Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang masa Esa. Sehingga dengan kuasa-Nya
penulis dapat melakukan survey dan menuliskan laporan dari hasil survey di Kelurahan
Tembalang. Dilakukannya survey dalam rangka memenuhi tugas matakuliah Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis berterima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang diberikan dalam
survey dan penulisan ini. Ucapan terima kasih tersebut diperuntukkan kepada:
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB I………………………………………………………………………………………...1
a. Latar Belakang……………………………………………………………………….1
b. Tujuan………………………………………………………………………………..2
BAB II………………………………………………………………………………………..4
a. Identitias KK…………………………………………………………………………4
b. Demografi……………………………………………………………………………5
c. Genogram…………………………………………………………………………….6
d. Fungsi Keluarga……………………………………………………………………...7
e. Fungsi Psikologis…………………………………………………………………….7
f. Family life line……………………………………………………………………….8
g. Family Map…………………………………………………………………………..8
h. Family life cycle……………………………………………………………………...8
i. Analisis Screem………………………………………………………………………8
j. Fungsi Pendidikan……………………………………………………………………8
k. Fungsi Religius……………………………………………………………………….9
l. Fungsi Sosial dan Budaya……………………………………………………………9
m. Skor APGAR…………………………………………………………………………9
n. Perilaku……………………………………………………………………………….9
o. PHBS…………………………………………………………………………………10
p. Indikator Rumah Sehat……………………………………………………………….11
q. Pengkajian Sasaran…………………………………………………………………...12
1. Identitas Ibu………………………………………………………………………12
2. Identitas Suami…………………………………………………………………...12
3. Catatan ibu hamil…………………………………………………………………13
4. Status Obstetri…………………………………………………………………….14
5. Evaluasi konsumsi tablet besi…………………………………………………….16
6. Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi……………………………16
7. Kartu Skor Poedji Rochjati……………………………………………………….17
8. Permasalahan yang di temukan…...........................................................................17
9. Perencanaan dan tujuan…………………………………………………………...17
ii
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….19
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu
negara. Hal tersebut dikarenakan AKI sangat bergantung pada kemampuan dan kualitas
beberapa istilah berbeda terkait dengan AKI. Istilah pertama adalah maternal death – atau
kematian ibu, yang didefinisikan sebagai “kematian yang terjadi saat kehamilan, atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa memperhitungkan durasi dan tempat
kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh kehamilan atau pengelolaan kehamilan
tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan” (WHO, 2004). Konsep
maternal death ini berbeda dengan konsep maternal mortality ratio, atau yang lebih
dikenal sebagai Angka Kematian Ibu (AKI), jika mengacu pada definisi Badan Pusat
Statistik (BPS). Baik BPS maupun WHO mendefinisikan maternal mortality ratio/AKI
sebagai angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2004; BPS, 2012).
Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi
saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas
kasus kematian ibu – sekitar 75% dari total kasus kematian ibu – adalah pendarahan,
infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak
aman (WHO, 2014). Untuk kasus Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Pusat
Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014) penyebab utama kematian ibu dari tahun
2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada tahun 2013) dan hipertensi (27.1% pada tahun
1
2013). Hal ini sangat ironis, mengingat berbagai penyebab kematian ibu di atas
sebenarnya dapat dicegah, jika sang ibu mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Salah satu solusi untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ibu saat
pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk
dalam semua pembelajaran, baik tahap pre klinik maupun pendidikan klinik untuk
Melalui pendampingan ibu hamil berbasis IPE yang diikuti oleh mahasiswa
kedokteran, keperawatan dan gizi, ibu hamil dan keluarganya sebagai unsur pendukung
diharapkan terjadi respon timbal balik yang positif sehingga tercapai kesehatan ibu
selama kehamilan sampai saat melahirkan dan setelah melahirkan yang juga dipengaruhi
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
- Bekerjasama antar profesi kesehatan dalam menyusun rencana intervensi
berdasarkan hasil pengkajian permasalahan kesehatan dalam keluarga.
- Bekerjasama antar profesi kesehatan melakukan implementasi berdasarkan
rencana intervensi yang disusun.
3
BAB II
ISI
A. HASIL PENGKAJIAN
4
I. DEMOGRAFI
Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah tahun terakhir seperti tabel berikut
Jaminan
Kedudukan Status Kesehatan
No Nama L/P TTL Agama Suku Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Marital
1 Sulthonun Na’im Suami L Ngawi, 27 Islam Jawa Kawin Sarjana Wiraswasta BPJS
September 1977
2 Yulia Pasha Istri P Pekalongan, 07 Juli Islam Jawa Kawin Diploma Ibu Rumah BPJS
1982 Tangga
3 Ibbar Huttaqi Sulthon Anak L Semarang, 26 Juli Islam Jawa Belum SMA Pelajar BPJS
2002 Kawin
4 Husna Aulia Hanifah Anak P Semarang, 27 Islam Jawa Belum SMP Pelajar BPJS
Mei 2005 Kawin
5
II. GENOGRAM
DM
Hipertensi
DM
Gambar I. Genogram
Keterangan :
Keterangan :
= Menikah
= Laki-laki
= Keturunan
= Perempuan
= Meninggal
= Hamil
= Tinggal serumah
6
III. FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI BIOLOGIS
1. Kesakitan
2. Perencanaan KB
Ny. S saat ini sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan. Ketika
sudah melahirkan Ny. S berencana untuk memakai IUD sebagai alat
kontrasepsi yang digunakan pasca melahirkan
3. Kesakitan
4. Perencanaan KB
Ny. S saat ini sedang hamil dengan usia kehamilan 5 bulan. Ketika
sudah melahirkan Ny. S berencana untuk memakai IUD sebagai alat
kontrasepsi yang digunakan pasca melahirkan
B. FUNGSI PSIKOLOGIS
Tidak ada yang mengalami masalah psikologis dalam keluarga Tn. S.
