Skenario 2
“Patogenisitas Bakteri”
Universitas Jember
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok Jejas
dan Respon Imun Skenario 2.
Tutorial Blok Jejas dan Respon Imun ini merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib ditempuh di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Dengan selesainya laporan
kerja praktek ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-
masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I................................................................................................................................... 4
BAB II.................................................................................................................................. 5
BAB III................................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO 2
PATOGENISITAS BAKTERI
Oleh : drg.Tantin Ermawati, M.Kes
Rahma usia 21 tahun seorang mahasiswi baru, datang ke RSGM UNEJ untuk
berkonsultasi dengan dokter gigi tentang keluhan yang dialami. Rahma mengeluhkan gusinya
merah, sedikit membesar serta mudah berdarah saat menggosok gigi. Dokter menjelaskan
bahwa Rahma mengalami radang gusi. Radang gusi atau infeksi pada gusi disebabkan adanya
bakteri plak gigi. Bakteri bisa menginfeksi tubuh melalui port de entry; inokulasi, inhalasi,
ingesti, periodontal dan karies yang dalam. Mekanisme patogenisitas infeksi bakteri didalam
tubuh meliputi kolonisasi, invasi, mekanisme menghindari respon host, dan toksigenesis.
Dokter menyarankan untuk dilakukan perawatan agar tidak menjadi parah.
4
BAB II
1. Patogenesitas
Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit atau mekanime
perkembangan penyakit
Adalah kemampuan mikroba / patogen untuk menyebabkan suatu penyakit
pada organisme inang
2. Toksigenesis
Proses menghasilkan toksin atau racun yang dilakukan oleh mikroba atau
antigen
Ada 2 ekso dan endo – toksin
Dan ada juga enterotoksin
Kemampuan bakteri untuk menghasilkan toksin atau racun
3. Infeksi
Sebuah proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme yang masuk
kedalam bagian tubuh, seperti bakteri, virus, dan parasit
Kemampuan dari bakteri untuk menyerang dan menyebar
Suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit sehingga menyebabkan
gejala demam atau panas, sebagai reaksi tubuh untuk menghasilkan antigen
4. Invasi
Masuknya patogen, toksin kedalam selatau jaringan dan menyebar
Proses bakteri yang masuk kedalam sel inang atau jaringan dan menyebar ke
seluruh tubuh
Kemampuan bakteri untuk menyerang dan menyebar di suatu inang
Infeksi berkaitan dengan invasi, invasi dahulu baru infeksi
Dibagi menjadi dua ekstraselular dan intra selular, pada tahap invasi bakteri
difasilitasi oleh enzim invasin
5. Inokulasi
5
Pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri, jamur ke medium baru yang
dibuat dengan ketelitian yang sangat tinggi
Merupakan pemasukan bakteri, virus, atau vaksin kedalam tubuh melalui luka
dan tidak selalu menimbulkan infeksi
Merupakan penanaman bakteri yang dimaksudkan untuk mendapatkan
mikroorganisme murnii untuk kegiatan industri, pendidikan, dan kesehatan
6. Portde entry
Portal atau pintu masuk bagi mikroba atau bakteri masuk kedalam tubuh
7. Ingesti
Proses masuknya makanan kedalam tubuh melalui mulut
8. Radang Gusi
Sebuah inflamasi yang terjadi pada gusi, gejala: gusi bengkak, pendarahan
gusi, bau mulut, dan mual
Bentuk pertahanan pertama bagi tubuh (gusi) ketika terjadi penumpukan
bakteri atau antigen pada saku gusi
Bukan merupakan penyakit, melainkan proses pertahanan tubuh saat
mengetahui hal yang tidak dikenali, bisa dari trauma, mikraorganisme
9. Respon Host
Respon dari inang / tubuh
Respon dari suatu inang terhadap masuknya suatu mikroorganisme atau
bakteri
10. Kolonisasi
Merupakan proses dimana bakteri menempati dan bermultipikasi pada tempat
tertentu didalam tubuh manusia
Koloni = banyak sasi= pembentukan koloni sasi= pembentukan banyak bakteri
Dapat terjadi pada bakteri yang bersifat patogen maupun flora normal pada
tubuh
Terjadi ketika bakteri tumbuh dan membelah kemudian membentuk kolonisasi
11. Inhalasi
Proses masuknya udara atau oksigen kedalam saluran pernafasan
Penanganan pemberian obat dalam bentuk obat yang langsung masuk kedalam
paru paru
12. Periodontal
6
Suatu jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi untuk menyanggah gigi
Ginggiva, sementum, ligament periodontal, tulang alveolar
13. Karies
Infeks yang dapat menyebabkan gigi berlubang disebabkan oleh asam yang
dapat merusak struktur gigi
Kerusakan pada struktur jaringan keras gigi seperti enamel dan dentin yang
akan berlanjut menyerang ruang pulpa dan menyebabkan kematian syaraf
yang akan diikuti oleh lisis dari struktur organik
Streptococcus mutans merupakan bakteri utama penyebab karies
Suatu keadaan dimana gigi terdemineralisasi
1. Bagaimana cara bakteri menginfeksi inangnya melalui Inokulasi, Inhalasi, dan Ingesti,
Serta periodontal dan karies?
