TIM PENGUJI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan nikmat
yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti bisa menyelesaikan pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan semaksimal mungkin.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangka
Raya”.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat bagi peneliti dan pembaca
sekalian. Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih ada
kekurangannya mengingat keterbatasan kemampuan penulis dalam hal
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman, sehingga pada kesempatan yang baik
ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Sonedi, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangka Raya.
2. Ibu Nurhalina, SKM., M.Epid., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
3. Ibu Nurul Chusna, M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi D-III Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
4. Ibu Syahrida Dian Ardhany, M.Sc.,Apt selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan telah banyak
memberikan masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Evi Mulyani, M.Farm.,Apt selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
banyak membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Study D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangka Raya yang telah banyak memberikan
bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
7. Ibu dr. Erny Susilawaty selaku Kepala UPT Puskesmas Kereng Bangkirai dan
dr. Eka Fithria yang telah banyak memberikan dukungan dan masukkannya.
8. Semua pihak yang telah memberiakan bantuan dan masukan hingga
terselesaikannya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan
pembelajaran guna penyusunan untuk tugas yang akan datang. Akhir kata penulis
mengharapakan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian adalah salah satu bagian penting dalam pelayanan
kesehatan karena termasuk dalam upaya kesehatan untuk menghilangkan gejala
dari suatu penyakit, mencegah penyakit, serta menyembuhkan penyakit. Standar
Pelayanan Kefarmasian merupakan tolak ukur yang digunakan sebagai acuan
penyelenggarannya bagi tenaga kesehatan. Terpenuhinya harapan tersebut
diharapkan dapat memenuhi dari harapan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas Kereng Bangkirai
Kota Palangkaraya terhadap pelayanan kefarmasian. Metode penggumpulan
sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 89 responden.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari-Mei 2019 dengan menggunakan
kuisioner kepuasaan pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukan bahwa pasien di UPT Puskesmas Kereng Bangkirai Kota
Palangkaraya yang mendapatkan pelayanan kefarmasian secara keseluruhan
memiliki nilai rata-rata tingkat kepuasaan pasien yaitu 70,37% yang berarti pasien
merasa puas terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan berdasarkan
indikator pengukuran tingkat kepuasaan pasien.
ABSTRACT
Pharmacy services is one important element in the pharmaceutical services
as required in the majority of health efforts to eliminate the symptoms of an
illness, prevent disease, and to cure diseases. Standards of Pharmaceutical services
is a benchmark used as a guideline for pharmacy workers in organizing
pharmaceutical services. Complience to the standards in the pharmaceutical
services are expected to meet the expectations of patients, it is summary as the
patients satisfaction on pharmaceutical care. The aim this study was to identify the
patient satisfaction levelon pharmacy services in health centers Puskesmas Kereng
Bangkirai Palangkaraya. This research is descriptive research method accidental
sampling with a sample of 89 respondents, respondent present study is patients
who receive pharmacy services at health centers Kereng Bangkirai Palangkaraya.
Data collection took places Februari-May, 2019 using a questionnaire. The results
of the study patient satisfaction level to pharmacy services at health centers
showed Kereng Bangkirai Palangkaraya in value-average patient satisfaction rate
is 70,37% which means the patients are satisfied with the pharmaceutical services
provided.
2.5 Puskesmas
2.5.1 Pengertian Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat
yang selanjutnya disebut Puskemas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas
dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai sektor.
Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula dengan
menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan (Depkes RI,
2016).
