BRONKOSKOPI Edit 1
BRONKOSKOPI Edit 1
BRONKOSKOPI
Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam menjalani
kepaniteraanklinik senior di SMF Ilmu Kesehatan Paru
RSUD Dr. Pirngadi Medan
DISUSUN
OLEH :
Reka Maulidar (71170891383)
Meuthia Yolanda Jayantri (71170891414)
Sri Rahayu (71170891405)
Ayunda Tresia (1410070100018)
Rosa Saputri (1410070100119)
Rizki Amira (214210132)
Joko Risman Sipayung (214210056)
DOKTER PEMBIMBING
dr. Ahmad Aswar Sp.
Dokter Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paperini guna memenuhi
persyaratan mengikuti Persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Paru RSUD
Dr. Pirngadi Medan yang berjudul “BRONKOSKOPI”.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
Pekan Baru melaporkan telah melakukan tindakan bronkoskopi pada penderita
berbagai kelainan di paru dan menemukan 81,1% memperlihatkan gambaran
keganasan, 3 % peradangan, 30,89% menunjukkan mukosa infiltratif, 36,58%
stenosis infiltratif dan 32,53% massa intrabronkial intrabronkus.
Dengan berkembangnya teknologi peralatan dan keterampilan, belakangan ini
banyak dilakukan tindakan dengan BSOL sebagai sarana diagnostik, pem
antauan berbagai penyakit paru lainnya. Dimana karakteristik dan gambaran
bronkoskopi berbeda antara satu penderita dengan penderita yang lainnya, hal ini
tergantung pada jenis dan penyebab penyakitnya.
Pada bagian penyakit paru rumah sakit H. Dr. Pirngadi Medan, prosedur
tindakan bronkoskopi sering dilakukan dalam membantu menegakkan diagnosis
serta terapi, tetapi belum ada data yang lengkap mengenai karakteristik, jenis
penyakit serta gambaran yang didapat dari hasil bronkoskopi.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk melengkapi persyaratan tugas kepanitraan klinik stase paru Rumah
Sakit Umum Dr PIRNGADI Medan.
b. Tujuan Khusus
Memberikan penjelasan tentang pengertian bronkoskopi dan cara
pengunaan bronkoskopi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
7
alat tambahan untuk menyempurnakan teknik-teknik baru untuk evakuasi atau
pengeluaran benda asing. Ia juga mengembangkan dan menekankan pentingnya
prosedur untuk protokol keselamatan selama tindakan yang dilakukan dan teknik
ini masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1907 Jackson menerbitkan buku
monumentalnya yang berjudul “Tracheobronchoscopy, Esophagology dan
Bronchoscopy”. Jackson memahami pentingnya program-program pelatihan
endoskopi, dan mengajarkan kursus instruksional bronchoesophagology. Dia
dianggap sebagai Bapak Bronchoesophagology Amerika.
Tahun 1904, Jackson merubah bronkoskopi kaku, dengan menambah
ocular langsung, tabung suction dan ujung distal untuk pencahayaan atau
iluminasi. Jackson terus merancang dan membuatendoskopi baru serta alat-alat
tambahan untuk menyempurnakan teknik-teknik baru untuk evakuasi atau
pengeluaran benda asing. Ia juga mengembangkan dan menekankan pentingnya
prosedur untuk protokol keselamatan selama tindakan yang dilakukan dan teknik
ini masih digunakan sampaisekarang. Pada tahun 1907 Jackson menerbitkan buku
monumentalnya yang berjudul “Tracheobronchoscopy, Esophagology dan
Bronchoscopy”. Jackson memahami pentingnya program-program pelatihan
endoskopi, dan mengajarkan kursus instruksional bronchoesophagology.
Dia dianggap sebagai Bapak Bronchoesophagology Amerika.
Pada tahun 1950-an, perkembangan teknologi untuk fiber opticendoskopi
mulai berkembang. Sampai dengan pertengahan tahun 1960-an, bronkoskopirigid
banyak digunakan oleh ahli bedah. Pada tahun 1966 Shigeto Ikeda
memperkenalkan bronkoskopi fleksibel (FB) dengan teknologi pencitraan serat
optik. Hal ini merupakan revolusi dalam bidang bronkoskopi.
Kemampuan untuk flexi distal ujung bronkoskopi memungkinkan
bronchoscopist (operatorbronkoskopi) untuk mencapai ke hampir semua bagian
dari saluran nafas yang lebih kecil dari pohon tracheobronchial (segmen bronkus
atau saluran udara lebih kecil).