Hubungan antar keluarga baik. Ketika ada masalah kesehatan yang
mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. S sebagai kepala
7
keluarga. Ketika ada waktu luang keluarga Tn. S melakukan rekreasi
dengan frekuensi 2 kali dalam sebulan.
D. FAMILY MAP
Ny. Y Tn. S
An. I, H, R
F. ANALISIS SCREEM
Berdasarkan yang diperoleh dari hasil analisis Screem maka keluarga
masuk ke dalam klasifikasi Sumber daya dalam keluarga memadai
G. FUNGSI PENDIDIKAN
Pendidikan yang terakhir di tempuh oleh Tn. S adalah sarjana sedangkan
Ny. Y adalah diploma. Sedangkan anak pertama (An. I) pendidikan
8
terakhirnya adalah SMP dan anak yang kedua (An. H) adalah SD dan yang
terakhir (An. R) adalah TK. Keluarga Tn. S memiliki perencanaan sekolah
untuk anak-anaknya. Keluarga Tn. S menyisihkan hasil dari gaji untuk
membayar sekolah dan keluarga Tn. S mempunyai tabungan untuk
pendidikan anak-anaknya
H. FUNGSI RELIGIUS
Semua anggota keluarga Tn. S rutin menjalankan ibadah sholat lima waktu
di rumah. Mempunyai ruang khusus untuk beribadah.
J. SKOR APGAR
Hasil penilaian, didapatkan skor APGAR 8. Dengan skor tersebut keluarga
Tn. S masuk dalam kategori tidak disfungsi keluarga.
IV. PERILAKU
A. Gizi Keluarga
1. Ibu Y
Status Gizi
BB sebelum hamil = 58 kg
TB = 152 cm
BB sekarang = 65 kg
Kenaikan BB 7 kg
IMT sebelum hamil = 25,1 (obesitas tingkat 1)
Riwayat Makan
Berdasarkan Recall 3 x 24 jam dibandingkan dengan kebutuhannya,
asupan energinya Ny Y tergolong cukup, tetapi zat gizi karbohidrat
tergolong kurang dan zat gizi lemaknya tergolong tinggi. Sedangkan
pada asupan zat gizi mikronya pada zat besi dan asam folat rendah.
9
Pengetahuan ibu
Berdasarkan pada kuisioner pengetahuan tentang IMD, asupan
prelaktasi, ASI eksklusif dan ASI lanjutan dan MP-ASI rata-rata
jawaban pasien benar hanya saja salah pada pertanyaan tentang MP-ASI,
dan makanan yang mencegah anemia. Serta berdasarkan hasil
wawancara Ny Y juga tidak mengetahui jelas tentang IMD.
Ketahanan Pangan
Berdasakan WDDS Ny Y mendapatkan nilai 8 yang berarti tinggi. Nilai
tersebut berarti Ny Y mengonsumsi makanan yang beragam dan
mengonsumsi makanan dengan baik. Konsumsi pangan yang lebih
beragam berhubungan dengan peningkatan hasil pada berat kelahiran,
status antropometrik anak, dan peningkatan konsentrasi hemoglobin.
2. Tn. S
Status Gizi
BB = 80 kg
TB = 162 cm
IMT = 30.5 kg/m2 (obesitas tingkat 3)
Berdasarkan pengkajian , Bapak S memiliki IMT 30,48 kg/ m2 yang
tergolong dalam kategori obesitas tipe 2.
Riwayat makan
Data riwayat makan yang dikaji melalui recall 24 jam , asupan protein,
vitamin A dan fosfor Bapak S tergolong berlebih yang dihitung
berdasarkan estimasi kebutuhan. Namun asupan zat gizi Karbohidrat,
Lemak, Vitamin C, Vitamin E, Kalsium , Besi dan Seng kurang.
