Anda di halaman 1dari 137

1. A.

GERD
• Ny. Mira, 33 Tahun
• Dada terasa seperti terbakar (Heartburn)
• Keluhan diperberat ketika pasien berbaring.
• Pemeriksaan Fisik: tanda-tanda vital normal,
nyeri tekan epigastrium (+)

• Diagnosa?
• Tatalaksana:
Lini pertama: PPI (Omeprazole)
2. D. V. cholera
• Ny. Septi, 23 Tahun
• BAB berkonsistensi lunak dengan frekuensi 4-
7 kali per hari.
• Kotoran seperti air cucian beras, lendir (-)
darah (-)

• Etiologi?
INGAT
Diare lendir darah:

Merah terang: basiller


• Tenesmus/kram perut (+)

Merah gelap: amoeba (E. histolytica)


• Darah tidak terlalu terlihat, bisa sampai 2 minggu

Akut <7 hari


3. E. Appendicitis Akut
• Tn. Toni, 56 Tahun
• Nyeri perut kanan bawah
• Pasien juga mengeluh demam dan badan
terasa tidak enak.
• Pemeriksaan fisik: suhu 38,6 derajat
• Psoas sign (+) McBurney pain(+).
• Leukosit: 15600, Hb 14,7
Blumberg Sign
• Nyeri yg muncul setelah penekanan pd abdomen dilepaskan secara tiba-
tiba (nyeri lepas). Indikasi peritonitis (lokal)
Rovsing Sign
• Palpasi pada LLQ  nyeri pada RLQ (McBurney)

Obturator Sign
• Nyeri RLQ saat internal/eksternal rotasi sendi panggul pada posisi fleksi

Psoas Sign
• Nyeri RLQ saat ekstensi panggul kanan

Dunphy Sign
• Nyeri RLQ (sensasi tajam) saat batuk

Ten Horn Sign


• Nyeri RLQ saat traksi lembut pada spermatic cord kanan
• ALVARADO 7-10: Appendicitis (+)
• ALVARADO 5-6: Mungkin
• ALVARADO <5: Bukan App
4. C. Amilase Lipase
• Nn. Riska, 30 tahun
• Nyeri ulu hati yang terasa tembus sampai ke
punggung.
• Mual, muntah, yang tidak membaik dengan
obat maag.
• Pasien memiliki riwayat peminum alkohol
kronik.
• suhu 37,5 C, murphy sign (-), nyeri
epigastrium (+).
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s
sign

Demam - - + (low-grade) + (high-grade)

Ikterus - + - +
• CURIGA KE KOLELITIASIS
• Pemeriksaan Penunjang: USG Abdomen
• Th/ Kolesistektomi
5. D. Endoskopi
• Tn. Alex, 85 tahun
• Mual muntah sejak 3 hari lalu.
• Pasien juga merasa berat badannya turun
beberapa bulan terakhir.
• Pemeriksaan fisik: nyeri tekan epigastrium (+).
Hb: 8 g/dL

• Pemeriksaan penunjang?
GEJALA ALARM ENDOSKOPI
Usia>45 tahun

Anemia

Turun BB

Odinofagia, disfagia

Hematemesis melena

Muntah terus menerus

Riwayat anggota keluarga Ca gaster

Teraba massa

Jaundice
6. B. Berikan oralit 1500 mL dalam 3
jam
• An. Mary 5 tahun dibawa orangtuanya dengan
keluhan mencret sejak 3 hari lalu.
• Mencret 46x per hari.
• Pada pemeriksaan anak rewel, tampak
sangat haus, dan turgor lambat.
• Berat badan anak 20 kg.

• DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG


• Terapi???
7. A. Ruptur Lien
• Tn. Anon, 27 tahun diantar oleh warga karena
kecelakaan.
• Nyeri pada perut (+).
• Kesadaran compos mentis, GCS 15, TD
100/60, N 98x/menit, T 36,5 C, RR 20x/menit,
tampak jejas pada hipokondrium sinistra (+)
8. E. Omfalokel
• By. Tika, berusia 2 jam datang dengan keluhan
sejak lahir tampak usus keluar dan tertutup
lapisan.
• Bayi menangis kuat, BBL 3100 gram, riwayat
ibu tidak pernah minum obat-obatan selama
hamil.

• Diagnosis?
GASTROSKIZIS: USUS TIDAK TERTUTUP LAPISAN

OMFALOKEL: USUS TERTUTUP LAPISAN

Th/ RUJUK KE Sp.BA, BUNGKUS USUS DENGAN


KASSA STERIL YANG DIBASAHI NaCL 0,9%
HANGAT, OBSERVASI TANDA DEHIDRASI
9. B. USG Abdomen
• Ny. Sekasih, 44 tahun datang
• Nyeri perut kanan atas yang hilang timbul
sejak 5 hari lalu.
• Keluhan biasanya timbul setelah pasien makan
makanan yang bersantan, dan berlemak.