Inokulasi:
- Dari proses pembedahan
- Dari transfusi darah dan jarum suntik
Inhalasi :
- Patogen masuk melalui rongga hidung melalui jalur pernafasan
7
- Berbicara dengan orang yang mengidap penyakit dapat
menularkan penyakit tersebut
Ingesti :
- Bakteri yang masuk melalui makanan dan minuman yang kita
konsumsi sehari hari
Periodontal & Karies :
- Melalui pulpa yang disebabkan oleh karies yang sudah parah
- Melalui saku gusi
- Mukosa pipi
2. Bagaimana proses infeksi?
Mikroorganisme masuk kemudian melekat biasanya kepada epitel setelah itu
mikroorganisme tersebut akan memperbanyak diri, dan akhirnya merka akan
masuk ke aliran darah setelah memecah dinding dinding membran darah
melalui sistem limfatik dan akhirnya menyebabkan penyakit
Diawali oleh invasi mikroorganisme kedalam tubuh, bakteri akan mencari
tempat yang menguntungkan untuk dia melekat dan berkembang hingga
akhrnya menyebabkan penyakit.
Melekat : Adhesi, Memperbanyak diri : Kolonisasi, Masuk ke aliran darah :
Invasi, setelah invasi adalagi kehidupan intraselular baru perusakan jaringan
atau organ
Sebelum kehidupan intraselular tubuh akan melawan mikroorganisme tersebut
3. Bagaimana mekanisme adhesi bakteri didalam tubuh?
Proses menempelnya sel bakteri ke inang pada epitel, adhesi ada 2 vimbrial
dan avimbrial. Struktur dari perlekatan akan melekat pada sel inang.
Protein dari villi akan melekatkan bakteri pada sel inang, pada avimbrial
proteinnya berasal dari membran bakteri.
4. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri(koloni)?
Dengan bereprodaksi, transformasi, transduksi dan konjugasi
Transformasi : sebagai perpindahan DNA satu sel bakteri ke bakteri lain.
Transduksi : peristiwa dimana bakteri memperoleh DNA dari baktriofage.
Konjugasi : memindahkan materi genetiknya ke bakteri lain melalui kontak
langsung. Contoh : filli
5. Bagaimana mekanisme invasi bakteri didalam tubuh?
8
Dibagi menjadi dua cara ekstra seluler dan intra seluler
Ekstra seluler : terjadi apabila mikroba menyebar melalui seldarah maupun
jaringan limfatik, terjadi pada mikroba yang merusak barier jaringan untuk
menyebar kedalam tubuh ketubuh inang baik melalui pembuluh darah maupun
limfa
Intraseluler : terjadi apabila mikroba benar benar berpenetrasi pada sel inang
dan hidup didalamnya
Bakteri akan mengeluarkan suatu zat berupa enzim yaitu invasim
Enzim Hyaluronidase, lipase, nuklease.
