Anda di halaman 1dari 49

2016

Bank Soal
Epidemiologi
Penyakit Menular
Jilid II
(Emerging infectious disease, Investigasi
wabah, Herd Immunity, Ukuran Frekuensi
Penyakit, Standarisasi, Surveilans
epidemiologi)
Materi ini berisi soal-soal tentang Epidemiologi Penyakit Menular yang
diberikan pada kuliah kelas 12 (Paralel) Universitas Esa Unggul Jakarta

Ade Heryana, SSiT, MKM


Universitas Esa Unggul Jakarta
1/1/2016
Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

PETUNJUK PENGISIAN:
1. Pada soal Pilihan Ganda: pilihlah jawaban yang benar antara A,B,C atau D
2. Pada soal Isian: isilah jawaban yang benar pada titik-titik

EMERGING INFECTIOUS DISEASE


1. Dalam perkembangan epidemiologi Penyakit Menular, terdapat
penyakit baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, atau penyakit
yang diketahui meningkat serta terancam meningkat dalam sebaran
insiden/geografis, yang disebut
A. Re-emerging infectious disease
B. Communicable disease
C. Non Communicable disease
D. Emerging infectious disease
2. Dalam penyebaran penyakit menular, terdapat pula jenis penyakit
infeksi yang disebut Re-emerging Infectious Disease yang salah satu
kemunculannya disebabkan oleh
A. Patogen baru
B. Definisi kasus baru
C. Jawaban A dan B benar
D. Penggunaan antibiotik yang salah
3. Kemunculan penyakit yang pernah dikontrol dan ditaklukkan dengan
program imunisasi, merupakan salah satu jenis penyebaran penyakit
A. Emerging infectious disease
B. Communicable disease
C. Re-emerging infectious disease
D. Non-Communicable disease
4. Berikut ini adalah kejadian-kejadian yang menandakan munculnya
emerging infectious disease (EID):
A. Kemunculan patogen baru atau sangat baru
B. Kebangkitan penyakit-penyakit rentan epidemik
C. Risiko biologis akibat ulah manusia
D. Jawaban A, B dan C benar

2016 Ade Heryana Page 2


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

5. Kemunculan EID ditandai dengan munculnya patogen baru dan sangat


baru, adalah sebagai berikut KECUALI:
A. H5N1, H1N1
B. SARS, Nipah
C. Measles
D. Coronavirus
6. Kebangkitan penyakit yang rentan epidemik merupakan gejala
munculnya EID. Contohnya penyakit tersebut adalah sebagai berikut
KECUALI
A. SARS
B. Dengue, Chikungunya
C. Measles
D. Yellow Fever
7. Penyebaran penyakit Bovine Spongiform Encephalopaty pertama kali
tahun 1980 merupakan contoh penyakit infeksi
A. Re-emergin infectious disease
B. Communicable disease
C. Emerging Infectious Disease
D. Non Communicable disease
8. Ketidakpatuhan dalam memakai antibiotika memicu kondisi resistensi
terhadap obat tersebut. Kondisi ini merupakan pemicu munculnya EID
yang merupakan
A. Kemunculan patogen baru atau sangat baru
B. Risiko biologis akibat ulah manusia
C. Kebangkitan penyakit-penyakit rentan epidemik
D. Penularan agen infeksi secara kebetulan atau disengaja
9. Kemunculan EID ditandai dengan peningkatan penularan agen infeksi
yang dilakukan secara sengaja, yakni dalam bentuk
A. Perusakan lingkungan
B. Pelepasan hewan liar
C. Memasuki wilayah endemis
D. Bioterorism

2016 Ade Heryana Page 3


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

10. Penyebab terjadinya EID sebagian besar (sekitar 60%) disebabkan oleh
A. Bioterorism
B. Zoonosis
C. Penyakit tular manusia ke manusia
D. PD3I
11. Penularan penyakit menular dari hewan (zoonosis) yang menyebabkan
EID sebagian besar (sekitar 75%) berasal dari
A. Hewan peliharaan
B. Penyakit hewan
C. Hewan di alam liar
D. Migrasi hewan
12. Pembagian emerging infectious disease menurut Montou dan Pastoret
(2015) adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Penyakit yang benar-benar baru
B. Penyakit yang menyebar secara geografis di tempat yang belum
pernah terjadi sebelumnya
C. Penyakit yeng menyebar pada spesies yang tidak terinfeksi
sebelumnya
D. Penyakit yang timbul kembali akibat resistensi antibiotika
13. Penyebab munculnya emerging infectious disease menurut NIH adalah
perubahan lingkungan. Dari pernyataan berikut contoh dari penyebab
perubahan lingkungan adalah
A. Perusakan hutan oleh manusia
B. Peningkatan migrasi manusia ke wilayah yang terisolasi
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
14. Penyebab timbulnya re-emerging infectious disease menurut NIH salah
satunya adalah evolusi agen infeksi. Contoh dari evolusi agen infeksi
tersebut adalah
A. Penurunan daya tahan tubuh
B. Translokasi hewan liar
C. Perilaku seks bebas

2016 Ade Heryana Page 4


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

D. Mutasi gen bakteri penyebab resistensi antibiotika


15. Tuberculosis merupakan re-emerging infectious disease dengan
karakteristik
A. Muncul kembali setelah diabaikan lebih dari 100 tahun
B. Muncul kembali akibat resistensi antibiotika
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
16. Terganggunya sistem imunitas pada manusia salah satu penyebab
munculnya re-emerging infectious disease. Kejadian berikut
menyebabkan terganggunya sistem imunitas, KECUALI:
A. Imunisasi
B. Kelaparan dan penyakit
C. Perang
D. Kerusuhan
17. Penyebab emerging infectious disease menurut WHO, banyak
disebabkan aktivitas dan intervensi manusia pada hewan liar. Penyebab
tersebut misalnya
A. Translokasi dan pelepasan hewan liar ke alam
B. Perkembangbiakan hewan liar
C. Perusakan habitat dan perburuan hewan liar
D. Kontak manusia dengan alam liar
18. Berikut adalah contoh kejadian penyebab emerging infectious disease
akibat perubahan demografis penduduk:
A. Banyak orang yang tinggal di wilayah yang sebelumnya diisolasi
B. Banyak orang yang tinggal di daerah yang pernah terpajan sumber
penyakit
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
19. Deforestasi, reforestasi, dan urbanisasi adalah contoh kegiatan yang
dapat menyebabkan EID, dan merupakan akibat dari
A. Pertumbuhan ekonomi
B. Perubahan penggunaan lahan

2016 Ade Heryana Page 5


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

C. Jawaban A dan B salah


D. Jawaban A dan B benar
20. Contoh dari perubahan perilaku manusia yang menyebabkan EID
antara lain sebagai berikut, KECUALI:
A. PHBS
B. Perilaku seks bebas
C. Penyalahgunaan obat
D. Rekreasi alam liar
21. Jenis penyakit menular EID yang pernah digunakan dalam bioterorism
atau biowarfare adalah
A. Anthrax
B. Measles
C. AIDS
D. Influenza
22. Menurut Loscher dan Kramer, penyebab EID dibagi menjadi 3 jensi
yakni Macro Level, Meso Level dan Micro Level. Globalisasi dan
perubahan iklim termasuk penyebab EID kategori
A. Meso Level
B. Micro Level
C. Macro Level
D. Jawaban A, B, C salah
23. Penyakit Chickungunya adalah termasuk EID yang penyebarannya
termasuk kategori Macro Level karena globalisasi, yaitu berupa
kegiatan
A. Migrasi/traveling
B. Translokasi hewan liar
C. Kepadatan penduduk
D. Pertambahan usia
24. Kegiatan akibat globalisasi yang menyebabkan penyebaran EID terdiri
dari 3 jenis yaitu Migrasi/travel, perdagangan internasioal dan
ketimpangan sosial. Penyakit berikut penyebarannya disebabkan
ketimpangan sosial adalah

2016 Ade Heryana Page 6


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Hepatitis
B. Yellow Fever
C. Anthrax
D. Tuberculosis
25. Penyakit EID berikut penyebarannya disebabkan perubahan iklim
yakni berupa hujan deras, KECUALI:
A. Epidemi malaria
B. Epidemi Dengue
C. Tuberculosis
D. Lyme disease
26. Yang termasuk penyebab penyebaran EID dalam kategori Meso Level
antara lain
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
6. ....
27. Penyakit EID yang disebabkan kepadatan penduduk kota megapolitan
(meso level) adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Anthrax
B. Kolera
C. Dengue
D. DBD
28. Avian influenza merupakan EID yang penyebarannya dalam kategori
meso level berupa kegiatan
A. Peternakan hewan secara massal
B. Pertambahan usia
C. Perilaku seks bebas
D. Resistensi antibiotika
29. Pada kategori penyebab Micro Level, terdapat 3 jenis penyebab EID
yaitu sebagai berikut KECUALI:

2016 Ade Heryana Page 7


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Daya imunitas
B. Globalisasi
C. Sifat agen penginfeksi
D. Perilaku berisiko
E. Usia
30. Infeksi oportunis pada penderita HIV-Aids (ODHA) dan infeksi pada
orang yang menjalani terapi imunosupresan adalah contoh dari
penyebaran EID karena
A. Traveling
B. Perubahan iklim
C. Perusakan habitat hewan liar
D. Daya imunitas rendah
31. Pada kategori Micro Level, contoh penyakit (EID) yang disebabkan oleh
sifat agen penginfeksi adalah
A. Hepatitis
B. Multiresistant TBC
C. Campak
D. Avian Influenza
32. Contoh penyakit (EID) disebabkan karena perilaku berisiko pada
individu tertentu sebagai berikut, KECUALI:
A. Hepatitis-B
B. Hepatitis-C
C. HIV
D. Chikungunya

HERD IMMUNITY
33. Menurut Noor (2013) proporsi herd immunity yang dianggap
mempunyai daya tangkal mencegah penyakit adalah 70-80% menurut
teori. Namun demikian kondisi tersebut tidak berlaku pada keadaan
berikut, KECUALI:
A. Masyarakat yang padat penduduk
B. Masyarakat yang nilai herd immunity-nya tidak merata

2016 Ade Heryana Page 8


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

C. Masyarakat dengan herd immunity seragam


D. Pada kasus difteri
34. Terdapat 3 karakteristik utama penyakit menular dari orang ke orang,
menurut Noor (2013). Karakteristik tersebut adalah
A. Generation time
B. Herd immunity
C. Attack rate
D. Jawaban A, B, C benar
35. Generation time merupakan jarak antara kasus yang satu ke kasus yang
lainnya dalam satu penyakit, atau masa antara masuknya penyakit pada
host tertentu, sampai dengan
A. Masa sembuh
B. Masa meninggal
C. Masa kemampuan maksimal host tersebut dapat menularkan
penyakit
D. Masa menunjukkan perubahan patologis
36. Suatu komunitas seperti juga individu, memiliki tingkat imunitas yang
dapat mencegah dari serangan atau penyebaran penyakit. Keadaan ini
disebut dengan
A. Herd immunity
B. Civil immunity
C. Individual immunity
D. Personal immunity
37. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang SALAH mengenai Attack
Rate:
A. Banyaknya kasus baru terhadap populasi yang berisiko
B. Tidak termasuk kasus pertama
C. Termasuk kasus pertama
D. Dihitung pada periode waktu tertentu
38. Dalam konsep herd immunity, ketika sejumlah individu dalam suatu
kelompok/komunitas telah imun terhadap beberapa penyakit, maka
mereka bertindak sebagai

2016 Ade Heryana Page 9


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Pembawa penyakit menular


B. Barrier penyebaran penyakit menular bagi individu sehat
C. Barrier penyebaran penyakit menular bagi seluruh populasi
D. Barrier terhadap penyebaran penyakit menular bagi individu tidak
imun
39. Berikut adalah pernyataan yang SALAH tentang manfaat kegiatan
imunisasi terhadap komunitas/kelompok:
A. Mencegah penularan penyakit
B. Menghabiskan anggaran kesehatan
C. Mengurangi risiko penyakit
D. Menunjang herd immunity
40. Istilah herd immunity pertama kali dipublikasikan oleh
A. JP Fox dkk tahun 1917
B. JP Fox dkk tahun 1871
C. JP Fox dkk tahun 1971
D. JP Fox dkk tahun 1817
41. Herd immunity dapat bersifat Bawaan (innate) dan Didapat (acquired).
Sifat herd immunity yang jumlah proporsi indivdu imun dalam
komunitas terjadi karena pajanan sebelumnya atau karena mendapat
imunisasi, disebut
A. Herd immunity Didapat
B. Herd immunity Bawaan
C. Acquired immunity
D. Jawaban A, B, C benar
42. Jika dalam satu komunitas terdapat individu yang telah lebih dari 6
bulan divaksinasi influenza sehingga mereka menjadi barrier bagi
individu lainnya, maka komunitas tersebut mendapat
A. Herd immunity didapat
B. Acquired immunity
C. Innate herd immunity
D. Jawaban A, B, C benar
43. Pada acquired herd immunity, kekebalan komunitas terjadi karena

2016 Ade Heryana Page 10


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Terdapat individu yang baru saja mendapat imunisasi atau terpajan


penyakit
B. Terdapat individu yang sudah lama mendapat imunisasi
C. Terdapat individu yang sudah lama terpajan penyakit
D. Jawaban A, B, C benar
44. Beriktu adalah teori yang melandasi perhitungan nilai Herd Immunity:
A. The mass-action principle
B. Case reproduction rate
C. Reed-Frost model
D. Jawaban A, B, C benar
45. Menurut Hammer (1906), kasus penyakit pada yang akan datang (C t+1)
dapat diprediksi dengan formula Ct+1=Ct x St x r. Formula ini adalah
dasar perhitungan herd immunity dengan pendekatan
A. Case Reproduction rate
B. Reed-Frost model
C. Simualtion model
D. The mass-action principle
46. Sesuai dengan formula pada soal nomor 45 di atas, notasi r
menunjukkan berikut ini, KECUALI:
A. Basic reproduction rate
B. Contact rate suatu penyakit
C. Parameter transmisi suatu penyakit
D. Tingkat penyebaran penyakit
47. Untuk memprediksi jumlah individu yang rentan menurut pendekatan
Mass-Action Principle (MAP) menggunakan variabel antara lain
A. Jumlah individu rentan saat ini (St)
B. Jumlah kasus akan datang (Ct+1)
C. Jumlah penambahan individu (Bt)
D. Jawaban A, B, C benar
48. Menghitung nilai herd immunity dengan pendekatan MAP
menggunakan formula
A. H = 1 – (Se/T)

2016 Ade Heryana Page 11


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. H = 1 – (1/rT)
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
49. Salah satu variable/parameter yang dipakai dalam perhitungan nilai
herd immunity dengan pendekatan MAP adalah Epidemic Threshold
(Se) yang menunjukkan
A. Batas epidemik jumlah individu yang sehat pada satu populasi
B. Batas epidemik jumlah individu yang rentan pada satu populasi
C. Batas epidemik jumlah individu yang imun pada satu populasi
D. Jawaban A, B, C salah
50. Suatu populasi pada tahun 2000 terdapat individu yang rentan
terhadap penyakit X sebanyak 12.000 dan jumlah kasus penyakit X
pada tahun 2000 adalah 100. Pada tahun 2000 terjadi penambahan
individu rentan sebanyak 300. Dengan contact rate penyakit X sebesar
0,0001, maka berapa jumlah individu yang rentan dan jumlah kasus
penyakit X pada tahun 2001
A. 11.000
B. 1.100
C. 11.100
D. 111.000
51. Sesuai soal nomor 50 di atas, berapa nilai Herd immunity bila jumlah
total populasi adalah 100.000
A. 95%
B. 99%
C. 91%
D. 90%
52. Konsep perhitungan herd immunity dengan pendekatan Case
Reproduction Rate (CRR) pertama kali dikembangkan oleh
A. MacDonald tahun 1947
B. MacDonald tahun 1975
C. MacDonald tahun 1857
D. MacDonald tahun 1957

2016 Ade Heryana Page 12


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

53. Rata-rata jumlah kasus kedua (secondary cases) yang terinfeksi dari
kasus pertama (primary cases), yang terjadi pada total populasi
individu rentan, pada pendekatan CRR disebut Basic Case Reproduction
Rate (R0) yang dihitung dengan formula
A. R0 = T + r
B. R0 = T - r
C. R0 = T/r
D. R0 = T.r
54. Pada pendekatan CRR, terdapat parameter yang bisa memprediksi
kasus selanjutnya setelah secondary case atau ditulis dengan notasi R n
atau disebut Net Reproduction. Perhitungan Rn menggunakan formula:
A. Rn = R0 x (St/T)
B. Rn = R0 + (St/T)
C. Rn = R0 - (St/T)
D. Rn = R0 / (St/T)
55. Dengan menggunakan basic care reproduction rate (R0), nilai herd
immunity dapat dihitung dengan formula
A. H = 1 – (1/R0)
B. H = (R0-R1)/R0
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
56. Menurut CDC, herd immunity penyakit Diphteria adalah sebesar 85%,
hal ini berarti
A. Jumlah proporsi minimal yang imun dalam populasi adalah 85%
B. Jumlah proporsi minimal yang sakit dalam populasi adalah 85%
C. Jumlah proporsi minimal yang sehat dalam populasi adalah 85%
D. Jumlah proporsi minimal yang imun dalam populasi adalah 15%
57. Menurut NIAID, basic case reprodruction rate (R0) penyakit Rubella
antara 5-7, ini berarti
A. Jumlah primary case penyakit Rubella akibat secondary case pada
penyakit Rubella adalah 5-7 dalam satu populasi