• Cara diagnosis?
10. C. Ileus Obstruktif
• Tn. Argan, 35 tahun
• Tidak bisa BAB dan buang angin
• Pasien juga mengeluh mual muntah dan
kembung, riwayat minum obat-obatan disangkal.
• KU tampak sakit sedang, TD 90/60, N
100x/menit, RR 20x/menit, T 36,7 C, darm
contour (+) darm steifung (+) metallic sound (+).
• Pada abdomen 3 posisi didapatkan step ladder
appearance
11. C. KEP Marasmus Kwashiorkor
• By. Yara, 2 tahun
• Hanya minum air kacang hijau
• BB 9 kg
• Rambut merah, baggy pants

• Dx?
12. A. 1
• Ny. Cantika, 38 tahun
• Demam sejak 5 hari, naik turun dengan
puncak suhu pada malam hari.
• Susah BAB dan memiliki riwayat makan
sembarangan.
• KU lemah, T 38,7 C, lidah kotor
• SUSPEK: DEMAM TIFOID
• Kultur darah pada minggu ke?
13. D. Metronidazole
• An. Herman, 10 tahun
• BAB lunak dengan lendir dan darah yang
berwarna merah gelap.
• Pemeriksaan feses diperoleh adanya parasit
berbentuk bulat dengan 2 inti
• SUSPEK: DISENTRI AMOEBA

• TERAPI?
14. B.Intususepsi
• An. Shafa, 3 tahun
• BAB lebih dari 3 kali berkonsistensi red currant
jelly stool.
• Anak juga mengeluh mual muntah, dan pada
pemeriksaan fisik teraba massa seperti sosis.

• Diagnosis?
15. C. Perforasi gaster ec gastropati
NSAID
• Tn. Musafir, 70 tahun
• Muntah berwarna hitam dan BAB hitam.
• Riwayat konsumsi obat yang meredakan linu-
linu sendi selama 6 bulan.
• KU tampak sakit berat, TD 100/60 N
90x/menit RR 20x/menit, bising usus
menurun, perkusi abdomen hipertimpani.,
batas hepar menghilang
• Hb 7 g/dL, trombosit 120.000.
16. A. Sirosis Hepatis
• Ny. Suketi, 65 tahun
• Lemas, badan lemah sejak 6 bulan lalu.
• Pemeriksaan fisik: perut cembung, hepar
tidak teraba, edem ekstremitas dan spider
nevi (+).
• HbsAg (+) reaktif.

• Diagnosis?
17. C. difficile
• Tn. Mujari 40 tahun
• Nyeri perut.
• Riwayat pasien batuk berdahak lebih dari 3
minggu dan pasien konsumsi antibiotik secara
bebas selama 3 minggu.
• Pada saat ini pasien mengeluh BAB berdarah
• CURIGA KE KOLITIS PSEUDOMEMBRAN
• Etiologi?
18. B. Morbus Hirschprung
• By. Tata, 1 minggu
• Muntah setiap minum ASI.
• Selama satu minggu, bayi baru pertama kali
BAB.
• Pemeriksaan fisik: distensi abdomen, BU
meningkat, hipertimpani, colok dubur feses
menyemprot
• Diagnosis?
19. B. Kolesistitis
• Ny. Neni, 34 tahun
• Nyeri pada ulu hati yang terasa seperti
tertekan, nyeri bertambah bila makan
makanan berlemak, nyeri juga dirasakan
menjalar.
• Pada palpasi ditemukan murphy sign (+)

• Diagnosis?
20. A. Barret Esofagus
• Tn. Tama, 32 tahun
• Rasa panas di dada terutama ketika bangun tidur,
rasa sulit menelan.
• Riwayat perokok aktif dan peminum kopi sejak
10 tahun.
• Pemeriksaan endoskopi: displasia mukosa
esofagis dari epitel skuamosa menjadi silindris
• BERUBAH=BARRET
• Diagnosis?
21. B. Azitromisin
• Ny. Riana, 25 Tahun
• BAB berkonsistensi lunak dengan frekuensi 4-7
kali per hari.
• Kotoran seperti air cucian beras, lendir (-) darah
(-).
• Terapi yang tepat?

• AZITROMISIN 4x250 mg (dewasa)


• AZITROMISIN 12,5 mg/kgBB 4 kali sehari (anak)
22. A. PPI 2x1 + Amoxicilin 2x1000 mg
+ Klaritromisin 2x500 mg
• Tn. Misile, 25 tahun
• Nyeri ulu hati yang memberat sejak 2 minggu.
• Mual muntah dan panas dingin.
• Pemeriksaan fisik: nyeri tekan epigastrium (+).
• Pada pemeriksaan urea breath test diperoleh
hasil positif
• Dx: Infeksi H. pylori
• Terapi?
23. C. Hernia inkarserata
• Tn. Tommy, 76 tahun
• Benjolan di perut bagian bawah, benjolan
tidak dapat dimasukkan kembali.
• Saat ini pasien juga mengeluh mual muntah
dan tidak bisa flatus.
• Pemeriksaan fisik: benjolan (+) pada regio
inguinal tidak dapat dimasukkan kembali,
Bising usus menurun.
• Diagnosis
24. C. 3
• Ny. Muslihat, 56 tahun
• Benjolan yang keluar dari anus sejak beberapa
bulan terakhir.
• Awalnya benjolan dapat masuk secara
spontan, tetapi sekarang benjolan baru bisa
masuk kembali jika didorong oleh tangan
pasien
• Derajat?
• I: Belum keluar
• II: Keluar masuk spontan tanpa bantuan
• III: Bisa masuk tapi dengan bantuan
• IV: Tidak bisa masuk

