SUPRIANTO
A22116028
PROPOSAL
Program Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
et al, (2012) sebagian besar burung menggunakan waktu hariannya untuk mencari
makan, baik untuk dirinya maupun untuk anggota keluarga burung tersebut.
endogen yang merupakan wujud dari aktivitas “Sikardian Clock” (Fidler dan
Gwinner, 2003). Sehingga dalam mempelajari sifat dan karakteristik yang dimiliki
oleh Burung Pergam Tutu (Ducula forsteni) perlu adanya pemahaman konsep
Gen Clock adalah osilator endogen yang mengontrol ritme harian dalam
fisiologi dan perilaku hewan (Gekakis, et al, 1998). Osilator inti dari Clock
sirkadian terdiri dari loop umpan balik transkripsi-translasi yang melibatkan satu
set “Gen Clock” (Panda et al, 2002). Lebih lanjut Fidler dan Gwinner, (2003)
menyatakan bahwa Penelitian gen Clock sirkadian burung menunjukkan
kemiripan pada mamalia, keduanya mengkodekan unsur transkripsi dan translasi
terjemahan umpan balik sebagai inti sirkadian osilator. Pada mamalia, loop ini
terbentuk oleh unsur-unsur positif, Clock dan BMAL1 (Iuvone et al, 2005;.
Okamura et al, 2002). Protein yang dihasilkan gen Clock membentuk Periode
(PER) dan Cryptochrome (CRY) kompleks (Kwon et al, 2006), PER dan CRY
protein membentuk kompleks yang menghambat transkripsi mereka sendiri
dengan mengikat Clock dan BMAL1 kompleks dan memblokir fungsinya.
lingkaran negatif ini memungkinkan ritme harian dalam ekspresi Per dan Cry
transkrip dan produk protein (Iuvone et al, 2005;. Okamura et al, 2002).
Mempelajari karakteristik yang dimiliki Gen Clock pada Burung Pergam Tutu
perlu adanya studi molekuler dan data-data terperinci tetang struktur protein gen
Clock, seperti yang kita ketahui protein gen Clock membentuk Periode (PER) dan
Cryptochrome (CRY) kompleks (Kwon et al, 2006). Sampai saat ini data tersebut
masih sangat jarang dilaporkan, sehingga akan mempengaruhi eksistensi data
molekuler burung Pergam Tutu sebagai keperluan penelitian lebih lanjut, hal
tersebut dapat dikaji dengan menggunakan konsep Bioinformatika.
Bioinformatika merupakan cabang Bioteknologi yang menggunakan
dibuat beberapa database sekuen nukleotida dan protein organisme tertentu yang
dari seluruh sekuen nukleotida dan protein yang ada (Mirzachi and Baxevanis,
2001). Salah satu ilmu terapan bioinformatika adalah pemodelan struktur tiga
sifat dan fungsi biokimia suatu protein tertentu dalam kajian molekuler secara
memerlukan tahapan dan instrumentasi dengan biaya tinggi. Struktur tiga dimensi
secara in silico (Wijaya dan Hasana, 2016). Metode yang digunakan pada
Protein yang akan diprediksi struktur tiga dimensinya adalah protein Gen Clock.
Sehingga dengan adanya pemodelan struktur tiga dimensi gen Clock akan
memudahkan dalam memahami sifat dan fungsi biokimia protein gen Clock
menghasilkan struktur tiga dimensi protein dari urutan asam amino yang
(Tramontano dan Morea, 2003 ). Prediksi struktur tiga dimensi protein gen Clock
diharapkan dapat memahami sifat dan fungsi biokimia protein gen Clock pada
burung Pergam Tutu (Ducula fosteni). Sehingga hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan informasi dan media pembelajaran dalam bentuk poster.
mahasiswa maupun peserta didik dalam proses pembelajaran yang terkait dengan
2. Bagaimana hasil analisis data In-silico dari pemodelan struktur tiga dimensi
3. Apakah layak penelitian struktur tiga dimensi protein Gen Clock pada Burung
1. Membuat model struktur tiga dimensi dari protein yang diekspresikan oleh
2. Memahami hasil data analisis In-silico dari protein yang diekspresikan oleh
media poster.
dalam membuat struktur tiga dimensi protein Gen Clock pada Burung Pergam
3. Dapat digunakan sebagai sumber data untuk konservasi Burung Pergam Tutu
di Indonesia.
penelitian ini.