2016 Ade Heryana Page 13


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Jumlah secondary case penyakit Rubella akibat primary case pada


penyakit Rubella adalah 5-7 dalam satu populasi
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar

INVESTIGASI WABAH
58. Menurut Last (1981), Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu
masyarakat dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan
dengan kesehatan, yang sifatnya:
A. Jumlahnya lebih sedikit dari keadaan biasa
B. Jumlahnya sama dengan keadaan biasa
C. Jumlahnya lebih banyak dari penyakit lain
D. Jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa
59. Ditjen PPPL Depkes (1981) mendefinisikan wabah sebagai
peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas
secara cepat, yang kecepatannya meliputi sebagai berikut KECUALI:
A. Masa inkubasi
B. Jumlah kasus
C. Daerah yang terjangkit
D. Jumlah kesakitan
60. Menurut UU No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, wabah
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat, yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu,
serta dapat menimbulkan:
A. Malapetaka
B. Peningkatan imunitas
C. Peningkatan anggaran kesehatan
D. Peningkatan individu yang sehat
61. Perbedaan epidemik dengan wabah menurut CDC adalah
A. Cakupan wabah lebih luas dibanding epidemik

2016 Ade Heryana Page 14


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Cakupan wabah lebih merata dibanding epidemik


C. Cakupan wabah lebih melebar dibanding epidemik
D. Cakupan wabah lebih sempit dibanding epidemik
62. Dalam definisi KLB menurut PP No.40 tahun 1991 terdapat penyataan
yang berkaitan dengan kejadian wabah yaitu
A. Timbulnya KLB didahului oleh timbulnya wabah
B. Timbulnya wabah berbarengan dengan timbulnya KLB
C. Timbulnya wabah merupakan bagian dari KLB
D. Timbulnya wabah didahului oleh timbulnya KLB
63. Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, pernyataan adanya
wabah ditetapkan oleh
A. Pemerintah Daerah
B. Perguruan Tinggi
C. Menteri Kesehatan
D. Ikatan Dokter Indonesia
64. Berdasarkan syarat minimal suatu daerah dinyatakan wabah, manakah
yang SALAH di antara pernyataan berikut:
A. Timbul suatu penyakit menular yang sebelumnya sudah ada atau
dikenal
B. Peningkatan kejadian kesakitan secara terus menerus dalam 3
kurun waktu berturut-turut
C. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya
D. Jumlah penderita baru dalam periode 1 bulan menunjukkan
kenaikan 2x lipat atau lebih dibanding rata-rata bulan sebelumnya
65. Manakah yang benar dari pernyataan di bawah mengenai syarat-syarat
minimal suatu daerah ditetapkan dalam keadaan KLB:
A. Rata-rata jumlah kesakitan per bulan dalam setahun menunjukkan
2x lipat atau lebih dibanding rata-rata bulan sebelumnya
B. CFR dalam satu kurun waktu tertentu naik 50% atau lebih
dibanding periode sebelumnya

2016 Ade Heryana Page 15


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

C. Proporsi rate penderita baru dalam satu peride menunjukkan


kenaikan dua kali lipat dibanding periode sebelumnya
D. Jawaban A, B, C benar semua
66. Wabah suatu penyakit umumnya terdeteksi melalui kegiatan berikut
A. Analsis data surveilans rutin
B. Laporan petugas kesehatan/pamong/warga yang peduli
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
67. Alasan dilakukannya investigasi kemungkinan wabah antara lain
sebagai berikut, KECUALI:
A. Penanggulangan dan pencegahan penyakit
B. Penelitian dan pelatihan
C. Pertimbangan program
D. Kepentingan pribadi pemimpin daerah
68. Berdasarkan tabel investigasi dan kontrol penyakit berikut
Sumber/Cara Sumber/Cara
Penularan Penularan TIDAK
DIKETAHUI DIKETAHUI
Agen Penyebab (1) (3)
DIKETAHUI
Agen Penyebab (2) (4)
TIDAK DIKETAHUI
Pada kotak (1) tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah
A. Mengutamakan investigasi wabah dibanding pengontrolan penyakit
B. Mengutamakan pengontrolan penyakit dibanding investigasi wabah
C. Sama-sama mengutamakan pengontrolan penyakit dan investigasi
wabah
D. Jawaban A, B, C benar
69. Sesuai soal nomor 68 di atas, tindakah yang dilakukan pada kondisi
kotak nomor (2) adalah
A. Mengutamakan investigasi wabah dibanding pengontrolan penyakit
B. Mengutamakan pengontrolan penyakit dibanding investigasi wabah

2016 Ade Heryana Page 16


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

C. Tidak perlu dilakukan investigasi wabah dan pengontrolan penyakit


D. Sama-sama mengutamakan investigasi wabah dan pengontrolan
penyakit
70. Sesuai soal no 68, kondisi pada kotak (3) dan (4) dianjurkan melakukan
tindakan
A. Mengutamakan pengontrolan penyakit dibanding investigasi wabah
B. Tidak perlu dilakukan investigasi wabah dan pengontrolan penyakit
C. Sama-sama mengutamakan investigasi wabah dan pengontrolan
penyakit
D. Mengutamakan investigasi wabah dibandingkan pengontrolan
penyakit
71. Perhatikan grafik proses investigasi wabah berikut

Memastikan
Persiapan 1
diagnosis

Membuat
3 2
hipotesis

Pengendalian Penyampaian
4
& Pencegahan hasil

Sesuai grafik di atas, kegiatan yang sesuai pada kotak (1) adalah
A. Epidemiologi deskriptif
B. Memastikan adanya wabah
C. Menilai hipotesis
D. Memperbaiki hipotesis
72. Sesuai grafik pada soal nomor 71, kegiatan yang sesuai dengan kotak
(2) adalah
A. Memastikan adanya wabah

2016 Ade Heryana Page 17


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Menilai hipotesis
C. Epidemiologi deskriptif
D. Memperbaiki hipotesis
73. Kegiatan yang sesuai pada kotak (3) dan (4) pada grafik di soal nomor
71 di atas adalah
A. Memperbaiki hipotesis serta mengadakan penelitian tambahan (3)
dan menilai hipotesis
B. Menilai hipotesis (3) dan Memperbaiki hipotesis serta mengadakan
penelitian tambahan (4)
C. Menilai hipotesis (3) dan Memastikan adanya wabah (4)
D. Memastikan adanya wabah (3) dan Memperbaiki hipotesis serta
mengadakan penelitian tambahan (4)
74. Dalam tahap persiapan investigasi, hal-hal apa saja yang sebaiknya
diperhatikan
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
75. Pada tahap pemastian kejadian wabah (dalam proses investigasi
wabah) kegiatan utama yang dilakukan adalah
A. Memastikan diagnosa penyakit
B. Menghitung jumlah populasi
C. Menghitung jumlah kematian
D. Menghitung jumlah kasus yang ada
76. Dalam menghitung jumlah kasus untuk memastikan adanya wabah
penyakit, sumber data yang dipakai dapat berupa sebagai berikut
A. Catatan hasil surveilans dan survei di lingkungan masyarakat
B. Data penyakit setempat/lokal
C. Rate penyakit dari wilayah terdekat atau nasional
D. Jawaban A, B, C benar