• I-II: konservatif
• III-IV: operatif
25. A. Abses Hepar
• Tn. Burhat,44 tahun
• Nyeri perut kanan atas
• Pasien juga mengeluh demam, mual dan
muntah serta ada riwayat BAB berdarah
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas
normal, bengkak pada kuadran kanan atas,
Ludwig sign (+).
• Lab: SGOT 41 SGPT 44 (sedikit meningkat)
• Diagnosis?
ABSES HEPAR ec E. histolytica
• TATALAKSANA:
Metronidazol 3-4x500 mg
26. B.Hernia inguinalis lateral reponibilis
• Tn. Nasrul, 25 tahun
• Benjolan pada lipat paha kiri yang hilang
timbul.
• Benjolan timbul jika mengejan, dan hilang
saat berbaring.
• Terkadang benjolan sampai ke skrotum kiri.

• Diagnosis?
27. A. Hepatitis A
• Tn. Mukti, 33 tahun,
• Demam, mata kuning, badan lemah dan lesu.
• TD 120/80, nadi 80x/menit, napas 20x/menit,
suhu 39oC.
• Pada pemeriksaan laboratorium IgM anti HAV
(+), HbsAg (-), anti HbeAg (-), HCV (-), anti HDV
(-).
• Diagnosis?
28. A. Leukoplakia
• Tn. Asrizal, 39 tahun
• Muncul bercak putih di mulut.
• Pasien seorang perokok sejak berusia 10
tahun.
• Pada pemeriksaan tampak bercak putih yang
tidak bisa diangkat.
• Diagnosis?
29. C. Ca colon
• Tn. Rohim, 59 tahun
• BAB berwarna hitam, ukuran BAB seperti
kotoran kambing, penurunan BB (+)
• TD 110/70 N 80 RR 20 S 37,1
• Pemeriksaan X-ray dengan kontras
didapatkan: apple core (+).

• Diagnosis?
30. B. Syok hipovolemik ec ulkus
peptikum
• Nn. Sari, 26 tahun
• BAB kehitaman dan muntah darah.
• nyeri ulu hati terus menerus sejak 1 tahun yang
lalu, dirasakan nyeri semakin hebat beberapa
jam setelah makan.
• TD 90/60 mmHg HR 110x/menit, lemah, reguler,
akral dingin. Dinding abdomen tidak tegang,
nyeri tekan (+) epigastrium, nyeri lepas (-)
pembesaran perut (-), bising usus positif
• Diagnosis?
31. B. Peritonitis Sekunder
• Tn. Mario, 33 tahun nyeri perut, demam, tidak
enak badan dan riwayat susp. Tifoid (+).
• KU pasien tampak sakit berat, TD 100/70 N
110x/menit T 38,9 C RR 20x/menit, perut
keras seperti papan, nyeri tekan seluruh
lapang perut.

• Diagnosis?
• CURIGA PERFORASI ILEUM ec TIFOID MAKA
TERJADI PERITONITIS SEKUNDER
• PERITONITIS PRIMER: INFEKSI HEMATOGEN
• PERITONITIS SEKUNDER: INFEKSI ec
PERFORASI
• PERITONITIS TERSIER: PERITONITIS yang
TIDAK MEMBAIK WALAUPUN SUDAH
DIOBATI
32. C. Melena ec ulkus peptik
terinduksi obat
• Ny. Sofi, 34 lemas , BAB hitam seperti aspal
dan nyeri ulu hati yang hilang timbul.
• Pasien juga rutin mengonsumsi antinyeri.
• Pemeriksaan fisik: KU tampak sakit sedang,
TD 120/70 N 80x/menit, T 36,5 C, abdomen
supel, nyeri tekan epigastrium (+), Bising usus
normal
• Diagnosis?
33. D. USG
• Nn. Fyan, 32 tahun, kuning , nyeri perut kanan
atas, mual muntah dan peminum alkohol
aktif.
• KU tampak sakit sedang, TD 100/70 N
80x/menit RR 20x/menit T 36,5 C, hepar
teraba 3 jari di bawah arkus kosta, nyeri
tekan kuadran kanan atas (+).
• SGOT 66 SGPT 61
• Pemeriksaan penunjang awal?
34. C. Kolitis ulseratif
• Tn. Jeffry, 32 tahun
• BAB berdarah lebih dari tiga kali per hari,
penurunan BB
• Pemeriksaan fisik: nyeri tekan pada kuadran
lumbar sinistra (+).
• Barium meal: leadpipe sign sepanjang kolon
sigmoid hingga rektum.
• Diagnosis?
35. B. AB, somatostatin
• Tn. SF, 56 tahun
• Muntah darah sejak 1 jam lalu.
• Riwayat penyakit kuning sejak 2 tahun lalu.
• KU tampak sakit berat TD 90/60 N 120x/menit
RR 22x/menit.
• Saat ini dokter jaga sudah melakukan tindakan
resusitasi.
• Tatalaksana farmakologi?
36. D. Ileus Paralitik
• Ny. UT, 33 tahun
• Keluhan BAB cair lebih dari 3 kali
• Dokter jaga memberikan obat penurun
motilitas usus

• Jika, overdose, yang tidak diharapkan adalah..