Adapun pembangunan kesehatan yang diselengarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemanapun
hidup sehat;
2. Mampu menjangkau kesehatan pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
1. Paradigma sehat;
2. Pertanggung jawaban wilayah;
3. Kemandirian masyarakat;
4. Pemerataan;
5. Teknologi tepat guna; dan
6. Keterpaduan dan kesinambungan. (Depkes RI, 2014).
2.5.2 Tugas dan fungsi Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud dalam pasal 4 (empat)
Puskesmas menyelengarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
diwilayah kerjanya; dan
2. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri
atas:
1. Sistem udara ( ventilasi );
2. Sistem pencahayaan;
3. Sistem sanitasi;
4. Sistem kelistrikan;
5. Sistem komunikasi;
6. Sistem gas medik;
7. Sistem proteksi petir;
8. Sistem proteksi kebakaran
9. Sistem pengendalian kebisingan;
10. Sistem transportasi vertical untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai;
11. Kendaraan Puskesmas Keliling; dan
12. Kendaraan ambulans.
Adapun sumber daya manusia di Puskesmas terdiri dari atas tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis tenaga kesehatan paling sedikit terdiri
atas:
1. Dokter atau dokter layanan primer;
2. Dokter gigi;
3. Perawat;
4. Bidan;
5. Tenaga kesehatan masyarakat;
6. Tenaga kesehatan lingkungan;
7. Ahli tekhnologi laboratorium medic;
8. Tenaga gizi; dan
9. Tenaga kefarmasian (Depker RI, 2014)
2.5.3 Persyaratan Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Persyaratan Puskesmas yaitu dalam setiap kecamatan harus
terdapat adanya Puskesmas dan jika dalam kondisi tertentu pada sebuah
kecamatan dapat didirikan lebih dari satu puskesmas. Jika pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas. Pendirian puskesmas ini
juga harus dapat memenuhi persyaratan seperti lokasi bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.
1. Lokasi Puskesmas
Untuk lokasi pendirian pada puskesmas harus dapat memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Geografis;
b. Aksebilitas untuk jalur transportasi;
c. Kontur tanah;
d. Fasilitas parkir;
e. Fasilitas keamanan;
f. Ketersediaan utilitas pabrik;
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. Kondisi lainnya.
2. Bangunan Puskesmas
Pada bangunan puskesmas herus memenuhi persyaratan yang meliputi:
a. Persyaratan administrative, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja,
serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain;
c. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan
dan kesehatan serta kemudahan dalam memberikan pelayanan bagi semua
orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak, dan lansia.
Ketentuan mengenai bangunan ini tidak terpisahkan dari peraturan menteri,
dan selain itu juga setiap puskesmas harus memiliki bangunan rumah dinas tenaga
kesehatan. Yang didirikan dengan mempertimbangkan aksebilitas tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan (Depkes RI, 2014).
2.5.4 Kategori Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan
karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya, puskesmas dikategorikan
menjadi:
1. Puskesmas kawasan perkotaan;
2. Puskesmas kawasan pedesaan; dan
3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria
kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% penduduknya pada sektor non agraris, terutama
industry perdagangan dan jasa;
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop atau hotel;
3. Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik; dan
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Puskemas kawasan pedesaan merupakan puskesmas yang wilayah kerjanya
meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria
kawasan pedesaan sebagai berikut:
1. Aktifitas lebih dari 50% penduduk pada sektor agraris;
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, memiliki rumah sakit radius lebih dari 5km,
tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% ;dan
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan puskesmas
yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut;
1. Berada diwilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau, atau pesisir;
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim dan cuaca; dan
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, puskesmas dikategorikan
menjadi:
1. Puskesmas non rawat inap; dan
2. Puskesmas rawat inap.
Puskesamas non rawat inap adalah puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal.
Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2014).
2.5.5 Organisasi di Puskesmas
Puskesmas adalah merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala
puskesmas. Kepala puskesmas juga bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di
puskesmas (Depkes RI, 2014).
Organisasi dipuskesmas paling sedikit terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala Sub bagian tata usaha
3. Penanggung jawab unit kesehatan masyarakat (UKM) dan keperawatan
kesehatan masyarakat;
4. Penanggung jawab unit kesehatan perorangan (UKP), kefarmasian dan
Laboratorium.