2016 Ade Heryana Page 18


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

77. Dalam pengumpulan data untuk menghitung jumlah kasus wabah, jika
tidak diperoleh data kesakitan lokal, maka digunakan
A. Rate penyakit lain
B. Rate penyakit secara global
C. Rate penyakit sebelumnya
D. Rate penyakit dari wilayah terdekat atau nasional
78. Satu kondisi dimana jumlah kasus penyakit yang dihitung melebihi
jumlah diharapkan, namun sebenarnya tidak menunjukkan adanya
wabah, disebut
A. Meso endemic
B. Propagated endemic
C. Pseudo endemic
D. Point sources endemic
79. Faktor-faktor penyebab terjadinya kondisi pseudo endemic adalah
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
80. Meskipun wabah sudah dapat dipastikan, akan tetapi harus benar-
benar dibuktikan. Pada penyakit yang tidak dipengaruhi musim,
pembuktiannya dengan membandingkan jumlah penderita yang ada
dengan epidemic threshold. Pengertian epidemic threshold adalah
A. Nilai tengah (median) jumlah penderita pada waktu-waktu yang lalu
ditambah dengan 2x standar error
B. Rata-rata hitung (mean) jumlah penderita pada waktu-waktu yang
lalu ditambah dengan 3x standar error
C. Nilai terbanyak (modus) jumlah penderita pada waktu-waktu yang
lalu ditambah dengan 2x standar error
D. Rata-rata hitung (mean) jumlah penderita pada waktu-waktu yang
lalu ditambah dengan 2x standar error

2016 Ade Heryana Page 19


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

81. Untuk penyakit epdemis yang bersifat musiman, pembuktian benar-


benar wabah dilakukan dengan membandingkan jumlah penderita yang
ada dengan cara berikut KECUALI:
A. Jumlah penderita di musim berbeda tahun yang lalu
B. Jumlah penderita di musim yang sama tahun yang lalu
C. Jumlah paling tinggi yang pernah terjadi pada musim yang sama
tahun lalu
D. Jumlah ambang wabah mingguan atau bulanan berdasarkan variasi
musiman
82. Pembuktian benar-benar wabah pada penyakit yang tidak epidemik
adalah dengan membandingkan jumlah penderita yang ada terhadap
A. Jumlah penderita keseluruh
B. Jumlah populasi
C. Jumlah penderita pada saat penyakit tersebut ditemukan
D. Jawaban A, B, C salah semua
83. Kriteria KLB pada keracunan makanan menurut CDC adalah
A. Ditemukannya dua atau lebih penderita penyakit serupa, yang
biasanya berupa gejala gangguan pencernaan (gastrointestinal),
sesudah memakan makanan yang sama
B. Hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan makanan sebagai
sumber penularan
C. Perkecualian diadakan untuk keracunan akibat toksin/racun
clostridium botulinum atau akibat bahan-bahan kimia, maka bila
didapatkan 1 orang saja penderita, sudah dianggap suatu
letusan/wabah
D. Jawaban A, B, C benar semua
84. Selain kriteria-kriteria epidemiologis yang ditetapkan dalam
menentukan KLB, faktor-faktor lain perlu pula diperhatikan yakni
A. Keparahan dan potensi penyebaran penyakit
B. Pertimbangan politik dan relasi publik
C. Ketersediaan sumberdaya
D. Jawaban A, B, C benar

2016 Ade Heryana Page 20


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

85. Tahap investigasi wabah salah satunya adalah memastikan diagnosa.


Tujuan dilakukan tahap ini adalah
A. Memastikan masalah tersebut telah didiagnosa sesuai ketentuan
B. Menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
86. Langkah-langkah yang dilakukan dalam memastikan diagnosis suatu
wabah adalah
A. Membuat definisi kasus
B. Membuat definisi kasus dan menemukan serta menghitung kasus
C. Menemukan kasus
D. Menghitung kasus
87. Penentuan definisi kasus wabah meliputi kriteria klinis yang dibatasi
oleh berikut ini KECUALI:
A. Ekonomis
B. Waktu
C. Tempat
D. Orang
88. Untuk mendefinisikan kasus wabah, terdapat 3 level kasus antara lain
sebagai berikut KECUALI:
A. Kasus salah
B. Kasus pasti
C. Kasus mungkin
D. Kasus meragukan
89. Bila suatu kasus wabah dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
laboratorium positif maka kasus tersebut tergolong sebagai berikut
kecuali:
A. Kasus pasti
B. Kasus mungkin
C. Confirmed
D. Jawaban A dan C benar
90. Suatu wabah memiliki kasus mungkin atau Probable jika

2016 Ade Heryana Page 21


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Kasus memenuhi semua ciri klinis, tanpa pemeriksaan laboratorium


B. Kasus memenuhi semua ciri klinis, dengan pemeriksaan
laboratorium
C. Kasus memenuhi semua ciri klinis
D. Kasus dengan pemeriksaan laboratorium
91. Bila kasus wabah hanya memenuhi kriteria klinis saja maka
digolongkan sebagai berikut KECUALI:
A. Kasus pasti
B. Kasus meragukan
C. Possible
D. Jawaban B dan C benar
92. Untuk menggambarkan wabah suatu penyakit berdasarkan
perjalanannya (waktu/time) digunakan kurva berbentuk histogram
yang memaparkan jumlah kasus berdasarkan waktu timbulnya gejala
pertama. Kurva tersebut dinamakan:
A. Kurva penyakit
B. Kurva masa inkubasi
C. Kurva KLB
D. Kurva Epidemi
93. Berikut adalah fungsi atau kegunaan Kurva Epidemi dalam investigasi
wabah:
A. Mendapatkan informasi tentang perjalanan wabah dan
kemungkinan kelanjutan penyakit
B. Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui, dapat memperkirakan
kapan pemaparan terjadi, sehingga dapat memusatkan
penyelidikan pada periode tersebut
C. Menyimpulkan pola kejadian penyakit, apakah bersumber tunggal,
ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya
D. Jawaban A, B, C benar
94. Ada 3 hal penting yang dapat diinterpretasikan dari suatu kurva
Epidemi, antara lain sebagai berikut KECUALI:
A. Cara penularan

2016 Ade Heryana Page 22


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Perjalanan wabah
C. Perjalanan KLB
D. Periode pemaparan penyakit
95. Dari interpretasi cara penularan penyakit dengan kurva Epidemi pada
investigasi wabah, jenis epidemi terbagi menjadi:
A. Common source epidemic
B. Propagated/Progressive epidemic
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
96. Dilihat dari pola/bentuk kurva epidemi, maka common source epidemic
terbagi menjadi berikut ini, KECUALI:
A. Point source epidemic
B. Propagated epidemic
C. Continuous common source epidemic
D. Intermittent common source epidemic
97. Pada interpretasi pola kurva epidemi, bila pemaparan penyakit
bersumber tunggal dan waktunya singkat, sehingga hasil dari semua
kasus berkembang hanya satu masa inkubasi saja, maka kondisi
demikian dinamakan
A. Propagated epidemic
B. Continuous common source epidemic
C. Intermittent common source epidemic
D. Point source epidemic
98. Dari grafik di bawah, terlihat bahwa cara penularan penyakit memiliki
periode memanjang, serta kurva berpuncak tunggal dan datar.

Pola kurva demikian dinamakan:

2016 Ade Heryana Page 23


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Point sources epidemic


B. Continuous common source epidemic
C. Propagated epidemic
D. Intermittent common source epidemic
99. Pola intermittent common source epidemic, terjadi bila kurva epidemi
menggambarkan cara penularan penyakit yang
A. Pemaparan pendek dan jumlah kasus tidak beraturan
B. Pemaparan lama dan jumlah kasus beraturan
C. Pemaparan lama
D. Pemaparan lama dan jumlah kasus tidak beraturan
100. Sebuah kurva epidemi yang menggambarkan cara penularan penyakit
yang terjadi dari orang ke orang, dengan puncak kurva banyak dan
berjarak 1 masa inkubasi, disebut dengan
A. Continuous common source epidemic
B. Intermittent common source epidemic
C. Point sources epidemic
D. Propagated epidemic
101. Untuk menggambarkan kejadian wabah berdasarkan tempat/place
biasanya menggunakan alat/tools yang disebut berikut ini, KECUALI:
A. Distribusi Frekuensi
B. Spot map
C. Area map
D. Peta titik
102. Pada investigasi wabah, kadang digunakan sebuah peta sederhana yang
berguna untuk menggambarkan tempat tinggal, tempat bekerja, atau
tempat kemungkinan terpapar para penderita. Peta tersebut
dinamakan
A. Area map
B. Spot map
C. Distribusi frekuensi
D. Histogram frekuensi

