Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. GEOGRID
Istilah Geosintetik berasal dari kata geo, yang berarti bumi atau dalam dunia
teknik sipil diartikan sebagai tanah pada umumnya, dan kata synthetic yang berarti
bahan buatan, dalam hal ini adalah bahan polimer. Bahan dasar geosintetik
keausan, sinar ultra violet dan mikro organisme. Polimer utama yang digunakan
(PP) dan Polyethylene (PE). Jadi istilah geosintetik secara umum didefinisikan
digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik
sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara modern dalam usaha untuk perkuatan
tanah lunak.
2. Untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan
mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
pelindung.
16
dukung. Pertimbangan lain adalah bahwa stabilitas timbunan kritis pada akhir
konstruksi. Hal ini dikarenakan permeabilitas tanah lempung lunak yang tidak
konstruksi, beban telah diterapkan, tetapi tidak ada peningkatan kuat geser tanah
akibat konsolidasi.
pada awal kosntruksi mengakibatkan tegangan vertikal yang melewati tegangan pra-
konsolidasinya.
terkonsolidasi (kuat geser meningkat berarti) sampai saat dapat memikul beban
penggunaan geotekstil adalah bahwa geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet.
17
berongga dari bahan polymer. Pada umumnya sistem serat tikar banyak digunakan
untuk memperkuat badan timbunan pada jalan, lereng atau tanggul dan dinding
sangat rendah untuk konstruksi timbunan jalan raya, maupun sebagai lapisan
bekerja.
• Geotekstil
• Geogrid
18
• Geokomposit
• Geopipe
Teknologi Geosinteik telah berkembang menjadi salah satu pionir dalam hal
daya dukung tanah dasar, penurunan yang terlalu besar dalam jangka waktu lama,
kelongsoran dan gelincir serta sampai permasalahan akibat air tanah pada timbunan
ditanggungnya.
19
1. Filtrasi
Dengan adanya fungsi ini, air atau cairan dapat dengan mudah melewati material
geosintetik pada arah yang tegak lurus dengan bidang geosintetik tersebut, namun
ke agregat drainase atau pipa saluran, ketika dilakukan pengaturan aliran air pada
tanah.
2. Drainase
3. Pemisah
dengan tanah dasar yang lunak. Melalui fungsi separasi ini, diharapkan properti
4. Perkuatan
kemampuan yang baik terhadap tekan dan lemah terhadap gaya tarik, pemakaian
geosintetik akan berperan memikul gaya tarik yang harus dipikul tanah.
5. Penghalang
20
lokasi lainnya. Aplikasi ini didapat dalam overlay perkerasan aspal, pembungkus
6. Proteksi
Umumnya fungsi geosintetik jenis ini diperlukan untuk melindungi suatu material
lain atau lapisan dari kerusakan akibat tusukan benda-benda tajam. Jenis lapisan
kedap air. Geogrid mempunyai konfigurasi berupa grid, yaitu mempunyai lubang
yang cukup besar di antara rusuk-rusuknya. Mempunyai tegangan kecil dan hanya
konstruksinya dapat diberikan lebih dari satu lapis sesuai kebutuhan dan hasil dari
Dengan beban di atas tanah, tanah menahan tekan yang diberikan beban, Geogrid
menahan tarik, seperti pada tulangan yang diberikan pada bangunan. Beton
dengan nama Geotextile. Geogrid sendiri adalah inovasi yang dibuat untuk menutupi
perkuatan. Suatu hal yang tidak dimiliki Geotextile, namun Geogrid dapat
21
Geogrid adalah salah satu jenis material Geosintetik yang mempunyai bukaan
yang cukup besar dan kekakuan badan yang lebih baik dibanding Geotextile.
Polyphropylene
Polyethylene
Polyesther
persegi.
segitiga.
