Klasifikasi BPH
Klasifikasi BPH
Klasifikasi BPH
a. Derajat rectal
Derajat rectal dipergunakan sebagai ukuran dari pembesaran kelenjar prostat kea rah
rectum. Rectal toucher dikatakan normal jika batas atas teraba konsisten elastic, dapat di
gerakkan, tidak ada nyeri bila ditekan dan permukaannya rata. Tetapi rectal toucher pada
hipertropi pristat di dapatkan batas atas teraba menonjol lebih dari 1 cm dan berat prostat
diatas 35 gram.
Ukuran dari pembesaran kelenjar prostat dapat menentukan drajat rectal yaitu sebagai berikut :
1) Derajat 0 : ukuran pembesran prostat 0-1 cm
2) Derajat 1: Ukuran pembesaran prostat 1-2 cm
3) Derajat 2 : Ukuran pembesaran prostat 2-3 cm
4) Derajat 3 : Ukuran pembesaran prostat 3-4 cm
5) Derajat 4 : Ukuran pembesaran prostat lebih dari 4 cm
Gejala BPH tidak selalu sesuai dengan derajat rectal, kadang-kadang dengan rectal toucher
tidak teraba menonjol tetapi telah ada gejala, hal ini dapat terjadi bila bagian yang membesar
adalah lobus medialis dan lobus lateralis. Pada derajat ini klien mengeluh jika BAK tidak sampai
tuntas dan puas, pancaran urine lemah, harus mengedan saat BAK, nocturia tetapi belum ada
sisa urin.
b. Derajat klinik
Derajat klinik berdasarkan kepada residual urin yang terjadi. Klien disuruh BAK sampai
selesai dan puas, kemudian dilakukan kateterisasi. Urin yang keluar dari kateter disebut sisa urin
atau residual urin. Residual urin dibagi beberapa derajat yaitu sebagai berikut :
1) Normal sisa urin adalah 0
2) Derajat 1 sisa urin 0-50 ml
3) Derajat 2 sisa urin 50-100 ml
4) Derajat 3 sisa urin 100-150 ml
5) Derajat 4 telah terjadi retensi total atau klien tidak dapat BAK sama sekali
Bila kandung kemih telah penuh dank lien merasa kesakitan, maka urin akan keluar
secara menetes dan periodic, hal ini disebut Over Flow Incontinence. Pada derajat ini telah
terdapat sisa urin sehingga dapat terjadi infeksi atau cystitis, nocturia semakin bertambah dan
kadang-kadang terjadi hematuria.