Anda di halaman 1dari 20

PENGKAJIAN PADA AN.

“G” UMUR 10 BULAN DENGAN DIAGNOSA


MEDIS GASTRO ENTERITIS AKUT DENGAN VOMITING
MASALAH PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI RUANG KELAS I B RSI SITI HAJAR SIDOARJO

Disusun Oleh :
E KA N U R HAYAT I
NIM : 2008.01.0780

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN
2009/2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah, rahymat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
penyusunan “Pengkajian Pada An. “G” Dengan Diagnosa Medis GEA dan Vomiting
Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit di Ruang Kelas I B
RSI Siti Hajar Sidoarjo”.
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis mendapatkan bimbingan
serta arahan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini saya sebagai penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Mohammad Ridho A, selaku Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo.
2. Mamik Zuliatin, AMK, selaku Kepala Ruangan Kelas I B RSI Siti Hajar Sidoarjo.
3. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
4. Suprapti, S.S.T, selaku Dosen Pembimbing Praktek STIKES Husada Jombang.
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
pengkajian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan keperawatan ini masih
banyak kekurangan. Karena itu penulis mengharap saran dan kritik untuk perbaikan
dalam pembuatan asuhan keperawatan selanjutnya.
Harapan penulis semoga penyusunan asuhan keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tidak lupa penulis mohon maaf apabila
ada kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja.

Jombang, November 2009


Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
1.1 Konsep Dasar GEA.........................................................................
1.1.1 Pengertian............................................................................
1.1.2 Klasifikasi............................................................................
1.1.3 Patofisiologi........................................................................
1.1.4 Etiologi................................................................................
1.1.5 Manifestasi klinis................................................................
1.1.6 Komplikasi..........................................................................
1.1.7 Penatalaksanaan .................................................................
1.2 Konsep Dasar Vomiting...................................................................
1.2.1 Definisi................................................................................
1.2.2 Patofisiologi........................................................................
1.2.3 Etiologi................................................................................
1.2.4 Komplikasi..........................................................................
1.2.5 Penatalaksanaan .................................................................
1.3 Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.....................................................
1.3.1 Definisi................................................................................
1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
cairan dan elektrolit
.........................................................................................
.........................................................................................
1.3.3 Tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan elektrolit
.........................................................................................
.........................................................................................
1.3.4 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
.........................................................................................
.........................................................................................
1.3.5 Komplikasi elektrolit dalam cairan tubuh
.........................................................................................
.........................................................................................
1.3.6 Intervensi dan rasional
.........................................................................................
.........................................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS..............................................................................
2.1 Pengkajian Data...............................................................................
A. Data subyektif...........................................................................
B. Data obyektif.............................................................................
2.2 Interpretasi Data Dasar....................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar GEA


1.1.1 Pengertian
Diare adalah pengeluaran dan kekentalan feses yang tidak normal.
(Dorland, W. A. Newman, 2002; 607)
Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4x pada
bayi dan lebih dari 3x pada anak. Konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
(Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, 1997; 43)
1.1.2 Klasifikasi
1. Diare akut
Diare yang terjadi 1 – 7 hari.
2. Diare berkepanjangan
Diare yang terjadi lebih dari 7 hari.
3. Diare kronik
Diare yang terjadi lebih dari 14 hari.
1.1.3 Patofisiologi
1. Gangguan osmotik
Makanan/zat makanan yang tidak dapat diserap

Tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi

Terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus

Isi rongga usus menjadi berlebihan

Merangsang usus untuk mengeluarkan

Diare
2. Gangguan sekresi
Microorganisme (toksin)

Sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus meningkat

Terjadi peningkatan isi rongga usus

Diare
(Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, 1997; 144)
1.1.4 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak meliputi :
- Infeksi bakteri : Vebrio, E-Coli, salmonella, shigella,
compylobacter, aeromonas dan sebagainya.
- Infeksi virus : Enterovirus (virus echo, coxsakie,
poliomylitus), adeno virus, rotavirus,
astrovirus, dll.
- Infeksi parasit : Cacing (ascaris tric huris, oxyuris,
strongylodes), protozoa (entamoeba
histolytila giardic, lambia, trichomonarias
nomimis), jamur (candida dibicans).
b. Infeksi parenteral
Infeksi di laur alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA), tonsilitis, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida (intoleransi laktosa, mattosa
dan sukrosa), manosakarida (intoleransi glukosa, fuktosa dan
galaktosa) pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
intoleransi laktosa.
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.
(Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, 1997; 143 – 144)
1.1.5 Manifestasi klinis
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair dan encer.
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi turgor kulit jelek, ubun-ubun dan
mata cowong, membran mukosa kering.
3. Demam.
4. Mual dan muntah.
5. Anoreksia.
6. Kram abdominal.
7. Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan RR cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.
(Asuhan Keperawatan Pada Anak, Suriadi dkk, 2001; 86)
1.1.6 Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
Penilaian derajat dehidrasi
Tanda Dehidrasi Dehidrasi
Dehidrasi Ringan/Sedang Sedang
Keadaan umum Baik, sadar Gelisa, rewel Lesu, tidak
sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
dan kering
Air mata Ada Ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Pemeriksaan Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
turgor kulit lambat
Rasa haus Minum biasa Haus, ingin Malas minum
tidak haus minum banyak atau tidak bisa
minum

2. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,


bradikardia, perubahan elektrokardiogram.
3. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
4. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik).
(Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, 1997; 145)
1.1.7 Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan, harus diperhatikan jenis cairannya cara
memberikan cairannya dan jumlah pemberiannya :
a. Dehidrasi berat
- RL : 30 cc/kg BB/ 1 jam  cepat
- Evaluasi derajat dehidrasi (Ax. Klinis)
b. Dehidrasi sedang
- HSD/KAEN/3 B : 70 cc/kg BB/ 3 jam
- Evaluasi derajat dehidrasi (Ax. Klinis)
c. Dehidrasi ringan
- HSD/KAEN/3 B : 70 cc/kg BB/ 3 jam
- Evaluasi derajat dehidrasi (Ax. Klinis)
2. Tanda dehidrasi
- Peroral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas setiap defekasi.
- Oralit atau larutan garam gula dosis 10 cc/kg atau sesuai cairan
yang keluar.
- ASI tetap diberikan, jika menggunakan susu formula sebaiknya
diencerkan.
- Makan tetap diberikan dengan diet rendah serat.
Catatan :
- Dehidrasi sedang, berat harus dirujuk ke RS atau Puskesmas.
(Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, 1997; 147)

1.2 Konsep Dasar Vomiting


1.2.1 Definisi
Muntah merupakan gejala yang sering timbul pada anak dengan
berbagai masalah penyakit. Pendekatan diagnosis anak dengan muntah
tergantung usia dan penyakit yang mendasari. (Kapita Selekta, IKA,
2002; 23)
1.2.2 Patofisiologi
Muntah merupakan kejadian yang terkoordinasi secara sentral
yang komplek dan terdiri dari 3 tahap atau komponen yaitu mual
(nausea), muntah-muntah (retching) dan muntah (emesis).
1. Nausea/muntah
Merupakan perasaan psikis akan adanya ketidaknyamanan epigastrik
yang sering berhubungan secara bersama dengan gejala autonom,
seperti kepucatan, perasaan ringan kepala dan berkeringat.
2. Retching
Merupakan usaha yang spasmodik non produktif yang
menggambarkan tekanan dalam toraks, dilandasi dari fundus gastrik
dan kontraksi pilorus dan antrum tanpa memuntahkan isi lambung.
3. Emesis
Merupakan komulasi dari retching dengan kontraksi dari otot
abdomen, disertai penurunan diafragma yang makin bertambah dan
berkontraksi kecuali pada hiatus sehingga memudahkan terjadinya
relaksasi dari spingter esofagus bagian bawah.
(Kapita Selekta, IKA, 2002; 24 – 25)
1.2.3 Etiologi
Kelainan gastrointestinal
1. Fungsional dan psikogenik
- Muntah neonatal idiapatik
- Muntah infantil idiapatik
- Kesulitan makan
- Muntah siklik
2. Malformasi dan obstruksi
- Malformasi “gistrie outlef”
- Hernia niatal dan refluk gastrio usifegeal
- Stenosis pilorik hipertropik
3. Intoleransi makanan
- Intoleransi protein susu sapi
- Intoleransi terhadap makanan lainnya
4. Infeksi
- Infeksi saluran pernafasan
- Keracunan makanan
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi saluran pernafasan dan telinga
5. Kelainan hepatik
- Hepatitis
(Kapita Selekta, IKA, 2002; 27 – 28)
1.2.4 Komplikasi
1. Kehilangan cairan dan elektrolit
2. Aspirasi isi lambung
3. Malnutrisi dan gagal tumbuh
4. Esofagitis peptikum
1.2.5 Penatalaksanaan
1. Mencari dan mengatasi penyebab.
2. Terapi suportif, seperti menghentikan makanan peroral, dibantu
dengan pemberian makanan atau cairan sesuai kebutuhan baik secara
oral seperti pemberian teh manis, oralit untuk sementara waktu
ataupun pemberian secara parenteral.
3. Anti muntah : Antihistamin (prometazin 0,5 mg/ kg BB/ hari),
antikalinergik, fenotiazin (proklorperazin 0,25 mg/ kg/ hari),
metoklopramid 0,5 mg/ kg/ hari, dan cisapride 0,2 mg/ kg/ hari.
(Kapita Selekta Kedokteran, Arif Mansjoer, 2000; 480)