Fungsi Geogrid
1. Geogrid Uniaxial
22
Berfungsi sebagai stabilisasi tanah dasar. Seperti pada tanah dasar lunak (soft
3. Geogrid Triax
Fungsinya sama dengan Biaxial sebagai material stabilisasi tanah dasar lunak,
hanya saja performanya lebih baik. Hal ini disebabkan bentuk bukaan
Indonesia untuk perkuatan tanah pada DPT (dinding penahan tanah) dan untuk
longsoran. Material ini memilki kuat tarik 40 kN/m hingga 190 kN/m. Geogrid
jenis ini biasanya dipakai untuk perkuatan dinding penahan tanah dan perbaikan
Geogrid Uni Axial berfungsi sebagai material perkuatan pada sistem konstruksi
reinforcement)
23
2. Geogrid Bi-Axial
Bi-axial Geogrids dari bahan dasar polypropylene (PP) dan banyak digunakan di
Indonesia sebagai bahan untuk meningkatkan tanah dasar lunak (CBR < 1%). Bi-
struktur lubang bujursangkar ini partikel tanah timbunan akan saling terkunci dan
kuat geser tanah akan naik dengan mekanisme penguncian ini. Kuat tarik bervariasi
Geogrid Bi-Axial berfungsi sebagai stabilisasi tanah dasar. Seperti pada tanah dasar
lunak (soft clay maupun tanah gambut). Metode kerjanya adalah interlocking, artinya
mengunci agregat yang ada di atas Geogrid sehingga lapisan agregat tersebut lebih
24
3. Geogrid Triax
Fungsinya sama dengan Biaxial sebagai material stabilisasi tanah dasar lunak, hanya
saja performance nya lebih baik. Hal ini disebabkan bentuk bukaan segitiga lebih
4. Pemasangan yang mudah dan dapat membangun lebih tinggi dan tegak,
25
9. Tipe elemen penutup lapisan luar dinding penahan dapat dibuat dalam bentuk
10. Biasanya perbaikan tanah dengan perkuatan dilakukan secara horisontal artinya
Perkuatan horizontal dapat menerima beban tekan dari permukaan atau tarik dari
arah horizontal. Sedangkan perbaikan tanah arah vertikal lebih utama menerima
gaya tarik. Karena bahan Geogrid sangat peka terhadap naik turunnya temperatur
udara, dimana pemuaian akan sangat mudah terjadi terhadap bahan geogrid pada saat
Pada beton, tulangan yang diberikan pada balok ataupun pelat dalam
kekuatan. Gaya luar dalam bentuk momen positif akan dilawan oleh gaya dalam
yang dilakukan oleh tulangan. Beton akan bekerja menahan gaya tekan, tulangan
menahan gaya tarik, sehingga kombinasi antara keduanya akan mampu menahan
beban yang diberikan pada balok atau pelat tersebut. Tanah bertulang berawal dari
26
buatan yang dipadatkan bersama dengan lapisan tanah di belakang dinding penahan.
Ikatan antara tulangan dan tanah menaikkan kekuatan arah horizontal dan vertikal,
sisi tanah di belakang dinding penahan mampu berdiri tegak, tingginya naik, daya
pikul naik, sehingga secara teoritis, tanah bertulang mampu berdiri sendiri, dan
prinsip tanah bertulang hampir sama dengan beton bertulang. Menggabungkan dua
material yang mempunyai sifat berbeda agar membentuk satu kesatuan struktur yang
saling menopang.
Tanah bertulang pada dinding penahan adalah konstruksi material yang terdiri
dari material timbunan friksional dan lembaran perkuatan (tulangan) linear, biasanya
ditempatkan secara horisontal. Sistem tulangan, yang dapat menahan gaya tarik yang
tinggi, menahan deformasi lateral massa tanah yang diperkuat. Struktur perkuatan
digabungkan dengan timbunan, membentuk massa tanah bertulang, dan lapisan luar,
dari kelongsoran.
engineer Prancis H. Vidal pada tahun 1963, ditandai dengan : (1) Dinding penahan
tanah pertama yang dibangun di Pragneres, Prancis pada 1965. (2) Kelompok
Prancis selama tahun 1968-1969. Sepuluh dinding penahan tanah dengan luas total
27
stabil. (3) Abutment jembatan untuk jalan raya pertama (ketinggian 46 ft) dibangun
Thionville di 1972. (4) Dinding penahan pertama dibangun di Amerika Serikat pada
tahun 1972 pada California State Highway 39 timur laut Los Angeles.
yang signifikan jika dibandingkan dengan alternatif lain yang konvensional bagi
kondisi pondasi di tempat tinggi yang sangat sulit. Komponen penyusun suatu
dinding penahan tanah dengan perkuatan adalah : perkuatan atau tulangan, tanah
timbunan atau tanah asli, elemen untuk lapisan luar dinding penahan. Umumnya,
gesekan antara tanah dan perkuatan. Dengan gaya gesekan ini, tanah mentransfer
Pengetahuan tentang transfer tegangan pada tanah bertulang telah berkembang dari
banyak uji gaya cabut (pullout) pada tulangan yang diletakkan pada keadaan yang
sebenarnya atau pada model. Tanah dan tulangan membentuk satu kesatuan struktur
yang saling menopang dan membagi beban agar dapat dipikul bersama-sama.