2. Sebagai bahan informasi ilmiah mengenai gen Clock burung Pergam Tutu.
3. Sebagai data yang dapat melengkapi informasi karakter genetik dan molekuler
Sulawesi dan populasi Pergam Tutu masih tergolong kedalam Least concern
jumlah populasi diatas 30 % pada sepuluh tahun kemudian. Ciri khas Pergam
Tutu adalah memiliki panjang sekitar 48 cm, kepala dan perut berwarna
berwarna hijau.
perangkat lunak.
3. Clock adalah osilator endogen yang mengontrol ritme harian dalam fisiologi
informasi tertentu.
BAB II
dan membuat model 3D. Kemudian, templat dengan identitas urutan maksimum
dan minimum e-value dipilih. Model 3D paling andal dari protein target yang
dibangun oleh ProMod Versi 3.70 dipilih berdasarkan nilai QMEAN4, GRE, dan
RMSD oleh SWISS-PDB Viewer tool. Prediksi lokasi ligan menentukan bahwa
secara in silico. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
menunjukkan bahwa prediksi struktur protein alergen B7TWE7 (UniProt ID) dari
identity 72% dan e-value = 3,4x10-58. Template protein yang digunakan adalah
dan sifat fisikokimia menunjukkan bahwa protein ini sangat stabil, Analisis
docking yang disediakan energi bebas dari mengikat masing-masing substrat dari
pose terbaik sebagai arabinosa -9.8224calK / mol, dribose -11.3701Kcal / mol, d-
mol.
struktur tiga dimensi dengan metode homologi. Perbedaan residu asam amino
diprediksi menggunakan program pada situs ExPASy. Tiga dari residu hasil
penelitian memiliki perbedaan yang cukup bermakna, yaitu pada 140, 340 dan
permukaan pada residu140, 340, 362 dan 386. Perbedaan sifat maupun muatan
struktur protein. Alur kerja dan penggunaan ruang kerja diilustrasikan oleh
Keselarasan antara urutan domain Cyclin Cyclin A1 dan Cyclin A2 tidak ambigu,
dua urutan bagikan 60% identitas dan hanya mengandung satu celah. Berdasarkan
mendesain obat. Metode in silico merupakan suatu metode yang menarik dan
menjanjikan dalam mengidentifikasi senyawa baru karena lebih cepat dan biaya
Struktur tiga dimensi (3D) protein sangat menarik untuk desain rasional
protein terdiri dari struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Struktur
yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata
Arnold et al, (2005) menyatakan struktur tiga dimensi protein (3D) sangat
diminati desain rasional dari berbagai jenis percobaan biologi, seperti mutagenesis
model 3D protein yang andal dari sekuens asam amino seperti yang ditunjukkan
2003; Moult, 2005). Multiple sequence alignments adalah alat yang umum dan
banyak digunakan dalam proyek biologi molekuler, dan seringkali dijadikan hasil
protein dari sekuen yang ada berdasarkan pada data struktur tiga dimensi protein
yang telah diketahui secara laboratorium (Berman, et al, 2007). Informasi struktur
tiga dimensi protein penting untuk memahami sifat dan fungsi protein ditingkat
tinggi. Struktur tiga dimensi protein dapat diprediksi secara ilmiah dengan
urutan asam amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf
dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur sekunder adalah
struktur dua dimensi protein merupakan kombinasi antara struktur primer yang
linear distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang
tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks
amino protein target dengan protein mirip yang telah diketahui struktur tiga
metode homologi juga lebih cepat dibandingkan metode lainnya (Zaki & Bystroff,
2008). Apabila tidak ada protein template pada database maka pemodelan protein
2.2.5 Alignment
Pensejajaran dua sekuens DNA adalah langkah dasar dalam analisis data
biologis. Mengurutkan panjang Urutan DNA adalah salah satu masalah paling
Ada banyak teknik penyelarasan global yang telah diterapkan dalam biologi.
perhitungan. Oleh karena itu, diperlukan teknik pelurusan urutan DNA yang
efisien dan akurat. Beberapa alat dapat digunakan untuk mencapai waktu eksekusi
terbaik antara dua atau lebih urutan. Faktor terpenting dalam penyelarasan urutan
adalah memilih skema penilaian yang digunakan, memilih skema penilaian yang
buruk akan menyebabkan keberpihakan yang tidak akurat (Fareed et al, 2016).
2.2.6 GenBank
GenBank adalah database publik dari semua urutan nukleotida dan protein
yang diketahui dengan mendukung catatan biografi dan biologis, yang dibangun
komprehensif yang berisi urutan nukleotida yang tersedia untuk umum untuk
melalui FTP dan melalui beragam layanan pencarian dan analisis berbasis Web
fungsi media dalam pembelajaran sangat dirasakan baik oleh tenaga pendidik
ditentukan pada bagaimana kemampuan guru dalam memilih media yang akan
baik di dalam maupun di luar kelas. Guru membutuhkan media untuk membantu
adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran
Adam dan Syastra (2015), menjelaskan berikut ini adalah beberapa fungsi
media pembelajaran:
sumber belajar ini tersirat makna keaktifan yaitu sebagai penyalur, penyampai,
2013).
2. Fungsi Semantik
anak didik. Bahasa meliputi lambang (simbol) dari isi yakni pikiran atau perasaan
yang keduanya telah menjadi totalitas pesan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Fungsi Manipulatif
peristiwa atau objek. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua
keterbatasan inderawi.
a. Fungsi Atensi
b. Fungsi Afektif
c. Fungsi Kognitif
d. Fungsi Imajinatif
e. Fungsi Motivasi
f. Fungsi Sosio-Kultural
2.2.8 Manfaat Media Pembelajaran
belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang , melainkan juga
sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja
dirancang untuk keperluan belajar, melainkan juga sumber belajar yang telah
tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada
beberapa manfaat media yang lebih rinci (Falahudin, 2014). Kemp dan Dayton
yaitu:
kepada pebelajar secara seragam. Setiap pebelajar yang melihat atau mendengar
uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi
yang persis sama seperti yang diterima oleh pebelajar-pebelajar lain. Dengan
informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun
manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih
jelas, lengkap, serta menarik minat pebelajar. Dengan media, materi sajian bisa
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu pembelajar
dan pembelajar melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses
berbicara satu arah kepada pebelajar. Namun dengan media, pembelajar dapat
mengatur kelas sehingga bukan hanya pembelajar sendiri yang aktif tetapi juga
pebelajarnya.
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari pembelajar adalah, selalu
menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika
matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan
mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari
Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan,
atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman pebelajar pasti akan
lebih baik.
kapan saja
belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media
mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar
di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan pebelajar di luar
lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap materi dan proses
belajar.
dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada pebelajar
perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan
media. Dengan demikian, pembelajar akan lebih banyak memiliki waktu untuk
lain-lain.
9. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit
misalnya dapat dijelaskan melalui media gambar pasar dari yang tradisional
sampai pasar yang modern, demikian pula materi pelajaran yang rumit dapat
10. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu
Sesuatu yang terjadi di luar ruang kelas, bahkan di luar angkasa dapat
peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, dapat kita sajikan di depan pebelajar
sewaktu-waktu. Dengan media pula suatu peristiwa penting yang sedang terjadi di
Obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu jauh,
dapat kita pelajari melalui bantuan media. Demikian pula obyek berupa
proses/kejadian yang sangat cepat atau sangat lambat, dapat kita saksikan dengan
Burung Pergam Tutu merupakan salah satu spesies dari keluarga Columbidae
endogen yang merupakan wujud dari aktivitas “Sirkadian Clock” (Fidler dan
yang dimiliki Gen Clock pada Burung Pergam Tutu perlu adanya studi molekuler,
diharapkan dapat mempelajari sifat dan fungsi biokimia gen Clock melalui
pemodelan struktur tiga dimensi protein gen Clock dengan metode homologi.
Osilator inti dari Clock sirkadian terdiri dari loop umpan balik transkripsi-translasi
yang melibatkan satu set “Gen Clock” (Panda et al, 2002). Pola kerja protein gen
Clock memiliki sifat yang cukup unik untuk dikaji, salah satunya adalah mengatur
menuntun kita untuk mengkaji sifat molekuler protein gen lebih lanjut. Pemodelan
struktur tiga dimensi melalui metode homologi dan analisis iIn-silico akan
mempermudah kita dalam memahami sifat dan fungsi biokimia gen Clock.
Struktur tiga dimensi protein berfungsi untuk memahami sifat dan fungsi
protein ditingkat molekular secara detil (Wijaya dan Hasanah, 2016). Sehingga
hasil akhir dari penelitian ini berupa struktur tiga dimensi protein gen Clock
diharapkan akan membantu dalam mengkaji sifat dan fungsi biokimia gen Clock
Sehingga dengan begitu studi ini akan memberikan konstribusi dalam memperluas
metode pilihan untuk menghasilkan model 3D protein yang andal dari sekuens
asam amino seperti yang ditunjukkan pada beberapa pertemuan percobaan CASP
penelitian ini akan mengkaji sifat dan fungsi biokima protein gen Clock melalui
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk menghasilkan data tentang protein gen Clock pada Burung Pergam Tutu
(Ducula forsteni) yang kemudian didapatkan dari hasil pemodelan struktur tiga
dimensi protein gen tersebut melalui workspace SWISS MODEL, hasilnya akan
selesai.
Jenis data penelitian yang digunakan adalah data kuantitatif, diperoleh dari
langsung oleh peneliti dari hasil analisis In Silico protein gen Clock. Sedangkan
data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari beberapa artikel ilmiah,
3.4.1 Alat
Selanjutnya adalah Back Translation oleh gene infinity yang dapat diakses secara
Multiple Alignment pada Software Bioedit versi 7.2.6 yang diakses secara offline,
berfungsi mengurutkan sekuen beberapa nukleotida dan asam amino. Blastp yang
Bioedit versi 7.2.6 dan modelling project yang disediakan oleh SWISS-MODEL
3.4.2 Bahan
protein gen Clock dari Laboratorium dan beberapa file fasta hasil blast dari NCBI
format fasta.
3.5.2 Alignment sekuens nukleutida dan sekuens asam amino
2. Urutan hasil blast dilihat berdasarkan skor, accesion number dan identities.
1. Evaluasi model 3D
didapatkan
pembuatan desain media pembelajran selesai, dengan tiga ahli yaitu ahli
4. Uji coba, uji coba dilakukan kepada mahasiswa yang akan dibagi kedalam
3.7.1 Analisis in silico dan pemodelan struktur tiga dimensi protein gen Clock
oleh masing-masing sampel sesuai dengan kode akses yang dimiliki dibuat
menggunakan program SWISS_MODEL Expasy tersedia secara online melalui
link : http://swissmodel.expasy.org/.
Ʃ𝑥
Rumus : 𝑃 = Ʃ𝑋𝑖 x 100 %
Keterangan :
P : Persentase
61 – 80 Layak
41 – 60 Cukup layak