Mini Project
Mini Project
Disusun oleh:
dr. Rahmania Kannesia Dahuri
Pembimbing:
dr. H. Syaifullah
NIP : 19760125 2006041010
1. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ......................................................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus......................................................................................................... 4
1.4. Manfaat ............................................................................................................................. 5
1.4.1. Manfaat bagi Penulis ............................................................................................... 5
1.4.2. Manfaat bagi Puskesmas ......................................................................................... 5
1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat ........................................................................................ 5
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pembinaan tumbuh kembang anak merupakan salah satu upaya prioritas dalam
mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat,
cerdas, tangguh dan berbudi luhur. Mengingat jumlah anak di Indonesia sangat besar,
yaitu sekitar 10 persen dari seluruh populasi, maka sebagai calon penerus bangsa,
kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia perlu mendapat perhatian serius, yaitu
mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan
kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang. 3
3
disfungsi yang terjadi pada salah satu faktor, baik fisik ataupun psikis akan mengganggu
faktor lainnya. Apabila tidak dilakukan pemantauan dan dan deteksi tumbuh kembang
anak usia dini secara benar dan cermat, maka disfungsi tersebut dimungkinkan akan
menjadi kelainan permanen pada diri anak. 1,2,3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
- Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas Murung Pudak
- Puskesmas Murung Pudak dapat turut mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon
generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, tangguh dan berbudi luhur.
4
- Meningkatkan pemahaman dan keterampilan para tenaga kesehatan di puskemas
Murung Pudak, dalam hal pengetahuan mengenai karakteristik tumbuh kembang anak
usia dini.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
- Berperan serta dalam upaya deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
- Mengaplikasikan pengetahuan mengenai program deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak
- Melaksanakan mini project dalam rangka program internship dokter Indonesia
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1.2 Profil Puskesmas Murung Pudak
1. Sulingan
2. Pembataan
3. Mabuun
4. Maburai
5. Belimbing Raya
6. Belimbing
7. Kapar
8. Masukau
9. Kasiau
10. Kasiau Raya
2.1.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Murung Pudak
7
4. Masukau 18 48 82 221 169 89 627
Diambil dari: Puskemas Murung Pudak. Profil Puskesmas Murung Pudak Tahun
2011.
Usia (Tahun)
No. Desa/Kelurahan
<1 1-4 5-14 15-44 45-64 ≥ 65 Jumlah
1. Dokter Spesialis 0
8
2. Dokter Umum 2
3. Dokter Gigi 1
4. Perawat 9
5. Bidan Puskesmas 3
6. Bidan Desa 9
8. Asisten Apoteker 2
9. Analis 2
12. Sanitarian 3
13. Gizi 2
Jumlah 33
9
pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi sosial, kemandirian, intelegensia,
bahkan perkembangan moral. 1,6
Gangguan tumbuh kembang terjadi jika ada faktor genetik dan atau karena faktor
lingkungan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Peran
lingkungan sangat penting untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak
yaitu kebutuhan biopsikosial, terdiri dari kebutuhan biomedis/’asuh’ (nutrisi, imunisasi,
higiene, pengobatan, pakaian, tempat tinggal, sanitasi lingkungan dan lain-lain) dan
kebutuhan psikososial/asih dan asah (kasih sayang, penghargaan, komunikasi, stimulasi
bicara, gerak, sosial, moral, intelegensi dan lain-lain) sejak masa konsepsi sampai akhir
remaja. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita sebaiknya dilakukan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisis dan skrining perkembangan yang sistematis agar lebih
objektif. 1,3,6
Fungsi dari deteksi dini tumbuh kembang anak adalah untuk mengetahui
penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, upaya
stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi
yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya
tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat
tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal. 6
Pada pelayanan dasar, terdapat 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat
dikerjakan, yaitu: 1,3
10
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui status gizi
anak, serta lingkar kepala.
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui terdapat
penyimpangan dalam perkembangan, daya lihat, dan daya dengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetatahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian, serta
hiperaktivitas.
0 bulan ✔ ✔
3 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
6 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
9 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
12 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
15 bulan ✔ ✔
18 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
21 bulan ✔ ✔ ✔
24 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
30 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
36 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
42 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
48 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
54 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
11
60 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
66 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
72 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT : Checklist for Autism in Toddlers
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tanda * : Tes dilakukan atas indikasi
12
Keterangan:
TK : Taman Kanak-Kanak
LK : Lingkar Kepala
Tabel 5. Pelaksana dan Alat yang Digunakan pada Deteksi Dini Pertumbuhan
Diambil dari: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI, 2006. Hal. 41
13
Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas
kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu
Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
Lihat jarum timbangan sampai berhenti
Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
Jika anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di
tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
Gambar 1. Posisi anak dan petugas ketika dilakukan pengukuran panjang badan
o Cara mengukur dengan posisi berdiri
Anak tidak memakai sandal atau sepatu
Berdiri tegak menghadap kedepan
Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
14
Baca angka pada batas tersebut
15
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak
dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal disesuaikan dengan umur anak.
Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar
umur 12-27 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan
penilaian lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. 7
o Cara mengukur lingkar kepala anak
Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.
Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
Tanyakan tanggal lahir bayi / anak, hitung umur bayi / anak
Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan
jenis kelamin anak
Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang
Intervensi :
Jika ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit
16
2.5.2 Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang
digunakan adalah sebagai berikut : 1
Keterangan:
PADU : Pendidikan Anak Usia Dini
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
TK : Taman Kanak-Kanak
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
Tabel 6. Pelaksana dan Alat yang Digunakan pada Deteksi Dini Pertumbuhan
Diambil dari: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2006. Hal. 41
o Skrining Perkembangan
Menurut batasan WHO, skrining adalah prosedur yang relatif cepat, sederhana
dan murah untuk populasi yang asimtomatik tetapi mempunyai risiko tinggi atau
dicurigai mempunyai masalah. Blackman (1992) menganjurkan agar bayi atau anak
dengan risiko tinggi (berdasarkan anamnesis atau pemeriksaan fisik rutin) harus
dilakukan skrining perkembangan secara periodik. Sedangkan bayi atau anak dengan
17
risiko rendah dimulai dengan kuesioner praskrining yang diisi atau dijawab oleh
orangtua. Bila dari kuesioner dicurigai ada gangguan tumbuh kembang dilanjutkan
dengan skrining. 1,3
Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,
30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut,
minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.
Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan
KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. 6
18
ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
Perintahkan kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi anda pada
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk.”
Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya
ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
- Jawaban Ya : Bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau
pernah atau
sering atau kadang-kadang
melakukannya.
- Jawaban Tidak : Bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum
pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
19
C. Tes Daya Lihat ( TDL )
Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat
agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. 1,6
Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang
paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan
anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun. Tindakan
intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara
intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi
stimulasi perkembangan. 1,6
20
2.7 Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
21
BAB III
PENGKAJIAN MASALAH
22
2. Standar Operasional dalam melakukan deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak belum terlaksana dengan baik
Belum adanya Standard Operational Procedure (SOP) dalam melakukan deteksi
dan intervensi dini tumbuh kembang anak di Puskesmas Murung Pudak.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Puskesmas masih belum memiliki
pedoman dalam program deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak.
Puskesmas juga belum memiliki pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang anak yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Pada rekam medis pasien anak juga belum
terlampir mengenai status deteksi dini tumbuh kembang anak, sehingga evaluasi
deteksi dan intervesi dini tumbuh kembang anak menjadi sulit terlaksana.
3. Instrumen untuk program deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
yang masih belum lengkap di Puskesmas Murung Pudak
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis.
Instrumen untuk melakukan program deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
anak di Puskesmas Murung Pudak masih kurang lengkap. Puskesmas tidak
memiliki instrumen yang digunakan untuk skrining KPSP dan untuk tes daya
lihat. Puskesmas juga masih belum memiliki formulir KPSP atau KMME.
23
3.2 Analisis Masalah
Analisis masalah dilakukan untuk menentukan penyebab dari masalah
program deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di Puskesmas Murung
Pudak yang belum terlaksana sesuai standar. Kerangka konsep perlu dibuat untuk
mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah. Kerangka konsep
penyebab masalah disusun ke dalam diagram tulang ikan dengan masalah sebagai
keluaran suatu sistem yang melibatkan komponen masukan, komponen proses,
komponen lingkungan, dan komponen umpan balik.
Berdasarkan kerangka konsep dari masalah diatas, ditemukan penyebab
masalah dari setiap komponen. Analisis masalah tersebut dijabarkan melalui kerangka
konsep sebagai berikut :
Gambar 4. Diagram fishbone, sebab-akibat masalah dalam program seteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang anak
24
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
B. Money B. Money
Belum tersedianya anggaran Merencanakan rincian anggaran
untuk pelaksanaan program untuk program deteksi dan
deteksi dan intervensi dini intervensi dini tumbuh kembang
tumbuh kembang anak. anak
C. Method C. Method
Belum adanya standar Pembuatan SOP deteksi dan
operasional (SOP) dan intervensi dini tumbuh kembang
pedoman mengenai program anak dan penyediaan pedoman
deteksi dan intervensi dini deteksi dan intervensi dini tumbuh
tumbuh kembang anak. kembang anak.