37. A. Kloramfenikol
• An. BY, 16 tahun
• Demam naik turun dengan suhu tertinggi
pada malam hari
• Pasien juga mengeluh lidah terasa pahit dan
sulit BAB, riwayat alergi obat golongan
Penisilin.
• Pemeriksaan fisik: N 65x/menit, lidah kotor
(+), nyeri tekan pada regio epigastrium
• Tatalaksana?
PADA ANAK-ANAK,
KONTRAINDIKASI
PEMBERIAN CIPROFLOXACIN
SEHINGGA YANG TERPILIH
ADALAH KLORAMFENIKOL
38. B. Laparotomi
• Nn. TN, 20 tahun,
• nyeri perut bagian kanan bawah, demam,
tidak enak badan dan mual.
• KU tampak sakit sedang, TD 120/70 N
72x/menit T 37,9 C.
• Distensi abdomen (+) nyeri tekan lepas (+)
Mcburney pain (+) Psoas sign (+) Rovsing sign
(+).
• Hb 12 Leukosit 14.500 Trombosit 167.000
• Tatalaksana definitif?
PERHATIKAN SOAL

PASIEN SUDAH MENGALAMI


PERITONITIS SEHINGGA PERLU
DILAKUKAN LAPAROTOMI (INSISI LUAS)

BELUM ADA TANDA PERITONITIS:


APPENDEKTOMI
39. C. Bahwa hasilnya menunjukkan
imunitas terhadap Hepatitis B
• Ny. TI, 35 tahun, adalah seorang perawat IGD,
datang untuk memeriksakan serologi hepatitis
B
• Riwayat tertusuk jarum suntik pasien dengan
HBs Ag reaktif (+)
• Pemeriksaan lab: HBs Ag (-), IgG HBc (-) IgM
HBc (-) dan anti HBs (+)
• Edukasi?
Serologi Hepatitis B
40. A. Ulkus duodenum
• Tn. MS, 55 tahun datang
• Nyeri ulu hati yang memberat sejak 2 minggu.
Menurut pasien, ketika pasien makan, rasa
nyeri membaik.
• Pasien juga sering terbangun pada malam
hari karena nyeri tsb.
• Pemeriksaan fisik: nyeri tekan epigastrium (+).
• Diagnosis?
INGAT

Nyeri-makan-nyeri: ulkus gaster

Nyeri-makan-baik: ulkus duodenum

Terbangun malam hari: ulkus duodenum

Th/ PPI 6-8 minggu


41. C. Labiopalatoskizis
• By. F, 5 hari, keluhan sulit minum susu dan
terdapat kelainan pada bibirnya sejak lahir.
• Pemeriksaan fisik: deformitas bibir (+), celah
langit-langit (+), rongga pada hidung (+)
• Diagnosis?
• Celah di bibir (labioskizis)
• Celah di langit (palatoskizis)
• Celah di gusi (gnatoskizis)
KAPAN DIREPAIR? RULE of TEN

BB
Usia
minimal
minimal
10 pon (5
10 minggu
kg)