Dari hasil pengakjian diperoleh score 14 dan skor tersebut ke dalam kategori
Sehat Utama
10
VI. INDIKATOR RUMAH SEHAT
Skor indikator rumah sehat Tn. S adalah 41 skor tersebut masuk kedalam
kategori baik (>83%)
11
PENGKAJIAN SASARAN (PUS DAN IBU HAMIL, NIFAS, BBL)
A. Identifikasi Ibu
1. Nama : Ibu Y
2. Tgllahir : 07 Juli 1982
3. Usia : 37 Tahun
4. Pendidikan : Diploma
5. Status perkawinan : Kawin
6. Perkawinanke :1
7. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
8. Penghasilan :-
9. Lama menikah : 16 Tahun
10. Agama : Islam
11. Golongandarah : AB
12. Alamat : Tembalang Pesona Asri Blok I No. 6
13. No. Hp :
B. Identifikasi Suami
1. Nama : Tn. S
2. Usia : 41 Tahun
3. Pendidikan : Sarjana
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Penghasilan :-
6. Perkawinanke :1
7. Agama : Islam
8. Golongandarah :O
9. Alamat : Tembalang Pesona Asri Blok I No. 6
10. No. Hp : 0819xxxxxxxx
12
C. Catatan Ibu Hamil
1. HPHT : 09 Oktober 2018
2. HPL : 16 Agustus 2019
3. LILA : 31 cm
4. BB :
sebelum hamil : 58 kg
saat ini :65 kg
5. TB :152 cm
6. IMT :25,1 kg/m2
13
Status Obstetri: G4P3A0
Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu:
1 2002 Spontan Laki-laki Dokter Minggu Tidak ada Tidak ada Normal Sehat 2900
2 2005 Spontan Perempuan Dokter Minggu Tidak ada Tidak ada Normal Sehat 3000
3 2007 Spontan Laki-laki Dokter Minggu Tidak ada Tidak ada Norma Sehat 3000
Tangg Keluhan TD BB Usia Konj Aus TFU Letak DJJ TBJ Kaki Hasil Tindakan Edukasi Keteranga Kapan KES
al Sekaran Keh ungti kulta Janin Ben Lab (terapi : yang n: harus IMPU
g amil an va si gkak TT/ FE, disampai - Tempat kemb LAN
Ane Jant rujukan kan Pelayanan ali
mis ung/ umpan -Nama
Paru balik) Pemeriksa
34
Evaluasi konsumsi tablet Besi
Konsumsi Tablet Fe
Jumlah tablet besi yang dikonsumsi dalam satu bulan
No Bulan
Teratur Tidak Teratur
≥ 23 Tablet ≤23 Tablet
√ √
√ √
√ √
Ibu Y mengatakan setiap hari mengonsumsi tablet tambah darah dan dia selalu berusaha selalu rutin
mengonsumsinya. Saat minumpun dia tidak merasa mual dan selalu bersamaan dengan air putih saja. Nasihat bagi
ibu dalam mengkonsumsi tablet besi
1. Tidak mengkonsumsi tablet besi bersamaan dengan the, kopi, atau susu
2. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan perbanyak vitamin C
3. Untuk mengurangi mual, disarankan untuk konsumsi saat malam hari
Nama : Tn. S
Hp :
7. Calon pendonor darah (golongan darah O)
Ny. Y belum menentukan atau mencari orang untuk mendonorkan darah ketika persalinan nanti jika terjadi
perdarahan
33
Kartu Skor Poedji Rochjati
a. Mioma Uteri
b. Kurang pengetahuan tentang ASI eksklusif, IMD dan MP-ASI
c. Obesitas
d. Hamil beresiko
Pada Bapak S
a. Obesitas
b. DM
34
2. PROGRAM INTERVENSI
1 Myoma Uteri dan Edukasi Memberikan Ny. Y dan KU dan Gizi Booklet
Kista Edukasi Tn. S
3 Obesitas pada Tn. S Edukasi Memberikan Ny. Y dan KU dan Gizi Booklet
Edukasi Tn. S
33
BAB III
IMPLEMENTASI DAN INTERVENSI
Intervensi Tanggapan Hasil
Masalah Keluarga Monitoring
Waktu Kegiatan Target dan Materi Media
terhadap dan
dan Pelaksana
Intervensi Evaluasi
Tempa
t
Defisiensi 15 Mei Edukasi Ny. Y/ 1. Menyebutk Bookle - Memahami Terjadi
Pengetahua 2019 teknik Mahasiswa an tata cara t dan mampu peningkatan
n mengenai di menyusui, Keperawata teknik menyebutka pengetahua
teknik rumah teknik n (Auzan menyusui n tata cara n mengenai
menyusui Ny. Y melepas Hudzaifah) 2. Menyebutk mengenai teknik
yang baik hisapan an teknik bagaimana menyusui,
dan benar bayi, tanda- melepas teknik teknik
tanda bayi hisapan menyusui melepas
sudah bayi yang benar, hisapan
kenyang 3. Menyebutk melepas bayi, tanda-
menyusui an tanda- hisapan tanda bayi
dan faktor- tanda bayi bayi jika sudah
faktor yang sudah - Mampu kenyang
memengaru kenyang menyebutka menyusui
hi kualitas 4. Menjelaska n tanda- dan faktor-
dan n faktor- tanda bayi faktor yang
kuantitas faktor yang jika sudah memengaru
ASI memengaru kenyang hi faktor
hi kualitas menyusui kualitas dan
dan dan faktor- kuantitas
kuantitas faktor ASI
ASI memengaru
hi kualitas
dan
kuantitas
ASI
Diabetes 15 Mei Edukasi Ny. Y/ 1. Jumlah Bookle Memahami Terjadi
Mellitus 2019 mengenai Mahasiswa makanan t dan mengenai diet peningkatan