D. Material D. Material
Belum tersedianya instrumen Penyediaan instrumen pelaksanaan
untuk pelaksanaan SDDTK. SDDTK.
25
2 Process
E. Plan E. Plan
Belum adanya perencanaan Membuat perencaan dengan dokter
untuk melakukan program pembimbing, kepala puskesmas dan
deteksi dan intervensi dini tenaga kesehatan mengenai
tumbuh kembang anak program deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak.
F. Organization F. Organization
Belum adanya pengurus dan Merencanakan pengurus dan
penanggung jawab untuk penanggung jawab untuk program
program deteksi dan intervensi deteksi dan intervensi dini tumbuh
dini tumbuh kembang anak kembang anak.
G. Actualization G. Actualization
Belum adanya sosialisasi Sosialisasi dan edukasi tenaga
mengenai deteksi dan kesehatan puskesmas mengenai
intervensi dini tumbuh program deteksi dan intervensi dini
kembang anak. tumbuh kembang anak.
3 Environment
Puskesmas belum memiliki Merencanakan kerjasama dengan
kerjasama dengan dinas dinas kesehatan terkait program
kesehatan mengenai program deteksi dan intervensi dini tumbuh
deteksi dan intervensi dini kembang anak.
tumbuh kembang anak.
26
4.2 Perincian Intervensi Pemecahan Masalah
Sosialisasi dan Pelatihan Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Tujuan : Puskesmas memiliki tenaga kesehatan yang terlatih dalam deteksi
dan intervensi dini tumbuh kembang anak.
Pelaksana : dr. Rahmania Kannesia Dahuri ( Dokter Internship )
Sasaran : Seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Murung Pudak
o Dokter di Puskesmas Murung Pudak sebanyak 2 orang
o Perawat di Puskesmas Murung Pudak sebanyak 7 orang
o Bidan di Puskesmas Murung Pudak sebanyak 3 orang
o Bidan desa di Puskesmas Murung Pudak sebanyak 5 orang
o Ahli gizi di Puskesmas Murung Pudak sebanyak 2 orang
Metode : Presentasi dan workshop yang bertema Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak.
Tempat : Puskesmas Murung Pudak
Waktu : Tentatif , Februari 2013
Fasilitas : Ruang presentasi, LCD proyektor, laptop
Anggaran :-
Kriteria Keberhasilan :
o Sasaran atau jumlah tenaga kesehatan yang hadir sebanyak
75%
o Terdapat peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan
puskesmas yang diketahui dari hasil pretest dan posttest
27
o Pembuatan flyer dan poster mengenai tumbuh kembang anak
dan pentingnya stimulasi, deteksi dini, dan intervensi tumbuh
kembang anak.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 0- 6 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 7-12 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 13-18 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 19-24 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 25-36 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 37-48 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 48- 60 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 60-72 bulan.
o Pembuatan flyer waspada autisme, gangguan konsentrasi, dan
hiperaktivitas.
Tempat : Puskesmas Murung Pudak
Waktu : Tentatif , Februari 2013
Fasilitas : Poster dan Flyer
Anggaran : Rp. 150.000
Kriteria Keberhasilan :
o Puskesmas memiliki poster dan master copy atau softcopy flyer mengenai
tumbuh kembang anak dan pentingnya stimulasi, deteksi dini, dan
intervensi tumbuh kembang anak.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 0- 6 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 7-12 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 13-18 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 19-24 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 25-36 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 37-48 bulan.
28
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi
Puskesmas memiliki master copy atau softcopy anak usia 48- 60 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 60-72 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer waspada autisme,
gangguan konsentrasi, dan hiperaktivitas.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI, 2006.
2. Depkes RI. Pedoman Kerja Puskesmas Mengacu Indonesia Sehat 2010. Jakarta, 2003.
3. Djauhar Ismail. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Diundur dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195604121983011-
ATANG_SETIAWAN/PERKEMBANGAN_ABK/DETEKSI_DINI_TUMBUH_KEMB
ANG_ANAK.pdf pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 09.53.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabalong 2011. Tabalong, 2011.
5. Puskesmas Murung Pudak. Profil Puskesmas Murung Pudak Tahun 2011. Tabalong, 2011.
6. Soedjatmiko. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Diunduh dari:
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/3-3-12.pdf pada tanggal 16 September 2012 pukul
9.26.
7. Riset Kesehatan Dasar 2007. Pedoman pengukuran dan Pemeriksaan. Badan Litbang dan
Pengembangan Kesehatan RI Departemen Kesehatan, Jakarta 2007.
30
31