Hb Leukosit
minimal minimal
10 g/dL 10.000
42. C. Kandidiasis Pseudomembran
• Tn. GK, 45 tahun, kesulitan dalam
pengecapan, riwayat konsumsi steroid jangka
lama (+), perokok aktif.
• Pemeriksaan fisik: plak putih pada mukosa
bukal yang dapat discrap, mukosa bukal
tampak eritem
• Diagnosis?
Terapi
• Nistatin oral
– 400.000-600.000 U per 6 jam untuk dewasa
– 200.000 U per 6 jam untuk bayi
43. B. Esophageal Aperistaltis
(Akalasia)
• Ny. FD, 35 tahun, sulit menelan makanan cair
dan padat
• Makanan terus terasa mengganjal di
kerongkongan.
• Pada pemeriksaan barium swallow ditemukan:
• Diagnosis?
44. A. Endoskopi
• Tn. YU, 45 tahun, muntah darah dan BAB
hitam seperti aspal, peminum alkohol aktif
dan perokok lebih dari 20 tahun.
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas
normal, nyeri tekan epigastrium (+)
• Diagnosis? Mallory weiss syndrome
45. B. Omfalitis
• By. HG, 5 hari, tidak mau menyusu, demam
dan tampak lemas.
• Pemeriksaan fisik: keadaan umum hipoaktif, T
39 C, pada regio umbilikus: sekret purulen,
eritema periumbilikal, distensi abdomen
• Diagnosis?
TATALAKSANA
• Ampisilin pada neonatus >2 kg: 7-150
mg/kgBB/ hari dibagi 3 dosis
• Gentamisin 5 mg/kgBB dibagi 2 dosis
• Debridement jika sudah ada komplikasi
necrotising fascitis
46. C. Berikan RL 600 ml dalam 30
menit lalu 1400 cc dalam 2,5 jam
selanjutnya
• An. HG, 7 tahun, mencret 58x per hari.
• Pemeriksaan fisik: anak hipoaktif, malas
minum, mata cekung dan turgor lambat.
• Berat badan anak 20 kg.
• Diagnosis: Diare dengan Dehidrasi Berat
• Tatalaksana?
47. E. HSP
• By. UH, 3 minggu, selalu muntah setelah
diberikan susu, bercampur dengan darah.
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas
normal, gizi kurang, teraba massa seperti
buah zaitun di bagian hipokondrium sinistra.
• Pemeriksaan barium meal: string sign (+),
double track sign (+).
• Diagnosis?
48. C. Intoleransi Laktosa
• An. DF, 2 tahun, mencret lebih dari tiga kali
per hari, kotoran berbau asam sejak
konsumsi susu formula.
• Pemeriksaan fisik: meteorismus (+) nyeri pada
abdomen ketika dipalpasi (+), eritema
perianal (+).
• Diagnosis?
49. C. IBS
• Tn. YK, 25 tahun, mencret terus menerus,
mencret diawali dengan keluhan sakit perut.
• Stressor (+)
• Keluhan hilang timbul dalam 4 bulan terakhir,
membaik ketika pasien BAB

• Diagnosis?
ROME III
• Nyeri abdomen atau sensasi tidak nyaman
berulang paling tidak selama 3 hari dalam
satu bulan pada 3 bulan terakhir dengan 2
atau lebih gejala berikut:
• Perbaikan dengan defekasi
• Onset terkait dengan perubahan frekuensi
buang air besar
• Onset terkait dengan perubahan bentuk
atau tampilan feses
50. E. Proktitis
• Ny. JK, 27 tahun, ingin BAB terus menerus,
dorongan di titik beratkan pada bagian anus.
• Riwayat hubungan badan lewat anal (+).
• Pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas
normal, eritem perianal, anus terasa nyeri (+),
perdarahan dari rektum (+)

• Diagnosis?
51. A. Hep B Akut
• Tn SH, 38 tahun, keluhan kuning, pasien juga
merasa lemas sejak 1 bulan lalu dan mual
muntah.
• Dari pemeriksaan laboratorium HbsAg (+),
IgM anti-HBc (+).
• Diagnosis?
Serologi Hepatitis B
52. C. Ca caput pankreas
• Tn. WD 57 tahun, nyeri ulu hati, BAB pucat,
penurunan berat badan drastis
• Konjungtiva anemis, sklera tampak ikterik,
nyeri tekan regio epigastirum, serta teraba
massa di epigastrium yang kesan keras.
• Serum ALT 89 AST 71 Bilirubin direk 14 dan
kadar CA 19-9 450
• Diagnosis?
53. E. Perforasi Usus
• Tn HJ, 29 tahun, penurunan kesadaran, sering
konsumsi antinyeri.
• 1 hari yang lalu pasien merasa seluruh perut
nyeri.
• Pada pemeriksaan didapatkan distensi seluruh
lapang abdomen, pada rontgen ditemukan
gambaran udara dibawah diafragma
• Diagnosis?
54. A. Atresia Bilier
• By. TG, 12 hari, kuning sejak lahir.
• Riwayat BAB dempul, urin gelap,
hepatomegali (+),
• SGOT SGPT meningkat, bilirubin direk dan
indirek meningkat