di diet untuk Ilmu Gizi yang poster diabetes yang pengetahua
rumah diabetes (Desiana dianjurkan dianjurkan n mengenai
Ny. Y mellitus Fiska 2. Kebutuhan aktivitas fisik diet diabetes
yang Saptorini) karbohidrat yang yang
dianjurkan dan dianjurkan dianjurkan
pemanis dan aktivitas
3. Kebutuhan fisik yang
protein dianjurkan
4. Kebutuhan
lemak
34
5. Kebutuhan
serat
6. Jenis
makanan
yang
dianjurkan
untuk
penderita
DM
7. Jadwal
makan
8. Waktu
aktivitas
fisik yang
ideal
Gizi pada 15 Mei Edukasi Ny. Y/ 1. Kebutuhan Bookle Memahami Terjadi
ibu hamil 2019 mengenai mahasiswa gizi pada ibu t mengenai peningkatan
di kebutuhan ilmu gizi hamil kebutuhan gizi pengetahua
rumah gizi pada ibu (Anggia 2. ASI Ekslusif pada ibu hamil, n mengenai
Ny. Y hamil Berlian 3. MP ASI ASI Ekslusif kebutuhan
Buntarlan) dan MP ASI gizi ibu
hamil, ASI
Ekslusif fan
MP ASI
Mioma 15 Mei Edukasi dan Ny. Y/ 1. Definisi Bookle Memahami Terjadi
2019 konseling mahasiswa mioma t mengenai peningkatan
di mengenai kedokteran 2. Penyebab penyakit pengetahua
rumah mioma pada umum mioma mioma n mengenai
Ny. Y ibu hamil (Muhamma 3. Gejala penyakit
d Faiq mioma mioma
Luthfan) 4. Diagnosis
mioma
5. Pengobatan
mioma
6. Komplikasi
mioma
Pengetahua 15 Mei Edukasi Bpk. S dan 1. Menjelaskan Bookle - Memahami Terjadi
n mengenai 2019 tentang Ny. Y/ Diabetes t dan peningkatan
diabetes di diabetes, Mahasisaw beserta tipe- mengetahui pengetahua
melitus rumah mengenai a tipenya apa yang n mengenai
pada suami Ny. Y definisi, Kedokteran 2. Menyebutkan harus DM secara
Ny.y (Bpk. jenis (Zaifandre faktor risiko dilakukan general dan
S) jenis,faktor Muqorrobin DM, tanda jika mengerti
risiko, ) dan gejala, terdiagnosis apa saja
komplikasi, pemeriksaan DM dan yang harus
tes gula tes gula darah mengurangi dilakukan
33
darah, 3. Menjelaskan faktor jika
apabila komplikasi risikonya terdiagnosis
terkena DM DM DM
harus 4. Menjelaskan
melakukan apa yang
apa, dan harus
golongan dilakukan
obat yang ketika
sering terdiagnosis
dipakai pada DM dan
terapi DM golongan obat
DM
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Kadar gula darah dapat dikotrol dalam tiga cara yaitu menjaga berat badan ideal, penatalaksaan diet, dan
melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Seiring berjalannya waktu, ketiga cara tersebut serigkali kurang memadai
lagi. Pada keadaan seperti ini baru diperlukan terapi farmakologis dengan obat anti diabetes (OAD). Jadi pada
dasarnya, obat baru diberikan setelah cara diet , olahraga, gula darah belum terkontrol dengan baik.
Gejala diabetes tye 2 dibedakan menjadi gejala akut dan kronik. Gejala akut diabetes type 2 yaitu
a. Poliuria
Terjadi peningkatan pegeluaran urin terutama pada malam hari
b. Polidipsi
Peigkatan rasa haus
c. Polifagia
Peningkatan rasa lapar
Kalori yang dihasilkan dari makanan setelah dimetabolisasikan menjadi gluksa dalam darah, tidak
seluruhya dapat dimafaatkan sehingga penderita selalu lapar
d. Penurunan BB dan rasa lapar
Penurunan BB ini disebabkan karena pederita kehilangan cadangan lemak dan otot yang digunakan
sebagai sumber energi untuk menghasilkan tenaga sebagai akibat dari kekurangan glukosa yang masuk ke
dalam sel.
(PERKEI 2011). Prinsip penatalaksanaan diet pada penderita DM tipe 2 hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu. Tetapi pada penderita DM tipe 2 perlu patuh terhadap keteraturan makan dalam hal jenis
makanan, jumlah makanan, dan jadwal makan (3J).
2. Jumlah Makanan
Menurut PERKENI (2011) terdapat beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan pasien
DM saat memulai perencanaan makan, diantaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kalori/ kgBB ideal, lalu ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor seperti jenis
kelamin, umur, aktivitas , dan status gizi.
33
1) Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kg BB
dan untuk pria 30 kal/ kg BB
2) Umur
Penurunan kebutuhan energy bagi pasien yang berusia >40 tahun dengan ketentuan usia 40-59 tahun,
kebutuhan energinya dikurangi 5%. Pada usia 60-69 tahun kebutuhan energynya dikurangi 10% dan jika
usia >70 tahun , kebutuhan energinya dikurangi 20%.
3) Aktivitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan energy dapat ditambah sesuai dengan intesitas atau kategori aktivitas fisik
3. Kebutuhan karbohidrat dan pemanis
Menurut PERKENI (2011) , kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi
dan makanan. ADA 2015 memaparkan bahwa harus adanya pembatasan konsumsi makanan dengan indeks
glikemik tinggi dikarenakan dapat mempengaruhi glukosa darah 2 jam setelah makan. Makanan dengan indeks
glikemik rendah memberika manfaat tidak haya untuk glikemik postpradial tetapi juga untuk profil lipid (ADA,
2015)
Salah satu jenis gula yang tidak boleh digunakan lebih dari 5% dari total asupan energi adalah sukrosa gula murni
(PERKENI 2015 ). Pemanis alteratif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian. Pada penggunaannya, pemanis berkalori seperti fruktosa dan gula alcohol perlu diperhitungkan
kandungan kalorinya sebagai kebutuhan kalori sehari karena dapat memberikan efek samping pada lemak darah
(PERKENI 2011).
4. Kebutuhan Protein
Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 10-20% dari kebutuhan kalori. Sumber protein yang baik yaitu
seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, kacang-kacangan, tahu, tempe (PERKENI 2011).
5. Kebutuhan Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% dari kebutuha kalori (ADA, 2015). Lemak jenuh yang
diperkenankan <7% dari kebutuhan kalori sedangkan lemak tidak jenuh ganda <10% selebihnya dari lemak jenuh
tunggal. Adapun bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak
trans seperti daging berlemak dan susu penuh (whole milk) dan anjuran konsumsi kolesterol sebesar 200 mg/hari
(PERKENI 2011)
34
6. Kebutuhan Serat
Anjuran konsumsi serat adalah kurang lebih 25 g/ hari . Seperti halnya masyarakat umum, penyandang
diabetes dianjurkan mengkonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan , buah, sayuran, serta sumber karbohidrat
tinggi serat , karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan (PERKENI
2011)
7. Jenis makanan
Menurut Almaitsier 2006 , jenis makanan yang diperbolehkan dalam pelaksanaan diet DM type 2 terdiri
dari makanan karbohidrat kompleks tetapi dibatasi seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, dan sagu.
Sumber protein rendah lemak seperti ikan , ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, kacang-kacangan, sumber
lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna terutama diolah dengan cara dipanggang
, dikukus, direbus , atau dibakar. Selain itu Waspaji (2007) juga memaparkan bahwa bahan makanan tinggi serat
larut air, makanan yang diolah dengan sedikit minyak, serta peggunaan gula murni hanya sebagai bumbu. Sayuran
dengan karbohidrat tinggi seperti buncis, kacang panjang, wortel , kacang kapri, daun singkong dan bayam harus
dibatasi dan tidak boleh dalam jumlah banyak. Buah-buahan berkalori tinggi seperti nanas, anggur, mangga,
sirsak, pisang, alpukat, dan sawo sebaikya dibatasi. Sayuran yang bebas dikonsumsi adalah sayuran dengan
kandugan kalori redah seperti oyong, ketimun, labu air, labu siam, lobak, selada air, jamur kuping, dan tomat.
(Waspadi , 2007) . Selain itu makanan yang perlu dihindrai yaitu makanan yang mengadung banyak kolesterol ,
lemak trans, lemak jenuh, dan tinggi natrium (ADA, 2010).
PERKENI 2011 menyebutkan bahwa penderita diabetes type 2 sebaiknya menghindari makanan dari jenis
gula sederhana seperti gula pasir, gula jawa, sirup, eskrim, susu kental manis, selai dan lain-lain; minyak; tinggi
natrium garam) seperti ikan asin , telur asin, dan makanan yag diawetkan.
8. Jadwal Makan
Pasien DM makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makanan utama, 3 kali makaan selingan, dengan interval
waktu 3 jam. Berikut jadwal makan standar yang digunakan oleh pasien DM (Waspadji, 2007) :
33
Makan sore/ malam 19.00 20%
Selingan 21.00 10%
Perlu adaya pengaturan jadwal makanan dengan kadar gula darah bagi pederita DM type 2, karena
keterlambatan atau keseringan makan akan mempegaruhi kadar gula darah (Sukardi, 2011).
Kegiatan jasmani sehari-hari dan secara teratur 3-4 kali semiggu selama kurang lebih 30 menit merupakan
salah satu pilar dalam pegendalian DM type 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki, menggunakan tangga,
berkebun, harus tetap dilakukan .Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat
badan dan memperbaiki sesivitas insulin , sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah PERKENI 2011.
Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh yang ditumbulkan oleh otot rangka dan menghasilkan
pengeluaran energi. Berdasrkan tipenya aktivitas fisik terbagi menjadi empat yaitu aerobik, kekuatan, fleksibilitas,
dan keseimbagan. Berdasarkan intesitasnya aktivitas fisik terbagi menjadi terbagi meadi dua yaitu sedang dan
berat. Aktivitas fisik intesitas sedang adalah aktivitas yag menggunakan kekuatan fisik sedang dan membuat
peningkatan kecil dalam berafas atau denyut jantung meliputi kegiatan bersepeda, jopegging, mengerjakan
pekerjaan rumah tangga (menyapu, mengepel) berenang, bermain voly , dan sebagainya. Sedangkan aktivitas
intensitas berat adalah kegiatan yang membutuhkan tenaga fisik yang kuat dan membuat peningkatan besar dalam
bernafas atau denyut jantung yang meliputi gerakan seperti bermain sepak bola, bermain basket, mendaki gunung,
mencangkul , menggali dan sebagainya.
PERKENI 2011 juga disebutkan bahwa olahraga teratur dapat memperbaiki kendali glukosa darah,
mempertahankan atau menurunkan berat badan, serta dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit degenerative dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi
karena pankreas tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin (resistensi insulin) secara cukup. Insulin
adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah dalam tubuh.
Tipe 1 : orang dengan pankreasnya memproduksi insulin yang sedikit atau tidak memproduksi sama sekali.
Tipe 1 ini sering terdiagnosis pada usia muda.
Tipe 2 : orang yang tubuhnya tidak menggunakan insulin secara efektif. tubuh manusia resisten terhadap efek
insulin, sehingga tidak ada insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tipe ini sering pada orang
dewasa dan obesitas dengan pola hidup yang tidak baik.
Riwayat keluarga DM
Jenis kelamin (L>P)
34
Usia (semakin tua)
Obesitas
Hipertensi
Kurangnya aktivitas fisik
Makan-makanan dengan kadar glukosa yang tinggi
Dan lain-lain
Apabila terdapat gejala serta dengan beberapa tanda (tes) (depkes, 2007):
Gula Darah Puasa >126mg/dl
Gula Darah 2 jam PP >200mg/dl
Gula Darah Sewaktu > 200 mg/dl
Hipertensi
Stroke
Serangan jantung
Gangguan saraf
Impotensi
Gagal ginjal
Gangguan penglihatan
sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 DI INDONESIA 2015, Perkeni
Indonesia
Intervensi terkait DM dan obesitas kepada bapak S dalam bentuk edukasi melalui media booklet. Intervesi
seharusya diberikan kepada bapak S da Ibu Y namun dikarenakan keterbatasan waktu bapak S, intervesi hanya
diberikan kepada ibu Y selaku istri. Sebelum itervensi dilakukan pretest seputar materi edukasi DM yang akan
diberikan dan memperoleh skor 4 dari 5. Intervensi berjalan kondusif dan terjadi interaksi timbal balik. Edukasi
yang diberikan diserap dengan cepat oleh ibu Y. Setelah dilakukan intervesi dilakukan postest utuk mengukur
keberhasilan intervesi. Score yang didapatkan pada postest menggunakan soal yang sama yaitu 5 dari 5 yang
artinya terjadi kenaikan pengetahuan mengenai materi yang telah disampaikan. TEKNIK MENYUSUI
34
Posisi Menyusui
Tempatkan ibu pada posisi yang nyaman: duduk bersandar, tidur miring, atau berdiri. Bila duduk, jangan
sampai kaki menggantung.
33
- Lengan kiri bayi diletakkan di seputar pinggang ibu. Tangan kiri ibu memegang pantat/ paha kanan
bayi.
- Minta ibu untuk meletakkan bayi menghadap perut/payudara ibu, perut bayi menempel badan ibu,
kepala bayi menghadap payudara sehingga telinga dan lengan bayi berada pada satu garis lurus.
- Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.
- Pegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting
susu atau aerolanya saja.
33
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Keluarga Tn S tergolong dalam ekonomi yang mampu, dimana skor keluarganya rata-rata baik. Pada skor
APGARnya 8 yang berarti tidak ada disfungsi keluarga, pada kuisioner pengetahuan tentang IMD, Asupan
Prelaktal, ASI eksklusif dan ASI Lanjutan dan MP-ASI Ny Y menjawab betul 21 dari 25 pertanyaan, dan pada
ketahanan pangannya tergolong tinggi, pada skor PHBSnya tergolong sehat utama serta pada Indikator Rumah
Sehat tergolong baik dan skor Pudji rochjatinya Tn S dan Ny Y memiliki status pendidikan yang tinggi dimana
Tn S sarjana dan Ny Y diploma. Ny Y ibu rumah tangga sehingga memiliki waktu yang cukup banyak untuk
mengurus keluarganya. Tn S memiliki status gizi obestitas dan menderita DM. Saat ini Ny Y mengandung anak
ke-4. Saat sebelum hamil status gizinya juga obesitas. Ny Y juga menderita mioma uteri.
Kemudian berdasarkan masalahnya yaitu mioma unteri pada Ny Y, kurangnya pengetahuan tentang ASI
eksklusif dan MP ASI, Obesitas dan DM pada Tn S serta kurangnya pengetahuan pada Ny Y tentang kebutuhan
gizi pada ibu hamil diberikan intervensi yang sesuai dengan masalah tersebut. Intervensi dilakukan dengan media
booklet dan poster. Saat intervensi terjadi umpan balik yang baik dengan Ny Y. Intervensi berjalan baik dan terjadi
peningkatan pengetahuan pada Ny Y.