Transfer geser dapat dilihat pada Gambar 2.5. Beban yang dapat ditransfer per
luasan tulangan tergantung pada karakteristik interface tanah dan material tulangan,
28
bergantung pada sifat sifat tegangan-tegangan tanah, dimana sifat ini juga
dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang bekerja. Akibatnya, koefisien geser relatif
antara tanah dan tulangan (μ) tidak dapat langsung ditentukan dengan satu analisis
saja. Karena itu, hasil pengujian seperti uji pullout, uji geser langsung (direct shear
test), uji model yang dilengkapi dengan alat-alat uji, uji struktur skala penuh sering
digunakan sebagai dasar untuk memilih nilai-nilai koefisien geser relatif tanah-
tulangan yang dianggap cocok dengan strukturnya. Analisis keseimbangan lokal dari
bagian tulangan dalam tanah menghasilkan kondisi transfer seperti yang terlihat pada
Gambar 2.6.
dT = T2 – T1 = 2 b τ (dl) (2.1)
dimana :
29
τ = μ σv (2.2)
dimana :
konstruksi yang berbeda dalam uji geser langsung adalah dalam rentang 0.5-0.8 kali
dimana : δ = sudut geser antara tanah dan permukaan yang rata. ø = sudut geser
dalam tanah
30
tulangan dan tanah. Lebih spesifik lagi, regangan geser dibebankan di atas tanah
berbutir yang padat, tanah akan cenderung mengembang. Jika kecenderungan untuk
sebagian) dengan kondisi batas, tegangan confining lokal dapat naik secara
efek mengembang pada koefisien geser dihitung dari uji pullout. Lagipula, dengan
kemungkinan yang hanya dimiliki geotekstil, tidak ada tulangan yang mempunyai
permukaaan rata dan halus sepanjang permukaannya. Oleh sebab itu, koefisien geser
yang paling dapat dipercaya diukur dari pengukuran langsung (tampak). Nilainya
yang ditentukan disebut sebagai koefisien geser efektif atau tampak, dan biasanya
diambil dari tegangan geser tersebar rata-rata sepanjang tulangan dibagi dengan
tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser
dalam tanah yang dimaksud. Mohr (1980) menyuguhkan sebuah teori tentang
keruntuhan pada material yang menyatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu
31
Namun, untuk sebagian besar masalah-masalah mekanika tanah, garis tersebut cukup
didekati dengan sebuah garis lurus yang menunjukkan hubungan linear antara
tegangan normal dan tegangan geser (Coulomb, 1776), seperti yang terlihat pada
Gambar 2.7.
τf = c + σ tan θ (2.4)
dimana :
τf = Tegangan geser
c = kohesi
σ = tegangan normal
Gambar 2.7 Hubungan linear antara tegangan normal dan tegangan geser
parameter kekuatan geser tanah bertambah, sehingga struktur semakin kuat menahan
32
bergantung pada interaksi antara tanah dan tulangan atau koefisien geser tampak
(μ*). Untuk mendapatkan koefisien geser tampak, maka dilakukanlah uji pullout.
Pada uji pullout, tulangan ditarik dari massa tanah dan kurva antara displacement-
gaya pullout dicatat. Akibat dari dilatansi tanah yang bertambah di sekeliling
tulangan, tegangan normal yang bekerja pada permukaan tulangan sebenarnya telah
diketahui. Uji pullout hanya menghasilkan koefisien geser tampak (μ*) yang
dimana :
σv = tegangan overburden
b = lebar tulangan
L = panjang tulangan
Angka 2 di atas, menunjukkan bahwa gaya geser bekerja pada dua sisi tulangan, sisi
33
diperoleh dari uji geser langsung, hal ini disebabkan oleh tanah berbutir padat di
selama diberikan tegangan geser. Ketika tulangan tanah berupa lembaran berusuk
peningkatan pada volume daerah geser atau peningkatan tegangan lokal yang
tampak, μ*. Informasi mengenai faktor yang mempengaruhi koefisien geser tampak
μ*, telah ditinjau kembali dan disimpulkan oleh Schlosser dan Elias (1978),
pertanda bahwa nilai puncak dan residual μ* merupakan fungsi dari sifat alamiah
tanah (butiran dan sudut butiran), karakteristik geser tanah, kepadatan tanah, tekanan
tulangan, dan jumlah pasir halus pada timbunan di belakang dinding penahan-faktor
dimana :
34
Sudut geser yang bekerja pada tanah bertulang ada 2 (dua) jenis, yaitu :
Uji pullout pada tulangan yang dilakukan pada struktur yang sebenarnya, sebaik
bahwa nilai koefisien geser tampak menurun ketika tegangan vertikal overburden
meningkat. Hal ini lebih jelas tampak pada kasus pemakaian tulangan yang berusuk
tinggi, nilai μ* mendekati nilai tan , untuk tulangan yang berusuk yang juga
menyebarkan geser antara butiran tanah ke butiran tanah lainnya. Nilai μ* juga
Mekanisme kenaikan kuat geser tanah yang diperkuat telah diterangkan menurut
beberapa cara :
1. Menurut Schlosser dan Vidal (1969), kuat pullout tulangan dan transfer tegangan
2. Dengan dipakainya tulangan pada tanah, juga berakibat naiknya tegangan kekang,
4. Konsep kelakuan tanah dibuktikan oleh Schlosser dan Long (1972) dari hasil uji
35
Gambar 2.8 Penjelasan kohesi tampak pada peningkatan kekuatan karena tulangan
kekuatan bertambah karena konsep kohesi anisotropis tampak yang dijelaskan dalam
diagram Mohr pada Gambar 2.9. c’R adalah kohesi tampak yang dihasilkan
tulangan. σ1R adalah peningkatan tegangan utama mayor pada saat keruntuhan.