2016 Ade Heryana Page 24


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

103. Untuk menggambarkan wabah, Area map digunakan untuk


menunjukkan insidens atau distribusi kejadian pada wilayah tertentu
dengan kode/arsiran yang biasanya dicantumkan
A. Jumlah kasus
B. Angka serangan (attack rate)
C. Jumlah populasi
D. Jumlah kematian
104. Pasa suatu kegiatan investigasi wabah, sebuah hipotesis diformulasikan
menggunakan parameter berikut ini KECUALI:
A. Sumber agen penyakit
B. Cara penularan
C. Jenis agen penyakit
D. Pemaparan yang mengakibatkan sakit
105. Sebutkan sumber-sumber untuk mendapatkan hipotesis suatu
penyelidikan wabah:
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
6. ....
106. Suatu hipotesis yang sudah diformulasikan pada investigasi wabah
perlu dilakukan penilaian dengan metode
A. Membandingkan hipotesis dengan data yang ada
B. Epidemiologi analysis
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
107. Peran epidemiologic analysis pada pengujian hipotesa berfungsi
A. Menganalisis hubungan antar variabel
B. Menganalisis peran kebetulan (apakah penyebabnya karena
kebetulan saja)
C. Jawaban A dan B salah

2016 Ade Heryana Page 25


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

D. Jawaban A dan B benar


108. Metode epidemiologic analysis untuk menguji hipotesa yang cocok pada
investigasi wabah dengan populasi kecil dan jelas batas-batasnya
digunakan
A. Studi Kasus-Kontrol
B. Studi Kohort
C. Studi Eksperimental
D. Studi Potong-Lintang
109. Studi Kasus-Kontrol merupakan metode epidemiologic analysis untuk
menguji hipotesa pada investigasi wabah yang sifatnya populasinya
A. Jelas batasannya
B. Sedikit
C. Populasi kurang dari 10
D. Tidak jelas batasannya
110. Dalam menyampaikan hasil investigasi wabah dapat digunakan dua
cara yakni
A. Secara lisan kepada pejabat kesehatan setempat
B. Secara tertulis dengan membuat Laporan Investigasi Wabah
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
111. Telah terjadi keracunan makanan di kantin sebuah pabrik tekstil di
Bekasi. Saat peristiwa terjadi, karyawan sedang makan siang pada jam
13.00 tanggal 22 Desember 2015. Berikut adalah tabel data hipotetik,
data waktu timbulnya gejala pertama setelah dilakukan penyelidikan
wabah:
No. Nama Karyawan Tanggal Jam
1 Tofik 22 Des 2015 15.00
2 Firqha 22 Des 2015 20.00
3 Ramses 22 Des 2015 16.00
4 Ilham 22 Des 2015 17.30
5 Indah 22 Des 2015 14.30
6 Neneng 23 Des 2015 01.00
7 Gina 23 Des 2015 05.00
8 Hanna 23 Des 2015 03.00

2016 Ade Heryana Page 26


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

9 Adie 23 Des 2015 10.00


10 Novita 23 Des 2015 06.00
Dari tabel di atas hitunglah:
1. Masa inkubasi terpendek?
2. Masa inkubasi terpanjang?
3. Median inkubasi?

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT


112. Jenis ukuran dalam epidemiologi terdiri dari tipe matematika dan tipe
epidemiologik. Tipe matematika terdiri dari berikut ini KECUALI:
A. Ukuran Asosiasi
B. Dengan denominator
C. Tanpa denominator
D. Dengan penyebut
113. Contoh di bawah ini adalah jenis ukuran tipe matematika tanpa
denominator, KECUALI :
A. 1,2,3,4
B. Enumerasi/hitungan
C. Rate
D. Angka mutlak
114. Rasio, proporsi, rate termasuk tipe ukuran matematik:
A. Tanpa denominator
B. Dengan denominator
C. Tanpa penyebut
D. Tanpa nominator
115. Jenis tipe ukuran epidemiologik terdiri dari :
A. Ukuran Frekuensi Penyakit
B. Ukuran Asosiasi
C. Ukuran Dampak/Efek
D. Jawaban A, B, C benar
116. Insiden, Prevalen, Mortalitas termasuk jenis ukuran
A. Ukuran Asosiasi

2016 Ade Heryana Page 27


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Ukuran Frekuensi Penyakit


C. Ukuran Dampak
D. Ukuran Efek
117. Ciri-ciri dari ukuran Rasio adalah
A. Unsur denominator bagian dari nominator
B. Unsur nominator bukan bagian dari denominator
C. Unsur denominator tidak ada
D. Unsur denominator bukan bagian dari nominator
118. Ciri-ciri dari ukuran Proporsi adalah
A. Unsur denominator bukan bagian dari nominator
B. Unsur denominator tidak ada
C. Unsur nominator bukan bagian dari denominator
D. Unsur denominator bagian dari nominator
119. Ciri-ciri dari ukuran Rasio adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Tidak memerlukan konstanta
B. Mengkuantifikasi proses dinamik
C. Dikalikan dengan suatu konstanta
D. Dikalikan dengan suatu parameter
120. Pada tahun 2015 terdapat 200 kasus DBD di suatu kota yang
berpenduduk 2.500.000 orang. Hitung berapa rate kasus DBD di kota
tersebut:
A. 80 per 100.000
B. 8 per 1.000.000
C. 80 per 1.000.000
D. 8 per 100.000
121. Dari tabel berikut hitunglah rate-nya:
Jumlah kasus Jumlah Populasi Rate
Kota A 20 400.000 (1)
Kota B 3 (2) 3 per 1.000
Kota C (3) 2.500.000 8 per 1.000.000
Kota D 10 1.000.000 (4)
Dari tabel di atas, isian yang tepat untuk kotak (1) adalah
A. 50 per 100.000

2016 Ade Heryana Page 28


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. 5 per 1.000.000
C. 50 per 1.000.000
D. 5 per 100.000
122. Dari tabel pada soal nomor 121 di atas, isian yang tepat untuk kotak (2)
adalah
A. 100
B. 10.000
C. 1.000
D. 100.000
123. Dari tabel pada soal nomor 121 di atas, isian yang tepat untuk kotak (3)
A. 20
B. 250
C. 2000
D. 200
124. Dari tabel pada soal nomor 121 di atas, isian yang tepat untuk kotak (4)
A. 1 per 10.000
B. 1 per 1.000.000
C. 1 per 100.000
D. 1 per 1.000
125. Jumlah kasus baru yang berkembang pada suatu periode waktu di
antara populasi berisiko disebut
A. Incidence
B. Prevalence
C. Mortalitas
D. Natalitas
126. Definisi “kasus baru” pada perhitungan insidens adalah
A. Perubahan status dari sakit ke sehat
B. Perubahan status dari sehat jadi sakit
C. Perubahan status dari sehat jadi meninggal
D. Perubahan statusdari sakit jadi meninggal
127. Pada perhitungan insidens penyakit, yang dimaksud dengan “periode
waktu” adalah

2016 Ade Heryana Page 29


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Waktu yang diamati selama sehat hingga mati


B. Waktu yang diamati selama sehat hingga sakit
C. Waktu yang diamati selama sakit hingga sehat
D. Waktu yang diamati selama sakit hingga mati
128. Istilah lain untuk Insiden Kumulatif adalah berikut ini, KECUALI:
A. Risk
B. Insiden orang-waktu
C. Proporsi Insiden
D. CI
129. Definisi Insidens Kumulatif adalah
A. Rata-rata risiko individu menjadi mati
B. Rata-rata risiko populasi terkena penyakit
C. Rata-rata risiko individu terkena penyakit
D. Rata-rata risiko populasi menjadi mati
130. Syarat denominator pada perhitungan CI adalah
A. Jumlahnya termasuk individu sakit pada permulaan periode
B. Jumlahnya harus bebas penyakit pada periode pengamatan
C. Jumlahnya harus bebas penyakit pada permulaan periode
D. Jumlahnya termasuk individu sakit pada periode pengamatan
131. Perhitungan CI sangat cocok pada kondisi:
A. Pada kasus banyak terjadi hilang dari pengamatan
B. Pada kasus banyak terjadi kematin
C. Bila tidak ada/sedikit kasus yang lolos dari pengamatan
D. Bila tidak ada/sedkit kasus yang mati
132. Selain menyatakan rata-rata risiko individu terkena penyakit, CI juga
menyatakan
A. Probabilitas individu berisiko menderita penyakit selama periode
waktu tertentu
B. Individu yang tidak meninggal karena sebab lain selama periode
waktu tertentu
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar

2016 Ade Heryana Page 30


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

133. Ciri-ciri dari nilai Insidens Kumulatif adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Tidak memiliki dimensi dan Nilanya 0 s/d 1
B. Merujuk pada populasi
C. Merujuk pada individu
D. Ada periode rujukan waktu yang ditentukan
134. Sebagai nominator pada perhitungan Insidens Kumulatif adalah
A. Jumlah kasus insidens selama periode pengamatan
B. Jumlah kasus insidens selama periode waktu tertentu
C. Jumlah orang sehat selama periode waktu tertentu
D. Jumlah orang yang mati selama periode waktu tertentu
135. Sebagai denominator pada perhitungan Insidens Kumulatif adalah
A. Jumlah orang berisiko pada periode pengamatan
B. Jumlah orang berisiko pada permulaan waktu
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
136. Perhatikan tabel kesakitan akibat minum dua jenis air
Minuman Sakit Tidak Sakit
Jenis A 50 90
Jenis B 36 64
Hitunglah Attack Rate masing-masing jenis minuman
A. Jenis A = 36 per 100; jenis B = 50 per 140
B. Jenis A = 90 per 140; jenis B = 64 per 100
C. Jenis A = 64 per 100; jenis B = 90 per 140
D. Jenis A = 50 per 140; Jenis B = 36 per 100
137. Rata-rata rate populasi berisiko selama waktu yang ditentukan disebut
A. Kumulatif Insiden
B. Risk
C. Densitas Insiden
D. CI
138. Istilah lain untuk Densitas Insiden adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Insidens Orang-waktu
B. Tingkat Insidens
C. Kumulatif Insiden

2016 Ade Heryana Page 31


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

D. Person-time incident
139. Ciri-ciri Densitas insidens antara lain sebagai berikut KECUALI:
A. Memiliki nilai 0 s/d 1
B. Tidak ada periode waktu rujukan
C. Memiliki dimensi yang merupakan invers dari waktu
D. Memiliki nilai dari 0 s/d ~
140. Sebagai nominator pada perhitungan Densitas insidens adalah
A. Jumlah orang sehat yang terjadi dalam periode waktu
B. Jumlah kasus insidens yang terjadi dalam periode waktu
C. Jumlah orang mati yang terjadi dalam periode waktu
D. Jumlah populasi pada periode waktu
141. Sebagai denominator pada perhitungan Densitas Insidens adalah
A. Jumlah orang
B. Jumlah orang-waktu
C. Jumlah populasi
D. Jumlah orang sakit
142. Kelemahan yang dialami dalam perhitungan Insidens adalah
A. Sulit diterapkan pada kasus penyakit jarang timbul
B. Sulit diterapkan pada kasus penyakit menular
C. Sulit diterapkan pada kasus penyakit tidak menular
D. Sulit diterapkan pada kasus penyakit yang berulang kali timbul
143. Tipe ukuran perhitungan penyakit selain insiden, adalah prevalens.
Jenis prevalens meliputi berikut ini KECUALI:
A. Prevalens negatif
B. Prevalens titik
C. Prevalens periode
D. Point prevalence
144. Pengertian prevalens yang benar
A. Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus lama
B. Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus lama dan baru
C. Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus baru
D. Jawaban A, B, C salah

2016 Ade Heryana Page 32


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

145. Interpretasi yang didapat dari suatu angka prevalens adalah


A. Probabilitas seorang individu menjadi sehat
B. Probabilitas seorang individu menjadi mati
C. Probabilitas populasi menjadi kasus (atau sakit)
D. Probabilitas seorang individu menjadi kasus (atau sakit)
146. Probabilitas individu menjadi kasus (atau sakit) pada satu titik waktu,
adalah prevalensi jenis
A. Prevalens periode
B. Prevalens total
C. Prevalens titik
D. Prevalens kumulatif
147. Ciri-ciri suatu prevalens titik antara lain berikut ini KECUALI:
A. Nilai antara 0 s/d ~
B. Tidak memiliki dimensi
C. Nilai antara 0 s/d 1
D. Nilainya selalu positif < 1
148. Nominator dari prevalens titik adalah
A. Jumlah kasus yang ada pada satu periode pengamatan
B. Jumlah orang sehat yang ada pada satu titik waktu
C. Jumlah orang mati ada pada satu titik waktu
D. Jumlah kasus yang ada pada satu titik waktu
149. Denominator dari prevalens titik adalah
A. Total jumlah orang pada satu titik waktu
B. Total kasus pada waktu tertentu
C. Total kematian pada waktu tertentu
D. Total jumlah orang pada waktu tertentu
150. Istilah lain untuk prevalens periode adalah sebagai berikut KECUALI
A. Prevalens tahunan
B. Prevalens titik
C. Prevalens selama hidup
D. Lifetime prevalence
151. Nominator dari prevalens periode adalah

2016 Ade Heryana Page 33


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Jumlah orang sehat selama satu periode waktu


B. Jumlah orang mati satu periode waktu
C. Jumlah populasi selama satu periode waktu
D. Jumlah kasus selama satu periode waktu
152. Denominator dari prevalens peiode adalah
A. Jumlah orang selama periode waktu tertentu
B. Jumlah kasus selama periode waktu tertentu
C. Jumlah penyakit selama periode waktu tertentu
D. Jumlah kematian selama periode waktu tertentu
153. Pada kondisi yang tetap sepanjang waktu, terjadi hubungan antara
prevalens (P) dengan insidens (I), yang ditentukan oleh rata-rata lama
sakit (D). Hubungan tersebut digambarkan dengan formula
A. P = I + D
B. P = I / D
C. P = I x D
D. P = I - D
154. Sebutkan 5 perbedaan antara Insidens dengan Prevalens:
No Insidens Prevalens
1 .... ....
2 .... ....
3 .... ....
4 .... ....
5 .... ....
155. Ukuran penyakit yang menyatakan jumlah kematian akibat satu
penyakit dalam populasi tertentu disebut
A. Mortalitas
B. Natalitas
C. Fertilitas
D. Morbiditas
156. Ciri utama dari angka mortalitas adalah
A. Berbentuk proporsi
B. Berbentuk rate
C. Berbentuk ratio
D. Berbentuk matematis

2016 Ade Heryana Page 34


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

157. Death to Case Ratio (DTCR) adalah rasio kematian terhadap suatu
kasus. Sebagai denominator DTCR digunakan
A. Jumlah kasus lama dari penyakit yang diidentifikasi selama periode
yang sama
B. Jumlah kasus baru dari penyakit yang diidentifikasi selama periode
sebelumnya
C. Jumlah kasus baru dari penyakit yang diidentifikasi selama periode
yang sama
D. Jumlah populasi yang diidentifikasi selama periode yang sama
158. Proporsi individu yang mati akibat terinfeksi suatu penyakit disebut
Case Fatality Rate (CFR). Perhitungan CFR menggunakan nominator
A. Jumlah total yang meninggal
B. Jumlah sehat di antara kasus insiden
C. Jumlah kasus di antara kasus insiden
D. Jumlah meninggal di antara kasus insiden
159. Denominator pada perhitungan CFR menggunakan
A. Jumlah kematian
B. Jumlah orang sehat
C. Jumlah kasus insiden
D. Jumlah populasi
160. Perhatikan grafik kejadian penyakit berikut:
Kasus 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000
A Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
B Sehat Sehat SAKIT MATI
C Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
D Sehat Sehat Sehat SAKIT SAKIT SAKIT SAKIT
E Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat SAKIT SAKIT
F Sehat Sehat Sehat HILANG HILANG HILANG HILANG
G Sehat Sehat Sehat Sehat SAKIT SAKIT MATI
Dari tabel di atas tentukan Insidens Kumulatif:
A. 5/7
B. 3/7
C. 4/7
D. 7/7

2016 Ade Heryana Page 35


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

161. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah Densitas Insiden nya:
A. 4/33
B. 6/31
C. 6/33
D. 4/31
162. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah Prevalens Titik pada
tahun 1994 dan 1998:
A. Tahun 1994 = 0/7; dan tahun 1998 = 2/5
B. Tahun 1994 = 1/7; dan tahun 1998 = 2/5
C. Tahun 1994 = 0/7; dan tahun 1998 = 3/5
D. Tahun 1994 = 1/7; dan tahun 1998 = 3/5
163. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah Prevalens Periode
selama waktu pengamatan dari 1994 s/d 2000 (Gunakan tahun 1997
sebagai midpoint):
A. 2/5
B. 2/6
C. 1/6
D. 1/5
164. Dari tabel pada soal nomor 160 di atas, hitunglah rata-rata lama sakit
(D) selama periode 1994-2000
A. (1+4+2)/3 = 7/3
B. (4+2+3)/3 = 3
C. (1+4+2+2)/4 = 9/4
D. (1+4+2+3)/4 = 2,5
165. Berdasarkan nilai insidens (I) dan nilai rata-rata sakit (D) pada soal
nomor 160 di atas, maka prevalens nya adalah
A. P = 5/31 x 2,5
B. P = 4/33 x 3
C. P = 4/31 x 2,5
D. P = 4/31 x 3