Untuk keluarga Tn S =
1. Diharapkan anggota keluarga Tn S dapat selalu menjaga pola makan yang baik dan seimbang serta rutin
berolah raga untuk mempertahankan status gizi normal
2. Diharapkan keluarag Tn S dapat selalu memeriksakan kesehatannya secara rutin
3. Diharapkan Ny Y dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya nanti
34
DAFTAR PUSTAKA
PERKENI (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta.
PB PERKENI
ADA (American Diabetes Association). (2014). Diagnosis and Classification of. Diabetes Mellitus. Diabetes
Care
Pantiawati I. Bayi dengan berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. hal.6-20
UNICEF. A world fit for children. USA: United Nation General Assembly; 2002.
Arisman MB. Gizi dalam daur kehidupan. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2009. hal 4-20.
Institute of Medicine. Weigt gain during Pregnancy: reexamining the guidelines. Washington DC: The National
Academy Press; 2009.
Irawati A, Triwinarto A, Salimar S, Raswanti I. Pengaruh Status Gizi Selama Kehamilan dan Menyusui terhadapa
Keberhasilan Pemberian ASI. J Penelit Gizi dan Makanan [Internet]. 2003;26(2):10–9. Available from:
http://ejournal. litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/ view/1431
Mitchell MK. Nutrition across the life span. 2nd ed. USA: Elsevier; 2003.p.145167.
Williamson CS. Nutrition in pregnancy. British Nutrition Foundation Nutrition Bulletin; 2006: 31, p.28-59.
Charles DHM, Ness AR, Campbell D, Smith GD, Whitley E, Hall MH. Folic acid supplements in pregnancy and
birth outcome: re-analysis of a large randomised controlled trial and update of Cochrane review. Pediatric
and Perinatal Epidemiology; 2005: 19, p.112-124.
Arkkola T. Diet during pregnancy:dietary pattern and weight gain rate among finnish pregnant women.
Universitasis Ouluensis : D medika 1037; 2009.
Lestari dkk. (2012). Hubungan pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-
3 Tahun di Kota Padang Tahun 2012
Suhariati, (2010). Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Terhadap Pertumbuhan
Balita usia 6-24 Bulan
33
Maryuni, Anik. 2009. Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta. TIM
34
LAMPIRAN
33
Tabel Skor APGAR
Kadang- Tidak
No Indikator Selalu
kadang Pernah
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga (teman-teman) saya,
untuk membantu saya pada waktu saya
mendapat kesusahan.( Adaptation)
2 Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya, untuk
membicarakan sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan masalah dengan
saya. (Partnership)
3 Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman) saya, menerima dan
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru.
(Growt)
4 Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya, mengekspresikan
afek dan berespon terhadap emosi-
emosi saya seperti marah sedih atau
mencintai. (Affection)
5 Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya, dan saya
menyediakan waktu bersama-sama.
(Resolve)
34
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN ASUPAN KELUARGA TN. S
NY. Y
1. Perhitungan Antropometri
IMT sebelum hamil = 25,10 kg/cm2
BBI Bumil = BBI+ (UHx0.35)
= (152-100)-10% + 7
= 52 – 5,2 + 7
= 53.8
2. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
a. Zat Gizi Makro
Rumus Harris Bennedict
BMR = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 53.8) + (1,8 x 152) – (4,7 x 36)
= 655 + 516.48 + 273.6 – 169.2
= 1275.88 kkal
Kebutuhan energy = BMR x aktifitas fisik + 300
= 1275.88 x 1.55 + 300
= 2277.614 kkal
Kebutuhan Estimasi Asupan Karbohidrat
Karbohidrat = 60% x 2277.614 : 4
= 341.6421 gr
Kebutuhan Estimasi Asupan Lemak
Lemak = 25% x 2277.614 : 9
= 53.26 gr
Kebutuhan Estimasi Asupan Protein
Protein = 15% x 2277.614 : 4
= 85.41 gr
Kebutuhan Estimasi Asupan Serat
33
Serat = 34 gr
34
Na =1467
Kebutuhan Estimasi Asupan Air
Air = 2543 ml
Analisis Asupan Makan Recall 3 x 24 jam
Tn. S
3. Perhitungan Antropometri
IMT = 30,48 kg/cm2
BBI = (TB dalam cm- 100) - 10%
= (162-100)-10%
= 55,8