Sudut geser dari pasir bertulang diambil sama dengan pasir tanpa tulangan, yang
36
Untuk tulangan yang mempunyai tahanan retak tarik (RT) dan spasi vertikal antara
lapis tulangan horizontal Sv, geometri yang ditunjukkan pada Gambar 2.10
menghasilkan :
√
(2.9)
dimana :
Seperti yang dinyatakan Yang (1972), kenaikan Δσ3R yang tampak pada tekanan
Δσ3R = (2.11)
( ) (2.12)
penyebaran gaya tarik pada tulangan relatif kecil pada muka dinding namun semakin
37
4. Bentuk-bentuk yang lain seperti bentuk dua garis linear (bilinear) atau campuran
Berikut pada Gambar 2.11 dan Gambar 2.12 dijelaskan mengenai perbedaan
38
Ada tiga anggapan mengenai tegangan vertikal untuk perancangan dinding penahan
tanah bertulang :
1. Tegangan vertikal untuk sembarang kedalaman dianggap terbagi rata, yaitu sama
(2.13)
z = kedalaman
1978)
(2.14)
( )( )
z = kedalaman
L = lebar dinding
Murray, 1980). Tanah dianggap sebagai struktur yang kaku. Tekanan tanah yang
sehingga akan terjadi tegangan vertikal maksimum di bawah dinding penahan tanah
( ( ) ) (2.15)
39
atas. Ada tiga anggapan mengenai tegangan horisontal untuk perancangan dinding
(2.16)
Schlosser, 1978)
(2.17)
( )( )
z = kedalaman
L = lebar dinding
3. Tegangan horisontal sama dengan koefisien tekanan tanah lateral (Ka) dikali
( ( ) ) (2.18)
40
tegangan geser pada bidang ini dianggap sama dengan nol. Gaya tarik maksimum
pias, yaitu dengan menganggap setiap tulangan harus menahan gaya horizontal
sebesar setengah tinggi tanah ke bawah dan setengah tinggi ke atas. Dengan
anggapan tersebut, maka setiap tulangan harus menahan gaya horizontal sebesar:
(2.19)
dimana :
H = jumlah dari jarak setengah tinggi tanah bagian atas dan setengah tinggi
Jika spasi vertikal tulangan seragam, maka H = Sv. Untuk kondisi ini, gaya
(2.20)
Untuk tulangan yang berbentul lajur, dengan jarak pusat ke pusat arah vertikal Sv,
(2.21)
41
Dalam hitungan gaya horizontal yang harus didukung oleh tulangan, tekanan tanah
lateral dianggap bervariasi secara linear, mengikuti distribusi Rankine. Karena itu
distribusi gaya tarik tulangan (T) juga akan bervariasi secara linear dengan nilai
dari bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun
akibat beban yang bekerja di atasnya. Pada saat ini, konstruksi dinding penahan
tanah sangat sering digunakan dalam pekerjaan sipil walaupun ternyata konstruksi
dinding penahan tanah sudah cukup lama dikenal di dunia. Salah satu bukti
peninggalan sejarah bahwa dinding penahan tanah telah digunakan pada masa
lampau adalah Tembok Raksasa China yang mulai dibangun pada zaman Dinasti Qin
(221 SM) sepanjang 6.700 km dari timur ke barat China dengan tinggi 8 meter, lebar
bagian atasnya 5 meter, sedangkan lebar bagian bawahnya 8 meter. Bukti lainnya
yaitu taman gantung Babylonia yang dibangun di atas bukit batuan yang bentuknya
berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga-bungaan serta
ada air terjun buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit
42
(612 SM) dengan tinggi 107 meter. Tembok Barat di Yerusalem (37 SM) juga dicatat
sebagai bukti peninggalan sejarah yang telah memakai dinding penahan tanah dalam
konstruksinya, dibangun pada zaman raja Herodes sebagai tembok penyangga kota
Yerusalem. Sekarang, tembok ini lebih populer dengan sebutan tembok rapatan.
