cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Cemaran Mikroba pada pangan karena rendahnya kondisi Higiene dan sanitasi. Cemaran Kimia karena kondisi lingkungan yang kotor. Penyalah gunaan bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan. Penggunaan BTP melebihi batas maksimum yang diizinkan. Keamanan Pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis,kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Pasal 67 ayat ( 2 ) UU No 18 Tahun 2012
(Tentang Pangan) 1.Setiap orang dilarang mengedarkan Pangan tercemar.
2. Pangan tercemar sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1 ) berupa pangan yang mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan.
Pasal 90 UU No 18 Tahun 2012 .
( tentang pangan ) Kepala BADAN POM menetapkan ambang batas maksimal cemaran yang diperbolehkan pada pangan olahan.
Pasal 24 ( PP No 28 tahun 2004 tentang
keamanan,mutu dan gizi pangan ) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009,Tentang Penetapan Batas maksimum cemaran mikroba dan Kimia dalam Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 16 tahun 2016 tentang kriteria Mikrobiologi dalam pangan olahan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Pangan steril komersial. Perka Badan POM Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Jenis Pangan terbatas Perka Badan POM Tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi dalam pangan Olahan. Mikroba yang diatur Enterococci dan bakteri anaerobe pereduksi sulfit pembentuk spora. Vibrio parahaemolyticus ( Katagori pangan krustase yang dibekukan jenis pangan udang laut) Jenis Pangan Sesuai kategori Pangan BAB I Ketentuan Umum BAB II Kriteria Mikrobiologi dalam pangan BAB III Pengawasan BAB IV Sanksi BAB V Ketentuan peralihan BAB VI Ketentuan penutup Kriteria Mikrobiologi adalah ukuran manajemen risiko yang menunjukkan keberterimaan suatu pangan atau kinerja proses atau sistem keamanan pangan yang merupakan hasil dari pengambilan sampel dan pengujian mikroba,toksin atau metabolitnya atau penanda yang berhubungan dengan patogenitas atau sifat lainnya pada titik tertentu dalam rantai pangan. Rencana sampling adalah rencana penarikan jumlah sampel ( n ) batas mikroba ( m dan / atau M ),jumlah sampel yang diperbolehkan melewati batas mikroba (c) untuk menentukan keberterimaan suatu pangan Pasal 2 1.Pangan olahan yang diproduksi,diimpor dan diedarkan diwilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan keamanan,mutu dan gizi pangan 2. Persyaratan keamanan pangan olahan harus dipenuhi untuk mencegah pangan olahan dari kemungkinan adanya bahaya mikroba Pasal 3. Kriteria Mikrobiologi meliputi : a.Jenis pangan Olahan. b.Jenis mikroba. c.rencana sampling. d.metode analisis.
Dalam menentukan Metode Analisis
Pengujian Mikrobiologi dapat menggunakan Metode Analisis lain yang setara dan tervalidasi atau terverifikasi Pasal 4
Kepala Badan POM melakukan pengawasan
terhadap kriteria mikrobiologi dalam pangan olahan meliputi premarket evaluation dan post market kontrol. Pasal 5 Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan Kepala Badan POM dapat dikenai sanksi administratif berupa : a. Peringatan secara tertulis b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah untuk penarikan kembali dari peredaran. c. Perintah pemusnahan d. Penghentian sementara kegiatan produksi dan/atau peredaran e. Pencabutan izin edar Pangan Olahan yang beredar wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam peraturan Kepala Badan ini paling lama 12 (dua belas) bulan sejak peraturan Kepala Badan ini diundangkan Pada saat peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku maka peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan sepanjang yang mengatur cemaran mikroba dalam makanan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Katagori Jenis Pangan Jenis n c m M Metode Analisis Pangan Olahan Mikroba Susu Susu ALT 5 1 104 105 ISO4833-1:2013 (Plain) Pasteurisasi Kol/ml SNI 2897: 2008 Enterobacteriaceae 5 2 <1 <5 SNI ISO 21528-1-12 APM/ml Salmonella 5 0 Neg/ NA ISO 6579:2002 25 ml SNI 2897 : 2008 Penjelasan : n = Jumlah sampel yang diambil dan dianalisis c = Jumlah yang boleh melampaui batas mikroba untuk menentukan keberterimaan suatu produk pangan m,M = Batas mikroba NA = Not Applicable Katagori Jenis Pangan Jenis ncm M MA Pangan Olahan Mikroba Susu Susu Enterobacteriaceae 5 2 <1 <5 SNI ISO 21528-1-1 2 (Plain) Pasteurisasi APM/ml Penjelasan : Dari 5 sampel susu yang diambil dan diuji,hanya 2 sampel yang Boleh mengandung jumlah Enterbacteraceae antara < 1 APM/ml Dan 5 APM/ml,sedang 3 sampel yang lainnya jumlah Enterobacteriaceae harus kurang dari 1 APM/ml.Pengujian Enterobacteriaceae pada susu pasteurisasi menggunaka metode analisis SNI ISO 21528-1-12 Katagori Jenis Pangan Jenis n c m M MA Pangan Olahan Mikroba Susu Susu Salmonella 5 0 Negatif/ NA ISO 6579:2002 Plain Pasteurisasi 25 ml SNI 2897 : 2008 Penjelasan : Dari 5 sampel susu yang diambil dan diuji,semua sampel tidak Boleh mengandung Salmonella dalam 25 ml. Persyaratan Pangan Komersial. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan Steril Komersial adalah kondisi yang dapat dicapai melalui perlakuan inaktivasi spora dengan panas dan/ atau perlakuan lain yang cukup untuk menjadikan pangan tersebut bebas dari mikroba yang memiliki kemampuan untuk tumbuh dalam suhu ruang (non refrigerated) selama distribusi dan penyimpanan. Pangan steril komersial adalah pangan berasam rendah Yang dikemas secara hermetis,disterilisasi komersial dan Disimpan pada suhu ruangan. Pangan berasam rendah adalah pangan olahan yang memilki pH > 4,6 dan aw > 0,85 aw > 0,85 aktifitas air : Jumlah air bebas dalam bahan pangan yang dapat digunakan oleh mikro organisme. nilai terendah mikroba dapat hidup 0,86 Hermetis adalah kondisi kemasan tertutup yang dapat mencegah masuknya mikroorganisme selama dan setelah proses pemanasan Fo adalah ukuran kecukupan panas untuk proses sterilisasi komersial yang dinyatakan sebagai ekivalen waktu pemanasan ( dalam satuan menit ) pada suhu konstan 121,1 0C (250 0 F ) Sterilisasi komersial harus memberikan nilai Fo sekurang kurangnya 3,0 menit dihitung terhadap spora clotridium botulinum. Dikecualikan dari persyaratan diatas untuk pangan olahan berupa : a. Minuman beralkohol b. Air mineral c. Air demineral d. Air mineral alami Pelaku Usaha yang memproduksi pangan steril komersial harus menerapkan cara produksi yang baik untuk pangan steril komersial
Dalam hal cara produksi yang baik untuk pangan
steril komersial belum ditetapkan . dapat mengacu pada code of Hygienic Practice for Low and Acidified Low Acid Canned Foods ( CAC/RCP 23 – 1979 ) dan/atau Code of Hygienic Practice for Aseptically Processed and Packaged Low Acid Foods ( CAC/RCP 40 – 1993 ) Peraturan yang telah ditetapkan diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik dalam rangka menjamin keamanan, mutu dan gizi pangan dan untuk memberi perlindungan bagi masyarakat. THANK YOU