6. Bagaimana mekanisme pertahanan host?
Tahap imunogen
Tahap presentasi antigen oleh sel penyaji antigen (Limfosit)
Kedua fase itu dipengaruhi oleh karakteristik invasi bakteri intaselular maupun
ekstraseluler
Tahap imunogen : tahap mengenali dimana limfosit T dan limfosit B akan
mengenali suatu pathogen
Bakteri merubah antigen di permukaan mukosa
Peradangan / Inflamasi
Fagositsis
Netralisasi Toksin
Opsonisasi : Melapisi antigen yang dilakukan oleh antibodi, komplemen,
fibronektin yang akan memudahkan proses fagositosis
Sistem imun sekretori : dilakukan oleh sistem pencernaan yang akan
mensekresi peptida untuk baterilisis (melisiskan bakteri)
Dari luar ada barier eksternal : Kulit, membran, mukosa
Sel natural killer : ?
Interferon : Hormon yang menangkal virus
7. Bagaimana mekanisme pertahanan bakteri?
Untuk dapat bertahan bakteri akan memproduksi sederofor yang akan
mengkelat besi sehingga dapat menangkal besi lebih cepat.
Bakteri ekstra seluler : ber-replikasi di luar sel
Bakteri Intra Seluler : kemampuan mempertahankan diri melalui 3 mekanisme
1. Mengahmbat fungsi lisosom pada vakuola yang berisi bakteri
9
2. Lipid mikrobakteria akan menghalangi perbentukan roy
3. Menghindari perangkat fagosom dengan menggunakan lipid sehingga tetap
bisa hidup bebas didalam sitoplasma
Beberapa bakteri ekstraseluler tahan terhadap proses fagositosis, dan ada yang
tidak karena bakteri memiliki kapsul yang memiliki polisakarida yang akan
mengelilingi dan melndungi dari fagositosis
8. Bagaimana mekanisme toksigenesis bakteri didalam tubuh?
Eksotoksin : toksin yang dilepaskan dari sel bakteri. dihasilkan oleh bakteri
yang masih hidup, dikeluarkan dari bakteri kesekelilingnya. Bersifat rsak oleh
pemanasan, dibuat oleh bakteri gram positif dan ada yang dari bakteri gram
negatif, dayakerjanya bersifat enzimatis dan dapat diubah menjadi toksoid.
Merupakan sumber protein. Tersusun atas molekul polipeptida
Endotoksin : bagian dari dinding sel luar bakteri dan berhubungan dengan
bakteri gram negatif sebagai bagian pokok dari dinding luar sel negatif. bagian
utama dinding sel bakteri gram negatif, toksin dihasilkan oleh bakteri yang
telah hancur. Bersifat tidak rusak dengan pemanasan, tidak memiliki efek
enzimatais, dibuat oleh bakteri gram positif dan tidak dapat diubah menjadi
toksoid. Merupakan mikroorganisme. Tersusun atas lipopolisakarida kompleks
dimana gugus lemaknya merupakan penentu tingkat toksinitas-nya. Lipid A
(bersift sebagai toksin) dapat menyerang pertahanan tubuh secara massive.
Toksoid : Racun yang tidak beracun dan dapat menjadi antibodi
9. Bakteri atau Mikroorganisme apa yang dapat menyebabkan patogenitas?
Phorpiromonas ginggivalis : Penyebab Ginggivitis
Streptococcus Mutans : Penyebab Caries
Staphylococcus aureus : Penyebab
E. Colli : penyakit di pencernaan
Salmonella Sp : dibagian usus, biasanya menghambat pencernaan sari-sari
makanan
Cigella Sp : Penyebab diare & Kejang – Kejang
10
Step 4 Mind Mapping
Bakteri
Portde Entery
Patogenesis Host
Kolonisasi
Invasi
Toksigenesis
Respon Imun
11
Step 5 Learning Objective
12
Muwarni, Sri.2015.Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner.Malang : Universitas
Brawijaya
c. Ingesti
13
2. MMM Mekanisme proses Patogenesis
a. Adhesi
Perlekatan pathogen pada permukaan sel hospes merupakan tahap awal yang
sangat penting pada tahap patogenesitas dan terjadinya penyakit. Tempat
perlekatan merupakan tempat masuknya mikroorganisme kedalam sel hospes.