Dinding penahan tanah adalah sebuah struktur yang didesain dan dibangun
untuk menahan tekanan lateral (horisontal) tanah ketika terdapat perubahan dalam
elevasi tanah yang melampaui sudut at-rest dalam tanah. Faktor penting dalam
dinding penahan tanah tidak bergerak ataupun tanahnya longsor akibat gaya
kepada sudut geser dalam tanah (phi) dan kohesi (c). Tekanan lateral meningkat dari
atas sampai ke bagian paling bawah pada dinding penahan tanah. Jika tidak
direncanakan dengan baik, tekanan tanah akan mendorong dinding penahan tanah
disebabkan oleh air tanah yang berada di belakang dinding penahan tanah yang tidak
terdisipasi oleh sistem drainase. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk sebuah
dinding penahan tanah mempunyai sistem drainase yang baik, untuk mengurangi
43
vertikal atau yang dekat dengan permukaan vertikal tersebut (Whitlow, 2002).
Penampang baru tersebut mungkin saja dapat memikul beban sendiri, tetapi dalam
Dalam analisis stabilitas, kondisi tanah asli ataupun material pendukung sangatlah
Jika struktur dinding penahan tanah telah didukung dengan material lain
sehingga bergerak mendekat ke tanah, maka tekanan horisontal dalam tanah akan
meningkat, hal ini disebut tekanan pasif. Jika dinding penahan bergerak menjauh dari
tanah,
tekanan horisontal akan menurun dan hal ini disebut tekanan aktif. Jika struktur
dinding penahan tanah tidak runtuh, tekanan horisontal tanah dapat dikatakan dalam
tekanan at-rest. Dinding penahan tanah dapat dibedakan atas 2 bagian yakni Sistem
Stabilisasi Eksternal (Externally Stabilized System) yang terbagi atas Gravity Walls
dan In-Situ atau Embedded Walls dan Sistem Stabilisasi Internal (Internally
Stabilized System) yang terbagi atas Reinforced Soil Walls dan In-Situ
Reinforcement.
• Masonry Wall
Dapat terbuat dari beton, batu bata ataupun batu keras. Kekuatan dari material
dinding penahan biasanya lebih kuat daripada tanah dasar. Kakinya biasanya dibuat
44
dinding penahan. Stabilitas dinding ini tergantung kepada massa dan bentuk.
• Gabion Wall
Gabion adalah kumpulan kubus yang terbuat dari galvanized steel mesh atau
woven strip, atau plastic mesh (hasil anyaman) dan diisi dengan pecahan batu atau
drainase bebas.
• Crib Wall
Dinding penahan tanah jenis ini dibentuk dengan beton precast, stretchers
dibuat paralel dengan permukaan vertikal dinding penahan dan header diletakkan
tegak lurus dengan permukaan vertical. Pada ruang yang kosong diisikan dengan
material yang mempunyai drainase bebas, seperti pasir dan hasil galian.
umum dari gravity wall, baik dalam bentuk L atau bentuk T terbalik. Dibentuk untuk
menggunakan berat dari timbunan di belakang dinding untuk menjaga agar dinding
tetap stabil. Hal ini coccok digunakan untuk dinding sampai ketinggian 6 m
(Whitlow, 2001)
45
Material yang dipakai adalah timber, beton pre-cast dan baja. Timber cocok dipakai
untuk pekerjaan sementara dan tiang penyangga untuk dinding kantilever dengan
letinggian sampai 3 m. Beton pre-cast dipakai untuk struktur permanen yang cukup
berat. Sedangkan baja telah banyak dipakai, khususnya untuk kantilever dan dinding
penahan jenis tied-back, dengan berbagai pilihan penampang, kapasitas tekuk yang
kuat dan dapat digunakan lagi untuk pekerjaan sementara. Kantilever akan
2001). Anchored atau dinding tie-back dipakai untuk penggunaan yang luas dan
dipakai struts dan wales. Dalam penggalian yang dengan area yang cukup luas,
Dinding contiguous bored pile dibentuk dari satu atau dua baris tiang pancang yang
• Diapraghm Wall
46
saluran dan beton ditaruh melaui sebuah tremie. Metode ini dipakai di tanah yang
sulit dimana sheet piles akan bermasalah atau level dengan muka air yang tinggi atau
area terbatas.