Sejak diperkenalkan penggunaannya pada tahun 1960-an oleh Shigeto
Ikeda, bronkoskopiserat optik telah meningkat kegunaannya, dengan kurang lebih
500.000 prosedur telah dilakukan di USA setiap tahunnya. FOB telah menjadi
8
prosedur yang tetap oleh ahli paru dan juga sebagai alatdiagnostik bagi ahli bedah
toraks, anestesi dan juga intensivist .
a. BRONKOSKOPIRIGID
Bronkoskopirigid merupakan alat yang berbentuk tabung lurus terbuat dari
bahanstainlesssteel. Panjang dan lebar bervariasi, tetapi bronkoskopi untuk dewasa
biasanya berukuran panjang 40cm dan diameter berkisar 9-13,5 mm, tebal dinding
bronkoskop berkisar 2-3 mm. Bronkoskopirigid biasanya dilakukan dengan
penderita di bawah anestesi umum.
Bronkoskopi rigid diindikasikan pada penderita dengan obstruksi saluran
nafas besar dimana dengan FOB tidak dapatdilakukan. Indikasi umum lainnya
adalah:
•Mengontrol dan penanganan batuk darah massif
•Mengeluarkan benda asing dari saluran trakeobronkial
•Penanganan stenosis saluran nafas
•Penanganan obstruksi saluran nafas akibat neoplasma
•Pemasangan sten bronkus
•Laser bronkoskopi
9
b.BRONKOSKOPI SERAT OPTIK LENTUR (BSOL)
Bronkoskopi serat optik lentur (BSOL) juga dikenal sebagai Fiber Optic
Bronchoscop (FOB), sangat membantu dalam menegakkan diagnosis pada
kelainan yang dijumpai di paru-paru,dan berkembang sebagai suatu prosedur
diagnostik invasif paru.
10
Yang termasuk indikasi terapeutik bronkoskopi antara lain:
•Dahak yang tertahan, gumpalan mukus
•Benda asing pada trakeobronkial
•Pemasanganstent pada trakeobronkial
•Dilatasi bronkus dengan menggunakan balon
•Kista pada mediastinum
•Kista pada bronkus
•Mengeluarkan sesuatu dengan bronkoskopi
• Brachytherapy
• Laser therapy
• Abses paru
• Trauma dada
• Therapeutic lavage (pulmonary alveolar proteinosis)
11
• High Positive end-expiratory pressure
12
tentang tindakan anestesi yang dilakukan dan efek anestesi yang dirasakan
penderita, puasa setelah menjalani tindakan bronkoskopi.
3. Menandatangani informed consent untuk tindakan yang akan dilakukan.
4. Melakukan evaluasi sebelum bronkoskopi untuk
mengklasifikasikan berdasarkan kondisi fisik penderita. Berhubungan
dengan kondisi fisik
penderita American Association of Anesthesiologysts (ASA) membuat
klasifikasi sebagai berikut :
13
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan prosedur adalah bronkoskop,
lampu, sikat sitologi, forsep biopsy, biopsi, mneedle aspiration catheter, suction,
oksigen, fluoroskopi (C-arm), pulse oxymetry, sphygmomanometer dan peralatan
resusitasi yang meliputi endotracheal tube serta monitor video.
14
bronkoskopi karena metaboliknya aktif dengan masa paruh panjang tetapi
peningkatan resiko kejang dan tidak disarankan untuk selaludigunakan. Naloxone
digunakan sebagai antidotum untuk sedasi narkotik dengan efek inhibitor
kompetitif.
Durasinya lebih pendek dibanding narkotik dan justru digunakan untuk
mengatasi overdosis opiat narkotik. Anestesi topikal pada traktus
aerogigestive atas, area glottis dan bronchial dapat diperoleh dengan aplikasi
lidokain, benzocaine tetracaine dan kokain. Lidokain paling banyak dipakai karena
onset cepat durasi pendek dan efek terapeutik lebar. Safety margin pada dosis < 7
mg/kg.
15
selesai dilakukan.
16
Perubahan peradangan meliputi :
• Hiperemis dan peningkatan vaskularisasi dari mukosa (berwarna gelap atau merah
muda atau bahkan merah). Mukosa bronkus normal berupa palepink atau berwarna
merah kuning.
• Pembengkakan (swelling). Pada peradangan ringan, tampak sedikit pinggir dari
karina tumpul dan buram atau kehilangan kontur sehingga tulang rawan bronkial
menonjol. Pada peradangan yang parah terjadi penyempitan mukosa.
• Sekresi Mukosa yang normal hanya sedikit menghasilkan lendir yang berguna
untuk pembersihan. Pada waktu peradangan, sekresi menjadi banyak dan sifat
sangat bervariasi, misalnya mukoid, tebal dan mukus yang kental (bronchitis
kronis), Mukus berupa plague (asma), pus/nanah (infeksi berat).
• Perubahan terlokalisir (localized changes) Reaksi lokal dapat dijumpai pada
kelainan seperti pneumonia, abses paru, TBC, aspirasi benda asing, bronkiektasis,
karsinoma, dan lain lain.
• Ascociated changes Terutama terlihat pada penderita Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK), dimana dijumpai submukosa atrofi, hipertrofi pada dinding
membran bronkiol.
17
Tuberkulosis dijumpai peradangan pada endobronkial, distorsi pada lumen
trakea/bronkus yang disebabkan limfadenofati ekstrabronkial.