Pathogen harus melekat pada permukaan jaringan sel hospes, terutama kekebalan
fisik. Mikroba yang masuk kedalam tubuh hospes tanpa disertai kemampuan
untuk melekat pada pada permukaan sel hospes maka: apabila masuk perinhalasi,
maka akan keluar bersama reaksi bersin atau batuk; apabila masuk per oral, maka
dengan gerakan peristaltik saluran pencernaan akan keluar bersamaan dengan
feses. Untuk hal tersebut, maka mikroorganisme dilengkapi dengan adhesion yang
memfasilitasi perlekatan pada permukaan sel hospes.
Adhesi pathogen terutama tersusun dari protein structural (glikoprotein atau
lipoprotein) permukaan seperti fili, fimbre, flagella, protein pada membrane luar,
atau glikokaliks. Reseptor pada permukaan sel hospes yang umumnya berupa
residu karbohidrat, misalnya manosa.
Adhesi N. gonorrhoeae, E. coli dan salmonella sp., adalah protein fili,
fimbrea; pada beberapa streptococci adalah protein non fimbre pada permukaan.
S. mutans melekat pada permukaan gigi menggunakan glikokaliks. Actinomyces
menggunakan fili untuk melekat pada S. mutans, sehingga bersama-sama denga
glikokaliks membentuk plak dental. Glikokaliks merupakan substansi kental yang
tersusun dari polisakarida dekstran.
Perlekatan dapat dihambat oleh normal flora komensal dengan cara
mengeblok reseptornya, dan mengganggu kolonisasinya dengan mengekskresikan
metabolit toksik, bakteriosin dan mikrosin. Yang diperankan oleh antibody
mukosak dan substansi antibakteri lainnya (defensin, lisozim, laktoferin, asam).
14
b. Kolonisasi
c. Invasi
Proses bakteri masuk kedalam sel inang / jaringan dan meneyebar keseluruh
tubuh, proses ini merupakan akses yang mendalam dari bakteri supaya dapat
memulai proses infeksi. Dibagi menjadi dua yaitu ekstraseluler dan intrasesluler. Pada
saat bakteri tahap invasi, bakteri akan mengeluarkan suatu zat berupa enzim yang
memfasilitasi peristiwa invasi yang disebut invasion. Invasi ini meliputi tahap-tahap
yaitu mikroba menghasilkan enzim pendegrasi jaringan, dan menghasilkan protease
igA (igA adalah antibody yang disekresikan pada permukaan mukosa). Setelah invasi,
mikroba mampu bertahan hidup dan berkembang biak dalam sel inang. Dalam
mempertahankan hidup bakteri harus dapat bersaing untuk mendapatkan nutrisi.
Setelah itu dapat menyebabkan rusaknya jaringan dan organ-organ tubuh.
Patogen menghasilkan beberapa metabolic enzim ekstraseluler yang berfungsi
untuk invasi kedalam sel hospes, yang disebut sebagai invasi. Invasi umumnya berupa
enzim, seperti streptokinase,kolagenase,hialuronidase,lipase, yang berfungsi untuk
infeksi pertama pada sel hospes dan untuk penyebaran, dengan cara merusak jaringan
sel hospes.
Beberapa bakteri melakukan invasi tanpa menyebabkan luka sel hospes, yaitu
dengan cara endositosis, seperti pada N. meningitides, N. gonnorrhoeae, salmonella
shigella, enteroinvasive E. coli.
Muwarni, Sri.2015.Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner.Malang : Universitas
Brawijaya
15
d. Respon bakteri terhadap Host
e. Toksigenesis
16
2. Eksotoksin
Beberapa bakteri gram positif dan gram negative memproduksi eksotoksin, yang
secara medic memiliki arti penting. Eksotoksin dihasilkan secara ekstraseluler pada
saat bakteri masih hidup.