• Diagnosis?
Ikterus Neonatorum – Klasifikasi, Etiologi
• Ikterus Fisiologis • Etiologi
– Terjadi pada bayi aterm (5-6 – Produksi ↑ (hemolisis):
mg/dl) hematoma, ABO/Rh
– Onset ikterus setelah 24 jam inkompatibilitas, G6PD def,
pertama
sferositosis, polisitemia
– Puncak ikterus pada hari ke 3-
5 – ↓sekresi bil: prematur,
– Ikterus membaik dalam 1 hipotiroid, bayi ibu DM, def
minggu enzim konjugasi
• Ikterus Patologis – ↑sirkulasi enterohepatik:
– Dapat terjadi pada semua ↓asupan enteral
bayi
(breastfeeding jaundice),
– Onset ikterus <24 jam
stenosis pilorus, atresia usus,
– Puncak ikterus lebih lambat
MH
– Ikterus membaik dalam 2
minggu – Gangguan obstruktif:
kolestasis, atresia bilier, kista
koledokus
– Mekanisme campuran: sepsis
Atresia Bilier
• Gejala: ikterus, urin gelap, tinja akolik, aterm dan BBL
normal, perdarahan dan pembesaran liver,
pertumbuhan baik
• Patofisiologi: fibrosis dan obliterasi traktus biliaris
akibat proses inflamasi idiopatik yang destruktif dan
progresif, mulai dari duktus biliaris ekstrahepatik ke
intrahepatik  empedu terperangkap  kerusakan
sel hati  sirosis biliaris
• Pemeriksaan penunjang: peningkatan gamma GT
• Terapi: portoenterostomi (operasi Kasai)  efektif
sebelum usia 8 minggu. Jika sudah sirosis bilier 
transplantasi hepar
Panduan Pelayanan Medis Dept.IKA – RSCM.
55. E. Hirschsprung disease
• By SS, 4 hari, muntah berulang, menyemprot
• berwarna kehijauan khususnya setelah
menyusu. Menyusu berkurang dan sulit BAB.
• Pemeriksaan: distensi abdomen.
• Pemeriksaan barium enema ditemukan
tampakan saw tooth appearance
• Diagnosis..
56. B. Sindrom Hepatorenal
• Ny ST, 57 tahun dirawat sejak 3 hari akibat
muntah darah, oligouria. Pasien memiliki
riwayat hipertensi, hiperlipidemia, dan infeksi
hepatitis C.
• Pemeriksaan: asites dan nyeri perut saat
dipalpasi, edema di kedua tungkai.
• Kreatinin 5,14 mg/dL dan tidak membaik
dengan diuresis
• Diagnosis?
Sindrom Hepatorenal
• Komplikasi terjadinya gagal ginjal pada pasien
penyakit hati kronik, kadang-kadang berupa
hepatitis fulminan dengan hipertensi portal
dan ascites
57. C. NEC
• Bayi MR, 4 hari BAB encer campur darah.
• Bayi lahir 34 minggu, BB 2300 gram
• Saat ini bayi mendapat susu formula,
• PF didapatkan eritema pada dinding
abdomen dan suhu bayi 38,9 C

• Diagnosis?
58. B. Azitromisin
• An. HL, 7 Tahun
• BAB cair dengan frekuensi 4-7 kali per hari.
• Kotoran seperti air cucian beras, lendir (-)
darah (-)
• PF: bising usus meningkat
• Diagnosis: Kolera
• AB?
Kolera
• Azitromisin 12,5 mg/kgBB empat kali sehari
untuk anak anak
• Dewasa: azitromisin 4x250 mg per hari
59. D. Hemoroidektomi
• Tn. MK, 66 tahun, benjolan yang keluar dari
anus
• Awalnya benjolan dapat masuk secara
spontan, tetapi sekarang benjolan tidak bisa
masuk kembali
• Diagnosis: hemoroid grade IV
• Tatalaksana?
• I: Belum keluar
• II: Keluar masuk spontan tanpa bantuan
• III: Bisa masuk tapi dengan bantuan
• IV: Tidak bisa masuk

• I-II: konservatif
• III-IV: operatif
60. C. Hepatitis A dan riwayat
imunisasi hepatitis B
• Nn. FG, 21 tahun, kuning pada badan, mual
dan muntah, lemas, tidak nafsu makan, dan
demam.
• Seasrama (+).
• T 38,7C, sklera ikterik, konjungtiva anemis dan
hepatomegali.
• SGOT 511, SGPT 760, IgM anti HAV (+), anti
Hbs (+), HbsAg (-), IgM dan IgG anti-HBc (-),
Anti HCV (-)
• Makna hasil lab?
Serologi Hepatitis B
61. C. Abses Appendiks
• Tn. M, 34 tahun, nyeri perut sebelah kanan
bawah
• Demam dan mual muntah.
• Pemeriksaan fisik: T 38,9 C, nyeri saat
dipalpasi di fosa iliaka dextra, teraba massa
berfluktuasi di fosa iliaka dextra, rovsing sign
(+).
• Lab: Hb 14,7, leukosit 13500, trombosit
234000
• Diagnosis?
• Apendisitis abses terjadi bila massa lokal yang
terbentuk berisi nanah (pus), biasanya di fossa
iliaka kanan, lateral dari sekum, retrosekal,
subsekal dan pelvikal
62. A. Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)
• Nn. JY, 23 tahun
• Sariawan pada bibir atas
• Kumat-kumatan, sering konsumsi alkohol (+).
• Pemeriksaan fisik: ulkus dangkal berukuran 1
cm terasa nyeri
• Diagnosis?
• Stomatitis aftosa, juga dikenal
sebagai Stomatitis aftosa rekuren (SAR),
adalah jenis spesifik stomatitis yang muncul
dengan ulkus yang dangkal dan nyeri.
Rentang diameter ulkus ini dari bintik kecil
hingga 1 inchi (2,5 cm) atau lebih.
• Stomatitis mikotik atau lebih dikenal
sebagai kandidiasis oris yang disebabkan oleh
infeksi jamur
• Stomatitis herpetika adalah herpes simpleks
yang mengenai mukosa oral dan bibir, ditandai
dengan vesikel kekuningan yang pecah dan
menghasilkan ulkus tidak rata, nyeri
63. C. Angina Ludwig
• Tn. YT, 45 tahun, bengkak di daerah leher,
nyeri tenggorokan, riwayat cabut gigi (+).
• Pemeriksaan fisik: TD 130/80, N 100x/menit, T
38,7 C, RR 20x/menit, edema di
submandibula, nyeri tekan, drooling, trismus,
hot potato voice
• Diagnosis?
Angina Ludwig ialah infeksi ruang submandibula
berupa selulitis atau flegmon yang progresif
dengan tanda khas berupa pembengkakan seluruh
ruang submandibula, tidak membentuk abses dan
tidak ada limfadenopati, sehingga keras pada
perabaan submandibula