1.3 Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


1.3.1 Definisi
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamika
karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespon terhadap stresor dan lingkungan. (Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan, Tarwoto, Wartonah, 2003; 29)
1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
1. Usia
Adalah variasi berkaitan dengan luar permukaan tubuh dan
metabolisme yang diperlukan dari berat badan.
2. Temperatur lingkungan
Adalah panas yang berlebih menyebabkan berkeringat, seseorang
dapat kehilangan NaCl melalui keringan sebanyak 15 – 30 gram/hari.
3. Diet
Adalah pada tubuh kekurangan nutrisi tubuh akan memecah energi
prosesnya akan menimbulkan pergerakan cairan dan intestesial ke
intraseluler.
4. Stress
Adalah dalam menimbulkan peningkatan metabolisme sel konsentrasi
darah dan glikolisis otot, sehingga terjadi refensi sodium dan air.
5. Sakit
Adalah keadaan pembedahan trauma jaringan, gangguan hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan.
(KDPK, Musrifatul Uliyah, A. Aziz Alimul Hidayat, 2006; 54)
1.3.3 Tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan elektrolit
1. Karakteristik jaringan tubuh menentukan adanya kekurangan cairan
diantaranya :
- Keringnya kulit dan selaput lendir.
- Mukosa mulut dan bibir tertutup suatu lapisan keputihan dan
pecah.
- Getah lendir yang dikeluarkan menjadi lebih.
- Jaringan yang kekurangan cairan akan menimbulkan suatu ciri
kahas pada mata seperti tenggelam karena bantalan lemak.
- Pada bayi ubun-ubun cekung.
- Turgor kulit menurun karena sel-sel jaringan kehilangan
elastisitas.
2. Manifestasi
- Coma
- Disorientasi
- Hepraktivity
3. Pengukuran
- Kenaikan suhu tubuh biasanya penyertai kekurangan cairan,
pertumbuhan atau penyusutan 1 kg serta 1 liter air.
- Hasil tes darah dan air seni.
1.3.4 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Kekurangan oedem cairan ekstraseluler penyebabnya :
1. Diare
2. Muntah-muntah
3. Perdarahan hebat
4. Kekurangan intake cairan
1.3.5 Komposisi elektrolit dalam cairan tubuh
1. Ion di instraseluler : Kalium, fosfat
2. Ion di ekstraseluler : Natrium, klorida
1.3.6 Intervensi dan rasional
Intervensi Rasional
1. Ukur dan catat setiap 4 jam 1. Menentukan kehilangan dan
a. Intake dan output kebutuhan cairan
cairan
b. Warna muntahan
urine dan feses
c. Monitor turgor kulit
d. Observasi TTV
e. Monitor IV infus
f. CUP
g. Elektrolit BUN
sematoksit
h. Status mental
i. Berat badan
2. Berikan makanan dan cairan 2. Memenuhi kebutuhan
makanan dan minuman
3. Berikan obat seperti anti 3. Menurunkan pergerakan
diare dan anti muntah usus dan muntah
4. Berikan support verbal 4. Meningkatkan konsumsi
dalam memberikan cairan yang lebih
5. Lakukan kebersihan mulut 5. Meningkatkan nafsu makan
sebelum makan
(KDPK, Musrifatul Uliyah, A. Aziz Alimul Hidayat, 2006; 55 – 59)
BAB II
TINJAUAN KASUS