Henry Vidal di Prancis. Vidal mengamati bahwa ketika lapisan pasir diberi pemisah
berupa lembaran horisontal yang terbuat dari baja, tanah tersebut lebih kuat menahan
pembebanan secara vertikal. Kemudian selanjutnya jenis perkuatan ini mulai dipakai
• Soil Nailing
material berupa baja atau elemen metalik lain yang dimasukkan atau dengan
melakukan grouting di dalam lubang yang telah digali, tetapi materialnya bukan
merupakan pre-stressed.
2.6 Tanah
47
sendiri. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang memadai tentang tanah untuk
mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel
padat tersebut. Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand),
lanau (silt), atau lempung (clay), tergantung pada ukuran partikel yang paling
dominan pada tanah tersebut. Untuk menerangkan hal di atas, berikut adalah gambar
Besarnya kadar air dan udara berpengaruh besar pada stabilitas tanah, oleh
karena itu tidak semua jenis tanah dapat digunakan untuk timbunan di belakang
dinding penahan tanah. Bahan timbunan yang paling baik digunakan adalah tanah
berat volume (γ), kohesi (c), sudut geser dalam tanah (ø) yang digunakan dalam
48
tes triaksial. Tipe-tipe tanah timbunan untuk dinding penahan tanah menurut
Tanah berbutir kasar, tanpa campuran partikel halus, sangat lolos air (pasir
partikel lanau.
Tanah residu (residual soil) dengan batu-batu, pasir berlanau halus dan
Lempung lunak atau sangat lunak, lanau organik, atau lempung berlanau.
tersebut saat hujan atau banjir. Jika kondisi ini tidak dapat dipenuhi, maka
cepat.
Hal pertama yang dilakukan saat mendesain dinding penahan tanah adalah
menggunakan salah satu dari lima material di atas. Contoh 1 sampai 3 mempunyai
sudut geser dalam tanah dengan permeabilitas sedang, ditentukan dengan uji triaksial
drained, karena angka pori-pori tanah ini dapat menyesuaikan sendiri selama
49
Untuk jenis 4 dan 5 , nilai c dan ø ditentukan dari pengujian triaksial undrained.
Pengujian dilakukan pada contoh tanah dengan kepadatan dan kadar air yang
diusahakan sama seperti yang diharapkan terjadi di lapangan, pada waktu tanah
sebaiknya dihindari sebab tanah ini dapat berubah kondisinya sewaktu pekerjaan
telah selesai.
Proses pemadatan tanah timbunan harus dilakukan lapis per lapis. Untuk
menghindari kerusakan pada dinding penahan tanah dan tekanan tanah lateral yang
berlebihan dengan alat yang berat, akan menimbulkan tekanan tanah lateral yang
bahkan beberapa kali lebih besar daripada tekanan yang ditimbulkan oleh tanah pasir
yang tidak padat. Jika memakai tanah lempung sebagai tanah timbunan maka
diperlukan pengontrolan yang sangat ketat. Bahkan walaupun timbunan berupa tanah
berbutir dengan penurunan yang kecil dan dapat ditoleransikan, tanah timbunan
harus dipadatkan lapis per lapis dengan ketebalan maksimum 22.5 cm. Pekerjaan
Satu hal yang lebih penting lagi dalam membangun sebuah dinding penahan
tanah adalah memadainya sistem drainase karena air yang berada di belakang
50
berfungsi untuk mengalirkan air tanah yang berada di belakang dinding . Dinding
penahan yang tidak mempunyai sistem drainase yang baik dapat mengakibatkan
depan dinding, berkurangnya resistansi friksional antara dasar dinding dan tanah
serta kuat geser tanah yang akhirnya akan berdampak pada berkurangnya daya dukung
tanah. Dapat disimpulkan bahwa dinding penahan tanah dengan sistem drainase yang
Drainase pada dinding penahan tanah dapat dibuat dari yang sederhana sampai
dengan yang lebih baik sesuai fungsi dinding penahan tanah. Adapun jenis drainase
mengumpulkan air yang berada di belakang dinding (air yang terdapat pada tanah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem drainase ini adalah :
51
tekanan air yang ada di bagian belakang dinding termobilisasi (terutama pada
saat hujan).
Sistem drainase ini lebih baik dibandingkan dengan sistem drainase dasar, dimana
Kedua sistem drainase ini dimaksudkan untuk menghilangkan tekanan air pori yang
berlebihan dan merupakan pengembangan dari sistem drainase dasar. Pada kedua
sistem drainase ini, gaya aliran (seepage forces) berarah ke bawah menuju sistem
drainase.
(horisontal drain)
52
tanah. Tekanan tanah lateral adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan
dipengaruhi oleh perubahan letak (displacement) dari dinding penahan dan sifat-sifat
tanahnya.