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

2016 Ade Heryana Page 36


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

166. Berikut adalah alasan kenapa kegiatan surveilans sangat penting dalam
kajian epidemiologi penyakit, KECUALI:
A. Surveilans merupakan langkah akhir dalam intervensi kesehatan
masyarakat (CDC)
B. Surveilans epidemiologi merupakan salah satu fungsi utama
epidemiologi (Crooker, 2014)
C. Surveilans merupakan “batu loncatan” dalam dalam kegiatan
kesehatan masyarakat (Crooker, 2014)
D. Surveilans merupakan langkah awal dalam intervensi kesehatan
masyarakat (CDC)
167. Menurut CDC, surveilans epidemiologi dalam langkah intervensi
kesmas menjawab pertanyaan:
A. What’s the cause?
B. What works?
C. How do you do it?
D. What’s the problem?
168. Definisi surveilans kesehatan menurut CDC merupakan prosedur
sistematik dalam rangka meningkatkan aktivitas kesmas. Prosedur
sistematik tersebut meliputi berikut ini:
A. Pengumpulan data
B. Pengolahan dan analisa data
C. Interpretasi dan aplikasi data
D. Jawaban A, B, C benar
169. Inti dari definisi Surveilans menurut Depkes adalah proses pengamatan
yang dilakukan secara
A. Bertahap
B. Random/acak
C. Terus menerus dan sistematik
D. Tergantung situasi
170. Respon dari suatu surveilans tindakan yang berbentuk respon. Respon
tersebut terdiri dari berikut ini KECUALI:
A. Epidemic type respon

2016 Ade Heryana Page 37


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Incidential type respon


C. Management type respon
D. Respon tipe wabah
171. Sebutkan lima jenis surveillance menurut McNab (dalam Crooker,
2014):
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
172. Menurut intervensinya kepada masyarakat, kegiatan surveilans dibagi
menjadi Active surveillance dan Pasive Surveillance. Jenis surveillance
yang dilakukan dengan mengumpulkan data kejadian kesehatan di
masyarakat:
A. Pasive surveillance
B. Surveilans pasif
C. Active surveillance
D. Syndromic Surveillance
173. Contoh kegiatan pasive surveillance adalah
A. Dinas kesehatan menerima laporan dari Puskesmas
B. Dinas kesehatan kota menerima laporan dari dinkes provinsi
C. Dinas kesehatan kota turun ke lapangan mencari informasi
D. Dinkes provinsi mengirim laporan ke Kementerian Kesehatan
174. Ruang lingkup surveilans kesehatan kesehatan masyarakat menurut
peraturan yang berlaku meliputi:
A. Surveilans penyakit menular dan penyakit tidak menular
B. Surveilans kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, masalah
kesehatan
C. Surveilans kesehatan matra, kesehatan kerja, kecelakaan kerja
D. Jawaban A, B, C benar
175. Kegiatan surveilans Penyakit Menular meliputi 13 jenis. Sebutkan jenis
surveilans tersebut pada titik-titik tabel di bawah ini

2016 Ade Heryana Page 38


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

No Jenis Surveilans Penyakit Menular


1 ....
2 AFP
3 Penyakit potensial Wabah/KLB PM dan Keracunan
4 ....
5 ....
6 Zoonosis (Anthrax, Rabies, Leptospirosis)
7 Filariasis
8 ....
9 Diare, Tifus, Kecacingan dan penyakit perut lainnya
10 ....
11 ....
12 Penyakit Menular Seksual
13 Pneumonia (termasuk SARS)

176. Berikut adalah tujuan umum dilakukan surveilans, KECUALI:


A. Mendapatkan informasi epidemiologi penyakit tertentu
B. Mendistribusikan informasi epidemiologi secara terbatas di
lingkungan sendiri
C. Mendistribusikan informasi epidemiologi kepada pihak-pihak
terkait
D. Mendapatkan informasi epidemiolohi penyakit menular dan tidak
menular
177. Sebutkan 10 jenis sumber data yang digunakan dalam tahap
pengumpulan data surveilans:
1. ...
2. ...
3. ...
4. ...
5. ...
6. ....
7. ...
8. ...
9. ...
10. ...

2016 Ade Heryana Page 39


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

178. Setelah sumber data didapatkan, dalam pengumpulan data selanjutnya


dilakukan kategorisasi data. Adapun jenis/kategori data surveilans
tersebut meliputi
1. ...
2. ...
3. ...
4. ...
5. ...
6. ...
7. ...
8. ...
9. ...
10. ...
179. Dilihat dari frekuensi pengumpulannya, data surveilans dibagi menjadi
A. Data rutin bulanan, mingguan, harian
B. Data insidensil
C. Data survey
D. Jawaban A, B, C benar
180. Data yang bersumber dari SP2TP dan SPRS, serta data yang bersumber
dari Laporan Penyakit Potensial Wabah (atau W2) termasuk jenis data:
A. Rutin
B. Insidentil
C. Survey
D. Primer
181. Data yang bersumber dari Laporan KLB atau W1 termasuk jenis data
A. Insidensil
B. Rutin
C. Survey
D. Bulanan
182. Syarat agar suatu data surveilans yang dikumpulkan berkualitas adalah
sebagai berikut:
1. ....

2016 Ade Heryana Page 40


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
183. Dalam kegiatan surveilans, terdapat tahap penyusunan data yang sudah
dikumpulkan ke dalam format-format tertentu dan menggunakan
teknik-teknis yang sesuai. Tahap tersebut adalah
A. Tahap Pengumpulan data
B. Tahap Analisis data
C. Tahap Pengolahan data
D. Tahap penyebaran informasi
184. Aspek apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pengolahan data
A. Ketepatan waktu
B. Sensitifitas data
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar
185. Pada tahap pengolahan data terdapat aktivitas yang bertujuan
mengjindari duplikasi (dobel) data dan untuk menilai kelengkapan
data. Aktivitas tersebut disebut
A. Duplikasi data
B. Reduksi data
C. Kompilasi data
D. Shortir data
186. Proses kompilasi dengan menggunakan kartu pengolah data atau
master tabel termasuk jenis kompilasi data:
A. Komputerisasi
B. Manual
C. Digital
D. Otomatis
187. Yang termasuk dalam proses kompilasi data secara komputerisasi
adalah
A. Penggunaan tabel

2016 Ade Heryana Page 41


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Perhitungan manual
C. Penggunaan aplikasi Epi-info
D. Penggunaan kalkulator
188. Berikut adalah syarat-syarat untuk menghasilkan pengolahan data yang
baik, KECUALI
A. Terjadi kesalahan sistemik
B. Kecenderungan beda antara distribusi frekuensi dengan distribusi
kasus dapat diidentifikasi
C. Tidak ada perbedaan/kesalahan dalam menyajikan
pengertian/definisi
D. Menerapkan metode pembuatan tabel, grafik, peta yang benar
189. Tahap analisis data bertujuan antara lain:
A. Membantu penyusunan perencanaan
B. Monitoring dan evaluasi (Monev)
C. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
D. Jawaban A, B, C benar
190. Pemahaman data adalah syarat utama dalam menganalisis data.
Pemahaman data yang sederhana dan jumlah variabel tidak banyak
biasanya dilakukan dengan
A. Mempelajari peta
B. Mempelajari tabel
C. Mempelajari grafik
D. Mempelajari gambar
191. Pemahaman data yang kompleks dengan variabel yang banyak
dilakukan dengan berikut ini KECUALI:
A. Mempelajari narasi
B. Mempelajari tabel
C. Mempelajari peta
D. Mempelajari gambar
192. Teknik analisis data berikut umumnya digunakan dalam surveilans
kesehatan masyarakat, KECUALI:
A. Analisa kualitatif

2016 Ade Heryana Page 42


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Analisa univariat
C. Analisa bivariat
D. Analisa multivariat
193. Teknik analisis dengan menghitung proporsi kejadian penyakit dan
menggambarkan deskripsi penyakit secara statistik dengan mean,
modus, standar deviasi merupakan teknik analisis yang disebut
A. Analisa bivariat
B. Analisa multivariat
C. Analisa regresi
D. Analisa univariat
194. Teknik analisis bivariat melihat hubungan dua variabel, biasanya
menggunakan tools seperti berikut ini KECUALI:
A. Tabel
B. Grafik
C. Audio
D. Peta
195. Teknik analisis lanjutan terhadap lebih dari dua variabel yang biasanya
digunakan untuk menentukan penyebab signifikan (determinan) suatu
penyakit adalah
A. Teknik analisis multivariat
B. Analisa univariat
C. Analisa bivariat
D. Analisa deskriptif
196. Penyebaran informasi hasil surveilans menurut Noor (2013) sebaiknya
disampaikan ke tiga arah yakni kepada:
A. Tingkat administrasi yang lebih tinggi
B. Tingkat administrasi yang lebih rendah
C. Instansi terkait dan masyarakat luas
D. Jawaban A, B, C benar
197. Sebutkan 7 jenis atribut dalam surveilans epidemiologi menurut WHO:
1. ...
2. ....