Etiologi tersering: Streptococcus


viridians dan Staphylococcus aureus
TATALAKSANA

Menjamin jalan napas yang stabil melalui


trakeostomi

AB: Penicillin-G dengan metronidazole

Drainase dipertimbangkan apabila


terdapat infeksi supuratif
64. D. Pada kasus non komplikasi,
penyakit ini merupakan kasus self
limiting
• An. JI, 5 tahun, bengkak pada pipi kiri, nyeri
menelan dan demam, teman-teman di kelas
pasien juga sebagian menderita hal yang
sama.
• Pemeriksaan fisik: T 38,6 C, bengkak pada pipi
kiri (+), kemerahan (+), fluktuasi (-)
• Dx: Mumps
• Pernyataan yang benar?
65. B. Diare
akut dengan dehidrasi ringan-sedang
• An. HY, 7 tahun
• BAB cair sebanyak 47 kali, tanpa darah dan
lendir.
• Diare sebanyak 1/2 gelas beling.
• Pemeriksaan: tampak gelisah, haus (+), mata
cekung, turgor kulit menurun
• Diagnosis?
66. A. Kolesistitis Akut
• Ny. SG 43 tahun
• Nyeri perut kanan atas
• Pemeriksaan: Berat badan 75 kg, tinggi badan
160 cm, TD 110/80, nadi 80x/menit, suhu
37,8oC, pernapasan 12 x/menit.
• Pada saat dokter melakukan palpasi abdomen,
pasien berhenti menarik napas dalam karena
nyeri/Murphy sign (+)
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s
sign

Demam - - + (low-grade) + (high-grade)

Ikterus - + - +
67. B. HIL Reponibilis
• Tn. IN, 76 tahun
• Benjolan pada lipat paha kiri yang hilang
timbul.
• Mengejan timbul, dan hilang saat berbaring.
• Terkadang benjolan sampai ke skrotum kiri,
fingertest akan teraba di ujung jari

• Diagnosis?
Finger test
• Bila impuls diujung jari berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
• Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis
Medialis.
68. C. Intoleransi Laktosa
• An. KI, 3 bulan
• BAB cair lebih dari 3 kali per hari.
• Konsumsi susu sapi (+)
• Pemeriksaan fisik: nadi 140x/menit, napas
40x/menit, suhu 36.5, ubun-ubun besar
cekung. Clini test (+).

• Diagnosis?
69. B. Endoskopi
• Nn. WT, 56 tahun
• Heartburn (+) setelah makan, penurunan BB
sejak 6 bulan terakhir (+), mual dan muntah.
• Keluhan ini sering kali berulang.
• TD 120/80, nadi 92x/menit, RR 20x/menit,
nyeri tekan epigastrium (+)

• Pemeriksaan Penunjang?
GEJALA ALARM ENDOSKOPI
Usia>45 tahun

Anemia

Turun BB

Odinofagia, disfagia

Hematemesis melena

Muntah terus menerus

Riwayat anggota keluarga Ca gaster

Teraba massa

Jaundice
70. E. Barium Enema
• Tn. DF, 33 tahun,
• BAB berdarah dan frekuensi > 3x/hari sejak 3
bulan lalu, pasien juga turun BB sejak 5 bulan
lalu dan lemas.
• TD 120/80 mmHg, HR 86x/menit, RR
20x/menit, suhu 36,5 C, CA (+/+)
• Radiologi?
• Curiga ke: Crohn Disease
Barium Swallow:
Barium enema:
Esofagus, gaster,
Kolon
duodenum
71. E. Morbus Hirschsprung
• 71. An. CO, 1 tahun, perut kembung.
• Keluhan demikian sering berulang sejak lahir.
• Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan
feses menyemprot

• Diagnosis?
72. B. Disentri Basiler
• Tn. YU, 34 tahun, BAB cair lebih dari lima kali,
demam, dan pada kotoran terdapat lendir
darah merah terang.
• Laboratorium: Hb 13, Leukosit 14500,
Trombosit 189000