Suatu elemen tanah yang terletak pada kedalaman tertentu akan terkena
tekanan arah vertikal σv dan tekanan arah horisontal σh seperti yang terlihat dalam
Gambar 3.6. σv dan σh masing-masing merupakan tekanan aktif dan tekanan total,
sementara itu tegangan geser pada bidang tegak dan bidang datar diabaikan. Bila
dinding penahan tanah dalam keadaan diam, yaitu bila dinding tidak bergerak ke
salah satu arah baik ke kanan atau ke kiri dari posisi awal, maka massa tanah berada
horisontal dan tekanan arah vertikal dinamakan “koefisien tekanan tanah dalam
( )
53
k0 = 1 – sin θ
Brooker dan Jreland (1965) memperkenalkan harga Ko untuk tanah lempung yang
k0 = 0,95 – sin θ
(overconsolidated) :
Maka gaya total per satuan lebar dinding (Po) seperti yang terlihat pada Gambar 3.6,
adalah sama dengan luas dari diagram tekanan tanah yang bersangkutan.
Jadi :
54
penahan.
yang menyebabkan tiap-tiap titik di dalam massa tanah menuju proses ke suatu
keadaan runtuh. Rankine (1857) menyediliki keadaan tegangan di dalam tanah yang
Gambar 2.19 Grafik hubungan pergerakan dinding penahan dan tekanan tanah.
55
Tegangan-tegangan utama arah vertikal dan horisontal (total dan efektif) pada
elemen tanah di suatu kedalaman adalah berturut-turut σv dan σh. Apabila dinding
penahan tidak diijinkan bergerak sama sekali, maka σh = Ko σv. Kondisi tegangan
dalam elemen tanah tadi dapat diwakili oleh lingkaran berwarna kuning. Akan tetapi,
bila dinding penahan tanah diijinkan bergerak menjauhi massa tanah di belakangnya
secara perlahan-lahan, maka tegangan utama arah horisontal akan berkurang secara
terus-menerus. Pada suatu kondisi yakni kondisi keseimbangan plastis, akan dicapai
bila kondisi tegangan di dalam elemen tanah dapat diwakili oleh lingkaran berwarna
merah dan kelonggaran di dalam tanah terjadi. Keadaan tersebut di atas dinamakan
sebagai “kondisi aktif menurut Rankine” (Rankine’s Active State); tekanan (σh’)
yang terlingkar berwarna biru merupakan “tekanan tanah aktif menurut Rankine”
Untuk tanah yang tidak berkohesi (cohessionless soil), c = 0, maka koefisien tekanan
aktifnya adalah :
( )
[ ]
[ ] ( )
Langkah yang sama dipakai untuk tanah yang berkohesi (cohesive soil),
perbedaannya adalah c ≠ 0, maka tegangan utama arah horizontal untuk kondisi aktif
adalah :
[ ] √
56
Keadaan tegangan awal pada suatu elemen tanah diwakili oleh Lingkaran
Mohr berwarna kuning. Apabila dinding penahan tanah didorong secara perlahan-
lahan ke arah masuk ke dalam massa tanah, maka tegangan utama σh akan
yang menyebabkan kondisi tegangan elemen tanah dapat diwakili oleh lingkaran
Mohr berwarna merah. Pada keadaan ini, keruntuhan tanah akan terjadi, disebut
kondisi pasif menurut Rankine (Rankine’s passive state). Tegangan utama besar
(major principal stress) (σh’), dinamakan tekanan tanah pasif menurut Rankine
Untuk tanah yang tidak berkohesi (cohessionless soil), c = 0, maka koefisien tekanan
pasifnya adalah :
( )
[ ]
[ ] ( )
Langkah yang sama dipakai untuk tanah yang berkohesi (cohesive soil),
perbedaannya adalah c ≠ 0, maka tegangan utama arah horizontal untuk kondisi pasif
adalah :
[ ] √
57
massa tanah bertulang untuk menahan beban-beban dari luar (eksternal), termasuk
tekanan tanah lateral dari tanah bertulang di belakang dinding penahan dan beban
yang akan bekerja di atas dinding penahan (jika ada), tanpa adanya satupun
sepanjang dasar dinding atau sepanjang semua plane di atas dasar dinding,
penggulingan di sekitar kaki dinding penahan, kegagalan akibat daya dukung tanah
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.20 Mekanisme kegagalan dinding penahan (a) Kegagalan Pergeseran; (b)
Kegagalan Penggulingan; (c) Kegagalan daya dukung tanah (d) Kegagalan stabilitas lereng
global
58
Kuat geser material timbunan dan tanah pondasi harus cukup lebih besar untuk
menahan tegangan horisontal akibat beban hidup yang dikenakan pada massa tanah
bertulang. Faktor keamanan untuk dinding penahan agar dapat menahan kegagalan
geser biasanya diambil sebesar 1.5 bagi sebagian besar perancang dinding penahan
tanah. Jika ada beban surcharge sebesar q bekerja di atasnya, tanah timbunan berupa
tanah berbutir (c = 0), tekanan tanah aktif total yang ditimbun oleh tanah di belakang
berikut :
dimana :
PE = resultan tekanan tanah horisontal akibat tanah bertulang pada dinding penahan
q = beban surcharge
Reaksi vertikal terhadap beban berat dinding dan beban surcharge adalah :
59
( ) ( )
dimana :
q = beban surcharge
L = panjang tulangan
δb= sudut geser tanah antara tanah dasar dan dasar dinding
oleh persamaan :
( )
stabilitas guna menahan geser dinding penahan vertikal dengan beban surcharge q
( )
( )
dimana :
60
dengan γ1.
