Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Transaksi Derivatif

Terdapat beberapa pengertian dari para ahli tentang derivatif, diantaranya adalah :

a. Francesca Taylor (1996) menyatakan : “Instrumen derivatif adalah instrumen


yang kinerjanya didasarkan (atau diturunkan), pada perilaku harga suatu aset.”
b. Alfred Steinherr (1998) menyatakan : “Sebuah kontrak atau sekuritas yang
nilainya terkait erat dan sebagian besar ditentukan oleh nilai sekuritas,
komoditas, atau indeks terkait.”
c. Nicholas G. Apostolou (1991) menyatakan : “Derivatif adalah instrumen
keuangan yang nilainya berasal dari fluktuasi bursa efek pada aset dasar
seperti harga saham, tingkat bunga, atau nilai tukar mata uang.”
d. The International Swaps and Derivatives Association (ISDA) menyatakan :
“Derivatif adalah kontrak bilateral yang melibatkan pertukaran arus kas dan
dirancang untuk mengurangi risiko antar pihak. Bila transaksi telah jatuh
tempo, jumlah hutang masing-masing pihak ditentukan oleh harga komoditas,
sekuritas atau indeks yang mendasarinya.”
e. Surat Keputusan Bank Indonesia No. 28/119/KEP/DIR tanggal 25 Desember
1995 menyatakan : “Suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya
merupakan turunan dari nilai instrument yang mendasari seperti suku bunga,
nilai tukar, komoditi, ekuiti dan indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan
atau tanpa pergerakan dana/instrument.”

Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik suatu


pengertian pokok dari apa yang dimaksud dengan transaksi derivatif, yaitu, sebuah
kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau
berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut "produk turunan".

2. Jenis Transaksi Derivatif

Dalam praktik bisnis dewasa ini dikenal berbagai bentuk dari transaksi derivatif
keuangan. Derivatif keuangan merupakan istilah umum (generic term) untuk sejumlah
instrument keuangan yang diambil dari berbagai produk keuangan seperti tingkat suku
bunga (interest rate), kurs valuta asing (foreign exchange) dan saham (equity).
Terdapat tiga jenis instrument yang penting yaitu Futures/forward, Options, dan
Swaps. Masing-masing dari jenis transaksi derivatif ini memiliki perbedaan dalam
penggunaan, perbedaan risiko dan perbedaan sifat hukum. Berdasarkan hal-hal
tersebut, masing-masing jenis transaksi derivatif tersebut memerlukan perhatian dan
perlakuan khusus di dalam pengaturannya. Perbedaan jenis transaksi ini tampaknya
juga merupakan salah satu masalah yang cukup penting dalam rangka menetapkan
perlakuan hukumnya (legal treatment).

a. Forward

Transaksi forward merupakan kontrak antara dua pihak yang memberikan hak
dan kewajiban kepada masing-masing pihak untuk membeli dan menjual suatu aset
dasar pada harga, jumlah dan tanggal tertentu di masa yang akan datang. Dalam
kontrak forward tersebut kedua belah pihak sama-sama wajib dan berhak untuk
menjual atau membeli pada saat jatuh tempo dengan harga tertentu yang telah
disepakati bersama dalam kontrak. Pembeli menyutujui untuk membayar dan
menerima aset dasar atau artinya dia telah long forward. Sementara penjual
menyetujui untuk mengirimkan underlying assets berdasarkan harga yang akan datang
yang telah ditetapkan pada tanggal perjanjian atau artinya dia sudah short forward.
Dalam transaksi forward ini aliran dana terjadi pada saat tanggal penyerahan (delivery
date). Transaksi yang terjadi dapat berupa komoditas, valuta asing, suku bunga, dan
indeks.

Forward yang dilakukan pertama kali adalah komoditas. Pada mulanya kontrak
forward dilakukan pada komoditi pertanian kemudian jenis komoditi ini berkembang
pada jenis komoditi lainnya seperti minyak, alumunium, dan emas. Dengan
berakhirnya system nilai tukar tetap (Bretton Woods Agreement) telah memberikan
kontribusi utama kepada perkembangan produk forward lainnya yaitu forward atas
valuta asing. Dengan berakhirnya penerapan nilai tukar tetap kepada nilai
mengambang, fluktuasi dari nilai tukar menjadi sangat tajam. Jenis transaksi forward
berikutnya adalah forward terhadap suku bunga. Volatilitas tingkat suku bunga sering
menyulitkan perusahaan-perusahaan, para investor dan institusi yang sangat
bergantung pada pendapatan bunga dan pembayaran bunga dalam operasinya.