Tanggal MRS : 29 November 2009 Jam : 22.10 WIB


Tanggal pengkajian : 30 November 2009 Jam : 11.00 WIB
No. Register : 173648
Ruang : Kelas I B
Diagnosa : GEA + Vomiting
2.1 Pengkajian Data
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama pasien : An. “G”
Umur : 10 bulan
Anak ke :1
Agama : Kristen
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Mulyorejo Selatan I/2A Surabaya
Nama orang tua
Nama ayah : Tn. “Y” Nama ibu : Ny. “S”
Umur : 43 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT
Alamat : Mulyorejo Selatan Alamat : Mulyorejo Selatan
I/2A Surabaya I/2A Surabaya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa anaknya berak 6x/hari, konsistensi encer, warna
kuning, bau khas dan setiap makan, minum muntah.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa 2 hari sebelum masuk rumah sakit, anaknya berat
6x/hari, konsistensi encer, warna kuning, bau khas dan setiap makan atau
minum muntah. Sebelum MRS ibu pernah memberikan obat oralit pada
anak tetapi tidak sembuh. Kemudian oleh orang tuanya langsung dibawa
ke RSI Siti Hajar Sidoarjo dan diterima di UGD pada pukul 22.10 WIB
dengan diagnosa sementara GEA dan vomiting kemudian ditempatkan di
Ruang I B.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
paru-paru, penyakit kelamin, hepatitis, penyakit menurun seperti darah
tinggi dan penyakit menahun seperti kencing manis, jantung, asma.
Pasien baru menderita penyakit ini sekarang. Penyakit ringan yang pernah
diderita pasien adalah batuk pilek. Dan belum pernah masuk rumah sakit.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pihak keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit
menular seperti paru-paru, penyakit kelamin, hepatitis, penyakit menurun
seperti darah tinggi, penyakit menurun dan menahun seperti kencing
manis, jantung, asma.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Di rumah
Makan : 3x sehari PASI dan bubur bayi 1 mangkok kecil/hari
sampai habis.
Minum : PASI 1000 cc/ hari dan air putih 200 cc/hari.
- Di RS
Makan : 3x sehari PASI dan bubur sum-sum 4 – 5 sendok
makan/hari, nafsu makan berkurang.
Minum : PASI 750 cc/ hari dan air putih 150 cc/ hari.
b. Pola istirahat
- Di rumah
Siang : 2 jam (pukul 12.00 – 14.00 WIB)
Malam : 10 jam (pukul 19.00 – 05.00 WIB)
- Di RS
Siang : Sering tidur hanya bangun ketika minum obat (mulai
pukul 08.00 WIB)
Malam : 11 jam (pukul 18.00 – 05.00 WIB)
c. Pola aktifitas
- Di rumah
Suka bermain.
- Di RS
Aktifitasnya hanya pada tempat tidur dan sekitar Ruang Kelas I B
(dengan ibu atau orang tuanya)
d. Pola eliminasi
- Di rumah
BAB : Frekwensi 1 – 2x/hari, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas, tidak ada keluhan.
BAK : Frekwensi 5 – 6x/hari, konsistensi cair, warna kuning,
bau khas dan tidak ada keluhan.
- Di RS
BAB : Frekwensi 6 – 7x/hari, konsistensi encer dan berlendir,
warna kuning.
BAK : Frekwensi 5 – 6x/hari, konsistensi cair, warna kuning,
bau khas dan tidak ada keluhan.
e. Pola personal hygiene
- Di rumah
Mandi 2x/hari, ganti pakaian dalam 3 – 4x/hari, ganti baju 2x per
hari, keramas 3x/minggu, potong kuku 1x/minggu.
- Di RS
Seka 1x sehari, ganti pakaian dalam 3 – 4x/hari, ganti baju
2x/hari.
7. Data psikososial
Pasien dan orang tuanya merasa cemas dengan penyakit anaknya dan
mengharapkan anaknya cepat sembuh.
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
Tensi :-
Nadi : 100x/menit
Suhu : 39oC
RR : 24x/menit
4. BB sekarang : 8 kg
5. BB sebelum sakit : 9 kg
6. Penurunan : 1 kg
7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Rambut pasien bersih, lurus, warna rambut
hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan atau
oedem.
Muka : Pucat, bentuk lonjong, tidak ada lesi, tidak
oedem.
Mata : Bentuk mata simetris, tidak ada lesi, tidak
oedem, sklera putih, kelopak mata cekung, air
mata kering kehitaman, konjungtiva putih pucat,
tidak strabismus.
Hidung : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak
oedem.
Mulut : Bibir pucat, kering, lidah bersih, putih, tidak ada
gigi palsu.
Telinga : Bentuk telinga simetris, bagian tertinggi dari
daun telinga sejajar dengan kantong mata, tidak
ada pembesaran pada tulang mastoid, tidak ada
serumen.
Leher : Tidak ada lesi, tidak oedem, tidak ada
pembesaran vena jugularis, bersih.
Axilla : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada
tarikan intercosta.
Abdomen : Tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak
oedem.
Punggung : Tidak ada lesi, tidak ada kelainan tulang
belakang, tidak oedem.
Anus : Tidak hemorroid, kemerahan.
Ekstremitas atas : Simetris, jari-jari tangan normal, tidak ada
polidaktil, sindaktil, tidak ada lesi, warna kulit
coklat sawo matang, tangan kiri terpasang infus
KAEN 3 B 800 cc/24 jam dengan 10
tetes/menit.
Ekstremitas bawah : Kaki kiri dan kanan simetris jari-jari normal,
tidak ada tambahan kaki (polidaktil), tidak ada
sindaktil, tidak oedem, tidak ada lesi.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak
oedem.
Hidung : Tidak ada benjolan, tidak nyeri saat ditekan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak
ada pembesaran vena jugularis.
Dada : Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
hepar, tidak ada pembesaran ginjal,
meteorismus.
Ekstremitas atas : Tidak ada oedem, panas.
Ekstremitas bawah : Tidak ada oedem.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi.
Abdomen : Bising usus 19 – 21x/menit, normalnya 6 – 8x/
menit.
d. Perkusi
Abdomen : Meteorismus.
8. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 30 November 2009
Nama : An. “G”
Umur : 10 bulan
Ruangan : I B RSI Siti Hajar Sidoarjo
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
WCB 10,9 g 103/mm3 3,5 – 10,5
RBC 5,03 106/mm3 3,80 – 5,80
HGB 12,9 g/dl 11,0 – 16,5
HCT 38,3 % 35,0 – 50,0
PLT 335 103/mm3 150 – 380
PCT 239 % 100 – 500
MCV 76 L mm3 80 – 90
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
MCH 25,6 L Pg 26,5 – 33,5
MCHC 33,5 g/dl 31,5 – 35,0
RDW 15,0 % 10,0 – 15,0
MPV 7,1 mm3 6,5 – 11,0
PDW 12,2 % 10,0 – 18,0