• Diagnosis?
Kapan Perlu Antibiotik?
Karakteristik Diare Etiologi Terapi

Diare cair, kekuningan Rotavirus Rehidrasi, zink


Diare lendir darah dengan Shigellosis (disentri basiler) Ciprofloxacin 2x500mg (5
kram perut, demam hari), Kotrimoksazol 2x960mg
(5-7 hari)
Diare lendir darah, bau busuk Entamoeba histolytica Metronidazol 3x500-750 mg
(disentri amuba) (5-10 hari)
Diare berlemak, stetorea Giardia lamblia Metronidazol 3x250 mg (5
hari)
Diare seperti cucian beras Vibrio cholera Azithromisin
Anak-anak: 12,5 mg/kg, 4 kali
sehari selama 3 hari
Dewasa: 4x250 mg, 3 hari,
atau Tetrasiklin
Anak-anak: 12,5 mg/kg, 4 kali
sehari selama 3 hari
Dewasa: 4x500 mg, 3 hari

Diare akibat pemakaian Clostridium difficile Metronidazol


antibiotik kronik
73. B. Pasien menderita hepatitis B
Akut
• Tn. SL 32 tahun, kuning dan mual muntah.
• Hasil pemeriksaan serologi sebagai berikut:
HBsAg +, IgM anti HBc +, HBeAg +, anti-HBs -.

• Diagnosis?
Serologi Hepatitis B
74. B. Ulkus Duodenum
• Tn. RJ, 55 tahun, nyeri perut hilang timbul
yang membaik setelah makan dan sering
terbangun malam hari (+)
• Pasien memiliki riwayat minum alkohol dan
merokok.
• Pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva
anemis (+).
• Diagnosis?
• Gejala:
– Ulkus gaster: pain – food – pain
– Ulkus duodenum: pain – food – relieved
75.
• Ny. LK, 35 tahun, sariawan di mulut, riwayat
konsumsi pil hijau (+)
• Pemeriksaan fisik: mulut dengan bercak putih
yang bila diangkat terlihat dasar eritem

• Diagnosis: Kandidiasis Oral


Terapi
• Nistatin oral
– 400.000-600.000 U per 6 jam untuk dewasa
– 200.000 U per 6 jam untuk bayi
76. A. Dunphy sign
• Tn. JO, 26 tahun, nyeri ulu hati lalu pindah ke
kanan bawah
• Dokter meminta pasien untuk batuk lalu
dilihat apakah nyeri dirasakan bertambah.
• Susp. Appendicitis Akut
• Nama Pemeriksaan?
Pemeriksaan Fisik
• Blumberg Sign
• Nyeri yg muncul setelah penekanan pd abdomen dilepaskan
secara tiba-tiba (nyeri lepas). Indikasi peritonitis (lokal)
• Rovsing Sign
• Palpasi pada LLQ  nyeri pada RLQ (McBurney)
• Obturator Sign
• Nyeri RLQ saat internal/eksternal rotasi sendi panggul pada
posisi fleksi
• Psoas Sign
• Nyeri RLQ saat ekstensi panggul kanan
• Dunphy Sign
• Nyeri RLQ (sensasi tajam) saat batuk
• Ten Horn Sign
• Nyeri RLQ saat traksi lembut pada spermatic cord kanan
77. D. Omeprazol
• Tn. OP, 36 tahun, nyeri ulu hati berulang
• Pasien sudah minum ranitidin yang diberikan
ketika pasien berobat ke klinik, tetapi sejak 1
bulan ini tidak ada perbaikan

• Tatalaksana selanjutnya?
• Pendekatan STEP UP: H2RA jadi PPI
• Pendekatan STEP DOWN: PPI jadi H2RA
78. D. Misoprostol
• Ny. HR, 29 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10
minggu
• Muntah-muntah, sering menunda makan dan
konsumsi kopi sebelum sarapan.

• Obat yang harus dihindari?


• Analog Prostaglandin menyebabkan kontraksi
berlebih yang dpt menyebabkan abortus
79. B. Terapi Sinar
• By. JI, usia bayi 3 hari kuning di kepala dan
bayi lahir aterm, sesuai masa kehamilan
langsung menangis, APGAR score 8-9.
• Bilirubin direk 1 mg/dl, indirek 18 mg/dl.
• Konsumsi ASI kurang
• Tatalaksana?
80. E. Invaginasi
• An. HU, 7 tahun
• terdapat Massa seperti sosis pada abdomen.
• Pemeriksaan radiologi ditemukan gambaran
portio like sign
Khas pada intususepsi/invaginasi
• Pemeriksaan fisik:
INTUSSUSEPSI • Inspeksi: darm contour
• Invaginasi/masuknya bagian • Auskultasi: peningkatan
proksimal usus (intususeptum) ke bising usus, darm steifung
bagian yang lebih distal (intusipien) • Perkusi: hipertimpani
• Sering terjadi pada anak usia 6-12 • Palpasi: sausage mass,
bulan Dance sign
• Gambaran klinis: • Pemeriksaan radiologis:
• Awal: kolik yang sangat hebat • Foto polos abdomen:
disertai muntah. Anak menangis dilatasi usus proksimal
kesakitan. • USG: doughnut sign /
pseudo-kidney sign
• Lebih lanjut: kepucatan pada
telapak tangan, perut kembung,
tinja berlendir bercampur
darah (red currant jelly stool)
dan dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai