada kasus penyakit yang berulang kali timbul
143. Tipe ukuran perhitungan penyakit selain insiden, adalah prevalens.
Jenis prevalens meliputi berikut ini KECUALI:
A. Prevalens negatif
B. Prevalens titik
C. Prevalens periode
D. Point prevalence
144. Pengertian prevalens yang benar
A. Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus lama
B. Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus lama dan baru
C. Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus baru
D. Jawaban A, B, C salah
157. Death to Case Ratio (DTCR) adalah rasio kematian terhadap suatu
kasus. Sebagai denominator DTCR digunakan
A. Jumlah kasus lama dari penyakit yang diidentifikasi selama periode
yang sama
B. Jumlah kasus baru dari penyakit yang diidentifikasi selama periode
sebelumnya
C. Jumlah kasus baru dari penyakit yang diidentifikasi selama periode
yang sama
D. Jumlah populasi yang diidentifikasi selama periode yang sama
158. Proporsi individu yang mati akibat terinfeksi suatu penyakit disebut
Case Fatality Rate (CFR). Perhitungan CFR menggunakan nominator
A. Jumlah total yang meninggal
B. Jumlah sehat di antara kasus insiden
C. Jumlah kasus di antara kasus insiden
D. Jumlah meninggal di antara kasus insiden
159. Denominator pada perhitungan CFR menggunakan
A. Jumlah kematian
B. Jumlah orang sehat
C. Jumlah kasus insiden
D. Jumlah populasi
160. Perhatikan grafik kejadian penyakit berikut:
Kasus 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000
A Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
B Sehat Sehat SAKIT MATI
C Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
D Sehat Sehat Sehat SAKIT SAKIT SAKIT SAKIT
E Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat SAKIT SAKIT
F Sehat Sehat Sehat HILANG HILANG HILANG HILANG
G Sehat Sehat Sehat Sehat SAKIT SAKIT MATI
Dari tabel di atas tentukan Insidens Kumulatif:
A. 5/7
B. 3/7
C. 4/7
D. 7/7
161. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah Densitas Insiden nya:
A. 4/33
B. 6/31
C. 6/33
D. 4/31
162. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah Prevalens Titik pada
tahun 1994 dan 1998:
A. Tahun 1994 = 0/7; dan tahun 1998 = 2/5
B. Tahun 1994 = 1/7; dan tahun 1998 = 2/5
C. Tahun 1994 = 0/7; dan tahun 1998 = 3/5
D. Tahun 1994 = 1/7; dan tahun 1998 = 3/5
163. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah Prevalens Periode
selama waktu pengamatan dari 1994 s/d 2000 (Gunakan tahun 1997
sebagai midpoint):
A. 2/5
B. 2/6
C. 1/6
D. 1/5
164. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah rata-rata lama sakit
(D) selama periode 1994-2000
A. (1+4+2)/3 = 7/3
B. (4+2+3)/3 = 3
C. (1+4+2+2)/4 = 9/4
D. (1+4+2+3)/4 = 2,5
165. Berdasarkan nilai insidens (I) dan nilai rata-rata sakit (D) pada soal
nomor 160 di atas, maka prevalens nya adalah
A. P = 5/31 x 2,5
B. P = 4/33 x 3
C. P = 4/31 x 2,5
D. P = 4/31 x 3
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
166. Berikut adalah alasan kenapa kegiatan surveilans sangat penting dalam
kajian epidemiologi penyakit, KECUALI:
A. Surveilans merupakan langkah akhir dalam intervensi kesehatan
masyarakat (CDC)
B. Surveilans epidemiologi merupakan salah satu fungsi utama
epidemiologi (Crooker, 2014)
C. Surveilans merupakan “batu loncatan” dalam dalam kegiatan
kesehatan masyarakat (Crooker, 2014)
D. Surveilans merupakan langkah awal dalam intervensi kesehatan
masyarakat (CDC)
167. Menurut CDC, surveilans epidemiologi dalam langkah intervensi
kesmas menjawab pertanyaan:
A. What’s the cause?
B. What works?
C. How do you do it?
D. What’s the problem?
168. Definisi surveilans kesehatan menurut CDC merupakan prosedur
sistematik dalam rangka meningkatkan aktivitas kesmas. Prosedur
sistematik tersebut meliputi berikut ini:
A. Pengumpulan data
B. Pengolahan dan analisa data
C. Interpretasi dan aplikasi data
D. Jawaban A, B, C benar
169. Inti dari definisi Surveilans menurut Depkes adalah proses pengamatan
yang dilakukan secara
A. Bertahap
B. Random/acak
C. Terus menerus dan sistematik
D. Tergantung situasi
170. Respon dari suatu surveilans tindakan yang berbentuk respon. Respon
tersebut terdiri dari berikut ini KECUALI:
A. Epidemic type respon
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
183. Dalam kegiatan surveilans, terdapat tahap penyusunan data yang sudah
dikumpulkan ke dalam format-format tertentu dan menggunakan
teknik-teknis yang sesuai. Tahap tersebut adalah
A. Tahap Pengumpulan data
B. Tahap Analisis data
C. Tahap Pengolahan data
D. Tahap penyebaran informasi
184. Aspek apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pengolahan data
A. Ketepatan waktu
B. Sensitifitas data
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
185. Pada tahap pengolahan data terdapat aktivitas yang bertujuan
mengjindari duplikasi (dobel) data dan untuk menilai kelengkapan
data. Aktivitas tersebut disebut
A. Duplikasi data
B. Reduksi data
C. Kompilasi data
D. Shortir data
186. Proses kompilasi dengan menggunakan kartu pengolah data atau
master tabel termasuk jenis kompilasi data:
A. Komputerisasi
B. Manual
C. Digital
D. Otomatis
187. Yang termasuk dalam proses kompilasi data secara komputerisasi
adalah
A. Penggunaan tabel
B. Perhitungan manual
C. Penggunaan aplikasi Epi-info
D. Penggunaan kalkulator
188. Berikut adalah syarat-syarat untuk menghasilkan pengolahan data yang
baik, KECUALI
A. Terjadi kesalahan sistemik
B. Kecenderungan beda antara distribusi frekuensi dengan distribusi
kasus dapat diidentifikasi
C. Tidak ada perbedaan/kesalahan dalam menyajikan
pengertian/definisi
D. Menerapkan metode pembuatan tabel, grafik, peta yang benar
189. Tahap analisis data bertujuan antara lain:
A. Membantu penyusunan perencanaan
B. Monitoring dan evaluasi (Monev)
C. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
D. Jawaban A, B, C benar
190. Pemahaman data adalah syarat utama dalam menganalisis data.
Pemahaman data yang sederhana dan jumlah variabel tidak banyak
biasanya dilakukan dengan
A. Mempelajari peta
B. Mempelajari tabel
C. Mempelajari grafik
D. Mempelajari gambar
191. Pemahaman data yang kompleks dengan variabel yang banyak
dilakukan dengan berikut ini KECUALI:
A. Mempelajari narasi
B. Mempelajari tabel
C. Mempelajari peta
D. Mempelajari gambar
192. Teknik analisis data berikut umumnya digunakan dalam surveilans
kesehatan masyarakat, KECUALI:
A. Analisa kualitatif
B. Analisa univariat
C. Analisa bivariat
D. Analisa multivariat
193. Teknik analisis dengan menghitung proporsi kejadian penyakit dan
menggambarkan deskripsi penyakit secara statistik dengan mean,
modus, standar deviasi merupakan teknik analisis yang disebut
A. Analisa bivariat
B. Analisa multivariat
C. Analisa regresi
D. Analisa univariat
194. Teknik analisis bivariat melihat hubungan dua variabel, biasanya
menggunakan tools seperti berikut ini KECUALI:
A. Tabel
B. Grafik
C. Audio
D. Peta
195. Teknik analisis lanjutan terhadap lebih dari dua variabel yang biasanya
digunakan untuk menentukan penyebab signifikan (determinan) suatu
penyakit adalah
A. Teknik analisis multivariat
B. Analisa univariat
C. Analisa bivariat
D. Analisa deskriptif
196. Penyebaran informasi hasil surveilans menurut Noor (2013) sebaiknya
disampaikan ke tiga arah yakni kepada:
A. Tingkat administrasi yang lebih tinggi
B. Tingkat administrasi yang lebih rendah
C. Instansi terkait dan masyarakat luas
D. Jawaban A, B, C benar
197. Sebutkan 7 jenis atribut dalam surveilans epidemiologi menurut WHO:
1. ...
2. ....
3. ...
4. ...
5. ...
6. ...
7. ...
198. Pengertian surveilans yang sederhana (simplicity) adalah surveilans
yang
A. Memiliki struktur dan sistem pengoperasian yang sederhana tanpa
mengurangi tujuan yang ditetapkan
B. Dapat menyesuaikan dengan perubahan informasi dan/atau situasi
tanpa menyebabkan penambahan yang berarti pada sumberdaya
biaya, tenaga dan waktu
C. Para pelaksana/organisasinya mau secara aktif berpartisipasi
mencapai tujuan surveilans
D. Mampu mengidentifikasi suatu populasi (sebagai kasus) yang
kenyataannya memang kasus
199. Kegiatan surveilans yang dapat menyesuaikan dengan perubahan
informasi dan/atau situasi tanpa menyebabkan penambahan yang
berarti pada sumberdaya biaya, tenaga dan waktu, merupakan
surveilans yang memenuhi atribut
A. Flexibility
B. Acceptibility
C. Sensitivity
D. Representativeness
200. Contoh perubahan yang bisa disesuaikan dalam surveilans sehingga
memiliki sifat fleksibilitas adalah
A. Perubahan definisi kasus
B. Variasi sumber laporan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
201. Pengertian surveilans yang akseptabel (acceptibility) adalah surveilans
yang