Clostridium tetani menghasilkan tetanospamin yang bersifat neurlogik. Eksotoksin C.
tetani dikembangkan untuk imunisasi vaksin, yang disebut toksoid, merupakan
modifikasi toksin untuk menghilangkan sifat toksik pada toksin. C. botulinum
menghasilkan eksotoksin A,B,dan E yang dapat menyebabkan food poisoning,
beberapa eksotoksin bersama enzim C. perfringens dapat menyebabkan nekrosis,
hemolisis, merusak membrane mukosa sel hospes, sehingga terjadi penyakit gangren.
Eksotoksin Endotoksin
Diekskresikan dalam jumlah banyak oleh pemaintegral dalam didnding sel dilepaskan
sel bakteri hidup setelah bakteri lisis
Diproduksi terutama oleh bakteri gram Relative stabil, pemanasan > 60oC, tanpa
positif. Sifat toksik dapat hilang dari suhu kehilangan toksisitas
>60oC
Tersusun atas polipeptida dengan berat Tersusun oleh kompleks polisakarida
molekul 10.000 – 900. 000
Sangat antigenic , produksi antitoksin titer Imunogenitas rendah, namun protekstif
tinggi, yang dapat menetralisisrkan toksin
Dapat dibuat toksoid dan dapat digunakan Tidak dapat dimodifikasi menjadi toksoid
untuk imunisasi
Berikatan secara spesifik dengan resseptor Tidak berikatan secara spesifik dengan
reseptor
Tidak menyebabkan demam Menyebabkan demam
Disandi oleh gen plasmid Disandi oleh gen kromosomal
Umumnya toksin diberi nama sesuai dengan target organ dan akibat yang
dihasilkan. Enterotoksin, umum dihasilkan oleh mikroorganisme intestinal seperti
Vibrio cholera, enterotoxigenik E. coli.
17
Neurotoksin, seperti tetanus dan botulinum, mempunyai tropisme pada
jaringan syaraf. Toksin berikatan dan mengeblok terminal presinaptik system syaraf
pusat. Tetanospamin dapat menyebabkan Muscle spasm.
Sistem imun mempunyai sedikitnya 3 fungsi utama. Yang pertama adalah suatu
fungsi yang sangat spesifik yaitu kesanggupan untuk mengenal dan membedakan
berbagai molekul target sasaran dan juga mempunyai respons yang spesifik. Fungsi
kedua adalah kesanggupan membedakan antara antigen diri dan antigen asing. Fungsi
ketiga adalah fungsi memori yaitu kesanggupan melalui pengalaman kontak sebelumnya
dengan zat asing patogen untuk bereaksi lebih cepat dan lebih kuat daripada kontak
pertama. Mengatasi agen yang berbahaya di lingkungannya yaitu:
1. Pertahanan fisik dan kimiawi: kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat
melalui kelenjar keringat dan sebasea, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi airmata, air
liur, urin, asam lambung serta lisosim dalam air mata.
18
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat
mencegah invasi mikroorganisme seperti laktobasilus pada epitel organ.
3. Innate immunity.
e. Produksi interferon alfa (IFN α) oleh leukosit dan interferon beta (IFN β)
oleh fibroblast yang mempunyai efek antivirus.
a. Imunitas humoral
19
Produksi antibodi spesifik oleh sel limfosit B (T dependent dan non T
dependent).
b. Cellmediatedimmunity (CMI)
20
Bab III
Kesimpulan
Berdasarkan tutorial yang telah kami lakukan, berikut beberapa kesimpulan yang
kami peroleh. Bakteri masuk melalui beberapa cara yang disebut port de entry di antaranya
inokulasi, inhalasi, ingesti, periodontal, dsb. Mekanisme terjadinya patogenesitas dimulai dari
adhesi yakni penempelan bakteri pada inang, kemudian kolonisasi, invasi, kemudian respon
bakteri terhadap host, hingga toksigenesis. Adapun respon imun host terhadap bakteri
meliputi pertahanan fisik dan kimiawi, simbiosis dengan bakteri flora normal, innate
immunity, dan imunitas spesifik.
21
Daftar Pustaka
22