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring pelayanan
fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2014)
2.5.6 Upaya Kesehatan Puskesmas
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014. Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat utama. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan essensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan essensial meliputi:
1. Pelayanan kesehatan lingkungan;
2. Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana;
3. Pelayanan gizi; dan
4. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifiksi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia dimasing-masing Puskesmas.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk :
1. Rawat jalan;
2. Pelayanan gawat darurat;
3. Pelayanan satu hari (one day care);
4. Homecare; dan/atau
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Untuk melaksanakan upaya kesehatn, puskesmas harus menyelenggarakan:
1. Manajemen puskesmas;
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
4. Pelayanan laboratorium (Depkes RI, 2014)
2.5.7 Sistem informasi Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014, setiap puskesmas wajib melakukan kegiatan system informasi
puskesma. Sistem informasi puskesmas dapat diselenggarakan dengan elektronik
atau non elektronik. Sistem informasi puskesmas paling sedikit mencakup:
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas dan jaringannya;
2. Survey lapangan;
3. Laporan lintas sektor terkait;
4. Laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya.
Sistem informasi dipuskesmas merupakan bagian dari sistem informasi
kabupaten/kota dalam menyelenggarakan sistem informasi di puskesmas.
Puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan puskesmas secara berkala
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota (Depkes RI, 2014).
2.6 Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya
2.6.1 Data demografi
UPT Puskesmas Kereng Bangkirai berlokasi di Jalan Mangku Raya No.10
Kelurahan Kereng Bangkirai Kecamatan Sabangau Kota Palangkaraya.
Diresmikan pada tanggal 09 Maret 2011 oleh Bapak Walikota Palangkaraya yang
asalnya merupakan Puskesmas pembantu yang berada di bawah Puskesmas induk
Kalampangan. Wilayah kerja UPT Puskesmas Kereng Bangkirai meliputi dua
kelurahan yaitu Kelurahan Kereng Bangkirai dengan luas wilayah sebesar 27.050
Ha, yang terdiri dari 3 RW dan 19 RT serta Kelurahan Sabaru dengan luas
wilayah sebesar 1.772 Ha, yang terdiri dari 3 RW dan 14 RT.
2.6.2 Jaringan Puskesmas
Sejak ditingkatkan menjadi UPT.Puskesmas Kereng Bangkirai pada tahun
2011, Puskesmas Kereng Bangkirai tidak mempunyai Puskesmas pembantu
maupun Polindes.
2.6.3 Jejaring Puskesmas
Pada wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai terdapat enam Bidan
Praktek Mandiri. Pihak-pihak yang terkait sebagai berikut merupakan mitra
Puskesmas Kereng Bangkirai dalam pelaksanaan kegiatan program Puskesmas.
Tabel 1. Daftar UKBM/ Mitra
No. Jenis UKBM/Mitra Jumlah
1. Posyandu Balita 13
2. Posyandu Lansia 3
3. Posbindu 2
4. POS UKK 1
5. TK/PAUD 13
6. SD/MIN 11
7. SLTP 1
8. SLTA 1
9. SLB 1
10. Pesantren 1
11. Panti Asuhan 1
12. Kader 40
13. PLKB 2
2.6.4 Ketenagaan
Berikut data ketenagaan berdasarkan pendidikan dan status kepegawaian
yang berada di UPT Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya.
Tabel 2. Jenis Ketenagaan
No. Jenis Ketenagaan Jumlah
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 1
3. Perawat 9
4. Bidan 8
5. Penyuluh Kesehatan 1
6. Nutrisionis 2
7. Analis Kesehatan 1
8. Asisten Apoteker 1
9. Tata Usaha 4
10. Perawat Gigi 3
11. Petugas Kebersihan 1
12. Pengemudi Ambulance 1
13. Petugas Keamanan 1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini hanya
bersifat menggambarkan tidak ada analisis yang sfesifik untuk pengolahan data
(Sani, 2016). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, untuk
mengetahui tingkat kepuasaan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di UPT
Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangkaraya .
n=
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (pada penelitian ini ditetapkan
10%)
n= =
P= 100
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Responden
100% : Pengali Tetap
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan saran
yang bisa menjadi masukan bagi Unit Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas
Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya sebagai berikut:
1. Bagi Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya:
a. Memenuhi harapan pasien agar ketersediaan obat dan Alkes tersedia dengan
lengkap sehingga tidak ada lagi pengambilan resep diluar;
b. Melengkapi ketersediaan brosur, leaflet dan poster sebagai informasi
kesehatan;
c. Membuat nomer antrian di apotek agar pasien yang mengambil obat sesuai
dengan nomer antri.