Gambar 2.21 Gaya-gaya yang bekerja pada analisis stabilitas eksternal menggunakan
asumsi Meyerhoff
Para engineer desain biasanya akan memakai FS setidaknya sebesar 2.0 untuk
Moment) dibagi dengan jumlah momen penyebab guling (Driving Moment), nilainya
∑
∑
dimana :
61
PE = resultan tekanan tanah horisontal akibat tanah bertulang pada dinding penahan
Karena sifat struktur dinding penahan bertulang yang fleksibel, kegagalan struktur
Daya dukung tanah dasar harus dicek untuk memastikan apakah beban
vertikal yang bekerja akibat berat dinding dan surcharge tidak berlebihan. Faktor
Keamanan (FS) yang biasanya dipakai untuk tipe kegagalan ini adalah 2.0. Faktor
Keamanan ini lebih rendah dari yang dipakai untuk dinding penahan konvensional
karena sifat fleksibel yang dimiliki oleh dinding penahan bertulang dan
Nilai-nilai faktor daya dukung pondasi dari usulan-usulan Meyerhoff (1963), Brinch
62
(°) Nc Nq Nγ Nc Nq Nγ Nc Nq Nγ
63
64
Tabel 2.1 Faktor-faktor daya dukung Meyerhoff (1963), Brinch Hansen (1961), dan Vesic
(1973)
tengah massa tanah yang bertulang agar sama dengan nol. Untuk kondisi
( ) ( )
dimana :
Rv = Reaksi vertikal (jika terdapat beban blok beton di muka dinding penahan, maka
PE = resultan tekanan tanah horisontal akibat tanah bertulang pada dinding penahan
Ka = tan2(45°-ø/2)
65
tegangan dukung meningkat dengan cepat, dengan luasan persinggungan efektif yang
lebih kecil (L – 2e), membuat asumsi Meyerhoff tentang distribusi tegangan seragam
dimana :
yang diperoleh dari beberapa peneliti yang telah dirangkum sesuai dengan prinsip
66
sc 1 1 + (B/L)(Nq/Nc) 1 + (Nq/Nc)
ic’ Untuk ø = 0
Untuk
iq [ ]
iγ
Untuk dasar horizontal
[ ]
67
Dasar
Bc α dalam radian, ø
dalam derajat
bc’
bq = bγ (1 – α tan ø )2
Faktor
Kemiringan Nilai Keterangan
Permukaan
gc β dalam radian
Batasan :
gc’ β > 45°
gq = gγ dan β < ø
(1 – α tan β)2
68
D = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
po = Df γ
69
harus memenuhi syarat stabilitas lereng global. Tanah bertulang dianggap struktur
dinding penahan gravitasi. Faktor Keamanan terhadap keruntuhan lereng global yang
tulangan(FSnon-tulangan) biasanya diambil 1.3 sampai 1.5. Dimana faktor aman dari
gaya tarik tulangan geogrid dengan momen pengguling, seperti dituliskan dalam
persamaan berikut :
( )
di mana:
Pqh = Pq . cos ø2
PEh = PE . cos ø2
PE = 0.5 H2 γ Ka
Pq = q H Ka
di mana:
Mg = momen stabilitas
70
Massa tanah bertulang dibagi menjadi dua daerah, zona aktif dan zona
penahan. Zona aktif berada tepat di belakang muka dinding. Pada daerah ini, tanah
cenderung bergerak menjauh dari tanah di belakangnya. Tegangan yang berasal dari
gerakan ini diarahkan keluar dari dinding, dan harus ditahan oleh tulangan. Gaya-
gaya pada tulangan dipindahkan ke zona penahan dimana tegangan geser tanah
2.22 menunjukkan dua daerah yang berbeda. Tulangan menahan dua daerah yang
71
72
73