2016 Ade Heryana Page 43


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

3. ...
4. ...
5. ...
6. ...
7. ...
198. Pengertian surveilans yang sederhana (simplicity) adalah surveilans
yang
A. Memiliki struktur dan sistem pengoperasian yang sederhana tanpa
mengurangi tujuan yang ditetapkan
B. Dapat menyesuaikan dengan perubahan informasi dan/atau situasi
tanpa menyebabkan penambahan yang berarti pada sumberdaya
biaya, tenaga dan waktu
C. Para pelaksana/organisasinya mau secara aktif berpartisipasi
mencapai tujuan surveilans
D. Mampu mengidentifikasi suatu populasi (sebagai kasus) yang
kenyataannya memang kasus
199. Kegiatan surveilans yang dapat menyesuaikan dengan perubahan
informasi dan/atau situasi tanpa menyebabkan penambahan yang
berarti pada sumberdaya biaya, tenaga dan waktu, merupakan
surveilans yang memenuhi atribut
A. Flexibility
B. Acceptibility
C. Sensitivity
D. Representativeness
200. Contoh perubahan yang bisa disesuaikan dalam surveilans sehingga
memiliki sifat fleksibilitas adalah
A. Perubahan definisi kasus
B. Variasi sumber laporan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
201. Pengertian surveilans yang akseptabel (acceptibility) adalah surveilans
yang

2016 Ade Heryana Page 44


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

A. Memiliki struktur dan sistem pengoperasian yang sederhana tanpa


mengurangi tujuan yang ditetapkan
B. Dapat menyesuaikan dengan perubahan informasi dan/atau situasi
tanpa menyebabkan penambahan yang berarti pada sumberdaya
biaya, tenaga dan waktu
C. Mampu mengidentifikasi suatu populasi (sebagai kasus) yang
kenyataannya memang kasus
D. Para pelaksana/organisasinya mau secara aktif berpartisipasi
mencapai tujuan surveilans
202. Kegiatan surveilans yang memiliki kemampuan mendeteksi KLB
dengan cepat, ada kegiatan surveilans yang memiliki atribut:
A. Sensitivity
B. Flexibility
C. Representativeness
D. Acceptable
203. Sensitifitas suatu surveilans dinilai pada tingkatan:
A. Pengumpulan data
B. Pendeteksian proporsi kasus
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
204. Faktor-faktor berikut mempengaruhi sensitivitas suatu surveilans,
KECUALI:
A. Anggaran surveilans
B. Orang-orang yang mencari upaya kesehatan dengan masalah
kesehatan atau penyakit khusus
C. Penyakit atau keadaan yang akan didiagnosa
D. Kasus yang akan dilaporkan dalam sistem untuk diagnosa tertentu
205. Surveilans yang memenuhi atribut/kriteria memiliki predictive value
positif adalah surveilans yang
A. Memiliki struktur dan sistem pengoperasian yang sederhana tanpa
mengurangi tujuan yang ditetapkan

2016 Ade Heryana Page 45


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

B. Dapat menyesuaikan dengan perubahan informasi dan/atau situasi


tanpa menyebabkan penambahan yang berarti pada sumberdaya
biaya, tenaga dan waktu
C. Para pelaksana/organisasinya mau secara aktif berpartisipasi
mencapai tujuan surveilans
D. Mampu mengidentifikasi suatu populasi (sebagai kasus) yang
kenyataannya memang kasus
206. Surveilans yang memiliki positive predicitve value rendah
mengakibatkan hal yang sangat signifikan yakni
A. Kesalahan dalam menghitung data
B. Kesalahan dalam meprediksi lama surveilans
C. Kesalahan dalam menentukan definisi kasus
D. Kesalahan dalam mendeteksi KLB
207. Kegiatan surveilans yang mampu menggambarkan secara akurat
kejadian kesehatan dalam periode waktu tertentu dan distribusinya
menurut tempat dan orang, disebut kegiatan surveilans yang
memenuhi atribut
A. Flexibility
B. Acceptable
C. Representativeness
D. Timeliness
208. Surveilans yang memenuhi kriteria/atribut timeliness atau ketepatan
waktu adalah surveilans yang
A. Memiliki struktur dan sistem pengoperasian yang sederhana tanpa
mengurangi tujuan yang ditetapkan
B. Para pelaksana/organisasinya mau secara aktif berpartisipasi
mencapai tujuan surveilans
C. Mampu mengidentifikasi suatu populasi (sebagai kasus) yang
kenyataannya memang kasus
D. Mampu menghasilkan informasi yang sesuai dengan waktu yang
tepat (tidak terlalu cepat atau lambat)

2016 Ade Heryana Page 46


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

209. Indikator kerja menurut Kepmenkes No.1116/SK/VII/2003 tentang


surveilans epidemiologi, antara lain menyatakan bahwa laporan
bulanan STP Unit Pelayanan ke Dinkes Kab/Kota minimal sebesar
A. Kelengkapan = 90%
B. Ketepatan = 80%
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
210. Indikator kerja surveilans yang harus diperoleh oleh Dinkes Kab/Kota
menurut Kepmenkes No.1116/VII/2003 adalah sebagai berikut
KECUALI:
A. Indikator epidemiologi STP = 80%
B. Kelengkapan laporan STP ke Dinkes Provinsi = 100%
C. Indikator epidemiologi STP = 70%
D. Ketepatan laporan STP ke Dinkes Provinsi = 90%
211. Laporan STP bulanan Dinkes Provinsi ke Ditjen PPM&PL menurut
indikator kerja surveilans dalam Kepmenkes No.1116/VII/2003 adalah
A. Ketepatan = 90%
B. Kelengkapan = 100%
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
212. Distribusi data dan informasi bulanan, serta umpan balik laporan
bulanan yang dilakukan oleh Dinkes kab/kota, provinsi, dan nasional
menurut indikator kerja surveilans adalah sebesar
A. 100%
B. 95%
C. 90%
D. 80%
213. Salah satu indikator kinerja surveilans adalah penerbitan Buletin
Epidemiologi serta Profil Tahunan atau Buku Data Surveilans
Epidemiologi adalah sebagai berikut KECUALI:
A. Penerbitan Buletin Epidemiologi di Kab/Kota = 6 kali dalam setahun
B. Penerbitan Buletin Epidemiologi di Kab/Kota = 4 kali dalam setahun

2016 Ade Heryana Page 47


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

C. Penerbitan Buletin Epidemiologi di Prov dan Nasional = 12 kali


dalam setahun
D. Penerbitan Profil Tahunan atau Buku Data Surveilans Epidemiologi
di Kab/Kota, Prov, Nasional = 1 kali dalam setahun
214. Sebutkan permasalahan-permasalahan potensial yang umumnya terjadi
dalam Surveilans Epidemiologi
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
6. ....
7. ....
8. ....
215. Permasalahan dalam surveilans antara lain adalah pemahaman yang
keliru tentang surveilans serta perbedaannya dengan survey. Letak
perbedaan mendasar antara surveilans dan survey adalah
A. Pelaksananya
B. Sumber dana
C. Hasilnya
D. Konsistensi pelaksanaan
216. Salah satu masalah dalam surveilans adalah rendahnya kualitas data,
yang disebabkan oleh
A. Ketidaktepatan laporan
B. Ketidaklengkapan laporan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
217. Berikut ini adalah permasalahan dalam Surveilans Epidemiologi
Penyakit Menular, KECUALI:
A. Tidak tersedia data kejadian yang akurat, lengkap dan tepat waktu
B. Sistem surveilans yang memenuhi kriteria

2016 Ade Heryana Page 48


Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II

C. Kekurangpahaman akan pentingnya data kejadian penyakit oleh


SDM Surveilans
D. Masalah birokratisasi

2016 Ade Heryana Page 49

Anda mungkin juga menyukai