ABW = 55,8 + 0,4 ( 80-55,8)
= 65,48
4. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
33
c. Zat Gizi Makro
Rumus Harris PERKENI
Kebutuhan energy = 30 kg/ BB
= 1969,48
Kebutuhan Estimasi Asupan Karbohidrat
Karbohidrat = 296,5 gr
Kebutuhan Estimasi Asupan Lemak
Lemak = 25% x1964,48 : 9
= 54 gr = 486 kkal
Lemak jenuh = 5,4 g
Kebutuhan Estimasi Asupan Protein
Protein = 15% x 1964,8 : 4
= 73 g
= 292 kkal
Kebutuhan Estimasi Asupan Serat
Serat = 35 gr
34
Vitamin B9 = 476
Kebutuhan Estimasi Asupan Ca
Ca = 1190
Kebutuhan Estimasi Asupan Fe
Fe = 15
Kebutuhan Estimasi Asupan Mg
Mg = 428
Kebutuhan Estimasi Asupan I
I = 178
Kebutuhan Estimasi Asupan Zn
Zn = 15
Kebutuhan Estimasi Asupan Na
Na =1786
Kebutuhan Estimasi Asupan Air
Air = 2739 ml
33
PENGETAHUAN TENTANG IMD,ASUPAN PRELAKTASI,ASI EKSKLUSIF DAN
ASI LANJUTAN, DAN MP-ASI
Keterangan : B : Benar S : Salah TT : Tidak Tahu TJ : Tidak Jawab
34
11. Saat bayi berusia 6-8 bulan √ B
mulai diberikan makanan
lunak/cair
12. Saat bayi berusia 9 bulan mulai √ S
diberikan makanan padat
13. Bayi berusia ≥ 12 bulan mulai √ B
diberikan maknaan keluarga
14. Makanan Pendamping (MP- √ S
ASI) adalah makanan yang
diberikan saat bayi berusia
lebih dari 3 bulan untuk
melengkapi ASI
15. Bayi usia 6 bulan mulai √ S
diberikan MP-ASI 3 kali sehari
16. Bayi usia ≥ 12 bulan diberikan √ B
MP-ASI 5 kali sehari
17. Bayi usia 6-9 bulan perlu √ S
makanan utama sekurang-
kurangnya 2 kali sehari selain
menyusui
18. Cara mencuci tangan yang √ B
benar adalah dengan
menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir
19. Pada saat enam bulan, makanan √ B
pertama yang dimakan bayi
hendaknya memiliki tekstur
seperti ASI sehingga bayi dapat
menelan dengan mudah
20. Anda yang mengonsumsi √ S
makanan yang beragam sejak
usia 6 bulan akan menyebabkan
anak kurus
21. Anak (usia 6-24 bulan) √ S
hendaknya tidak diberi
makanan hewani seperti telur
dan daging
22. ASI saja tidak cukup untuk √ B
memenuhi kecukupan gizi anak
usia diatas 6 bulan
23. Tekstur makanan pendamping √ S
ASI bagi bayi berumur dibawah
12 bulan dapat dibuat seperti
makanan dewasa
24. Mengonsumsi banyak sumber √ B
hewani (misalnya
33
daging,ikan,telur) dapat
mencegah anemia
25. Ayah mempunyai peranan √ B
penting dalam hal bagaimana
memberikan makanan bayi dan
anak
34
Tabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
No Indikator Ya Tidak
1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
33
kesehatan (Termasuk dana sehat, ASKES, ASKES
KIN, Jamsostek, JKN, KIS, dan lain-lain)
16 Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
yang dibuktikan dengan tidak adanya jentik baik di
dalam maupun di luar rumah
34
Tabel Kartu Skor Poedji Rochjati
I II III IV
33
e. Malaria
f. Payah jantung
12 Bengkak pada muka atau 4
tungkai dan tekanan darah
tinggi
13 Hamil kembar 4
14 Hidramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
III 19 Perdarahan pada kehamilan 8
ini
20 Preeklamsi atau kejang- 8
kejang
Jumlah Skor 12
34
Indikator rumah sehat
Skor rumah
Indikator Variabel Skor pasien
Tidak rawan banjir 3 √
Lokasi
Rawan banjir 1
Tidak padat (>8m) 3 √
Kepadatan rumah
Padat (<8m) 1
Semen, ubin, keramik,
Lantai kayu 3 √
Tanah 1
Cukup 3 √
Pencahayaan
Tidak cukup 1
Ada 3 √
Ventilasi
Tidak ada 1
Air kemasan 3
Ledeng/ PAM 3
Mata air terlindung 2
Sumur pompa tangan 2
Air bersih
Sumur terlindung 2 √
Sumur tidak terlindung 1
Mata air tidak terlindung 1
Lain-lain 1
Leher angsa 3 √
Plengsengan 2
Pembuangan kotoran Cemplung/cubuk 2
kaktus Kolam ikan/ sungai/
kebun 1
Tidak ada 1
Jarak >10 meter 3 √
Septic tank
Lainnya 1
33
Kepemilikan Sendiri 3 √
Bersama 2 √
WC
Tidak ada 1
Saluran tertutup 3 √
SPAL Saluran terbuka 2
Tanpa saluran 1
Mengalir lancar 3 √
mengalir lambat 2
Saluran got
tergenang 1
tidak ada got 1
diangkat petugas 3 √
ditimbun 2
dibuat kompos 3
Pengelolaan sampah dibakar 2
dibuang ke kali 1
dibuang sembarangan 1
lainnya 1
tidak ada 3 √
polusi udara
ada gangguan 1
Listrik, gas 3 √
Minyak tanah 2
Bahan bakar masa
kayu bakar 1
Arang/ batu bara 1
Total skor 41
34
35