Terapi :
- Infus KAEN 3 B 800 cc/24 jam 10 tetes/menit (untuk mengganti
cairna elektrolit)
- Injeksi progesol 3x100 mg amp (IV) (untuk anti nyeri)
- Injeksi cedantron 3x0,8 mg amp (IV) (untuk anti muntah)
- Injeksi cefataxime 3x300 mg amp (IV) (untuk anti biotik)

2.2 Interpretasi Data Dasar


1. Diagnosa : An. “G” dengan diagnosa GEA + vomiting.
DS : Ibu mengatakan anaknya diare 6x/hari dan tiap makan atau
minum muntah.
DO : - Keadaan umum : Lemah, pucat
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
Nadi : 100x/menit
Suhu : 39oC
RR : 24x/menit
- BB : 8 kg
- Terpasang infus KAEN 3 B 800 cc/24 jam 10 tetes/menit di
tangan kiri
Masalah : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan output yang berlebihan.
DS : Ibu mengatakan anaknya badannya lemas, tiap makan minum
muntah dan BAB 6x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning,
bau khas.
DO : - Keadaan umum : Lemah, pucat
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
Nadi : 100x/menit
Suhu : 39oC
RR : 24x/menit
- BB : 8 kg
- Mulut : Mukosa bibir kering
- Wajah : Pucat
Kebutuhan dasar :
- Cairan elektrolit
- Kebutuhan nutrisi
- Gangguan peningkatan suhu tubuh
2. Tindakan keperawatan
a. Menjelaskan kepada keluarganya pasien tentang penyakit yang
dideritanya.
Rasional : Agar keluarga pasien mengetahui penyakit yang dideritanya.
b. Menganjurkan pasien untuk minum air 200 cc/hari.
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
c. Observasi TTV setiap 6 jam sekali.
Rasional : Untuk mendekati secara dini adanya kelainan.
d. Mengobservasi intake dan output.
Rasional : Untuk mengetahui banyaknya cairan yang masuk dan keluar.
e. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi.
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan cairan yang diperlukan.
f. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.
Rasional : Untuk mempercepat proses penyembuhan. Terapi yang
diperlukan :
- Infus KAEN 3 B 800 cc/24 jam 10 tetes/menit
- Injeksi progesol 2x100 mg
- Injeksi cedantron 3x0,8 mg
- Injeksi cefatoxime 3x300 mg
DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta, 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas


Airlangga – RSUD dr. Soetomo IDA 1 Cabang Jawa Timur Surabaya Media.

Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.

Mansjoer, Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta; Media
Aesculapius.

Wartonah, Tarwoto, 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta; Salemba Medika.

Musrifatul Uliyah, A. Aziz Alimul Hidayat, 2006. Kebutuhan Dasar Praktek Klinik.
Jakarta; Edisi Pertama Salemba Media.

Anda mungkin juga menyukai