Disusun oleh:
Shabrina Tadjoedin
030.14.173
Pembimbing:
dr. Ani Yuniar, Sp.A
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga referat dengan judul
“Fisiologi Periode Transisi Adaptasi Pada Bayi Baru Lahir” dapat selesai pada
waktunya.
Referat ini dibuat oleh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti demi memenuhi tugas dalam menempuh kepaniteraan di bagian Ilmu
Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Ani Yuniar, Sp.A, dokter pembimbing yang telah memberikan saran
dan koreksi dalam penyusunan referat ini.
2. Teman-teman dokter muda dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini tidak luput dari kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis memohon maaf kepada para pembaca
atas kekurangan yang ada. Atas semua keterbatasan yang dimiliki, maka semua
kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan lapang hati agar ke
depannya menjadi lebih baik.
Akhir kata, demikian yang penulis dapat sampaikan. Semoga referat ini
bermanfaat dalam bidang kedokteran, kususnya bidang ilmu kesehatan anak.
Shabrina Tadjoedin
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN
Referat
Judul:
FISIOLOGI PERIODE TRANSISI ADAPTASI
PADA BAYI BARU LAHIR
Pembimbing,
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir (neonatus) harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan
di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai
dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke
ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik
yang menimbulkan berbagai macam perubahan pada sistem di tubuh bayi baru
lahir.(1)
Fisiologi periode transisi adaptasi pada bayi baru lahir adalah proses
penyesuaian fungsional bayi baru lahir dari kehidupan intrauterine sampai
kehidupan pada extrauterine.(1) Fisiologi pada janin (fetus) pada dasarnya berbeda
dari neonatus dengan perbedaan struktural dan fungsional. Janin beradaptasi
dengan baik pada lingkungan intrauterin yang relatif hipoksemik. Transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine membutuhkan langkah cepat, kompleks
dan diatur dengan baik untuk memastikan kelangsungan hidup neonatus.(2) Lebih
dari 90% bayi yang baru lahir melakukan transisi dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterine tanpa kesulitan dengan membutuhkan sedikit atau tidak
ada bantuan. Namun, untuk 10% bayi baru lahir yang membutuhkan bantuan dan
sekitar 1% memerlukan tindakan resusitasi ekstensif untuk bertahan hidup.(3)
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bayi baru lahir panas tubuh dapat diproduksi dengan beberapa cara, yaitu :
2.4.5.2 Immunoglobulin
Fungsi ginjal tidak hanya berbeda antara janin dan neonatus tetapi
terus berkembang dan beradaptasi selama perkembangan neonatus. Selama
periode perkembangan awal, plasenta bertanggung jawab untuk
mempertahankan homeostasis cairan-elektrolit janin, keseimbangan asam-
basa, dan kebutuhan ekskretoris janin. Ginjal selama periode fetal sebagian
besar terlibat dalam mempertahankan tingkat cairan ketuban dan mengatur
tekanan darah janin. Produksi urin terjadi ketika janin mencapai usia
kehamilan 16 minggu. Nephrogenesis selesai pada minggu ke 34–36
kehamilan, namun kematangan ginjal terus berlanjut hingga periode
pascanatal. Setelah kelahir, terjadi peningkatan filtrasi glomerulus dan
penurunan resistensi vaskular ginjal sebagai respon untuk peningkatan
tekanan darah arteri rata-rata. Perkembangan sistem urogenital mulai terjadi
saat masa embrio dimulai sejak minggu ke-3 kehamilan. Sistem ini berasal
dari mesoderm intermediate. Mesoderm intermediate berkembang menjadi
nefrotom yang akhirnya menjadi pronephros (ginjal yang belum sempurna),
mesonephros (ginjal nonfungsional), dan metanephros (ginjal permanen).
Sementara pronephros benar-benar hancur, mesonefros mungkin berfungsi
sesaat selama periode janin awal, menghasilkan air seni pada minggu ke-5
kehamilan, tetapi dapat berdegenerasi hampir seluruhnya pada minggu ke-
11 sampai minggu ke-12 kehamilan. Metanefros, di sisi lain, berkembang
menjadi tunas ureter (pertumbuhan duktus mesonefrik) dan metanephric
blastema. Tunas ureter berkembang menjadi ureter, pelvis ginjal, dan
tubulus koledikus, sedangkan metanephric blastema membentuk nefron
yang membentuk sistem ekskretoris ginjal.