2. Bagi petugas kesehatan, khususnya bagi unit pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangkaraya perlu meningkatkan lagi
pelayanan kefarmasian kepada pasien sehingga pasien merasa puas terhadap
pelayanan yang diberikan.
3. Bagi pasien, diharapkan dapat memberikan masukan dan kritik yang
mendukung bagi peningkatan pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas
Kereng Bangkirai Kota Palangkaraya melalui kotak saran yang tersedia
dipuskesmas dan juga bisa melalui nomer wa yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik
Indonesia Nomer 29 Tahun 2004. Tentang Praktek Kedokteran. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia:Jakarta.
Novaryatiin, S., Ardhany, S.D. dan Aliyah, S. 2018. Tingkat Kepuasaan Pasien
terhadap Pelayanan Kefarmasian di RSUD Dr. Murjani Sampit. Borneo
Journal Of Farmasi. 1(1): 22-66
Sabarguna. 2008. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit Edisi Revisi. CV.
Agung Seto: Jakarta.
Saran :…………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
D3 (14 orang)
Mahasiswa (2 orang)
TP
Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 89 responden maka data 207 terletak pada
daerah Puas.
TP
SP
TP
b. Jumlah skor ideal untuk seluruh item pernyataan = 3 x 89 = 267 (SP)
(skor tertinggi)
Jumlah skor rendah = 1 x 89 = 89 (TP)
TP P SP
Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 89 responden maka data 207 terletak pada
daerah Puas.
TP
TP
TP
TP
TP
SP Sangat Puas 3 29 32 35 26 18 23 20 16
P Puas 2 60 57 54 62 66 63 69 70
TP Tidak Puas 1 0 0 0 1 5 3 0 3
Lampiran 7. Hasil perhitungan tingkat kepuasaan
Dimensi Pernyataan Perolehan Skor Tota %
Sangat Puas Puas Tidak Puas l Skor
skor terbes
ar
F (%) Sk F (%) Sk F (%) Sk
or or or
Responsiven Ketanggapan tenaga 29 87 60 12 0 0 207 77,53
es kefarmasian terhadap (32,58 (67,42 0 %
pasien %) %)
Emphaty Keramahan tenaga 32 96 57 11 0 0 210 78,65
farmasi ( (64,04 4 %
35.96% %)
)
Reliability Kejelasan tenaga farmasi 35 10 54 10 0 0 213 79,78
dalam memberikan (39,33 5 (60,67 8 %
informasi obat %) %)
Kelengkapan obat dan 18 54 66 13 5 5 191 71,54
Alkes (20,22 (74,16 2 (5,62 %
%) %) %)
Assurance Kecepatan pelayanan 26 78 62 12 1 1 203 76,03
obat (26,21 (69,66 4 (1,12 %
%) %) %)
Tangibles Kenyamanan ruang 23 69 63 12 3 3 198 74,16
tunggu (25,84 (70,79 6 (3,37 %
%) %) %)
Kebersihan ruang tunggu 20 60 69 13 0 0 198 74,16
(22,47 (77,53 8 %
%) %)
Ketersediaan brosur, 16 48 70 14 3 3 191 71,54
leaflet, poster dan lain- (17,98 (78,65 0 (3,37 %
lain sebagai informasi %) %) %)
obat/kesehatan
Jumlah 1611 603,3
Rata-rata 201,3 75,42
%
Lampiran 8. UPT Puskesmas Kereng Bangkirai
1. UPT Puskesmas Kereng Bangkirai