Contoh dari forward adalah forward foreign exchange contracs, forward rate
agreement/FRA
1) Forward foreign exchange contracs adalah suatu perjanjian di
antara bank dengan pihak lain untuk mempertukarkan satu jenis mata
uang dengan jenis mata uang lainnya pada waktu tertentu di masa yang
akan datang. Tingkat kurs, tanggal penyerahan (delivery date), dan
jumlah yang dipertukarkan ditetapkan pada saat perjanjian.
2) Forward rate agreement/FRA merupakan suatu kontrak
diantara bank dengan nasabahnya, atau dengan bank lain, yang
memungkinkan lindung nilai (hedging) secara forward untuk
pergerakan tingkat suku bunga; FRA merupakan persamaan dengan
Forward oreign exchange contracs dalam pasar uang.

Rumus penghitungan forward :

1) Forward komoditas :

Fo = So (1 + rf + c)n

Keterangan :

Fo = futures price teoretis


So = Spot price (harga pasar) saat ini
rf = tingkat bunga bebas risiko, misalnya bunga SBI
c =carrying cost
n = waktu yang dibutuhkan sampai pada tanggal penyerahan
(masa kontrak)
2) Forward valuta asing :

Kurs forward = (Kurs Spot) + [(𝒓𝟏 − 𝒓𝟐 ) x (n/360) x (Kurs Spot)]

K
eterangan :

𝒓𝟏 = Tingkat suku bunga mata uang 1


𝒓𝟐 = Tingkat suku bunga mata uang 2
3) Forward suku bunga :

(𝟏 + 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒆 𝒐𝒇 𝑶𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆𝒂𝒔 𝑪𝒐𝒖𝒏𝒕𝒓𝒚)


Forward Rate = Spot Rate x (𝟏 +𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒆 𝒐𝒇 𝑫𝒐𝒎𝒆𝒔𝒕𝒊𝒄 𝑪𝒐𝒖𝒏𝒕𝒓𝒚)

b. Option

Option atau opsi adalah suatu kontrak yang memberikan hak (rights) dan bukan
kewajiban kepada pemiliknya untuk membeli atau menjual suatu instrument (aset
dasar) pada tingkat harga tertentu yang ditetapkan sekarang (strike/exercise price)
untuk penyerahan pada waktu tertentu di masa yang akan datang (expiration date).
Option yang memberikan investor untuk membeli instrument dasar dinamakan call
options, sedangkan option yang memberikan untuk menjual instrumen dasar
dinamakan put option. Pemilik opsi dapat memilih untuk menggunakan hak atau tidak
menggunakan hak dan membiarkannya jatuh tempo. Ada dua model dari option,
yaitu:

1) European Option, dimana pemilik dapat menggunakan haknya


hanya pada saat options jatuh tempo (expiration date).
2) American Option, dimana pemilik dapat menggunakan haknya
sebelum dan saat option jatuh tempo.

Harga di mana pemilik option diperkenankan untuk membeli atau menjual


instrument dasar dinamakan strike price. Option memerlukan prediksi atas
kemungkinan kejadian-kejadian yang akan datang. Disamping permintaan dan
penawaran, option harus mempertimbangkan hal-hal berikut :

1) Untuk apa option dilakukan/ditutup;


2) Bagaimana strike price terkait dengan harga underlying.
3) Jangka waktu berakhirnya;
4) Tingkat bunga; dan
5) Gejolak (volatility)
Options diperdagangkan, baik di bursa-bursa maupun dilakukan di pasar over-
the-counter (OTC). Option yang diperdagangkan di bursa memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

1) Setiap option memiliki harga lelang (bid price) dan harga


permintaan (asked price) yang ditentukan permintaan dan
penawaran.
2) Perdagangan dilakukan pada tempat perdagangan (trading post),
dan setiap option memiliki spesialis yang ditunjuk untuk
memberikan likuiditas dan memelihara pasar yang teratur.
3) Option diperdagangkan dengan harga strike price yang standar.
4) Jangka waktu berakhirnya dan jarak antara strike price juga
ditetapkan secara standar. Kebanyakan option memiliki perputaran
waktu kuartal yang berarti option berakhir dalam perputaran
sebagai berikut:
a. Januari/April/Juli/Oktober
b. Februari/Mei/Agustus/November
c. Maret/Juni/September/Desember
5) Semua perdagangan dilakukan melalui perusahaan kliring option
terdaftar (listed Options Clearing Coroporation/OCC). Dengan
bertindak sebagai agen perantara antara pembeli dan penjual, the
OCC secara efektif menjamin kepada setiap pihak bahwa option
akan dihormati dan kewajiban yang timbul oleh semua pihak
terhadap transaksi option akan dipenuhi. Dengan kata lain, ketika
pembeli melaksanakan opsinya, penanggung jawab terkahir untuk
menyerahkan underlying berada di OCC.