• Distorsi anatomi oleh karena adanya tekanan eksternal pada trakeo bronkial,
biasanya disebabkan oleh limfadenopati sekunder berupa pelebaran sudut karina,
pembengkakan pada dinding trakea/bronkus utama.
• Keterlibatan dari dinding bronkial dengan distorsi lokal atau ulserasi dari mukosa
pada sebagian atau seluruh lumina.
• Pertumbuhan intraluminer mungkin merupakan awal dari intralumen itu sendiri,
dijumpai pelebaran atau ruptur dari kelenjar limfe sekunder melalui dinding
bronkial. Pertumbuhan intralumen bisa menutup lumen secara total atau parsial.
18
Tabel 1. Karakteristik Gambaran Bronkoskopi Tumor.
Tumor Karakteristik bronkoskopi
Karsinoma Berlobus/nekrotik,berwarna putih/krem, permukaan mukosa
tampak penonjolan pembuluh darah (engorged)
Karsinoid Berwarna merah cerry, bulat mudah berdarah
Kondromata Halus permukaan pucat konsistensi kasar
4. Miscellaneous
• Perdarahan bronkial. Dalam beberapa kasus batuk darah (hemoptisis),
pemeriksaan bronkoskopi memberikan gambaran normal. Pada perdarahan yang
masif dilakukan pembersihan dari trakeobronkial dengan normal salin untuk
membantu menemukan sumber perdarahan.
• Benda asing. Benda asing sering menyebabkan peradangan lokal, bahkan
menyebabkan infeksi yang luas dan kerusakan pada bronkial dan jaringan paru
distal. Benda asing dapat menghasilkan sekresi purulen. Sarcoidosis Tampak dua
gambaran utama,yaitu :
1. Pembesaran kelenjar getah bening, karina dan subkarina melebar dan distorsi
trakeobronkial.
2. Perubahan bentuk mukosa trakeobronkial, hiperemis dan sekresi yang
meningkat.
• Perubahan radiasi
Perubahan mengikuti pola umum: segera, reaksi peradangan akut, selanjutnya
penyusutan atau hilangnya tumor dengan berkurangnya peradangan, mukosa
pucat dan kontraktif jaringan parut setelah beberapa bulan dan terjadi fibrosis
pada daerah yang terkena.
• Trauma trakea, Dijumpai fraktur pada dinding trakea atau bronkus.
• Fistula Bronkopleura, Merupakan sekunder dari empiema, abses paru, pecahnya
kista paru, pneumotoraks, trauma atau pasca operasi. Pada gambaran
bronkoskopi tampak gelembung udara, waktu sekresi tampak gerakan
pernafasan.
19
• Amiloidosis, Jarang terjadi, dinding bronkial berwarna kuning/abu-abu yang
menyerupai gambaran carsinomatous infiltratif.
20
300 ml untuk mendapatkan material yang cukup dari alveolus.Sampel yang didapat
dilakukan pemeriksaan mikrobiologi dan sitologi.
4. Biopsi endobronkial
Biopsi dapat dilakukan dengan menggunakan forcep, dimana ujung dari
bronkoskop dekat dengan bidang visual lesi. Sampel yang didapat dilakukan
pemeriksaan histologi.
5. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)
TBNA merupakan tindakan invasif minimal yang bertujuan untuk
menegakkan diagnosis dan stage bronchogenik carcinoma dengan cara mengambil
sampel kelenjar limfe mediastinum dengan menggunakan jarum atau forcep. Ini
merupakan tindakan biopsi menembus trakeobronkus dengan jarum atau forcep
menembus lesi/kelainan yang menekan trakeobronkial (trakea, bronkus utama,
karina dan karina dua). TBNA juga dapat digunakan untuk mengambil sampel
perifer, submukosa dan endobronkial.American Thoracic Society (ATS)
membuat suatu sistem pemetaan untuk mengetahui lokasi kelenjar lymph.Untuk
mengambil sampel pada tempat yang letaknya perifer, TBNA dilakukan dengan
panduan fluroskopi untuk menentukan lokasinya.
6. Biopsi paru transbronkil
Maping Sistem Kelenjar Limfe Ini merupakan cara yang paling aman untuk
mendapatkan biopsi dari parenkim paru. Prosedur ini sangat membantu untuk
menegakkan diagnosis.
7. Biopsi lesi perifer
Tindakan ini dilakukan dibawah anestesi umum dengan menggunakan
instrument fibrescope yang halus.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
• Lymphadenopathy atau massa intrabronkial pada intra toraks
• Karsinoma bronkus
• Ada bukti sitologi atau masih tersangka
• Penentuan derajat karsinoma bronkus
• Follow up karsinoma bronkus
23
• Asma berat
• Hiperkarbia berat
• Koagulopati yang serius
• Bulla emfisema berat
• Obstruksi trakea
• High Positive endexpiratory pressure
24
DAFTAR PUSTAKA
25