Sementara dalam transaksi option OTC, kontrak option merupakan hasil langsung
dari negosiasi antara pembeli dan penjual. Pembeli dan penjual dapat menyetujui
setiap strike price, expiration date, dan setiap premi. Oleh karena itu, keuntungan
option OTC adalah bahwa kontrak tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan
individual pembeli dan penjual option. Kelemahan dari pasar option OTC adalah
sebagai berikut:
1) Sulit untuk memperoleh harga yang akurat, sehingga dapat terjadi
kemungkinan untuk pembeli membayar option lebih mahal atau
penjual dengan menjualnya terlalu murah.
2) Sekali option dibeli sulit untuk menjualnya kembali karena tidak
ada pasar yang siap. Option di bursa secara umum sangat likuid,
sementara option OTC tidak.
3) Tidak terdapat lembaga kliring untuk menjamin transaksi option,
dan karenanya risiko kredit menjadi persoalan di pasar OTC.

Transaksi derivatif berbasis opsi terdiri dari:

1) Currency options yang memberikan hak kepada pembeli, dan


bukan kewajiban, untuk mempertukarkan sejumlah mata uang
tertentu dengan mata uang lainnya pada atau sebelum hari tertentu
dan pada nilai tukar tertentu.
2) Swaptions adalah option atau swap yang memberikan salah satu
pihak hak, tapi bukan kewajiban, untuk menutup swap pada
tanggal kemudian. Instrument ini berguna apabila suatu pihak
memperkirakan akan membutuhkan swap diwaktu yang akan
datang dang menganggap bahwa harga swap pada saat sekarang
menarik, tapi tidak menghendaki untuk menutup swap sampai
benar-benar diperlukan.
3) Option on Futures contract merupakan opsi pada kontrak
berjangka yang memberikan hak kepada pemegang untuk
menandatangani kontrak berjangka tertentu. Jika opsi tersebut
dilakukan, pemegang opsi awal akan masuk ke sepanjang kontrak
dan akan membeli underlying asset pada harga yang akan datang.
Opsi singkat kontrak berjangka memungkinkan investor masuk ke
dalam kontrak berjangka sebagai short yang akan diminta untuk
menjual aset dasar pada tanggal yang akan datang dengan harga
yang ditentukan.
c. Swap

adalah suatu kontrak antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan
aliran kas (cash flows) dalam masa tertentu yang dihitung berdasarkan referensi
terhadap nilai yang akan datang, tingkat bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel
lainnya.

Menurut Siahaan & Manurung (2006: 26), beberapa hal yang perlu diketahui
mengenai swapcontracts antara lain:
a) Suatu kesepakatan saling mempertukarkan arus kas selama interval waktu tertentu.
b) Serial pembayaran kontrak dilakukan sesuai dengan jadwal.
c) Transaksi lewat broker dengan menggunakan telepon dan telex.
d) Biasanya digunakan untuk mematok harga untuk jangka panjang di masa yang
akan datang.

Karakteristik Swap
a) Tidak perlu transfer uang tunai pada awal perjanjian.
b) Mengandung risiko kredit.
c) Untuk kebutuhan lindung nilai tertentu tersedia kontrak-kontrak yang tailor made.
d) Tersedia kontrak-kontrak untuk jangka waktu menengah dan jangka panjang (satu
sampai sepuluh tahun).

3. Resiko transaksi derivatif

a) Resiko pasar
Resiko pasar timbul pada saat faktor-faktor pasar mengakibatkan suatu perubahan
harga yang berlawanan dari harga yang diharapkan. Termasuk dalam resiko pasar
adalah menurunnya likuiditas pasar secara tiba-tiba dan meluasnya harga jual beli
dan harga jual yang disebabkan oleh pergerakan harga yang tajam.

b) Resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko yang timbul sebagai akibat pihaklain yang telah
mengikatkan diri dalam perjanjian tidak memenuhikewajibannya. Resiko kredit
dalam transaksi derivatif merupakan resiko dimana salah satu pihak yang telah
mengikatkan diri dalam kontrak gagal membayar kewajibannya kepada pihak
lainnya.

c) Resiko operasional
Resiko operasional timbul dari kegagalan peserta untuk melakukan monitoring dan
pengawasan terhadap kegiatan transaksi derivatifnya, misalnya tidak memadainya
teknologi pengendalian kesalahan manusia atau kegagalan manajemen.

d) Resiko hukum
adalah resiko di mana kontrak tidak dapat dipaksakan, derivatif memiliki resiko
hukum yang lebih besar karena produk ini masih tergolong baru dan kompleks.
Diantara resiko hukum dalam transaksi derivatif diantaranya:
- Salah satu pihak wanprestasi terhadap kontrak yang telah dibuatnya.
- Kontrak tidak mempunyai kekuatan hukum.
- Penafsiran ganda terhadap klausa, kekuatan berlaku bahkan terhadap eksistensi
dari kontrak. Misalnya, ada yang menafsirkan kontrak mengenai transaksi derivatif
sebagai kontrak untung untungan (perjudian)

Anda mungkin juga menyukai